107 research outputs found

    Kejadian Stunting dan Kematangan Usia Tulang pada Anak Usia Sekolah Dasar di Daerah Pertanian Kabupaten Brebes

    Full text link
    Pesticide is an example of EDCs source. This study aimed to describe prevalence of stunting and bone-age maturity in elementary school students in agriculture areas of Brebes Districts. This was an observational study conducted in 2015 with cross sectional approach. Study subjects consisted of 66 students of SD Dukuhlo 01 and 02, ranged from 8 to12 years old. chi-square test was used to analyzed the data. This study showed stunting prevalence among students was 21.2%. There were 42.4% students underwent delayed bone-age maturiey. Proportion of students with positive pesticide metabolites were higher in those who involved in agriculture activities (29.2%) compared to those who did not (5.6%). Stunting was more prevalent in students with positive pesticide metabolites (26.7%) compared to the negative ones (19.6%). Students with delayed bone-age maturity were more frequent to be found with positive pesticide metabolites (46.7%) compared to negative (41.2%). Proportion of students with delayed bone-age maturiry (42.9%) compared to normal (5,3%). Stunting were significantly related to delayed bone-age maturity (p=0.001)

    Analisis Upaya Pemberdayaan Masyarakat oleh Bidan Desa melalui Pendekatan Positive Deviance pada Perbaikan Gizi Balita di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2015 ABSTRAK Maya Primayanti Analisis Upaya Pemberdayaan Masyarakat oleh Bidan Desa melalui Pendekatan Positive Deviance pada Perbaikan Gizi Balita di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 xvii + 257 halaman + 9 tabel + 4 gambar + 16 lampiran Pada akhir tahun 2012, 56,27% desa di Kabupaten Bojonegoro melakukan pemberdayaan melalui positive deviance (PD). Namun, penurunan presentase balita gizi kurang dan gizi buruk tidak dapat dipertahankan. Tujuan penelitian menganalisis upaya pemberdayaan masyarakat oleh bidan desa melalui pendekatan positive deviance pada perbaikan gizi balita di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian dilakukan secara kualitatif. Informan utama 8 bidan desa (4 bidan desa PD kriteria baik dan 4 bidan desa PD kriteria kurang baik) dan informan triangulasi 28 orang (8 kader PD, 8 perangkat desa, 8 ibu balita dan 4 petugas gizi). Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan upaya pemberdayaan masyarakat oleh bidan desa PD kriteria kurang baik belum optimal dibandingkan PD kriteria baik. Hal ini berkaitan dengan : 1) bidan belum mengupayakan kader meningkatkan partisipasi ibu balita sampai membawa kontribusi bahan makanan dan membantu memasak, 2) pemimpin desa kurang memotivasi dan menggerakkan partisipasi masyarakat, 3) bidan belum memanfaatkan organisasi masyarakat desa sepenuhnya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, 4) bidan belum mengupayakan kader melakukan penyelidikan PD untuk mencari role model sebagai dasar pembuatan menu dan pemberian pesan kesehatan, 5) mobilisasi sumberdaya kurang dalam hal dana swadaya masyarakat atau ADD, serta keaktifan semua kader, 6) kemitraan bidan dengan perangkat desa dan kader belum didukung SK PD dan kesepakatan yang saling menguntungkan, 7) bidan belum mengupayakan kader melakukan evaluasi PD sampai kunjungan rumah, serta tidak ada supervisi rutin dan penilaian/umpan balik pelaksanaan PD dari petugas gizi. Disimpulkan bahwa pelaksanaan PD belum berkelanjutan sesuai harapan. Diperlukan kerjasama semua pihak dalam mewujudkan program tersebut. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan pelatihan PD bagi bidan dan kader, serta penempatan tenaga gizi sesuai kompetensi. Disarankan kepada puskesmas untuk meningkatkan komitmen perangkat desa dan pemberian insentif kader. Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Positive Deviance, Perbaikan Gizi Balita Pustaka : 63 (1983-2013) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2015 ABSTRACT Maya Primayanti Effort Analysis of Community Empowerment by Village Midwife through Positive Deviance Approach in Improving Nutrition of Children under Five years old in Bojonegoro District in 2013 xvii + 257 pages + 9 tables + 4 figures + 16 enclosures In the end of 2012, 56.27% of villages in Bojonegoro District had empowered community using positive deviance (PD) approach. However, a decreasing percentage of severely and moderately malnourished children under five years old could not be maintained. The aim of this study was to analyse efforts of community empowerment by village midwife through PD approach in improving nutrition of children under five years old in Bojonegoro District. This was qualitative research. Main informants consisted of eight village midwives (4 midwives with good PD and 4 midwives with bad PD). Meanwhile, 28 persons (8 cadres of PD, 8 village officials, 8 mothers of children under five years old, and 4 nutritionists) were as informants for triangulation purpose. Data were collected using indepth interview method. Furthermore, data were analysed using content analysis. The results of this study showed that efforts of community empowerment conducted by village midwives with bad PD had not been optimal compared to those with good PD. Some reasons for this problem were as follows: 1) midwives had not empowered cadres to increase participation of mothers of children under five years old in order to bring groceries and help cooking; 2) head of villages had not motivated and actuated participation of communities; 3) midwives had not fully utilised villagers’ organisation to increase participation of community; 4) midwives had not empowered cadres to investigate PD for finding role model as a basis of making menu and providing health messages; 5) there was lack of resources mobilisation particularly in terms of self-funding or ADD and activeness of all cadres; 6) partnerships between midwives, village officials, and cadres had not been supported by decree of PD and mutual agreements; and 7) midwives had not empowered cadres in evaluating PD and visiting a house. In addition, there were no regular supervisions and feedback of PD implementation from nutritionists. In conclusion, the implementation of PD had not complied expectation. Therefore, cooperation with other sectors needs to be done to realise its program. District Health Office needs to conduct training of PD for midwives and cadres and place nutritionists in accordance with their competencies. Health centres need to improve commitment of village officials and provide incentive for cadres. Key Words : Community Empowerment, Positive Deviance, Improvement of Nutrition of Children under Five Years Bibliography : 63 (1983-2013

    HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH, ASAM LEMAK TIDAK JENUH DAN NATRIUM DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA MENOPAUSE DI KELURAHAN BOJONGSALAMAN

    Get PDF
    Latar belakang. : Risiko hipertensi pada wanita akan meningkat setelah mengalami menopasue yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti penurunan produksi hormon esterogen dan asupan zat gizi termasuk asupan natrium dan juga lemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan asam lemak jenuh (SFA), asam lemak tidak jenuh (MUFA,PUFA) dan natrium dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause. Metode : Penelitian observasional dengan desain case-control yang melibatkan 68 wanita menopause usia 46-60 tahun (kasus=34, kontrol=34) di Bojongsalaman, Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Kejadian hipertensi diindetifikasi dari pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Asupan SFA, MUFA, PUFA, natrium diperoleh melalui wawancara dengan Food Frequency Questionaire (FFQ) semikuantitatif. Analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil : Subyek pada kelompok kasus yang memiliki asupan asam lemak jenuh dan natrium berlebih masing-masing sebesar 94,1% dan 88,2 %. Sebagian besar subyek pada kedua kelompok memiliki asupan PUFA yang baik sedangkan asupan MUFA pada kedua kelompok termasuk kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa asupan SFA berhubungan dengan kejadian hipertensi (p=0,02, OR=5,76, CI=1,141-29,078) sedangkan asupan MUFA, PUFA, natrium tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi (p>0,05). Kesimpulan : Asupan zat gizi yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause adalah asam lemak jenuh (SFA), sedangkan asupan asam lemak tidak jenuh (MUFA, PUFA) dan natrium dalam penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya hubungan dengan kejadian hipertensi

    PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS SRAGUE DAWLEY PADA PEMBERIAN KOPI ROBUSTA FILTER DAN TANPA FILTER

    Get PDF
    Latar Belakang : Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kelainan (peningkatan atau penurunan) fraksi lipid dalam plasma darah, salah satunya adalah trigliserida. Kopi diketahui mempunyai efek negatif dari kafestol yang dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Namun demikian, kopi juga mempunyai efek positif dari kafein yang dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Metode : Jenis penelitian ini adalah true-experimental dengan pre-post randomized control groups design. Subjek penelitian adalah tikus Sprague Dowley jantan berusia 8 minggu yang diberi larutan kopi robusta filter dan tanpa filter selama 4 minggu. Kadar trigliserida ditentukan dengan metode GPO-PAP. Normalitas data diuji dengan Shapiro Wilks. Data dianalisis dengan uji paired t-test dan one way anova. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar trigliserida awal pada pemberian kopi filter adalah 99,67 mg/dl dan kadar trigliserida akhir adalah 94,78 mg/dl (p=0,760). Rerata kadar trigliserida awal pada pemberian kopi tanpa filter adalah 95,11 mg/dl dan kadar trigliserida akhir adalah 91,33 mg/dl (p=0,693). Rerata perubahan kadar trigliserida awal dan akhir pada pemberian kopi filter adalah -4,89 mg/dl dan pada kopi tanpa filter adalah -3,78 mg/dl (p=0,329). Simpulan : Tidak terdapat perbedaan perubahan kadar trigliserida pada pemberian kopi robusta filter dan tanpa filter

    Faktor Determinan Anemia pada Wanita Dewasa Usia 23-35 tahun

    Get PDF
    Latar Belakang : Salah satu masalah gizi yang biasa dialami wanita dewasa adalah anemia. Anemia dapat disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang maupun karena obesitas. Obesitas berkaitan dengan anemia karena penimpunan lemak di jaringan adiposa dapat menurunkan penyerapan zat besi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor determinan anemia pada wanita dewasa usia 23-35 tahun. Metode : Penelitian dilakukan di RW 03,04, dan 05 Kelurahan Ngaliyan Semarang dengan desain penelitian cross-sectional. Subjek 62 wanita dewasa usia 23-35 tahun yang dipilih secara consecutive sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan metode Cyanmethemoglobin, pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan injak digital dan tinggi badan menggunakan microtoise. Asupan protein, iron, vitamin C, vitamin B12, folat dan seng diperoleh dengan metode FFQ (Food Frequency Questionaire) Semi Kuantitatif kemudian dihitung dengan nutrisoft. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi. Hasil : Responden yang obesitas sebanyak 31 orang (50%), dan terdapat kejadian anemia sebanyak 9,7% . Sebanyak 40,3% wanita dewasa yang asupan folat kurang dari kebutuhan, sedangkan asupan protein, vitamin C, vitamin B12, folat, besi dan seng sebagian besar sudah dalam kategori cukup. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada korelasi bermakna antara status gizi menurut IMT , asupan protein, vitamin C, folat, vitamin B12, dan seng dengan kejadian anemia pada wanita dewasa (p= > 0,05). Ada korelasi yang bermakna antara asupan zat besi dengan kejadian anemia (p < 0,05). Simpulan : asupan zat besi merupakan faktor determinan anemia pada wanita dewasa usia 23-35 tahu

    Hubungan Asupan Asam Lemak Jenuh, Asam Lemak Tidak Jenuh Dan Natrium Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Bojongsalaman

    Full text link
    Latar belakang. : Risiko hipertensi pada wanita akan meningkat setelah mengalami menopasue yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti penurunan produksi hormon esterogen dan asupan zat gizi termasuk asupan natrium dan juga lemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan asam lemak jenuh (SFA), asam lemak tidak jenuh (MUFA,PUFA) dan natrium dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause.Metode : Penelitian observasional dengan desain case-control yang melibatkan 68 wanita menopause usia 46-60 tahun (kasus=34, kontrol=34) di Bojongsalaman, Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Kejadian hipertensi diindetifikasi dari pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Asupan SFA, MUFA, PUFA, natrium diperoleh melalui wawancara dengan Food Frequency Questionaire (FFQ) semikuantitatif. Analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil : Subyek pada kelompok kasus yang memiliki asupan asam lemak jenuh dan natrium berlebih masing-masing sebesar 94,1% dan 88,2 %. Sebagian besar subyek pada kedua kelompok memiliki asupan PUFA yang baik sedangkan asupan MUFA pada kedua kelompok termasuk kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa asupan SFA berhubungan dengan kejadian hipertensi (p=0,02, OR=5,76, CI=1,141-29,078) sedangkan asupan MUFA, PUFA, natrium tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi (p&gt;0,05). Kesimpulan : Asupan zat gizi yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause adalah asam lemak jenuh (SFA), sedangkan asupan asam lemak tidak jenuh (MUFA, PUFA) dan natrium dalam penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya hubungan dengan kejadian hipertensi

    HUBUNGAN ASUPAN KALIUM, KALSIUM DANMAGNESIUM TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITAMENOPAUSE DI KELURAHAN BOJONGSALAMAN

    Get PDF
    Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang dapat ditemukan baik pada laki–laki maupun perempuan. Wanita menopause lebih beresiko terhadap kejadian hipertensi. Asupan kalium, kalsium dan magnesium berhubungan dengan terjadinya hipertensi. Tujuan : Mengetahui hubungan asupan kalium, kalsium dan magnesium dengan kejadian hipertensi Metode : Penelitian case control ini bersubjek 68 wanita menopause di Kelurahan Bojongsalaman yang diperoleh dengan metode consecutive sampling. Asupan kalium, kalsium dan magnesium diperoleh melalui Food Frequency Questionairesemi kuantitatif. Data tekanan darah didapatkan dengan menggunakan sphygmomanometer digital. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square Hasil : Subyek pada kelompok kasus yang memiliki asupan kalsium dan kalium kurang masing – masing sebesar 97,1% dan 91,2%. Kelompok kasus maupun kontrol memiliki asupan magnesium yang cukup. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara asupan magnesium dengan kejadian hipertensipada wanita menopause. (p = 0,02, OR=4,27, 95%Cl=1,135-16,137) Simpulan: Asupan zat gizi yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause adalah magnesium. Sedangkan asupan kalsium dan kalium dalam penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya hubungan dengan kejadian hipertens

    Hubungan Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik , Asupan Energi, dan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas pada Remaja Sekolah Menengah Pertama

    Get PDF
    Latar belakang: Obesitas disebabkan karena aktivitas fisik yang kurang disamping asupan makanan padat energi yang berlebihan. Obesitas pada anak jika berlanjut sampai usia dewasa mempunyai faktor risiko hipertensi, hiperlipidemia, penyakit Jantung koroner, hiperinsulinemia dan Diabetes mellitus tipe II. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi, aktivitas fisik, asupan lemak dan energi dengan kejadian obesitas pada remaja SMPN 11 Semarang Metode: Rancangan penelitian adalah case control yang dilakukan pada 60 remaja SMP usia 11–15 tahun di SMP Negeri 11 Semarang. Subyek dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Pemilihan sampel kasus melalui skrining dan memilih kontrol secara random dengan cara memilih siswa atau siswi kelas VII dan VIII yang obesitas sebagai kelompok kasus dan siswa-siswi kelas VII dan VIII yang tidak obesitas sebagai kelompok control. Uji statistik untuk melihat faktor risiko pengetahuan gizi, aktivitas fisik, asupan energi dan asupan lemak dengan menggunakan uji chi square. Hasil: Sebagian besar siswa (73.3%) mempunyai pengetahuan gizi baik, siswa dengan asupan energi lebih sebanyak 53.3%, asupan lemak lebih sebanyak 66.7%, dan yang termasuk aktivitas fisik ringan sebanyak 21.7%. Terdapat hubungan asupan energi, asupan lemak, dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas (p=0.000, p=0.006, p=0.000). Tidak terdapat hubungan pengetahuan gizi dengan kejadian obesitas. Kesimpulan: Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan kejadian obesitas. Asupan energi, asupan lemak dan aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian Obesitas

    Analisis Sistem Manajemen Kegiatan Pojok Laktasi di Puskesmas Kota Surakarta Tahun 2014

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak 2014 ABSTRAK Siti Farida Analisis Sistem Manajemen Kegiatan Pojok Laktasi di Puskesmas Kota Surakarta Tahun 2014 xv + 212 halaman + 9 tabel + 3 gambar + 12 lampiran Cakupan ASI eksklusif yang ditargetkan Kota Surakarta yaitu sebanyak 80% dengan harapan dapat menjamin tumbuh kembang anak. Cakupan ASI eksklusif di kota Surakarta masih rendah jika dibandingkan dengan target Standar Pelayanan Minimal. Menurut data dari DKK Surakarta, persentase pemberian ASI eksklusif pada tahun 2009 sebesar 23%, tahun 2010 sebesar 36%, tahun 2011 sebesar 46,1%, tahun 2012 sebesar 51,07%, tahun 2013 mencapai 53,51%. Beberapa Puskesmas di Kota Surakarta melaksanakan program pengembangan dari program KIA yaitu pojok laktasi. Keberhasilan pelaksanaan program pojok laktasi di Puskesmas tidak terlepas dari peran manajemen program. Berdasarkan hasil studi pendahuluan aspek manajemen pojok laktasi di Puskesmas kurang dilaksanakan secara optimal sesuai proses manajemen yang seharusnya diterapkan oleh kepala Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis sistem manajemen kegiatan pojok laktasi di Puskesmas Kota Surakarta yang meliputi unsur masukan, unsur proses dan unsur keluaran. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang disajikan secara deskriptif eksploratif melalui wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan kepada Informan utama yaitu penanggung jawab/koordinator kegiatan pojok laktasi di Puskesmas yaitu petugas gizi, sedangkan informan triangulasi yakni Kepala Puskesmas, Bidan dan ibu menyusui yang berkunjung di Puskesmas. Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan metode content analysis (analisis isi) yaitu pengumpulan data, reduksi data dan kategorisasi, verifikasi kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif, dengan mengikuti pola berfikir induktif yaitu pengujian data yang bertitik tolak dari data yang telah terkumpul kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pada aspek masukan menunjukkan bahwa belum ada petunjuk teknis, jumlah sumber daya manusia masih terbatas dengan tenaga yang terlibat yaitu petugas gizi dan bidan. Pelatihan yang pernah diikuti oleh petugas sudah menunjang terhadap pelayanan di pojok laktasi. Pada aspek proses, belum ada pembagian tugas kerja secara jelas dan belum ada pendelegasian wewenang dari kepala Puskesmas. Sedangkan pada aspek keluaran, Puskesmas belum membuat sistem pencatatan dan pelaporan pengunjung pojok laktasi. Disarankan kepada Pimpinan Puskesmas untuk melakukan aspek manajemennya sesuai proses manajemen yang seharusnya diterapkan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan evaluasi. Kata Kunci : manajemen, pojok-laktasi Kepustakaan : 25 (1992-2013) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Maternal and Child Health 2014 ABSTRACT Siti Farida Management System Analysis of Lactation Corner Activities at Health Centers in Surakarta City in 2014 xv + 212 pages + 9 tables + 3 figures + 12 enclosures A target of an exclusive breastfeeding coverage in Surakarta City was 80% with the hope to sustain child growth and development. The coverage of exclusive breastfeeding in Surakarta City was lower than the target of Minimum Service Standards. Data at Surakarta City Health Office (CHO) showed that the coverage of exclusive breastfeeding during the period 2009 – 2013 respectively was 23%, 36%, 46.1%, 51.07%, and 53.51%. Some health centers in Surakarta City had implemented the program of lactation corner. The success of the program was due to a role of a program management. A preliminary study indicated that lactation corner at health centers had not been well managed by head of health centers. This research aimed to analyze the management system of lactation corner activities at health centers in Surakarta City which encompassed aspects of input, process, and output. This was qualitative research presented using descriptive-explorative methods through in-depth interview. Main informants were nutritionists worked as an officer in charge/coordinator of lactation corner activities at health centers. Meanwhile, informants for triangulation purpose encompassed heads of health centers, midwives, and breastfeeding mothers who visited health centers. Furthermore, data were analyzed using a method of content analysis encompassed data collection, data reduction and categorization, and verification. Afterwards, data were presented descriptively following the pattern of inductive thinking in which data examination was started from collecting data to concluding. The result of this research showed that regarding the input aspect, there was no a technical guidance, number of human resources involved were limited and consisted of nutritionists and midwives. In addition, kinds of provided training supported the lactation corner services. Regarding the process aspect, there was unclear job sharing and no delegation of authority from heads of health centers. Regarding the output aspect, health centers had not made recording and reporting systems for visitors of the lactation corner. As suggestions, heads of health centers need to implement all management aspects appropriately in accordance with the management process namely planning, organizing, actuating, and evaluating. Key Words : Management, Lactation Corner Bibliography : 25 (1992 – 2013
    • …
    corecore