7 research outputs found

    Penyusunan Peta Skematik Jalur Bus Jakarta City Tour Daerah Kajian: Kota Jakarta, DKI Jakarta

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Membuat peta skematik jalur bus Jakarta City Tour (2) Mengkaji tingkat pemahaman pengguna peta skematik jalur bus Jakarta City Tour. Metode yang digunakan untuk membuat peta skematik jalur bus Jakarta City Tour adalah dengan proses skematisasi yaitu proses mengubah peta konvensional menjadi peta skematik. Proses ini dilakukan dengan menyederhanakan jalur yang sudah ada dari existing map dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu relasi geometrik dan topologi jaringan. Peta skematik yang sudah jadi kemudian diujicobakan terhadap pengguna peta menggunakan proses wawancara untuk mengetahui tingkat pemahaman pengguna peta. Teknik pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling yaitu cara pemilihan responden (sampling) yang dilakukan secara kebetulan di lapangan. Hasil dari uji tingkat pemahaman pengguna peta terhadap peta skematik Jakarta City Tour secara umum adalah baik. Nilai rata-rata hasil uji diatas 76%, maka dari itu hasil uji termasuk dalam kelas baik. Hasil uji keterbacaan simbol dan uji keterbacaan peta menunjukkan bahwa pengguna peta mampu untuk memahami dan menggunakan peta skematik Jakarta City Tour meskipun masih terdapat simbol yang dianggap kurang sesuai oleh pengguna peta

    Pemetaan Kawasan Cagar Budaya Situs Candi Sambisari Menggunakan Metode Kite Aerial Photography (Kap)

    Full text link
    Indonesia memiliki banyak peninggalan budaya seperti candi yang saat ini sangat membutuhkan data spasial untuk melestarikan kawasan cagar budaya tersebut yang salah satunya dapat menggunakan data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh umumnya memiliki kendala – kendala seperti biaya yang mahal, waktu perekaman yang tidak tepat waktu, terkendala awan dan sulit mengenali objek yang berada di bawah permukaan tanah seperti Candi Sambisari. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan tujuan membangun sistem serta standar operasional dalam proses pra akusisi data, akusisi data hingga pasca akusisi data yang hasilnya diharapkan mampu menjadi alternatif perolehan data spasial yang memiliki resolusi tinggi dengan memanfaatkan salah satu metode penginderaan jauh yaitu Kite Aerial Photography (KAP) untuk pemotretan udara Candi Sambisari, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.Metode penelitian dengan akusisi data menggunakan wahana layang – layang (kite aerial photography) dibangun dengan wahana layang - layang Rokkaku, kamera canon power shoot 2500 IS yang dilengkapi sistem CHDK (Canon Hack Development Kit), picavet dan rig kamera sebagai mounting. Proses akusisi data dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan angin daerah penelitian. Proses pemotretan dilakukan secara otomatis dengan bantuan CHDK yang terinstal pada kamera. Proses pengolahan dilakukan dengan pemilihan foto, rekonstruksi foto, georegistrasi foto yang dibantu dengan data GCP melalui survei lapangan dengan GPS Geodetik, rektifikasi foto dan mosaik foto. yang akan menghasilkan DSM, dan Orthophoto.Hasil akusisi data yang didiperoleh dapat menghasilkan citra DSM (Digital Surface Model), Citra Orthophoto dan wujud bangunan 3 demensi. Citra DSM (Digital Surface Model) yang dihasilkan memiliki akurasi vertikal sebesar 97,37%, sedangkan citra Orthophoto memiliki akurasi horizontal sebesar 98,2% yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber data penginderaan jauh berupa dokumen serta peta kawasan konservasi candi yang relatif sederhana, murah, dan mutakhir

    Proarrhythmia in a non-failing murine model of cardiac-specific Na+/Ca2+ exchanger overexpression: whole heart and cellular mechanisms

    No full text
    The cardiac Na(+)/Ca(2+) exchanger (NCX) generates an inward electrical current during SR-Ca(2+) release, thus possibly promoting afterdepolarizations of the action potential (AP). We used transgenic mice 12.5 weeks or younger with cardiomyocyte-directed overexpression of NCX (NCX-Tg) to study the proarrhythmic potential and mechanisms of enhanced NCX activity. NCX-Tg exhibited normal echocardiographic left ventricular function and heart/body weight ratio, while the QT interval was prolonged in surface ECG recordings. Langendorff-perfused NCX-Tg, but not wild-type (WT) hearts, developed ventricular tachycardia. APs and ionic currents were measured in isolated cardiomyocytes. Cell capacitance was unaltered between groups. APs were prolonged in NCX-Tg versus WT myocytes along with voltage-activated K(+) currents (K(v)) not being reduced but even increased in amplitude. During abrupt changes in pacing cycle length, early afterdepolarizations (EADs) were frequently recorded in NCX-Tg but not in WT myocytes. Next to EADs, delayed afterdepolarizations (DAD) triggering spontaneous APs (sAPs) occurred in NCX-Tg but not in WT myocytes. To test whether sAPs were associated with spontaneous Ca(2+) release (sCR), Ca(2+) transients were recorded. Despite the absence of sAPs in WT, sCR was observed in myocytes of both genotypes suggesting a facilitated translation of sCR into DADs in NCX-Tg. Moreover, sCR was more frequent in NCX-Tg as compared to WT. Myocardial protein levels of Ca(2+)-handling proteins were not different between groups except the ryanodine receptor (RyR), which was increased in NCX-Tg versus WT. We conclude that NCX overexpression is proarrhythmic in a non-failing environment even in the absence of reduced K(V). The underlying mechanisms are: (1) occurrence of EADs due to delayed repolarization; (2) facilitated translation from sCR into DADs; (3) proneness to sCR possibly caused by altered Ca(2+) handling and/or increased RyR expression

    Chest pain due to coronary artery disease alters stress neuropeptide levels: Potential implications for clinical assessment

    No full text
    corecore