31 research outputs found

    ANALISIS PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) TERHADAP KEPATUHAN MENELAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KAUDITAN KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Penyakit Tuberkulosis (TB) ialah penyakit menular yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterim tuberculosis, bakteri ini pada umumnya menginfeksi paru-paru, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Hal tersebut diperkuat dengan data dari WHO tahun 2020 terdapat 10 juta kasus dengan angka kematian mencapai sampai 1,3 juta, sementara di Indonesia pada tahun 2020 tercatat 845.000 kasus dengan angka kematian mencapai 12.469 orang. Dinas kesehatan kabupaten Minahasa Utara mengatakan bahwa penyakit TB Paru dengan BTA+, masuk dalam 10 penyakit menonjol hingga bulan Oktober 2019 prevalensi penyakit ini mencapai 170 kasus dengan angka CDR (Case Detection Rate) 55%, 7 kasus Multi Drug Resistent (MDR) dan 8 kasus drop out dan Puskesmas Kauditan merupakan Puskesmas yang terdapat TB MDR terbanyak di antara Puskesmas-puskesmas yang ada di Minahasa Utara. Penyebab munculnya TB MDR akibat kegagalan dalam pengobatan sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran PMO terhadap kepatuhan menelan OAT pada penderita Tuberkulosis paru di puskesmas Kauditan kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif yang bertempat di wilayah kerja puskesmas Kauditan pada bulan Oktober-Desember 2020, terdiri dari 6 informan yang diwawancari secara mendalam yaitu 4 orang PMO, kepala puskesmas dan pemegang program TB. Selanjutnya hasil peneitian di analisis menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran pengawasan sudah optimal, pemberian motivasi yang belum maksimal dilaksanakan, dan peran edukasi juga oleh PMO di wilayah kerja Puskesmas Kauditan yang belum optimal. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa peran PMO dalam melakukan pengawasan, memberikan dorongan/motivasi serta peran PMO dalam memberikan edukasi/penyuluhan kepada pasien  sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku kepatuhan penderita TB untuk menelan obat. Sehingga PMO perlu dibekali dengan ilmu yang cukup untuk mendampingi penderita selama menjalani pengobatan yang relatif cukup lama. Kata Kunci: Tuberkulosis, Kepatuhan, Peran Pengawas Menelan Obat (PMO)  ABSTRACTTuberculosis (TB) is a contagious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, a bacterium that typically infects human lungs. It is still one of the major diseases in the world, including in Indonesia. This statement is supported by the data collected by WHO, which recorded 10 million tuberculosis cases in 2020, with total deaths of 1,3 million. Meanwhile, Indonesia recorded 845.000 tuberculosis cases in 2020, with total deaths of 12.469. North Minahasa Health Office stated that pulmonary TB BTA+ is in the top ten of the most prominent diseases in the area. In October 2019, the number of tuberculosis cases reached 170, with CDR (Case Detection Rate) of 55%, seven Multi-Drug Resistant (MDR) cases, and eight drop-out cases. Kauditan District Public Health Center is the public health center with the highest TB MDR cases among the public health centers in North Minahasa. This situation is caused by the failure of the medication provided by the service. The purpose of this research is to analyze the role of the medication supervisor on the anti-tuberculosis medication adherence among pulmonary tuberculosis patients in Kauditan District Public Health Center, North Minahasa Regency. This research uses the qualitative research design and is conducted in Kauditan District Public Health Center from October 2020 to December 2020. The researcher interviewed six informants to acquire data for this research: four medication supervisors, the Head of the Kauditan District Public Health Center, and the Head of the Kauditan District Public Health Center's TB Program. The results of this research were analyzed using the triangulation model.  The results of the research are as follows. The supervisors' performance in supervising the patients in Kauditan District Public Health Center is optimal. Their performance in motivating the patients is not optimal. Their performance in educating the patients is also not optimal. This research concludes that medication supervisors must improve their performance in supervising, motivating, and educating/counseling tuberculosis patients to improve their medication adherence behavior. Medication supervisors should be properly trained for accompanying patients during the relatively long duration of their treatment. Keyword: Tuberculosis, Adherence, The Role of The Medication Superviso

    GAMBARAN TINGKAT STRES MAHASISWA AKHIR KERUKUNAN PELAJAR MAHASISWA INDONESIA BOLAANG MONGONDOW TIMUR (KPMIBT) SELAMA PEMBATASAN SOSIAL PANDEMI

    Get PDF
    Stres merupakan kondisi tidak mengenakkan karena terdapat tekanan dari kondisi tertentu tertentu yang menjadi beban dan di luar batas kesanggupan seseorang untuk merealisasikan tekanan itu. Dewasa ini salah satu faktor yang menyebabkan stres pada mahasiswa akhir adalah adanya pembatasan sosial  pandemi COVID-19 yang mengakibatkan adanya keterlambatan dalam menyelesaikan kegiatan akademik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat stres mahasiswa akhir kerukunan pelajar mahasiswa Indonesia Bolaang Mongondow Timur (KPMIBT) selama pembatasan sosial pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 22 tahun. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (55,3%). Hasil uji analisis univariat, didapatkan mahasiswa akhir yang mengalami gejala fisik stres dengan tingkat normal berjumlah (61,7%) orang dengan gejala seperti bekeringat berlebihan, sesak napas, detak jantung tidak normal. Mahasiswa mengalami gejala psikologis stres dengan tingkat berat berjumlah (21,3%) orang dengan gejala seperti tertekan, cemas, mudah marah, merasa sedih, karena hal yang sepele, mudah panik, takut dan gelisah. Kemudian mahasiswa mengalami gejala perilaku stres dengan tingkat sedang berjumlah (27,7%) orang dengan gejala seperti merasa sulit untuk bersantai, tidak mampu bersabar jika mengalami penundaan serta kehilangan minat dan inisiatif dalam melakukan sesuatu. Kata kunci: Tingkat stress, Mahasiswa, Covid-19 ABSTRACTStress is an uncomfortable condition because there is pressure from certain certain conditions that are a burden and beyond the limits of a person's ability to realize that pressure.  Nowadays, one of the factors that causes stress to final students is the social restrictions of the COVID-19 pandemic which results in delays in completing academic activities. The purpose of this study was to describe the stress level of students at the end of Indonesian student association in East Bolaang Mongondow (KPMIBT) during the social restrictions of the COVID-19 pandemic. The results showed that most of the respondents were 22 years old.  Most of the respondents are female (55.3%).  The results of the univariate analysis test showed that the final students who experienced physical symptoms of stress with a normal level were (61.7%) people with symptoms such as excessive sweating, shortness of breath, abnormal heart rate.  Students experience psychological symptoms of stress with a severe level of (21.3%) people with symptoms such as depression, anxiety, irritability, feeling sad, because of trivial things, easy to panic, fear and anxiety.  Then students experienced symptoms of moderate stress behavior (27.7%) with symptoms such as finding it difficult to relax, unable to be patient if experiencing delays and losing interest and initiative to doing something. Keywords: Stress level, Student, Covid-1

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT TK. III. R. W. MONGISIDI MANADO TAHUN 2017

    Get PDF
    Diabetes mellitus sudah menjadi masalah kesehatan secara global pada masyarakat, karena prevalensi dari diabetes mellitus terus mengalami peningkatan, baik pada negara maju maupun pada negara yang sedang berkembang. Diabetes mellitus merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah/hiperglikemia akibat jumlah dan atau fungsi insulin terganggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit TK. III. R. W. Mongisidi Manado. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study dan dilaksanakan di Poliklinik Interna Rumah Sakit TK. III. R. W. Mongisidi Manado pada bulan Maret - Juni 2017. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh pasien rawat jalan yang berkunjung di Poliklinik Interna Rumah Sakit TK. III. R. W. Mongisidi Manado. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 86 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Dari hasil penelitian terdapat 35 responden yang memiliki riwayat keluarga menderita diabetes mellitus dan 11 responden yang tidak menderita diabetes mellitus, sedangkan yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita diabetes mellitus terdapat 14 responden menderita diabetes mellitus dan 26 responden yang tidak menderita diabetes mellitus. Nilai Pvalue = 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara riwayat keluarga menderita diabetes mellitus dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit TK. III. R. W. Mongisidi Manado. Nilai PR riwayat keluarga menderita diabetes mellitus yang didapat adalah PR= 5,90 dimana nilai PR > 1 yang berarti bahwa riwayat keluarga menderita diabetes merupakan faktor risiko kejadian diabetes mellitus tipe 2.Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 ABSTRACTDiabetes mellitus has become a global health problem in the society, because the prevalence of diabetes mellitus continues to increase, both in developed countries and developing countries. Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases characterized by elevated blood sugar levels or hyperglycemia due to the interrupted amount and/or function of insulin. The purpose of this research was to determine the factors associated with the occurrence of diabetes mellitus type 2 in the TK. III. R. W. Mongisidi Hospital, Manado. This research was an analytic survey research with cross sectional study approach and this research was conducted in Internal Polyclinic of TK. III. R. W. Mongisidi Hospital, Manado in March - June 2017. The population in this research was the entire outpatients who visited the Internal Polyclinic of TK. III. R. W. Mongisidi Hospital, Manado. The number of samples used was 86 respondents. Data were collected by questionnaire. From the results of the research, there were 35 respondents who had a family history of diabetes mellitus and 11 respondents who did not suffer from diabetes mellitus, while those with no family history of diabetes mellitus were 14 respondents who suffered from diabetes mellitus and 26 respondents who did not suffer from diabetes mellitus. Pvalue = 0,000, which means that there was a relationship between family history of diabetes mellitus with the occurrence of diabetes mellitus type 2 in the TK. III. R. W. Mongisidi Hospital, Manado. Value PR The family history of diabetes mellitus was PR=5,90 where the value of PR > 1 it is mean that family history of diabetes is a contributing factor to the risk of the occurrence of diabetes mellitus type 2.Keywords: Education, Occupation, Family History of Diabetes Mellitus, Physical Activity and The Occurrence of Diabetes Mellitus type

    HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BITUNG

    Get PDF
    Salah satu penyakit yang tidak menular yang prevalensinya cukup tinggi yaitu penyakit diabetes melitus dan diabetes melitus merupakan penyebab hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan oleh beberapa hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus. Aktivitas fisik merupakan salah satu dari penyebabnya penyakit diabetes melitus. Aktivitas fisik termasuk dalam salah satu faktor yang dapat dimodifikasi. Aktivitas fisik mengacu pada gerakan tubuh mulai dari yang paling terkecil hingga sampai lari maraton. Aktivitas fisik dibedakan menjadi dua kategori yaitu aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Aktivitas sedang meliputi bersepeda santai, mengangkat beban ringan, dan bermain tenis. Sedangkan aktivitas fisik berat meliputi mengangkat beban berat, menggali, senam aerobic dan bersepeda cepat. Tujuan peneliti melakukan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus pada pasien rawat jalan di Poli Interna Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bitung. Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study atau studi potong lintang dan populasi yang digunakan adalah semua pasien yang datang berkunjung di Poli Interna Rumah Sakit Daerah Bitung yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sampel yang digunakan peneliti adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian diabetes pada pasien rawat jalan di Poli Interna RSUD Bitung mempunyai hubungan, dengan nilai p value=0,026<0,05 nilai kemaknaan yang telah ditetapkan.  Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Diabetes melitus  ABSTRACTOne non-communicable disease that has a high prevalence of diabetes mellitus and diabetes mellitus is the cause of hyperglycemia. Hyperglycemia is caused by several things, but hyperglycemia is most often caused by diabetes mellitus. Physical activity is one of the causes of diabetes mellitus. Physical activity is included in one of the modifiable factors. Physical activity refers to body movements ranging from the smallest to marathon. Physical activity is divided into two categories, namely moderate physical activity and heavy physical activity. Moderate activities include relaxing biking, lifting light weights, and playing tennis. While heavy physical activity includes lifting heavy loads, digging, aerobic exercise and fast cycling. The aim of the researchers in conducting this study was to analyze the relationship between physical activity and the incidence of diabetes mellitus in outpatients at the Bitung Regional Public Hospital (RSUD). The research design used by the researchers in this study was an analytical survey with a Cross Sectional approach or a cross-sectional study and the population used was all patients who came to visit the Bitung Regional Hospital Internal Police who met the inclusion criteria and exclusion criteria. The sample used by the researcher is total sampling. The results of the study showed that the relationship between physical activity and the incidence of diabetes in outpatients at the Poli Interna Bitung Hospital had a relationship, with a p value = 0.026 <0.05 the significance value that had been set.  Keywords: Physical Activity, Diabetes mellitu

    DETERMINAN MEROKOK DI INDONESIA ANALISIS SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2012

    Get PDF
    Konsusmsi rokok di Indonesia masih relatif tinggi dengan jumlah perokok hampir 150 juta yang menempatkan Indonesia berada pada urutan ketiga se- Asia Tenggara tahun 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah perokok tersebut masih simpangsiur, terutama karena perbedaan metodologi dan terbatasnya jumlah sampel pada penelitian-penelitian sebelumnya. Penggunaan data besar yang dikumpulkan melalui instrument terstandarisasi seperti data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dapat menjadi alternatif tepat untuk menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan status merokok di Indonesia menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Survey ini menggunakan studi potong lintang terhadap 54895 responden usia 15-54 tahun. Determinan status merokok ditentukan melalui uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa 14,1% responden merokok. Umur (OR 0,216, 95% CI 0,211-0,222), jenis kelamin (OR 0,027, 95% CI 0,025-0,028), tingkat pendidikan (OR 0,095, 95% CI 0,088-0,103), status perkawinan (OR 0,072, 95% CI 0,161-0,185) dan tingkat kekayaan (OR 0,129, 95% CI 0,124-0,135) didapati berhubungan dengan status merokok. Disimpulkan bahwa faktor-faktor demografi meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan dan tingkat kekayaan merupakan determinan status merokok di Indonesia. Kata Kunci :  Merokok, Determinan ABSTRACT Cigararette consumption in Indonesia is relatively high with the smokers amount 150 million which put Indonesia as the third in Southeast Asia in 2011. Associated factor with the number of smokers still confusing mainly due to differences of methodology and the limited samples on previous studies. Large data usage that has been collected through standardized instrument such as Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) might be the appropriate alternative to answer existing problems. This study aimed to analyze the determinants of smoking in Indonesia. It involved the use of data from the Indonesia Demographic and Health Survey 2012. Cross sectional study was conducted on 54895 respondents aged 15-54. The determinants of smoking were analyzed bivariatly with binary logistic regression. Study showed about 14,1% responden were smoking. Age (OR 0,216, 95% CI 0,211-0,222), gender (OR 0,027, 95% CI 0,025-0,028), education (OR 0,095, 95% CI 0,088-0,103), marital status (OR 0,072, 95% CI 0,161-0,185) and wealth index (OR 0,129, 95% CI 0,124-0,135) correlated with smoking status. It was concluded that demographic factors includes age, gender, education, marital status and wealth index were the determinans of smoking status in Indonesia.  Keywords:  Smoking, Determinants

    HUBUNGAN KONDISI IKLIM DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN 2017-2019

    Get PDF
    Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang dapat menimbulkan demam yang akut karena terinfeksi oleh virus dengue. salah satu manifestasi simptomatik dari infeksi virus dengue adalah DBD. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara suhu udara, curah hujan dan kelembaban udara, dengan kejadian DBD wilayah Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2017-2019. Jenis penelitian survei analitik dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Minahasa Selatan dengan waktu penelitian oktober-november 2020. Sampel penelitian yaitu jumlah kejadian DBD diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan dan Suhu udara, curah hujan, dan kelembaban diambil dari BPS Minsel. Hasil uji korelasi antara kejadian DBD dengan suhu udara r = -0,421, kejadian DBD dengan curah hujan r = 0,388 dan kejadian DBD dengan kelembaban udara r = 0,123. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara kejadian DBD dengan suhu udara dan tidak terdapat hubungan antara kejadian DBD dengan curah hujan dan kelembaban udara tahun 2017-2019. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan agar selalu memeriksa , memberikan penyuluhan atau pembinaan kepada masyarakat serta rutin memantau daerah atau lingkungan masyarakat.  Kata Kunci: DBD, Suhu Udara, Curah Hujan, dan Kelembaban Udara ABSTRACTDengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease transmittted by the Aedes aegypti mosquito. DHF infection is caused by the dengue virus. Climatic factors such as air temperature, rainfall, and humidity affect the spread of DHF. This study aims to determine the relationship between air temperature, rainfall and humidity, and the incidence of dengue fever in the South Minahasa Regency in 2017-2019. This type of research uses analytiical survey research with cross sectiional research design. The research was conducted in South Minahasa Regency with the research time of October-November 2020. The research sample was the number of DHF incidents taken from the South Minahasa District Health Office and air temperature, rainfall, and humidity were taken from BPS Minsel. Correlation test results between the inciidence of dengue fever and air temperature r = -0.421, the incidence of dengue fever with rainfall r = 0.388 and the incidence of dengue fever with air humidity r = 0.123. The conclusion is that there is a relationship between the incidence of dengue fever and air temperature and there is no relationship between the incidence of dengue fever wiith rainfall and humidity in 2017-2019. It is recommended that the Health Office of Minahasa Selatan District be able to control areas that are prone to high incidence of dengue fever and to monitor environmental health in the community on a regular basis as well as provide guidance to the communiity as an effort to prevent dengue disease. Keyword: DHF, Air Temperature, Rainfall, Humidit

    HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KETERSEDIAAN RUANG LAKTASI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA DI KECAMATAN TUMINTING MANADO

    Get PDF
    Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi masih rendah. Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2015 terdapat cakupan ASI Eksklusif sebanyak 26,3% dan mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 19,7%. Pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain umur ibu, pekerjaan, pendidikan, dan pengalaman menyusui, dukungan petugas kesehatan, beban kerja, ketersediaan ruang laktasi dan dukungan suami. Namun masih sedikit penelitian tentang faktor pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja dan ketersediaan ruang laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu pekerja di Kecamatan Tuminting Kota Manado. Metode penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study atau studi potong lintang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja mempunyai bayi umur 6 – 12 bulan yang berjumlah 100 ibu. Hasil penelitian terdapat 29% ibu pekerja yang memberikan ASI Eksklusif , terdapat 45% yang memiliki beban kerja sedang dan terdapat 47% yang menyediakan ruang pojok laktasi pada ibu pekerja di Kecamatan Tuminting Manado. Kesimpulan terdapat hubungan antara beban kerja dan ketersediaan ruang laktasi terhadap pemberian asi eksklusif pada ibu pekerja di Kecamatan Tuminting Manado. Saran bagi ibu pekerja untuk lebih dapat mengutamakan pemberian ASI Eksklusif meskipun sibuk dalam pekerjaan. Kata Kunci: beban Kerja, Ketersediaan Ruang Laktasi, Pemberian Asi Eksklusif ABSTRACTThe percentage of working mother experience exclusive breastfeeding is still low. In the Province North Sulawesi  the rate of exclusive breastfeeding decrease from 26.3% in 2015, to 19.7%, in 2016. Exclusive breastfeeding is influenced by many factors including maternal age, occupation, education, and breastfeeding experience, support from health workers, workload, and husband's support. But there is only few research, evaluate the association on maternal employment  factors of with exclusive breastfeeding. The purpose of this study was to determine the relationship of workload and availability of lactation room with exclusive breastfeeding on working mothers in Tuminting District, Manado. This research method was an analytic survey research with cross sectional study approach. The sample in this study were working mothers who have babies aged 6-12 months. The results of the study showed that 29% (N=100) of working mothers gave exclusive breastfeeding, 45% had moderate workloads and 47% participant reported that their employer provided lactation corner for working mothers. There were significant relationship between exclusive breastfeeding with workload (p value=.000) and the provision of lactation corner (p value=0.005). The conclusion is that there is a relationship between workload and the availability of lactation space with exclusive breastfeeding for working mothers in Tuminting District, Manado. Suggestions for working mothers to be able to prioritize exclusive breastfeeding despite being busy at work. Keywords: Workload, Availability of Lactation Space, Exclusive breastfeedin

    HUBUNGAN ANTARA VARIABILITAS IKLIM DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MANADO

    Get PDF
    Demam Berdarah Dengue yang lebih dikenal dengan istilah DBD ialah jenis penyakit berbasis vektor umum terjadi area hangat yakni daerah-daerah tropis. Epidemi DBD cenderung memiliki motif musim, di mana penularan banyak muncul saat atau setelah musim penghujan. Kondisi terbaik berkembangbiaknya nyamuk-nyamuk yakni ketika curah hujan tinggi tapi belum cukup untuk membanjiri suatu daerah, menjadikannya ideal untuk vektor melangsungkan hidup pula berkembangbiak. Kejadian di provinsi Sulawesi utara terus menemukan adanya kasus DBD tersebar di berbagai Kabupaten/Kota. Penelitian bertujuan guna mengidentifikasi antara faktor iklim dan hubungannya terhadap Kejadian DBD yang ada di Kota Manado, periode 2017-2019. Metode yang digunakan yakni penelitian kuantitatif, model studi ekologi. Analisis dilakukan dengan dua cara yakni yang pertama analisis univariat dipakai guna mengidentifikasi nilai Mean, Min, Max, Standar Deviasi, kedua analisis bivariat dilakukan guna menidentifikasi hubungan dengan menggunakan statistik korelasi dan dilanjutkan ke model prediksi regresi linier. Hasil analisis bivariat menunjukan hasil variabilitas iklim terhadap Kejadian DBD yakni Curah Hujan (p=0,040, r=0,348 dan R2=0,121), Kelembaban (p=0,016, r=0,40 dan R2=0,16), Suhu (p=0,000, r=-0,586 dan R2=0,343). Kesimpulanya yang ditarik ialah variabilitas iklim memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian DBD. Curah hujan dan Kelembaban memiliki derajat hubungan sedang kearah positif terhadap kejadian DBD sedangkan suhu memiliki derajat hubungan kuat kearah negatif terhadap DBD

    HUBUNGAN CAPAIAN VAKSINASI DENGAN JUMLAH KASUS TERKONFIRMASI COVID-19 DI PROVINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Kasus konfirmasi COVID-19 dalam data Global pada 7 April 2022 sebanyak 494.923.006 kasus dan jumlah kasus kematian mencapai 6.186.332 kasus dan di di Indonesia sebanyak 6.028.413 kasus serta sebanyak 155.509 kasus kematian. Peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 yang terjadi dikarenakan ketidakdisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan yakni 3M menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak menjauhi kerumunan. Segala upaya pencegahan COVID-19 diupayakan pemerintah dengan tujuan untuk menekan kasus penularan COVID-19 salah satunya dengan adanya vaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan capaian vaksinasi dosis primer dengan jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi Sulawesi Utara. Metode penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder dari laporan capaian vaksinasi dan jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara dengan populasi penelitian yaitu masyarakat Provinsi Sulawesi Utara dan jumlah sampel adalah masyarakat yang telah divaksinasi dosis primer dan masyarakat yang terkonfirmasi COVID-19. Analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan korelasi Spearman Rho dengan nilai p-value sebesar 0,817 dan koefisien korelasi (r) sebesar -0,030. Hasil yang didapatkan tidak terdapat hubungan antara capaian vaksinasi dengan jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi Sulawesi Utara

    SEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN KETINGGIAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO TAHUN 2019

    Get PDF
    Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kasus DBD Kota Manado pada bulan Januari tahun 2019 kasus DBD sebanyak 165 kasus dimana Kecamatan Malalayang merupakan kecamatan dengan kasus tertinggi dengan jumlah 62 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran kejadian DBD berdasarkan ketinggian dan kepadatan penduduk di Kecamatan Malalayang Kota Manado Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian ekologis dengan pendekatan spasial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DBD bulan Januari-Mei tahun 2019 berdasarkan data dari Puskesmas Bahu dan Puskesmas Minanga yaitu 84 penderita. Adapun instrumen penelitian yang digunakan ialah laptop, Arc. GIS 10.5, GPS Garmin, microsoft excel 2010. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa kasus DBD tertinggi terdapat pada Kelurahan Malalayang I sebanyak 16 kasus dan terendah pada Kelurahan Winangun II sebanyak 4 kasus. Terdapat keterkaitan antara ketinggian tempat dan kasus DBD. Dataran yang rendah memiliki kasus DBD lebih banyak. Kepadatan penduduk tidak terlihat keterkaitan dengan kasus DBD. Kasus DBD lebih banyak terdapat pada daerah dengan kepadatan penduduk rendah. Kesimpulan penelitian ini yaitu sebaran kasus DBD tertinggi terdapat pada Kelurahan Malalayang I dan terendah pada Kelurahan Winangun II. Sebaran kasus DBD lebih banyak terdapat pada dataran dengan ketinggian yang rendah dan pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi. Kata Kunci: Ketinggian, Kepadatan Penduduk, Demam Berdarah Dengue ABSTRACTDengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease that is transmitted through Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. Dengue Fever Case in Manado City 2019 amounted to 165 cases, where Malalayang Subdistrict was the district with the highest case that is 62 cases. The purpose of this research to determine the distribution of DHF events based on height and population density in Malalayang District, Manado City in 2019. This study is an ecological study with a spatial approach. The population in this study were all DHF sufferers from January to May 2019 based on information from Health Center Bahu and Minanga, as many as 84 patients. The research instrument used is a laptop, Arc.GIS 10.5, GPS Garmin, Microsoft Excel 2010. The results of the study found that the highest dengue cases were found in Malalayang I Village as many as 16 cases and the lowest was in Winangun II Village as many as 4 cases. There is a link between the height of the place and the case of DHF. Lowlands have more DHF cases. Population density, there is no association with DHF cases. It was found that dengue cases were more prevalent in areas with low population density. The conclusion of this research is that the highest distribution of DHF cases was found in Malalayang I Village and the lowest was in Winangun II Village. The distribution of DHF cases is more common in low altitude areas and in high population density areas. Keywords: Altitude, Population Density, Dengue hemorrhagic feve
    corecore