6 research outputs found

    Pengaruh PH dan Temperatur terhadap Kinerja Sensor ESI Pb2+ Tipe Kawat Terlapis Bermembran Kitosan

    Full text link
    Elektroda Selektif Ion (ESI) Timbal dengan perbandingan komposisi membran sensor optimum yaitu kitosan 10%: 40% PVC: 50% plasticizer DOP telah dikembangkan dan dikarakterisasi. Sensor yang dibuat mendekati Nernstian dengan Faktor Nernst sebesar 29,1 mV dekade/konsentrasi dengan koefisien korelasi R2 = 0,9661, konsentrasi linier berkisar antara 1 × 10-4 sampai 1 × 10-1 M, batas deteksi 1,9952 × 10-5M atau 4,13 ppm, waktu respon 30 detik, dan usia pemakaian 70 hari. Kinerja terbaik sensor diperoleh pada perendaman membran sensor dalam larutan Pb(NO3)2­ 1 M selama 30 menit. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh pH dan temperatur terhadap kinerja ESI Timbal (II) tipe kawat terlapis berbasis kitosan yang ditentukan dengan mengukur respon potensial larutan Pb2+ dengan menggunakan buffer asetat pada pH 2-6 dan temperatur 20, 25, 30, 40, 50 oC. Hasil penelitian menunjukkan ESI-Pb(II) menunjukkan kinerja yang baik antara temperatur 25 - 350C dan pH 4 - 6. Hal ini menunjukkan bahwa ESI Timbal (II) tipe kawat terlapis berbasis kitosan dapat digunakan dalam penentuan timbal pada sampel

    Kajian Tentang Isolasi Selulosa Mikrokristalin (SM) dari Limbah Tongkol Jagung

    Full text link
    Kualitas selulosa hasil sintesis yang mengandung kualitas Álfa-Selulosa dari hasil penelitian memperlihatkan, isolasi selulosa dengan metode ekstraksi menggunakan NaOH 4% kemudian dilanjutkan dengan hidrolisa α-selulosa menggunakan 2,5N asam klorida dan HCl pekat 38%. Sampel awal serbuk tongkol jagung ukuran 80 Mesh yang digunakan sebanyak 118,86 gr pada tahap dewaxing. Selanjutnya diperoleh produk sebanyak 90 gr. Proses de-hemiselulosa diperoleh 50 gr sampel atau dengan rendemen 55,56%. Selanjutnya tahap de-lignifikasi dihasilakan produk selulosa sebanyak 30 gr atau dengan rendemen 60%. Tahap bleacing selulosa dihasilkan 25,87 gr selulosa murni atau dengan rendemen 86,23%. Hasil hidrolisis selulosa murni memperoleh mikrokristalin selulosa dengan metode gravimetric sesuai SNI No. 0444-2009 menghasilkan 24,08 gr atau rendemen sebesar 93,1% dengan kadar air 6,9% mikrokristalin selulosa. Luaran dari hasil penelitian ini diharapkan diperoleh produk selulosa dari limbah tongkol jagung dengan nilai alfa-selulosa yang tinggi yang menunjukkan kualitas selulosa hasil isolasi

    Studi Tentang Metode Merzerisasi terhadap Perolehan Total Yield Lignoselulosa

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi NaOH dan suhu dalam proses dewaxing, delignifikasi dan dehemiselulosa terhadapo total yield yang diperoleh pada sampel limbah tongkol jagung. Hasil yang diperoleh pada proses dewaxing dihasilkan yield sebanyak 45,12 gr. Total yield yang dihasilkan setelah proses de-hemiselulosa pada konsentrasi NaOH 4% memiliki total yield tertinggi yakni 5.2275 gr. Semakin tinggi konsentrasi NaOH, maka total yield yang dihasilkan semakin rendah masing-masing 6% sebesar 4.4228 gr, 8% = 4.2321 gr, 10% = 4.3516, 12% = 4.1606, 14% = 3.7778 gr dan konsentrasi NaOH 17% sebanyak 4.3572 gr. Total yield yang dihasilkan setelah proses delignifikasi dan bleaching pada konsentrasi NaOH 4% memiliki total yield tertinggi yakni 5.2275 gr. Semakin tinggi konsentrasi NaOH, maka total yield yang dihasilkan semakin rendah masing-masing 6% sebesar 4.4228 gr, 8% = 4.2321 gr, 10% = 4.3516, 12% = 4.1606, 14% = 3.7778 gr dan konsentrasi NaOH 17% sebanyak 4.3572 gr. Proses mercerisasi menghilangkan lignin dan hemiselulosa juga menyebabkan fibrilasi dan kerusakan serat menjadi serat-serat kecil, meningkatkan luas permukaan sehingga efektif untuk proses adsorpsi dibanding serat yang tidak diaktivasi

    Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Problem Based Learing (PBL) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Suwawa pada Materi Reaksi Redoks

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation berbasis Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X di SMA Negeri 1 Suwawa pada materi reaksi redoks. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian menggunakan metode Quasy Eksperimen dan menggunakan desain penelitian Control Group Pretest-postest Design. Sampel berjumlah 50 siswa yang terbagi atas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran Group Investigation berbasis Problem Based Learning (PBL) sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes yang terdiri dari 5 butir soal essay yang mencakup indikator pemecahan masalah yakni mengidentifikasi masalah, merencanakan suatu penyelesaian, menyelesaikan masalah dan membuat kesimpulan. Hasil uji validitas tes menunjukkan sebanyak 5 butir soal valid dan hasil realibilitas tes menunjukkan tingkat reliabilitas sebesar 0,6585 dengan kategori tinggi/baik. Analisis statistik uji t-independen digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk = 48 diperoleh nilai thitung> ttabelatau 12,8285 > 1,67722, maka H0 ditolak dan Ha diterima bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation berbasis Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi reaksi redoks. Nilai n-gain pada kelas eksperimen yaitu 0,73 (kategori tinggi) sedangkan kelas kontrol yaitu 0,57 (kategori sedang). Kesimpulan, penerapan model pembelajaran Group Investigation berbasis Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Suwawa pada materi reaksi redoks

    Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) Menggunakan Media Animasi dan Kartu terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi dan kartu melalui model pembelajaran TGT, terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit di Madrasah Aliyah Negeri Limboto tahun Pelajaran 2017/2018. Motode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan metode purposive sampling, yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas X Mia1 sebagai kelas kontrol menggunakan metode konvensional (pengajaran langsung) dan kelas X Mia 2 sebagai kelas eksperiment diberi model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) menggunakan media animasi dan kartu. Hasil penelitian menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t-tes dan hasil yang didapat dari analisis statistik bahwa (thitung = 17,0753 > ttabel = 2,12) pada α = 0,05 hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) menggunakan media animasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit

    Deskripsi Pemahaman Mahasiswa Tentang Metabolit Sekunder dari Ekstrak Daun Jure sebagai Insektisida Nabati melalui Pembelajaran Berbasis Riset

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder dari ekstrak daun jure yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati dan mendeskripsikan pemahaman mahasiswa tentang metabolit sekunder dari ekstrak daun jure sebagai insektisida nabati melalui pembelajaran berbasis riset. Metode yang digunakan yaitu eksperimen laboratorium yang dilakukan dalam beberapa tahap. Ekstraksi dilakukan dengan teknik maserasi dan fraksinasi, dilakukan uji fitokimia dan uji hayati fraksi-fraksi aktif pada larva kumbang kepik. Uji hayati fraksi-fraksi daun jure memberikan hasil aktivitas antimakan tertinggi terhadap larva kumbang kepik dengan pengamatan yang dilakukan selama 1×24 jam, ditemukan fraksi etil asetat pada variasi konsentrasi 10%, yaitu memberikan nilai penghambatan makan sebesar 100% diikuti dengan fraksi metanol pada variasi konsentrasi 10% dengan nilai penghambatan makan sebesar 88,67% dan terakhir fraksi n-heksan 85,34% pada variasi konsentrasi 10%. Untuk uji mortalitas larva kumbang kepik pengamatan dilakukan selama 1×24 jam menunjukkan bahwa tingkat mortalitas larva kumbang kepik dengan menggunakan fraksi etil asetat dengan konsentrasi 10% mencapai 66,67%, untuk fraksi metanol dan n-heksan pada konsentrasi 10% menunjukkan tingkat kematian pada larva sebesar 60%. Hasil penelitian yang didapat dalam eksperimen laboratorium digunakan dalam aplikasi pembelajaran berbasis riset yang dilakukan oleh mahasiswa. Hasil tes belajar mahasiswa menunjukkan hasil yang sangat memuaskan dengan 17 mahasiswa memperoleh ketuntasan dengan nilai 70,22 – 94,66 sedangkan 5 mahasiswa tidak tuntas dengan nilai 64,88-69,33
    corecore