32 research outputs found

    Struktur Komunitas Moluska Di Vegetasi Mangrove Desa Kulu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara

    Get PDF
    Di daerah mangrove terdapat biota akuatik yang hidup berasosiasi dengan mangrove antara lain moluska, krustasea dan ikan. Moluska sangat banyak ditemukan pada daerah mangrove di Indonesia. Jenis-jenis moluska ini ada yang menempati akar dan ada juga yang mendiami batang mangrove antara lain famili Littorinidae dan yang menempati daerah lumpur di dasar akar antara lain famili Ellobiidae dan Pottamidae. Tujuan dari pernelitian ini yaitu untuk mengidenifikasi moluska yang berasosiasi dengan vegetasi mangrove; mendeskripsikan struktur komunitas melalui analisa nilai indeks keanekaragaman, kekayaan jenis, kepadatan, frekuensi, dominasi dan indeks nilai penting. Metode yang digunakan yakni, metode kuadran, dengan cara meletakan lima buah kuadran 1 x 1 meter pada masing-masing stasiun. Terdapat 11 spesies dari 8 famili yaitu, Littoraria scabra, Nerita planospira, Chicoreus capucinus, Nerita undata, Chrithidea cingulata, Terebralia sulcata, Telecopiun telescopium, Polymesoda expansa, Isognomon ephippium, Saccostrea cucculata, Anomalocardia squamosa. Nilai indeks keanekaragaman yaitu 2,060, nilai indeks kekayaan yakni 2,387, kepadatan 0,660 ind/m², frekuensi kemunculan bervariasi antara 0,067-0,667, nilai indeks dominasi yakni 0,152 dan indeks nilai penting tertinggi yakni Littoraria scabra 75,67 dan terendah terdapat 3 spesies yakni Polymesoda expansa, Saccostrea cucculata dan Anomalocardia squamosa dengan nilai indeks 3,54

    Nematosit Karang Scleractinia, Pocillopora Eydouxi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe, komposisi, dan dimensi nematosit dari Karang Scleractinia, Pocillopora eydouxi. Pocillopora eydouxi yang digunakan dalam studi ini berasal dari Pantai Malalayang, Manado. Dua tipe nematosit utama ditemukan pada Pocillopora eydouxi, yaitu holotrichous isorhizas (HI) dan microbasic p-mastigophore (MpM). Komposisi nematosit memperlihatkan bahwa HI lebih berlimpah dari MpM. Tipe HI memiliki panjang kapsul 63,38 ± 11,36 µm (mean ± SD) dan lebar kapsul 19,25 ± 4,60 µm (mean ± SD), sedangkan MpM memiliki panjang kapsul 27,05 ± 3,68 µm (mean ± SD), lebar kapsul 7,05 ± 1,88 µm (mean ± SD) dan panjang tangkai 19,59 ± 4,67 µm (mean ± SD). Hasil studi menyimpulkan bahwa Pocillopora eydouxi memiliki dua tipe nematosit utama, yaitu HI dan MpM, dan mengusulkan untuk diteliti lebih lanjut peranan dari ke dua tipe nematosit tersebut

    Vertical Distribution and Density of Coral Fungiidae on Malalayang Waters

    Get PDF
    Fungiidae known as a solitaire coral, attachment and also free living and has capability of individual move for migrate. Their mobility allows them to expand the area, providing a hard substrate for coral recruitment and shelter for other invertebrates. The objective of this study was to examine the density and distribution of fungiid corals in Malalayang waters. The data were collected from September to December 2012 at four different areas. The results of this study showed that the highest density of fungiid corals were occurred on the front reef study site and mostly by Fungia danai (0,62 ind/m2), compared with other species such as Herpolitha limax (0,25 ind/m2), F. paumotensis (0,19 ind/m2), F. fungites (0,18 ind/m2), F. granulosa (0,18 ind/m2) and with an aggregated pattern of distribution. Fungiid corals found in this study were mostly relatively more on the reef flat compared to the reef slope

    Distribusi Vertikal Karang Batu (Scleractinia) Di Perairan Desa Kalasey, Kabupaten Minahasa

    Full text link
    Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan distribusi vertikal karang scleractinia di perairan Desa Kalasey.Jumlah spesies yang ditemukan pada lereng terumbu berjumlah 48 dan pada rataan terumbu 38.Jumlah koloni pada lereng terumbu berjumlah 190 dan pada rataan terumbu 133.Spesies Porites lobata memiliki kepadatan relatif tertinggi pada lereng terumbu dan Favites halicora pada rataan terumbu, masing-masing dengan nilai 20%. Nilai indeks keanekaragaman menunjukkan keanekaragaman tinggi pada lereng terumbu (3,12) dan keanekaragaman sedang pada rataan terumbu (2,95). Secara umum, kedua loaksi tersebut memiliki pola penyebaran seragam. Hasil indeks kemerataan pada lereng terumbu 0,80 dan rataan terumbu 0,81. Kedua nilai tersebut digolongkan pada komunitas yang stabil

    Struktur Komunitas Karang Dan Biota Asosiasi Pada Kawasan Terumbu Karang Di Perairan Desa Minanga Kecamatan Malalayang II Dan Desa Mokupa Kecamatan Tombariri

    Get PDF
    Tujuan studi yaitu untuk mengetahui struktur komunitas biota karang dan biota asosiasi di kawasan terumbu karang. Data tutupan karang diperoleh dengan menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect) sedangkan untuk biota asosiasi diperoleh dengan menggunakan kuadran. Penelitian dilakukan pada dua lokasi yaitu di Desa Minanga Kecamatan Malalayang II dan Desa Mokupa Kecamatan Tombariri Provinsi Sulawesi Utara. Hasil yang diperoleh pada dua lokasi menunjukkan persentase tutupan karang yang sangat rendah. Biota pada Desa Minanga dan Desa Mokupa memiliki keanekaragaman sedang. Untuk kesamaan komunitas Ascidian dan Alga ditemukan sama, sedangkan Spons, Ekinodermata, Moluska serta Ikan berbeda pada kedua lokasi. Nilai Frekuensi biota pada Desa Minanga memiliki nilai tertinggi yaitu Ascidian yang terendah yaitu Krustasea dan Alga sedangkan nilai frekuensi pada Desa Mokupa memiliki nilai tertinggi yaitu Ascidian dan yang terendah yaitu Polikaeta dan Alga. Kepadatan Ascidian, Spons dan Moluska memiliki nilai tertinggi, sedangkan nilai terendah yaitu Ekinodermata, Krustasea dan Alga di Desa Minanga, sedangkan kepadatan Moluska memiliki nilai tertinggi sedangkan Ascidian, Spons, Alga dan Polikaeta memiliki nilai terendah di Desa Mokupa

    Distribusi Karang Lunak Di Perairan Teluk Manado Dengan Perbandingan Antara Kawasan Non Reklamasi Dan Reklamasi

    Get PDF
    Penelitian tentang distribusi karang lunak di Perairan Teluk Manado dengan perbandingan antara Kawasan Non Reklamasi dan Reklamasi telah dilakukan di Perairan Teluk Manado pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis karang lunak yang tersebar di perairan Teluk Manado khususnya di Pantai Kalasey serta mendeskripsikan kepadatan dan distribusi dari karang lunak.Pengambilan data dilakukan di perairan Malalayang pada daerah Non Reklamasi dan Reklamasi.Penelitian dimulai dengan melakukan survey awal di lokasi pengambilan data. Pada Setiap Lokasi penelitian mempunyai 3 stasiun pengamatan yaitu pada kedalaman 3 meter, 6 meter dan 9 meter, pengambilan data dilakukan dengan pencatatan bawah air menggunakan whotr plastic sheet dengan bantuan alat SCUBA dan kamera bawah air. Hasil analisis menunjukan bahwa kepadatan tertinggi terdapat pada daerah Reklamasi khususnya pada kedalaman 6 meter oleh Genus Xeniadengan nilai (K) 25.50 ind/m2 dan (KR) 95.39%.Untuk pola penyebarannya pada dua lokasi penelitian adalah mengelompok

    FORAMINIFERA BENTIK PADA TERUMBU KARANG PULAU BUNAKEN

    Get PDF
    Study of benthic foraminifera on the coral reefs of Bunaken Island, North Sulawesi Province, was carried out with the aim of providing information regarding the description, distribution and FoRAM Index values on the coral reef environment of Bunaken Island. Sediment sampling in the field was carried out at 5 stations around the island, each area has been plotted on the map, with 3 repetitions and using a SCUBA tool at a depth of 3-8 meters. From observations of sediment surface samples at 15 points in 5 stations spread over Bunaken Island, 5,770 benthic foraminifera specimens have been identified. 81 species from 26 genera of foraminifera were identified and they were then grouped into functional groups to obtain the FoRAM Index. The Index were ranged from 7.18 to 10.5. This indicates that the environment of the coral reef waters around the island is still in good condition. Keywords : Benthic Foraminifera, Coral Reef Ecosystem, Bunaken Island. ABSTRAK            Studi foraminifera bentik pada terumbu karang Pulau Bunaken Provinsi Sulawesi Utara dilakukan dengan tujuan untuk menyediakan informasi menyangkut deskripsi, peta sebaran dan nilai FoRAM Index pada lingkungan terumbu karang Pulau Bunaken. Kegiatan pengambilan sampel sedimen di lapangan dilakukan pada 5 stasiun di perairan Pulau Bunaken yang masing-masing areanya telah diplot dalam peta, dengan 3 kali pengulangan dan menggunakan alat SCUBA pada kedalaman 3-8 meter. Dari hasil pengamatan terhadap sampel sedimen permukaan dasar perairan pada 15 titik dalam 5 stasiun tersebar di Pulau Bunaken telah teridentifikasi sebanyak 5.770 spesimen foraminifera bentik. Hasil identifikasi foraminifera tersebut diperoleh 81 spesies foraminifera bentik yang termasuk dalam 26 genus. Spesies-spesies ini kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok fungsional untuk mendapatkan FoRAM Index, dan diperoleh kisaran 7,18-10,5. Nilai ini mengindikasikan bahwa lingkungan perairan terumbu karang di sekitar pulau tersebut ada dalam keadaan masih baik dan sehat. Kata Kunci : Foraminifera Bentik, Ekosistem Terumbu Karang, Pulau Bunaken

    Acanthuridae in Bitunuris Waters Talaud Islands

    Get PDF
     This study aims to determine the species of fish from the Acanthuridae family in Bitunuris Village, Salibabu Island, Talaud Islands Regency. Fish samples were caught using monofilament gill nets with a mesh size of 1.5 inches, net length of 15 m, and net height of 2 m. Sampling was carried out in April and May 2021. A total of 63 individuals were caught consisting of nine species. Acanthurus nigrofuscus 40 individuals, 10.0-17.0 cm in length and 18-77 g in weight. Acanthurus lineatus three individuals, 9.4-17.7 cm in length and 17-96 g in weight. Acanthurus triostegus is seven individuals, 9.3-12.4 cm in length, and weighs 21-55 g. Acanthurus nigricans two individuals each measuring 13.9-13.9 cm in length and weighing 67-70 g each. One individual Ctenochaetus cyanocheilus, a total length of 10.3 cm, and weight of 29 g. Naso lituratus four individuals, length 15.1-17.7 cm and weight ranging from 68-115 g. Naso brevirostris one individual measuring 23.0 cm in length and weighing 186 g. One individual Naso brachycentron, 24.5 cm in length and 172 g in weight. Zebrasoma scopas four individuals, 12.1-15.8 cm in length and weighing 54-105 g.Keywords: Species, gill nets.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies ikan Famili Acanthuridae di Desa Bitunuris Pulau Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud. Sampel ikan ditangkap menggunakan jaring insang monofilamen dengan ukuran mata jaring 1,5 inci, panjang jaring 15 m, tinggi jaring 2 m. Pengambilan sampel dilakukan pada April dan  Mei 2021. Sebanyak 63 individu yang tertangkap terdiri atas sembilan spesies.  Acanthurus nigrofuscus 40 individu, panjang berkisaran 10,0-17,0 cm dan berat 18-77 g.  Acanthurus lineatus tiga individu, panjang berkisaran 9,4-17,7 cm berat berkisaran 17-96 g.  Acanthurus triostegus  tuju individu, panjang 9,3-12,4 cm dan berat berkisaran antara 21-55 g.  Acanthurus nigricans dua individu masing-masing ukuran panjang 13,9-13,9 cm berat masing-masing ukuran 67-70 g.  Ctenochaetus cyanocheilus satu individu, panjang total 10,3 cm dan  berat 29 g.  Naso lituratus empat individu, ukuran panjang 15,1-17,7 cm berat berkisaran 68-115 g.  Naso brevirostris satu individu ukuran panjang 23,0 cm memiliki berat 186 g.  Naso brachycentron satu individu,  panjang 24,5 cm dan berat 172 g.  Zebrasoma scopas empat individu,  panjang 12,1-15,8 cm dan  berat 54-105 g.Kata Kunci: Spesies, jaring insang

    Length-Weight Relationship and Gonad Maturity of Marble sleeper Oxyeleotris marmorata (Bleeker, 1852) in Tondano Lake North Sulawesi

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the length-weight relationship and gonad maturity of Betutu fish (Oxyeleotris marmorata) in Lake Tondano. Fish samples were caught using gill nets and lift nets in Lake Tondano. Total catches of 240 individuals. The legth-weight relation of male fish is W = 0.0094 L3.14 positive allometric growth pattern. Female female fish obtained W = 0.0104 L3.11 positive allometric growth patterns. The condition factor for male fish is 1.46 male and 1.47 female respectively. All levels of gonad maturity (I, II, III, IV and V) were found in each sample both in August and September. The size of the first mature male male fish is 219 ± 3 mm (range in size 216-222 mm) and female fish 171 ± 3 (range in size 169-174 mm).Keywords: Length-Weight, gonad maturity, Tondano Lake ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan panjang-berat dan kematangan gonad ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) yang ada di danau Tondano. Sampel ikan  ditangkap menggunakan jaring insang dan jaring angkat di danau Tondano. Total hasil tangkapan  240 individu. Hubungan panjang-berat ikan betutu jantan yaitu W = 0,0094L3,1394 pola pertumbuhan allometrik positif. Ikan betutu betina didapatkan W = 0,0104L3,1137 pola pertumbuhan allometrik positif. Faktor kondisi ikan betutu jantan masing-masing sebesar  1,46 ikan jantan dan  1,47 ikan betina. Seluruh tingkat  kematangan gonad (I, II, III, IV dan V) ditemukan pada setiap sampel baik pada bulan agustus maupun bulan September.  Ukuran pertama kali matang ikan betutu jantan yaitu   219 ±3 mm (kisaran ukuran 216-222 mm) dan ikan betina  171±3  (kisaran ukuran 169-174 mm)Kata Kunci: Panjang-berat, kematangan gonad, Danau Tondan
    corecore