15 research outputs found

    Konservasi dan Effisiensi Air Pada Tahap Perancangan Bangunan Gedung Study Kasus Gedung Nobel (Water Efficiency and Conservation on the Building Construction Phase: A Case Study of Nobel Building)

    Get PDF
    Keputusan menteri No.2/PRT/2015, tentang bangunan hijau yang mempunyai 6 kinerja, diantaranya adalah hemat air melalui bijak tata guna lahan. Air sebagai sumber daya alam saat ini telah mengalami krisis setelah energi, maka pada tahap desain peranancangan bangunan gedung, konsep konservasi dan effisiensi air merupakan keputusan yang bijak dalam perancangan bangunan gedung. Umumnya wilayah urban dengan tingginya densiti bangunan, mengakibatkan area infiltrasi terbatas dan perilalaku pengguna bangunan sera pelaku konstruksi belum sadar bahwa air merupakan ancaman krisis kedua setelah energi. Konservasi dan effisiensi air bertujuan mendapatkan keseimbangan dan keberlanjutan ketersediaan air pada lingkungan tapak melalui desain tapak yang bijak, pemilihan peralatan toilet dengan eco-fitur, pemanfaatan air hujan dan air daur ulang. Metoda yang dilakukan (1) desain tapak yang bijak/ Appropriate Site Development ,(2) mengidentifikasi konsumsi air, identifikasi penggunan eco-fitur, kemempuan minimum suplai air pada tapak gedung Nobel dan curah hujan,(3) menganalisa dengan kajian standart SNI,Permen PU dan teori konservasi air untuk mendapatkan penghematan air pada gedung terebut. Dari hasil Analisa, teori dan standarisasi, maka saat musim hujan konsumsi air pada gedung Nobel hampir 90-100% tidak menggunakan sumber air tanah/PDAM, dan pada musim kemarau konsumsi air dapat direduksi 32%

    Pengaruh Disain Fasade Terhadap Efisiensi Energi (The Influence of Facade Design on Energy Efficiency)

    Get PDF
    Untuk mendapatkan efisiensi energi maka perlu mengantisipasi, salah satu cara melalui disain fasade yang baik. Beberapa disain fasade yang dapat digunakan adalah dengan kulit ganda (double skin), double glass, absorbing &reflective glass (kaca yang dapat meminimalisasi radiasi panas akibat cahaya matahari), menambahkan teritis (overhang) horizontal, vertical dan horizontal+vertical (egg crate). Untuk mengkaji apakah disain fasade tersebut dapat menghemat energi maka perlu mengetahui kinerja dari material yang digunakan. Salah satu metoda adalah dengan menghitung beban panas yang diderita oleh gedung akibat pengaruh radiasi cahaya matahari. Salah satu metode untuk menentukan beban panas dalam ruang adalah OTTV (Overall Thermal Transfer Value) yang sesuai dengan persyaratan SNI 6389-2011dan penilaian GREENSHIP terbaru.Studi ini merupakan bagian dari kajian green building yang dilakukan penulis dan tim kerja dalam studi green building pada Green Building Council Indonesia (GBCI). Pada kesempatan ini penulis mengambil sebagian kajian , yaitu pada bagian OTTV pada sebuah gedung kantor di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Dari hasil studi, didapat bahwa peran disain fasade sangat besar, karena menghubungkan ruang luar atau lingkungan sekitar dengan ruang dalam agar dapat beraktivitas dengan nyaman.Orientasi bangunan sangat memegang peran dalam mendesain fasade, terutama ketika memutuskan untuk penggunaan salah satu jenis elemen pelindung matahari (shading device). Maka untuk dapat menghasilkan penghematan energy (saving energy) yang maksimal masih diperlukan pertimbangan pada kemudah pekerjaannya, efisiensi biaya, biaya perawatan dan kemudahannya serta OTTV minimum ( persyaratan SNI dan juga Greenship yaitu 35 W/m2). Kata kunci: Fasade, Efisiensi energy, OTT

    Shading Device Design Based On Sun Position and Indoor Lighting Requirements

    Get PDF
    In certain decade, the shape of the building envelope looks similar to one another, in this case building with a glass veil in big cities for example those in Jakarta and in other tropical or four-season cities. Even though, a building was designed and built to accommodate human activities in that the space is comfortable to its maximum use. On the building orientation and protection against the sun, the following basic rules are applied: a. Open facade facing south or north to obviate direct sun radiation which will generate heat; b. In wet tropical climate protective for all building openings are required against direct and indirect sunlight, even the entire areas of the building. Besides that, it‘s necessary to use the study of sunlight angle by then the light protector and the building orientation can be correctly determined. To obtain an effective protective sunlight, every building facade should be separately reviewed. The same shape of sun-shade in all four building façade are irrational. The fall angle of sunlight can be determined by using graphics and the sun path diagrams (Lippsmeier).The architecture of the building must be empathetic, responsive, and resolvable. One of which is by integrating the energy efficient with that of environmentally friendly building. The use of natural lighting and ventilation in a residential building is one way of accommodating energy efficient, where the natural light is used as much as possible so as not to use artificial lighting during the day. This paper discusses building C, Campus A, Trisakti University as its focus of interest, with the purpose is planning the shade to protect the building from direct sunlight and heat radiation without obstructing the view. To protect openings from sunlight blocking so that it cannot directly get into the building, then the problem arises: what are the elements of the right sun-shades? Based on the research problem, descriptive method is used by tabulating data obtained from the plan, section, and detail measurement. Based on the data tabulation, the results then will be compared with the applicable standard value

    PENGARUH DISAIN FASADE TERHADAP EFISIENSI ENERGI

    Get PDF
    Untuk mendapatkan efisiensi energi maka perlu mengantisipasi, salah satu cara melalui disain fasade yang baik. Beberapa disain fasade yang dapat digunakan adalah dengan kulit ganda (double skin), double glass, absorbing &reflective glass (kaca yang dapat meminimalisasi radiasi panas akibat cahaya matahari), menambahkan teritis (overhang) horizontal, vertical dan horizontal+vertical (egg crate). Untuk mengkaji apakah disain fasade tersebut dapat menghemat energi maka perlu mengetahui kinerja dari material yang digunakan. Salah satu metoda adalah dengan menghitung beban panas yang diderita oleh gedung akibat pengaruh radiasi cahaya matahari. Salah satu metode untuk menentukan beban panas dalam ruang adalah OTTV (Overall Thermal Transfer Value) yang sesuai  dengan persyaratan SNI 6389-2011dan penilaian GREENSHIP terbaru.Studi inimerupakan bagian dari kajian green building yang dilakukan penulis dan tim kerja dalam studi green building pada Green Building Council Indonesia (GBCI). Pada kesempatan ini penulis mengambil sebagian kajian , yaitu pada bagian OTTV pada sebuah gedung kantor di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Dari hasil studi, didapat bahwa peran disain fasade sangat besar, karena menghubungkan ruang luar atau lingkungan sekitar dengan ruang dalam agar dapat beraktivitas dengan nyaman.Orientasi bangunan sangat memegang peran dalam mendesain fasade, terutama ketika memutuskan untuk penggunaan salah satu jenis elemen pelindung matahari (shading device). Maka untuk dapat menghasilkan penghematan energy (saving energy) yang maksimal masih diperlukan pertimbangan pada kemudah pekerjaannya, efisiensi biaya, biaya perawatan dan kemudahannya serta OTTV minimum ( persyaratan SNI dan juga Greenship yaitu 35 W/m2).Kata kunci: Fasade, Efisiensi energy, OTT

    Practical-Empirical Modeling on Envelope Design towards Sustainability in Tropical Architecture

    No full text
    The building envelope’s overall thermal transfer value (OTTV) is an essential aspect of creating sustainable and energy-saving architecture. The original OTTV formula makes it difficult for any user who is not an expert to calculate OTTV. Designers usually need an empirical formula to determine the design direction in the initial design stage. Instead of replacing the previous SNI (The Indonesian National Standard) 6389:2011, this paper will introduce several simple equations as empirical formulas covering solar factor (SF), effective shading coefficient (SCeff), and OTTV. Three hundred architraves units of facade models were investigated to make the formulas or equations. Regression analysis was used to make three practical formulas in this paper. The research validation consists of first and crossed-validation to determine the Root Mean Square Error (RMSE) and Average Percentage of Error (APE) between the rule of thumb and original equation of OTTV from the Indonesian standard. The results show that the RMSE is only 1.12 W/m2, while the APE is 1.05%. By these results, the empirical formulas can be implemented to be the rules of thumb in the first stage of the design process because the values of RMSE and APE are still under the design margin of thermal design in the building

    BUKAAN DINDING UNTUK MENDAPATKAN NYAMAN TERMAL

    No full text
    The condition of housing cooperatives in the villages Semanan Tempe, Cengkareng, West Jakarta, is currently experiencing a decrease in quality. Housing with an area of 12 hectares comprises 679 families, with an area of 21 M ² in the site of 90 M ² . 90% of the entire house is used for industrial. With the existence of a cottage industry, resulted in almost all homes is expanding. Then the air comfort problems arise because there is only a wall openings upfront house, left-right side of the house with a house attached to each other. This paper is the result of research using descriptive analysis method with quantitative approach. Variables used: a) aspects of ventilation (air flow, type of windows / jalousie); b) aspects of comfort (air temperature, humidity, wind speed). The object used was room in the house, and then grouped according to building orientation to wind. The results will be obtained thermal comfort level and thermal comfort in the house which is influenced by the aperture; the relationship of thermal comfort with the thermal comfort is influenced by the aperture, and the factors that trigger thermal comfort or discomfort due to changes in building function. Kondisi perumahan Koperasi Tahu Tempe di kelurahan Semanan, Cengkareng, Jakarta Barat pada saat ini mengalami penurunan kualitas. Perumahan dengan luas 12 Ha terdiri dari 679 KK, dengan luas bangunan 21 M² dan luas tapak 90 M². Dari seluruh rumah 90% digunakan untuk industri tahu tempe. Dengan adanya industri rumahan, mengakibatkan hampir seluruh rumah mengalami pengembangan. Maka timbul masalah kenyaman udara karena bukaan dinding hanya terdapat dimuka rumah, sisi kiri-kanan rumah saling dempet dengan rumah berikutnya. Tulisan ini adalah hasil penelitian yang menggunakan metoda analisis deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Variabel yang digunakan: a) aspek ventilasi (aliran udara, jenis jendela/jalusi); b) aspek kenyamanan (temperatur udara, kelembaban, kecepatan angin). Objek yang digunakan adalah ruang dalam rumah, kemudian dikelompokkan berdasarkan orientasi bangunan terhadap mata angin. Hasil yang akan didapat tingkat kenyamanan termal dan rasa nyaman termal di dalam rumah yang dipengaruhi oleh bukaan; adanya hubungan kenyamanan termal dengan rasa nyaman termal yang dipengaruhi oleh bukaan; dan faktor yang menjadi pemicu kenyamanan atau ketidak nyamanan termal akibat perubahan fungsi banguna

    Pembangunan Aplikasi Buku Resep Makanan Khas Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis Multimedia

    No full text
    Abstract. Indonesia, especially Yogyakarta Special Region, is one of  local and foreign tourist destination. In 2012, there are 2.360.173 tourists visiting Yogyakarta. Many local and foreign tourists like traditional food of Yogyakarta region so that they need information about that traditional food. The information about traditional food can invite tourists to know or even to try to make the traditional foods by themselves. Information about Yogyakarta Special Region traditional food set forth in a recipe book based multimedia applications. Yogyakarta Special Region Traditional food cookbook application-based multimedia is created by engaging existing multimedia elements, such as text, picture, sound, video, and animation. The result is this application successfully built and can help the tourists, both local and foreign, to find out information about traditional food in the area of Yogyakarta.Keywords: Tourists, Yogyakarta Special Region Traditional food, Multimedia Abstrak.  Indonesia khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara. 2.360.173 adalah jumlah wisatawan yang mengunjungi daerah Yogyakarta pada tahun 2012. Banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara suka dengan makanan khas daerah Yogyakarta sehingga mereka membutuhkan informasi mengenai makanan khas tersebut. Informasi tentang makanan khas ini dapat menambah pengetahuan wisatawan untuk semakin mengenal bahkan mencoba untuk membuat secara mandiri makanan khas tersebut. Informasi makanan khas daerah Yogyakarta dituangkan dalam bentuk aplikasi buku resep berbasis multimedia. Aplikasi buku resep makanan khas Daerah Istimewa Yogyakarta berbasis multimedia dibuat dengan melibatkan elemen-elemen multimedia yang ada seperti teks, gambar, suara, video, dan animasi. Hasil yang diperoleh adalah aplikasi ini berhasil dibangun dan dapat membantu para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengetahui informasi mengenai makanan khas yang berada di daerah Yogyakarta.Kata Kunci: Wisatawan, Makanan khas daerah Yogyakarta, Multimedi

    KONSERVASI ENERGI TERMAL DI DAERAH IKLIM TROPIS LEMBAB STUDI KASUS: GEDUNG C KAMPUS A, UNIVERSITAS TRISAKTI

    No full text
    Bangunan di pusat kota memberikan permukaan memantulkan dan menyerap radiasi panas matahari, yang berdampak pada peningkatan panas terhadap lingkungan yang beriklim tropis sehingga menambah kebutuhan untuk mendinginkan ruang dalam gedung. Apabila ventilasi alam tidak mencukupi maka dibutuhkan penghawaan buatan untuk mendinginkan ruangan supaya nyaman bagi penghuni gedung, berarti menambah biaya yang harus dikeluarkan untuk AC supaya nyaman beraktifitas.Tulisan ini sebagai studi awal penelitian yang mengangkat masalah pengaruh iklim tropis terhadap selubung bangunan dengan batasan penelitian salah satu aspek dari iklim yaitu cahaya matahari, studi kasus pada Gedung C kampus A Universitas Trisakti Grogol Jakarta. GedungC diambil untuk mewakili blok bangunan yang ada di Kampus A.Penelitian dilakukan dengan studi pustaka yang berkaitan dengan iklim dan sinar matahari kemudian berlanjut dengan studi kasus dengan meninjau posisi dan bentuk masa, pembayangan yang mengurangi cahaya matahari serta lingkungan sekitar gedung. Tujuan dan manfaat penulisan ini untuk membuktikan bahwa selubung dan posisi bangunan sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari, serta mengetahui nilai perpindahan panas pada gedung berdasarkan pada SNI 6389-2011, melalui rumus OTTV. Dari hasil perhitungan, maka diperlukan disain yang tepat pada bentuk dan jenis selubung, dan perlunya mempertimbangkan penggunanan material yang tepat untuk mendapatkan nilai transfer panas kedalam bangunan agar membantu meminimalkan kebutuhan energi pengkondisian udara buatan

    KONSERVASI DAN EFFISIENSI AIR PADA TAHAP PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG STUDY KASUS GEDUNG NOBEL

    No full text
    Keputusan menteri No.2/PRT/2015, tentang bangunan hijau yang mempunyai 6 kinerja, diantaranya adalah hemat air melalui bijak tata guna lahan. Air sebagai sumber daya alam saat ini telah mengalami krisis setelah energi, maka pada tahap desain peranancangan bangunan gedung, konsep konservasi dan effisiensi air merupakan keputusan yang bijak dalam perancangan bangunan gedung. Umumnya wilayah urban dengan tingginya densiti bangunan, mengakibatkan area infiltrasi terbatas dan perilalaku pengguna bangunan sera pelaku konstruksi belum sadar bahwa air merupakan ancaman krisis kedua setelah energi. Konservasi dan effisiensi air bertujuan mendapatkan keseimbangan dan keberlanjutan ketersediaan air pada lingkungan tapak melalui desain tapak yang bijak, pemilihan peralatan toilet dengan eco-fitur, pemanfaatan air hujan dan air daur ulang. Metoda yang dilakukan (1) desain tapak yang bijak/ Appropriate Site Development ,(2) mengidentifikasi konsumsi air, identifikasi penggunan eco-fitur, kemempuan minimum suplai air pada tapak gedung Nobel dan curah hujan,(3) menganalisa dengan kajian standart SNI,Permen PU dan teori konservasi air untuk mendapatkan penghematan air pada gedung terebut. Dari hasil Analisa, teori dan standarisasi, maka saat musim hujan konsumsi air pada gedung Nobel hampir 90-100% tidak menggunakan sumber air tanah/PDAM, dan pada musim kemarau konsumsi air dapat direduksi 32%.Kata kunci : Konservasi, Effisiensi, Air, Bangunan
    corecore