2 research outputs found

    Hubungan Berat Molekul dengan Ukuran Molekul Koloid yang Lazim Digunakan dalam Resusitasi Sindrom Syok Dengue

    No full text
    Latar belakang. Resusitasi cairan merupakan langkah penting dalam tata laksana sindrom syok dengue, namun sampai saat ini belum ada keseragaman jenis cairan yang digunakan. Pada umumnya klinisi di Indonesia memilih koloid dengan berat molekul (BM) lebih dari 100kDa untuk mendapatkan "efek sumbatan" (sealing effect) dengan asumsi bahwa semakin berat suatu molekul maka semakin besar ukuran molekul. Dalam uji klinis, perbedaan berat molekul koloid tidak menimbulkan perbedaan outcome sehingga menimbulkan pertanyaan apakah BM mencerminkan ukuran molekul. Tujuan. Menilai apakah ukuran suatu molekul dapat ditentukan hanya dengan BM Metode. Membandingkan bentuk dan ukuran antara empat jenis koloid dengan BM berbeda, dengan menggunakan alat dynamic light scattering. Hasil: Urutan koloid dari BM terberat berturut-turut yaitu HES 200 kDa, HES 40 kDa, dextran 40kDa, dan gelatin 30 kDa. Berdasarkan koefisien difusi, didapatkan ukuran terbesar molekul koloid adalah gelatin 30 kDa (lebih besar 100 x HES 200 kDa) Kesimpulan. Berat molekul tidak berhubungan langsung dengan ukuran molekul. Untuk mendapatkan "efek sumbatan" (sealing effect) perlu memperhitungkan bentuk dan ukuran molekul
    corecore