7 research outputs found

    ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA KESEHATAN TERHADAP PENANGGULANGAN COVID-19 DI KOTA MANADO

    Get PDF
    Fasilitas kesehatan merupakan salah satu jenis fasilitas umum yang dibutuhkan masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Faktor pelayanan kesehatan, ketersediaan sarana pelayanan dan tenaga kesehatan yang berkualitas akan berpengaruh pada status kesehatan yang berkualitas. Virus Covid 19 saat ini telah menginfeksi lebih dari 100 negara di dunia dan mengakibatkan 4,91 juta orang meninggal. Jumlah kasus di Indonesia terus meningkat dengan pesat, hingga Juni 2020 sebanyak 31.186 kasus terkonfirmasi dan 1851 kasus meninggal (PHEOC Kemenkes RI, 2020). Kota Manado yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Utara memiliki jumlah penduduk terbesar sekaligus pendukung terbesar jumlah kasus Covid-19, yakni 30% dari total kasus wilayah per 1 September 2021. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ketersediaan sarana kesehatan terhadap penanggulangan Covid -19 di Kota Manado serta mengetahui sejauh mana penanggulangan Covid-19 di Kota Manado berdasarkan sarana kesehatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatifsserta analisis spasial. Berdasarkan hasil peneltian, (1) Ketersediaan sarana kesehatan dalam hal ini puskesmas ke pemukiman sudah sesuai dengan SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat pasal 22 : radius rumah sakit kurang dari 5 Km dari pusat pelayanan kesehatan puskesmas sudah terjangkau. (2) Penanggulangan covid 19 di Kota Manado berdasarkan ketersediaan sarana kesehatan sudah sangat memadai namun masih ada beberapa faktor faktor yang menghambat dalam penanggulangan covid 19 di Kota Manado seperti ketersediaan ruangan pasien yang tidak memadai. Kata Kunci : Sarana Kesehatan, Penanggulangan Covid -19, Kota Manad

    Analisis Kenyamanan Termal Ruang Luar Di Kawasan Kampus Unsrat

    Full text link
    Kenyamanan termal merupakan suatu kebutuhan bagi pelaku aktifitas pada ruang luar. Sebagai suatu wadah aktifitas, ruang luar pada kawasan kampus unsrat tentunya harus mampu menciptakan situasi nyaman secaratermal bagi pelaku aktifitas. Untuk itu perlu adanya identifikasi serta kajian tentang kawasan luar ruang yang nyaman maupun tidak nyaman secara termal.Salah satu cara mengidentifikasi Kenyamanan termal pada suatu kawasan/lahan melalui pemetaan adalah dengan metode Geographic Information System (GIS). Berdasarkan pengukuran di 108 titik yang dipetakan dengan menggunakan Metode GIS, Kenyamanan termal ruang luar pada kawasan Kampus Unsrat Manado, berada pada tingkat Kenyamanan kategori agak panas (70,192%), panas (28,152%) dan sangat panas (1,656%).Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa nilai persentase perbandingan luas tutupan lahan berupa pohon dan bangunan mempengaruhi nilai Kenyamanan termal. Semakin tinggi angka persentase tutupan pohon akan semakin besar tingkat Kenyamanan termal ruang luar. Sebaliknya seakin tinggi tutupan bangunan pada lahan akan semakin rendah tingkat Kenyamanan termal. Faktor lain yang mempengaruhi Kenyamanan termal pada ruang luar yaitu tinggi bangunan dan material dinding serta jendela pada bangunan

    KARAKTERISTIK PERMUKIMAN MASYARAKAT PADA KAWASAN PESISIR KECAMATAN BUNAKEN

    Get PDF
    Kawasan pesisir merupakan sebuah bentang alam yang unik, karena tempat bertemunya lautan dan daratan. Kecamatan Bunaken merupakan salah satu Kecamatan dengan letak geografis pesisir dan berada paling utara Kota Manado. Sebagai wilayah pesisir yang berada pada pinggiran kota menjadikan permukiman masyarakat Kec. Bunaken memiliki ciri khas yang tersendiri, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik fisik lingkungan (alamiah), fisik permukiman (buatan) dan sosial ekonomi masyarkat pesisir Kec. Bunaken. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif untuk menjelaskan fenomena yang ada dengan memberikan gambaran secara jelas dan sesuai dengan fakta di lapangan secara detail yang disajikan dalam bentuk peta, gambar maupun presentase yang dideskripsikan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui permukiman masyarakat yang berada pada kawasan pesisir memiliki karakteristik yang khas, untuk karakteristik fisik (alamiah) kawasan pesisir Kec. Bunaken didominasi oleh lahan perkebunan 48% dengan kemampuan lahan dari morfologi rendah, juga daerah sempadan pantai dan kawasan hutan mangrove yang merupakan benteng pesisir terakhir di Kota Manado. Untuk karakteristik fisik permukiman (buatan) yaitu konstruksi bangunan/ rumah masyarakat pesisir adalah semi permanen 56%, dengan pola permukiman membetuk pola linear dan orientasinya menghadap ke jalan. Cakupan sarana prasarana yang masih kurang, tidak ada sarana kesehatan dan tidak optimalnya prasarana drainase, air minum dan sanitasi (MCK). Untuk karakteristik sosial ekonomi masyarakat 59% merupakan masyarakat asli yang secara emosi mengaku nyaman dengan lingkungannya, namun secara biologi masyarakat masih kesulitan air minum. Terdapat organisasi pesisir yang khusus dalam pelestarian hutan mangrove. Budaya masyarakat yang agraris, sehingga mata pencaharian masyarakat didominasi oleh petani 31% dengat tingkat pendidikan didominasi oleh tamatan SD 35%, dan pendapatan masyarakat yang tergolong cukup rendah 39%. Kata Kunci: Karakteristik, Kawasan Pesisir, Permukiman, Kecamatan Bunake

    DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS KEMAMPUAN LAHAN DI KOTA PALU

    Get PDF
    Perkembangan penduduk Kota Palu terjadi cukup pesat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini tidak terlepas dari kebutuhan lahan yang akan terus meningkat, sehingga akan membawa dampak buruk bagi daya dukung lingkungan kota Palu. Penelitian ini menggunakan analisis kemampuan lahan sebagai dasar untuk melihat daya dukung lingkungan Kota Palu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan Kota Palu dan untuk menganalisis daya dukung lingkungan berbasis daya dukung lahan Kota Palu. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode spasial, metode spasial dilakukan untuk membuat satuan kemampuan lahan (SKL) dan analisis kemampuan lahan dengan berpatokan kepada Permen PU No 20 tahun 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelas kemampuan lahan di Kota Palu terbagi menjadi 5 kelas yaitu kelas a kemampuan pengembangan sangat rendah, kelas b kemampuan pengembangan rendah, kelas c kemampuan pengembangan sedang, kelas d kemampuan pengembangan agak tinggi dan kelas d kemampuan pengembangan sangat tinggi. Kemampuan lahan di Kota Palu yang memiliki luas terbesar adalah kemampuan pengembangan sangat rendah dengan luasan 14093,7 Ha dari total luas Kota Palu 36204,77 Ha. Lahan yang masih bisa dikembangkan di Kota Palu  terdapat di kelas kemampuan lahan d atau kemampuan pengembangan agak tinggi karena belum melebihi batas rasio tutupan lahan maksimal dan tidak berada dalam kawasan rawan bencana. Kata Kunci: Daya Dukung Lingkungan, Kemampuan Lahan, Daya Dukung Laha

    Rumput lansekap : untuk lapangan olahraga, taman, areal parkir

    No full text
    viii, 80 p. : il.; 21 cm
    corecore