5 research outputs found

    PEMBERDAYAAN KELOMPOK NELAYAN IKAN AIR TAWAR DI DANAU LIMBOTO DESA BARAKATI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO

    Get PDF
    Tujuan umum kegiatan Iptek bagi Masyarakat (IbM) di sekitar danau Limboto ini adalah untuk meningkatkan peran masyarakat nelayan melalui berbagai aspek diantaranya adalah aspek rantai dingin, sanitasi dan hygiene serta diversifikasi olahan ikan air tawar (Ikan nila, ikan mas, dan ikan patin). Tujuan khusus kegiatan ini agar kelompok sasaran (mitra) membekali diri kelompok mitra dengan pengetahuan-pengetahuan praktis mengenai penganekaragaman pengolahan hasil perikanan menjadi makanan siap saji yang berkualitas dan memiliki nilai jual berupa bakso, nugget dan kaki naga. Kegiatan IbM ini dilakukan pada dua mitra yakni kelompok nelayan “KUBE Maju Bersama” dan kelompok “Teratai” Desa Barakati Kecamatan Batudaa melalui penyuluhan, pelatihan, focus group discussion (FGD), dan pendampingan. Luaran yang diharapkan dari pelaksanan kegiatan ini dapat dicapai dengan adanya pertumbuhan industri kecil/home industri serta UKM yang mengolah ikan. Unit-unit usaha itu diharapkan akan menjadi bagian dari upaya mewujudkan masyarakat mandiri secara ekonomis. Hasil yang dicapai adalah kelompok nelayan ikan air tawar memperoleh pengetahuan teknologi penanganan dan pascapanen ikan air tawar, aspek sanitasi, dan pengendalian mutu serta aspek rantai dingin dan diversifkasi produk olahan ikan air tawar menjadi produk fish jelly berupa bakso dan nugget. Kegiatan Iptek bagi Masyarakat yang dilakukan di Desa Barakati jika dilakukan secara intensif dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kata Kunci: ikan nila, ikan mas, ikan patin, bakso, kaki naga, nugget

    Antioxidant, Nutrition, and Crystallinity Properties From Three Kind of Glutinous Rice of Enrekang Regency, South Sulawesi Indonesia

    Get PDF
    This research was carried out using a laboratory experiment method, which analyzed the total phenolic content (TPC), antioxidant activity, total anthocyanin, vitamins and the degree of crystallinity with XRD (X-ray Diffractometer), as additional data, analyzed all the elements contained in rice using the X-ray Fluorescence method. The research results showed that the total of Mandoti Kendenan glutinous rice phenol is higher than the other two glutinous rice, respectively 6.88 mg / g (MKR) and 6.74 mg / g (MSR) and 6.24 mg / g (BGR). Glutinous rice from Mandoti Salunkanan and Kendenan has an anthocyanin total of 5.03 mg / g sample and 3.96 mg / g sample is lower than black glutinous rice ie (119.42 mg / g sample).  Evaluation of physicochemical properties obtained 11.6-15.01% moisture content, average protein content of 7.98-8.36%, fat content of 1.74-2.25%, total carbohydrates of 88.07-88.49%, and ash content of 0.86-1.15%. Vitamins obtained in all three types of rice showed vitamin B1 in black glutinous rice, namely (0.22) and Mandoti Salunkananglutinous rice of 0.45 but were not detected in the type of Mandoti Kendenan glutinous rice, vitamin B3 was found in all three types of black glutinous rice with values (2.15, 1.63, and 2.76) average total minerals of Cu (0.11), Fe (0.26) and Zn (0.86) (P ≤ 0.05).  The conclusion of this research is that the three types of glutinous rice has antioxidant activity and important components of vitamins and minerals.

    KARATERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK INSTAN SAGU (Metroxylon SP) SEBAGAI MAKANAN BERKALORI TINGGI

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk instan sagu yang memiliki kandungan kalori yang tinggi dan diterima oleh konsumen dan menghasilkan informasi profil produk (Karateristik kimia/nutrisi produk dan organoleptik). Formula dibuat dengan menambahkan beberapa bahan lain sehingga diperoleh bentuk pangan instan dengan jumlah kalori yang memenuhi syarat sebagai pangan tinggi kalori. Penelitian tahap pertama dilakukan optimasi proses dengan Pembuatan pati sagu, pembuatan tepung kacang merah,  dan tepung kedelai, selanjutnya penyusunan formula dan pembuatan instan sagu dan dilakukan analisis kimia yaitu analisis kadar air, kadar abu dan analisa proksimat (Protein, Lemak dan Karbohidrat), Penentuan Nilai Kalori Makanan serta Uji Organoleptik tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur  instan sagu.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), sehingga data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik. Perbedaan yang signifikan antar kelompok dianalisis menggunakan ANOVA dengan p <0,05. Jika ada perbedaan yang signifikan antar kelompok, data dianalisis dengan uji Duncan multiple range test (DMRT). Hasil analisis menunjukkan bahwa formula sagu instan mempunyai kadar air berkisar antara 4,47 – 5,29% (bb), kadar abu 1,90 – 2,61% (bk), protein 8,18 – 13,40% (bk), lemak 7,66 – 11,03% (bk), dan karbohidrat 77.77 – 67,35% (bk). Dari data tersebut diperoleh nilai kalori produk sebesar 412,71– 422,24 kkal per 100 g bahan (% bk). Nilai kalori tersebut memenuhi standar pangan berkalori menurut BPOM (2004), yaitu minimal harus mempunyai 300 kkal per 100 g bahan. Hasil uji organoleptik terhadap parameter warna, aroma, citarasa dan tekstur menunjukkan rata-rata panelis memberikan penilaian suka terhadap produk instan sagu yang dihasilkan dari semua formula. Kesimpulan dari penelitian ini adalah  formula dengan komposisi 45% pati sagu, 10% tepung kacang merah dan 10% tepung kedelai, 20% skim, 10% gula, dan 5% minyak nabati merupakan formula terbaik. Dari penilaian organoleptik terhadap warna, aroma, citarasa dan tekstur diperoleh kriteria suka  sampai sangat suka dan memenuhi standar sebagai makanan instan

    KARATERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK INSTAN SAGU (Metroxylon SP) SEBAGAI MAKANAN BERKALORI TINGGI

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk instan sagu yang memiliki kandungan kalori yang tinggi dan diterima oleh konsumen dan menghasilkan informasi profil produk (Karateristik kimia/nutrisi produk dan organoleptik). Formula dibuat dengan menambahkan beberapa bahan lain sehingga diperoleh bentuk pangan instan dengan jumlah kalori yang memenuhi syarat sebagai pangan tinggi kalori. Penelitian tahap pertama dilakukan optimasi proses dengan Pembuatan pati sagu, pembuatan tepung kacang merah,  dan tepung kedelai, selanjutnya penyusunan formula dan pembuatan instan sagu dan dilakukan analisis kimia yaitu analisis kadar air, kadar abu dan analisa proksimat (Protein, Lemak dan Karbohidrat), Penentuan Nilai Kalori Makanan serta Uji Organoleptik tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur  instan sagu.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), sehingga data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik. Perbedaan yang signifikan antar kelompok dianalisis menggunakan ANOVA dengan p <0,05. Jika ada perbedaan yang signifikan antar kelompok, data dianalisis dengan uji Duncan multiple range test (DMRT). Hasil analisis menunjukkan bahwa formula sagu instan mempunyai kadar air berkisar antara 4,47 – 5,29% (bb), kadar abu 1,90 – 2,61% (bk), protein 8,18 – 13,40% (bk), lemak 7,66 – 11,03% (bk), dan karbohidrat 77.77 – 67,35% (bk). Dari data tersebut diperoleh nilai kalori produk sebesar 412,71– 422,24 kkal per 100 g bahan (% bk). Nilai kalori tersebut memenuhi standar pangan berkalori menurut BPOM (2004), yaitu minimal harus mempunyai 300 kkal per 100 g bahan. Hasil uji organoleptik terhadap parameter warna, aroma, citarasa dan tekstur menunjukkan rata-rata panelis memberikan penilaian suka terhadap produk instan sagu yang dihasilkan dari semua formula. Kesimpulan dari penelitian ini adalah  formula dengan komposisi 45% pati sagu, 10% tepung kacang merah dan 10% tepung kedelai, 20% skim, 10% gula, dan 5% minyak nabati merupakan formula terbaik. Dari penilaian organoleptik terhadap warna, aroma, citarasa dan tekstur diperoleh kriteria suka  sampai sangat suka dan memenuhi standar sebagai makanan instan
    corecore