6 research outputs found

    Selection of Mozzarella Cheese Whey Native Yeasts with Ethanol and Glucose Tolerance Ability

    Get PDF
    The research aimed to determine the native yeast on mozzarella cheese whey that has glucose and ethanol tolerance ability. The research did experimentally and the data analyzed descriptively. Native yeasts isolated from 1 ml mozzarella cheese whey with using a modification of Potato Dextrose Agar/PDA (Oxoid Ltd.) with the addition of 3% Yeasts Extract/YE (Kraft Foods) and 10 ppm amoxicillin. The yeasts identified for macroscopic and microscopic characteristics then tested with RapID Yeast Plus System. The ability in tolerate ethanol and glucose contents tested by grown the yeasts on modified Nutrient Broth/NB (Oxoid Ltd.) with 3% Yeasts Extract/YE (Kraft Foods) and 10 ppm amoxicillin then added with glucose monohydrates (10%, 20%, 30%) or ethanol (10%, 20%, 30%) and incubated for 72h at room temperature (23-28°C). Optical density (OD) read for UV absorbance at 600 nm using UV-Vis spectrophotometer every 24h until 72h. Results showed that six native yeasts isolated and identified as C. tropicalis three isolate, Tri. beigelii two isolates and Blast. capitatus is one isolate. The best isolates with highest OD at 30% glucose concentration (2.215) gained by C.tropicalis (a), while the highest OD at 30% ethanol concentration (0.508) shown by C.tropicalis (f).

    Pengaruh Nisbah C/N Campuran Feses Itik Dan Serbuk Gergaji (Albizzia falcata) Terhadap Biomassa Cacing Tanah Lumbricuss rubellus

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh nisbah C/N campuran feses itik dan serbuk gergaji (Albizzia falcata) sisa proses pembuatan pupuk organik cair terhadap biomassa cacing tanah  Lumbricus rubellus. Metode yang digunakan dalampenelitianiniadalahmetodeeksperimen di laboratoriumdenganmenggunakanRancanganAcakLengkapmenggunakan5perlakuan, yaitu T1= nisbah C/N 15, T2 = nisbah C/N 20, T3= nisbah C/N 25, T4= nisbah C/N 30 dan T5 = nisbah C/N 35dengan4 kali ulangan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran feses itik dan serbuk gergaji denganberbagainisbah C/N berpengaruh nyata terhadap biomassa cacing tanah lumbricus rubellus. Perlakuan C/N 25menghasilkankandungan rata-rata biomassa cacing tanahtertinggiyaitusebesar127 gram.Kata kunci : nisbah C/N, feses itik, serbuk gergaji, cacing tanah lumbricus rubellus

    Comparative Analysis of Three Implementation Model of Policies: Case Study in Acid Mine Drainage Management Policy in Indonesia

    No full text
    Policy implementation is one of the main elements of public policy to ensure that policy is successful in resolving all concerns and promoting the efforts made by the organization as a policy implementer. The implementation of public policies can be influenced by several factors, such as limited budget and human resources, lack of socialization, low commitment of authorized officials, including supervision and sanctions that have not been implemented properly. There are many models of public policy implementation, but policy implementation is still ineffective, especially in environmental policies. Some studies have been performed on the development of a policy implementation model with a range of methods and principles, three of them are policy implementation models developed by Van Horn-Van Meter; Grindle; Mazmanian and Sabatier. Those three methods are used respectively according to the existing conditions with different levels of achievement. The objective of this article is to assess the best model of policy implementation related to Acid Mine Drainage management policy of coal mining operations in Indonesia through a comparative study review. The results of the analysis show that the model developed by Mazmanian Sabatier is the most appropriate model to implement the policy of Acid Mine Drainage in Indonesia

    Reduksi Abamektin Pada Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) Melalui Proses Pengolahan Tepung Cacing (Abamectin Reduction At Eartworm (Lumbricus Rubellus) Trough Eartworm Meal Processing)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi residu abamektin pada cacing tanah (Lumbricus rubellus) melalui proses pengolahan tepung cacing dan untuk mendeteksi residu abamektin yang tertinggal pada tepung cacing dengan Batas maksimum Residu (BMR) dari FAO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan, yaitu KK= media + limbah kubis bebas pestisida abamektin,KL= media + limbah kubis dari lapangan, KA1=media + limbah kubis yang disemprot abamektin dengan dosis 0,1%, KA2= media + limbah kubis yang disemprot abamektin dengan dosis 0,2%, KA3 = limbah kubis yang disemprot abamektin dengan dosis 0,3%,Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  residu abamektin dalam tubuh cacing pada perlakuan KA3 (0,1345 ppm) dan KL (0,1196 ppm) berbeda nyata lebih tinggi dari perlakuan KA2 (0,0885 ppm) dan KA1(0,0653 ppm), sedangkan KK bebas dari residu abamektin. Residu abamektin pada tepung cacing yang mendapat perlakuan pengeringan dengan oven (KA1 =0,0203 ppm; KA2 = 0,0247 ppm; KA3 = 0,0428 ppm dan KL= 0,0374 ppm) maupun sinar matahari (KA1 =0,0217 ppm; KA2 = 0,0309 ppm; KA3 = 0,0557 ppm dan KL = 0,0864 ppm) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata Kata kunci : feses sapi perah, serbuk gergaji, limbah kubis, cacing tanah, abamekti

    BIOKONVERSI SAMPAH ORGANIK DENGAN METODE VERMICOMPOSTING (STUDI KASUS PT SARI ATER, SUBANG-JAWA BARAT)

    No full text
    Akumulasi sampah organik pada suatu industri pariwisata menimbulkan permasalahan estetik berupa bau dan ketidaknyamanan dipandang mata. Sampah organik ini dapat diolah dengan metode vermicomposting yang memanfaatkan pengaruh padat tebar cacing tanah jenis Lumbricus rubellus pada proses vermicomposting  terhadap konversi sampah restoran dan potongan rumput hingga menjadi kompos. Metode eksperimen dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada lima variasi perlakuan yang diulang lima kali, yaitu; Perlakuan A (tanpa cacing sebagai kontrol), B (dengan cacing sebanyak 1,5 kg/m2), C (dengan cacing 2 kg/m2),D (dengan cacing 2,5 kg/m2), dan E (dengan cacing 3 kg/m2). Selanjutnya dilakukan perhitungan persentase selisih kompos sebelum dan sesudah berlangsungnya proses komposting berdasarkan basis basah. Data dianalisis secara statistik dengan analisis keragaman, dilanjutkan dengan uji Duncan bila berpengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukkan padat tebar yang diberikan dalam proses vermicomposting berpengaruh sangat nyata terhadap biokonversi sampah restoran dan potongan rumput hingga menjadi kompos.  Perlakuan C (jumlah cacing sebanyak 2 kg/m2) menghasilkan nilai biokonversi yang paling optimum dan  secara statistik berbeda sangat nyata dengan empat perlakuan lainnya. Kata kunci: sampah organik, vermicomposting, biokonvers

    PERBAIKAN KUALITAS LIMBAH CAIR PETERNAKAN SAPI PERAH OLEH SPIRULINA SP.

    Get PDF
    Pemanfaatan bioakuatik untuk mengurangi kandungan limbah organik saat ini telah berkembang pesat. Limbah cair dari kegiatan peternakan sapi perah diketahui kaya akan kandungan organik dan nilai COD dan BOD nya tinggi. Telah dilakukan penelitian mengenai kelayakan mikrolaga Spirulina sp. dalam pengolahan limbah cair dari peternakan sapi perah. Evaluasi dilakukan melalui metode eksperimen di rumah kaca (closed system) terhadap parameter populasiSpirulina sp., nilai pH, COD, BOD dan NO3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroalga Spirulina sp. mampu menurunkan nilai BOD, COD dan NO3 sampai dengan 93,0 %, 92,5 % dan 54,79% dan meningkatkan nilai pH sampai netral
    corecore