8 research outputs found

    CO2 Absorptibility of Seagrass, Enhalus Acoroides, From Tongkaina Coast, North Minahasa, North Sulawesi Province

    Full text link
    Climate change results from increase in green house effect and particles in the atmosphere. It comes from 1) fossil fuel combustion, green house gas removals, such as CO2, called “brown carbon”, and dust particles called “black carbon”; 2) emission from forest vegetation clear cut, forest fire, and agricultural activities (fertilizer); 3) low ability of the natural ecosystem to absorb carbon in photosynthesis and store it called “green carbon”. Seagrass can function to absorb CO2 in photosynthesis that produces biomass providing important storage of carbon. Carbon held in a vegetation is separated into aboveground carbon and underground carbon. CO2 absorptibility measurement used carbohydrate method. This measurement was aimed to know the ability of the seagrass, E. Acoroides, to absorb CO2 through the carbohydrate content of the leaf. Results showed that CO2 absorptibility per individual of E. acoroides was 0.50 g and the net absorptibility was 145.5 (g/Ha/hour

    Morfometric Study Of Seagrass Thalassia Hemprichii, In Pasir Panjang Beach, Paputungan Village, West Likupang, Minahasa Utara

    Get PDF
    Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis lamun apa saja yang ada di lokasi penelitian ini dan membandingkan ukuran morfometrik lamun Thalassia hemprichii berdasarkan stasiun pengambilan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan mengunakan metode survei jelajah, sampel diambil dengan parang bersamaan dengan substrat, dicuci dengan air laut dan dimasukan kedalam ember yang berisi air laut. Saat pengambilan sampel dilakukan, posisi diplot dengan mengunakan GPS dan dilanjutkan dengan pengambilan sample lamun Thalassia hemprichii sebanyak 30 individu setiap stasiun, Pada hasil yang diperoleh terlihat bahwa spesies Thalassia hemprichii di Perairan Pantai Pasir Panjang yang lebih besar di daerah mangrove dan daerah lamun dan yang lebih kecil adalah daerah terumbu karang. Hal ini disebabkan, karena daerah mangrove dan lamun tersebut tumbuh pada subsrat lumpur yang memiliki kandungan nutrien lebih tinggi dibandingkan dengan daerah terumbu karang dengan subsrat pecahan karang, dan keadaan perairan pada subsrat lumpur lebih tenang sehingga banyak mengendapkan sedimen

    Morfometric study of Seagrass Thalassia hemprichii, in Pasir Panjang Beach, Paputungan Village, West Likupang, Minahasa Utara

    Get PDF
    This study was aimed at knowing seagrass species in the study site and comparing the morphometry of seagrass Thalassia hemprichii with sampling station. Sample collection employed haphazard survey, and samples and substrate were taken using a big knife, washed in seawater, an in seawater, and put into a seawater-containing bucket. Sampling points were determined by GPS, and 30 individuals of T. hemprichii were taken. Results showed that T. hemprichii in Pasir Panjang coastal waters has bigger size in mangrove and seagrass areas than that in the coral reefs. It could result from that mangrove and seagrass areas grew in muddy substrate that contained higher nutrients and calmer water condition than those in coral reefs with coral debris substrate.Keywords : Morfometrics, Thalassia hemprichii, Pasir Panjang BeachABSTRAKTujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis lamun apa saja yang ada di lokasi penelitian ini dan membandingkan ukuran morfometrik lamun Thalassia hemprichii berdasarkan stasiun pengambilan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan mengunakan metode survei jelajah, sampel diambil dengan parang bersamaan dengan substrat, dicuci dengan air laut dan dimasukan kedalam ember yang berisi air laut. Saat pengambilan sampel dilakukan, posisi diplot dengan mengunakan GPS dan dilanjutkan dengan pengambilan sample lamun Thalassia hemprichii sebanyak 30 individu setiap stasiun, Pada hasil yang diperoleh terlihat bahwa spesies Thalassia hemprichii di Perairan Pantai Pasir Panjang yang lebih besar di daerah mangrove dan daerah lamun dan yang lebih kecil adalah daerah terumbu karang.  Hal ini disebabkan, karena daerah mangrove dan lamun tersebut tumbuh pada subsrat lumpur yang memiliki kandungan nutrien lebih tinggi dibandingkan dengan daerah terumbu karang dengan subsrat pecahan karang, dan keadaan perairan pada subsrat lumpur lebih tenang sehingga banyak mengendapkan sedimen.Kata Kunci : Morfometrik. Thalassia hemprichii. Pantai Pasir Panjan

    Seagrass Community at Kampung Ambong\u27s Water East Likupang Subdistrict, North Minahasa Regency

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan di Perairan Kampung Ambong Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.Tujuan dari penelitian ini mengetahui komposisi jenis lamun dan menganalisis kepadatan, indeks dominasi, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan. Pengambilan data dilakukan dengan metode garis transek. Penempatan transek di bagi menjadi 3 garis transek yang di letakkan tegak lurus garis pantai dengan panjang masing-masing garis transek 95 meter. Sedangkan jarak antara transek 1 dengan transek yang lain (2 dan 3) masing-masing 100 m. Dari hasil penelitian komposisi jumlah spesies lamun (seagrass) adalah 10. Kesepuluh spesies yang teridentifikasi yaitu: Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halphila minor, Thalassia hempricii, Halodule uninervis, Halophila spinulosa.Kepadatan masing-masing spesies diperoleh menunjukkan nilai tertinggi yaitu Cymodocea rotundata 2608 individu/m2, Syringodium isoetifolium 816 individu/m2, Halophila decipiens 420 individu/m2, Halodule pinifolia 292 individu/m2, Cymodocea serrulata 268 individu/m2, Enhalus acoroides 260 individu/m2, Halophila minor 224 individu/m2, Thalassia hempricii 160individu/m2, Halodule uninervis 124individu/m2, Halophila spinulosa 20 individu/m2. Sedangkan indeks dominasi diperoleh 0.3 berada dalam kategori rendah, artinya tidak ada spesies yang mendominasi di perairan tersebut. Indeks keanekaragaman diperoleh 1.65 berada dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas spesies dalam kondisihampir merata, karena memiliki peluang yang sama. Indeks kemerataan diperoleh 0.72 berada dalam kategori tinggi, karena memiliki padang lamun campuran

    Study on Density and Morphometrics of Seagrass Enhalus Acoroides From Different Substrates on Coastal Waters of Tongkeina, City of Manado

    Get PDF
    This research was conducted in coastal waters of Tongkeina, Bunaken Sub-district, Manado City, North Sulawesi. The purpose of this research is to know the density and morphometric characters of seagrass, Enhalus acoroides on different substrates in Tongkeina waters. Data collection was conducted by using quadrant transect method. At the location of the study, three data retrieval points consist of muddy substrate, muddy sand substrate, and rubble were established. To collect data, 6 quadrant transects were lied down parallel to the coastline along the seagrass bed with a total distance of 50 m while the distance of 10 m between quadrant were applied. At each sampling point a 50 cm x 50 cm quadrant transect is placed systematically on 6 points in the each sub-station. Density observation was done by counting the number of seagrass stands on the transect at each observation point at each station. Pictures were taken with a waterproof camera and were classified accordingly based on the size of the squares. The highest numbers seagrass and morphometric characters of seagrass were found on the muddy substrate. This is because the substrate relatively in quiet waters and the growth of the seagrass is more concentrated on the length and width of the leaf. While the peak of the leaf blade is often eroded by the wave energy and the openness of the study site to the tides in relatively shallow waters, it could be also caused by environmental factors such as the strong currents that obtained at these stations. This fact also contributing to cause the growth of seagrasses is centered on leaves and roots as a form to defend themselves on fine sediments. Density and morphometric of seagrass such as leaf length, leaf width, and root length on the substrate indicate significant value or show a relationship

    Identifikasi Jenis Alga Koralin Di Pulau Salawati, Waigeo Barat Kepulauan Raja Ampat Dan Pantai Malalayang Kota Manado

    Get PDF
    Alga koralin merupakan kelompok alga laut (seaweed) yang diklasifikasikan kedalam Divisi Rhodophyta, Kelas Florideophyceae, Ordo Cryptonemiales, Famili Corallinaceae. Secara morfologi (external appearance) kelompok famili ini terbagi atas 2 bagian, yaitu: alga koralin bersegmen (articulated/geniculated Coralline Algae) dan alga koralin tidak bersegmen (non-articulated/nongeniculated Coralline Algae). Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis alga koralin dan mendeskripsikan morfologi alga koralin. Pengambilan sampel dilakukan di Pulau Salawati, Waigeo Barat Kepulauan Raja Ampat dan Pantai Malalayang Kota Manado. Pengambilan sampel dilakukan dengan bantuan peralatan SCUBA dan diambil pada kedalaman 1-5 meter dengan menggunakan metode survey jelajah. Setiap alga koralin yang di ambil dimasukan ke dalam plastik sampel. Sampel alga koralin di bawah ke Laboratorium Biologi Kelautan FPIK UNSRAT. Selanjutnya, setiap alga diidentifikasi, dicatat dan didokumentasi menggunakan kamera. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi berjumlah 4 spesies alga koralin. Keempat spesies tersebut yaitu 1 Mastophora rosea dari Waigeo Barat, 2 dari Pulau Salawati Amphiroa rigida dan Galaxaura rugosa, dan 1 dari Pantai Malalayang Peyssonnelia caulifera

    Types and Size Distribution of Parrotfish (Family Scaridae) Caught with Gillnets in the Waters off Taduna Village, Kabaruan Island.

    Get PDF
    The objective of this research is to identify the types and size distribution of parrotfish in the waters of Taduna Village. The research was conducted using sampling methods. Samples were collected over a period of two months from the catches landed in Taduna Village by local fishermen. The fishermen used gillnets for their catches. The length of each fish was measured from the tip of the mouth to the end of the tail using a millimeter-scale ruler with a precision of 0.1 cm. The weight of the fish was measured using a digital scale with a resolution of one gram. The length of each species was analyzed using frequency distribution and presented in length and weight histograms. Based on the data obtained from the measurements of Family Scaridae fish, a total of 53 individuals were collected, consisting of 8 species: Chorurus bleekeri (11 individuals), Calotomus carolinus (4 individuals), Chorurus japanensis (6 individuals), Chlorurus microrhinos (2 individuals), Scarus frenatus (16 individuals), Scarus russell (4 individuals), Scarus spinus (5 individuals), and Scarus tricolor (5 individuals). The distribution of Family Scaridae fish in the waters off Taduna Village shows varying lengths and weights for each species. For example, Chorurus bleekeri ranged from 18.9 to 26.5 cm in length and weighed between 150 and 394 grams, Chorurus japanensis had a length distribution between 17.5 and 27.4 cm and weighed from 119 to 465 grams, and Scarus frenatus ranged from 18.3 to 24.5 cm in length and weighed between 117 and 308 grams." Keywords: Parrotfish, Scaridae, Types, Size, Kabaruan. Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis dan distribusi ukuran ikan kakatua di perairan Desa Taduna. Penelitian ini menggunakan metode sampling. Pengambilan sampel dilakukan dalam waktu dua bulan dari hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di Desa Taduna. Alat yang digunakan nelayan adalah jaring insang mono filamen.  Seluruh panjang ikan diukur dari ujung mulut hingga ujung ekor dengan penggaris skala milimeter dengan ketelitian 0,1 cm. Berat ikan diukur dengan timbangan digital dengan resolusi satu gram. Panjang setiap spesies dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam histogram panjang dan berat. Berdasarkan data hasil pengukuran ikan Famili Scaridae diperoleh sebanyak 53 individu yang terdiri dari 8 spesies yaitu Chorurus bleekeri (11 individu), Calotomus carolinus (4 individu), Chorurus japanensis (6 individu), Chlorurus microrhinos (2 individu), Scarus frenatus (16 individu), Scarus russellii (4 individu), Scarus spinus (5 individu) dan Scarus tricolor (5 individu). Distribusi ikan Famili Scaridae di perairan depan Desa Taduna memiliki ukuran panjang  dan berat yang bervariasi yaitu spesies Chorurus bleekeri berkisar 18,9-26,5 cm dan berat 150-394 gram, Chorurus japanensis memiliki distribusi ukuran panjang berkisar 17,5-27,4 cm dan berat 119-465 gram dan Scarus frenatus memiliki distribusi ukuran panjang berkisar 18,3-24,5 cm dan berat 117-308 gram. Kata kunci : Ikan kakatua, Scaridae, Jenis, Ukuran, Kabarua

    Gastropod community structure on seagrass beds in Bahoi Village, North Minahasa

    Get PDF
    The village of Bahoi has a vast expanse of seagrass meadows of approximately 16.50 Ha, located between mangrove and coral reef ecosystems. This study aims to inventory the gastropod species in the seagrass meadow of Bahoi village waters and to determine the gastropod community structure through analysis of species density, relative density, species diversity index, and dominance index. The method used was a transect line method along 50 meters and a 1x1m quadrat pulled towards the sea, repeated three times during low tide. A total of 117 individuals were found, belonging to 26 species (11 families and 17 genera) of gastropods in the seagrass meadow of Bahoi village coastal waters. Based on the results, the highest density value was 1.10 ind/m2 with a relative density of 28.20%. Based on the analysis, the dominance index (D) of gastropods in the seagrass meadow of Bahoi village coastal waters was low, with values of D = 0.019 to 0.041, indicating that there was no specific species dominance in the seagrass meadow of Bahoi village coastal waters. This has an effect on the diversity index with a value of H' = 2.51, which is categorized as moderate. These results show that the diversity of gastropod species in the seagrass meadow of Bahoi village waters is quite diverse due to the absence of specific gastropod species dominance. Keywords: Bahoi, Seagrass Meadow, Gastropods, Community Structure. Abstrak   Desa Bahoi memiliki luas hamparan padang lamun ± 16.50 Ha yang berada di antara ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi jenis-jenis gastropoda di hamparan lamun perairan Desa Bahoi, dan mengetahui struktur komunitas gastropoda melalui analisis kepadatan spesies, kepadatan relatif, indeks keanekaragaman spesies, dan indeks dominasi. Metode yang digunakan adalah metode transek garis sepanjang 50 meter dan kuadrat berukuran 1Ă—1m yang ditarik ke arah laut, dan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali pada saat air surut.Ditemukan 117 individu yang termasuk ke dalam 26 spesies (11 famili dan 17 genera) gastropoda di hamparan padang lamun perairan pantai desa Bahoi. Berdasarkan hasil penelitian, nilai kepadatan tertinggi sebesar 1,10 ind/m2 dengan kepadatan relatif 28,20%. Berdasarkan hasil analisis, Indeks Dominansi (D) gastropoda di hamparan lamun perairan pantai desa Bahoi tergolong rendah, dengan nilai D=0,019 sampai dengan 0,041 menunjukkan bahwa tidak terdapat dominasi spesies tertentu di hamparan padang lamun perairan pantai desa Bahoi. Hal ini berpengaruh terhadap Indeks Keanekaragaman dengan nilai H’=2,51 sehingga berada pada kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis gastropoda di hamparan lamun perairan pantai desa Bahoi cukup beragam dikarenakan tidak adanya dominasi spesies gastropoda tertentu. Kata kunci: Bahoi, Padang Lamun, Gastropoda, Struktur Komunita
    corecore