66 research outputs found

    Ketangguhan Wilayah Kota Sorong Dalam Menghadapi Bencana Banjir: The Resilience of Sorong City Area in Facing Flood Disaster

    Get PDF
    Abstrak  Banjir Kota Sorong dapat terjadi akibat debit hujan yang tinggi di daerah kota namun system drainase yang tidak baik membuat air hanya tergenang dalam wilayah pemukiman dan perkotaan. Selain itu dapat terjadi Banjir Kiriman dari luar kota Sorong akibat hujan terjadi di daerah Hulu, namun Mesin Pengatur Tata Air Alami yaitu Hutan tidak berfungsi dengan baik sehingga terjadi pengingkatan limpasan aliran permukaan (Run Off) yang besar masuk ke dalam sungai-sungai mengalir mencari tempat-tempat yang lebih rendah di daerah hulu sampai hilir di perkotaan maupun daerah-daerah sekitar aliran sungai mengakibatkan banyak korban harta benda dan jiwa. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui sebaran daerah rawan bencana banjir di Kota Sorong serta menentukan tingkat ketangguhan Kota Sorong terhadap ancaman banjir. Metode analisis yang digunakan adalah analisis likert untuk mengukur tingkat ketangguhan dan analisis spasial untuk menghasilkan peta-peta mengenai pola persebaran fasilitas kesehatan dan perdagangan jasa yang menjadi mitigasi dalam ketangguhan wilayah terhadap bencana banjir. Hasil dari kedua analisis tersebut dapat menunjukkan seberapa tangguh wilayah Kota Sorong dalam menghadapi bencana banjir. Kata Kunci : Ketangguhan, Kerawanan, Banjir Abstract  Floods in Sorong City can occur due to high rainfall in the city area, however a bad drainage system makes water only stagnate in the area settlements and cities. In addition, there can be a flood of shipments from outside the city of Sorong due to rain occurring in the Upstream area, but the Natural Water Regulatory Machine is the Forest does not work properly so that there is an increase in surface runoff The big (Run Off) goes into the flowing rivers looking for places lower in the upstream to downstream areas in urban and regional areas around the river flow resulted in many victims of property and lives. The purpose of this study is to determine the distribution of flood-prone areas in Sorong City and determine the level of resilience of Sorong City to the threat of flooding. The analytical method used is Likert analysis to measure the level of resilience and spatial analysis to produce maps of the distribution pattern of health facilities and trade in services which are a mitigation in the area's resilience to floods. The results of the two analyzes can show how resilient the Sorong City area is in dealing with flood disasters. Keywords : Resilience, Vulnerability, Floo

    PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN CALACA DAN ISTIQLAL KECAMATAN WENANG

    Get PDF
    Persoalan permukiman di pusat kota cukup beragam, salah satunya adalah tata lingkungan yang tidak teratur. Ketidak teraturan permukiman memyebabkan wilayah itu cenderung kumuh. Di kota manado permukiman serta sejumlah persoalannya perlu di kaji, salah satunya yaitu pengelolaan air limbah domestik. Untuk itu wilayah yang menjadi fokus penting yaitu di Kelurahan Calaca dan Kelurahan Istiqlal Kecamatan Wenang. Di Kecamatan Wenang, memiliki lokasi pemukiman kumuh yang berada di daerah bantaran sungai Tondano. Pengelolaan air limbah domestik (Rumah Tangga), seperti  Tinja, Urine, dan buangan kamar mandi serta buangan dapur yang baik dan benar menjadi penting di analisa, karena dilokasi tersebut masyarakat membuang kotoran limbah cair masih dilakukan pada tempat yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk  mendeskripsikancara pembuangan air limbah domestik dan menganalisis sistem pengelolaan air limbah domestik di permukiman kumuh, di Kelurahan Calaca dan Istiqlal Kecamatan Wenang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam menganalisis dataMetode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif  kualitatif. Data yang diperoleh melalui wawancara/kusioner dan observasi lapangan dianalisis untuk mengetahui prilaku dan cara masyarakat menyalurkan air limbah domestiknya, serta kelembagaan, peraturan, kebijakan pemerintah, pembiayaan serta presepsi dari masyarakat.Berdasarkan hasil analisis menunjukan untuk jenis limbah grey watermereka menyalurkan air limbah domestiknya melalui pipa, drainase dan langsung kesungai, untuk jenis limbah Black Water (Urine dan Tinja), masyarakat menyalurkan melalui pipa langsung ke sungai, menyalurkan melalui kloset langsung mengalir ke sungai dan menggunakan septic tank individu. Untuk Sistem Pengelolaannya,di tinjau dari Sarana dan Prasarana pada kelurahan Calaca dari hasil presentase terbanyak yaitu tidak memenuhi 38% dan yang tersendah dikategorikan memenuhi sebanyak 1%. Pada kelurahan Istiqlal dari hasil presentase terbanyak yaitu memenuhi sebanyak 50% dan terenda di kategorikan tidak memenuhi sebanyak 1%.Ditinjau dari aspek pembiayaan, tidak ada retribusi yang di tanggungkan kepada masyarakat dalam pembangunan IPAL yang berada di kelurahan Istiqlal, pembiayaan murni dari pemerintah. Ditinjau dari aspek kelembagaan, yang mengorganisir pengelolaan air limbah domestik di Kelurahan Calaca dan Istiqlal tidak berperan penuh dalam tupoksinya, serta terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi, serta program-program yang ada tidak terlaksana dengan baik.Untuk aspek Kebijkan, ditemukan belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik, selain itu untuk peraturan dan kebijakan dari pemerintah pusat tidak terlaksana dengan baik

    Ketangguhan Wilayah Peri Urban Menghadapi Bencana Non Alam Covid 19 di Kecamatan Mandolang

    Get PDF
    Ketangguhan Masyarakat dalam menghadapi bencana, Sebelumnya yang harus diketahui ialah segala macam bentuk bencana yang terjadi di dunia ini baik dari alam maupun yang tidak, semuanya akan membawa pengaruh bagi kehidupan. Kemampuan suatu wilayah yang bisa menyesuaikan diri (beradaptasi) dari suatu kejadian bencana ialah disebut dengan Ketangguhan Wilayah. Di tahun 2021 jumlah kasus terkonfirmasi positif di Kecamatan Mandolang termasuk tinggi dibandingkan dengan daerah Peri Urban lainnya dengan jumlah kasus yaitu 147 orang terinfeksi, maka perlu di lakukan penelitian lebih lanjut terkait Ketangguhan Masyarakat di Daerah Peri Urban yaitu di Kecamatan Mandolang yang di mana Kecamatan ini juga merupakan Kecamatan yang terus berkembang dari tahun ke tahun.  Metode analisis yang dipakai dalam penulisan penelitian ini adalah menggunakan Analisis Likert dimana untuk mengukur ketangguhan di tiap aspek dalam penelitian. Hasil dari analisis ini yaitu mengidentifikasi tingkat ketangguhan dan juga adaptasi masyarakat untuk tetap bertahan menghadapi Bencana Non Alam Covid 19. Kata Kunci : Ketangguhan, Pandemi, Peri Urban Abstract Community resilience in the face of disasters, Previously, what must be known is that all kinds of disasters that occur in this world, whether from nature or not, will all have an impact on life. The ability of an area that can adjust (adapt) to a disaster event is called Regional Resilience. In 2021 the number of positive confirmed cases in Mandolang Sub-district is high compared to other Peri Urban areas with 147 infected people, so it is necessary to conduct further research related to Community Resilience in Peri Urban areas, namely in Mandolang sub-district where this Sub-District is also a Sub-district that continues to grow from year to year.  The analysis method used in writing this research is to use Likert analysis where to measure resilience in each aspect of the research. The result of this analysis is to identify the level of resilience and also the adaptation of the community to survive in the face of Non-Natural Disasters Covid 19. Keywords : Resilience, Pandemic, Urban Fair

    Analisis Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Kemampuan Lahan di Kawasan Kebun Raya Megawati Soekarnoputri Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara

    Get PDF
    Abstrak Pembangunan K R Megawati Soekarnoputri Ratatotok Minahasa Tenggara menjadi pemicu  pengembangan wilayah rehabilitasi menjadi suatu kebun raya yang bermanfaat baik dalam aspek pelestarian alam, rekreasi, pendidikan dan jasa lingkungan. Ditetapkannya SK KHDTK oleh Menteri Kehutanan merupakan titik tolak pembangunan kebun raya yang mencakup tahapan perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan. Sebagai kawasan bekas tambang tentu meninggalkan permasalahan lingkungan seperti pencemaran air maupun tanah dan menyusutnya kualitas lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi kondisi eksisting di Kawasan KR Megawati Soekarnoputri Ratatotok, menganalisis pemanfaatan lahan berdasarkan kemampuan lahan di kawasan KR Megawati Soekarnoputri Ratatotok dengan melihat master plan yang telah dibuat, serta mengetahui realisasi masterplan yang dilakukan di kawasan KR Megawati Soekarnoputri Ratatotok. Metode untuk menganalisis data pada penelitian ini antara lain analisis spasial dengan mengoverlay data spasial berupa peta yang menghasilkan peta baru dengan hasil analisis. Hasil penelitian yaitu mengetahui pemanfaatan lahan berdasarkan kemampuan lahan di kawasan KR Megawati Soekarnoputri Ratatotok Kab. Mitra. Kata Kunci : Kebun Raya, Pemanfaatan Lahan, Kemampuan LahanAbstractThe construction of the KR Megawati Soekarnoputri Ratatotok Southeast Minahasa initiated the development of the rehabilitation area into a botanical garden that has many benefits such as conservation, recreation, education and environmental services. The stipulation of the SK KHDTK by the Minister of Forestry is the starting point for the development of a botanical garden which includes the stages of planning, development, and management. As a former mining area, environmental problems often arise such as pollution and environmental degradation. The purpose of this study is to identify the existing conditions in the KR Megawati Soekarnoputri Ratatotok area, analyze land use based on land capability in the KR Megawati Soekarnoputri Ratatotok area by looking at the master plan that has been made, and to find out the realization of the master plan carried out in the KR Megawati Soekarnoputri Ratatotok area. The analytical method in this study includes spatial analysis by overlaying a map which then produces a new map with the results of the analysis. The results of the study were to determine land use based on land capability in the KR Megawati Soekarnoputri Ratatotok area, Southeast Minahasa Regency. Keywords : Botanical Garden, Land Use, Land Capabilit

    ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KEPULAUAN SIAU KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO

    Get PDF
    Kesesuaian lahan pada hakekatnya merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (Soemarno, 2006). Kondisi topografi Kepulauan Siau pada umumnya memiliki bentuk wilayah yang berbukit dan bergunung, dan memiliki kemiringan lereng yang curam. Meskipun curam, daerah ini masih dimanfaatkan penduduk untuk ditanami dengan tanaman perkebunan seperti kelapa, cengkeh dan pala. Daerah yang datar relatif sempit dan umumnya hanya terdapat di pesisir pantai yang dijadikan tempat pemukiman penduduk, seperti di Ulu, Ondong (P.Siau). BAB 5 Tentang Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pasal 37 Menetapkan bahwa Kawasan peruntukkan permukiman sebagaimana dimaksud pada Pasal 33   huruf d di wilayah Kabupaten adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pemukiman yang sehat, nyaman dan aman dari bahaya bencana alam, yang terdiri dari permukiman perkotaan meliputi permukiman di Kawasan Perkotaan Ulu, Kawasan Perkotaan Ondong dan Kawasan Perkotaan Buhias dan permukiman perkampungan meliputi permukiman yang terbentuk di kawasan perkampungan sebagai sentra produksi yang tersebar di seluruh wilayah Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.  Undang-Undang No 1 Tahun 2011 menjelaskan bahwa permukiman merupakan bagian dari lingkungan hunian yang terdiri lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana , utilitas umum , serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan pedesaan. Penelitian ini bertujuan Mengidentifikasi eksisting penggunaan lahan permukiman di kepulauan siau dan Menganalisis kesesuaian lahan permukiman di kepulauan siau. Dengan manfaat Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman dalam menganalisis kesesuian lahan permukiman di kepulauan siau kabupaten siau tagulandang biaro, Merekomendasi untuk pemerintah dalam menangani masalah yang terjadi dalam kesesuaian lahan permukiman di kepulauan siau dan Hasil penelitian ini dapat juga memberikan pemahaman terhadap masyarakat dan pihak lainnya.Kata Kunci: Kemampuan Lahan ,Kesesuaian Lahan ,Kesesuaian Lahan Permukima

    Evaluasi Perkembangan Lahan Kritis di Kota Manado

    Get PDF
    Lahan kritis adalah suatu kondisi lahan yang berkembang ketika kemampuan lahan tidak sesuai dengan penggunaan lahan, yang menyebabkan terjadinya degradasi fisik, kimiawi, atau biologis lahan (Arsyad, 1989). Menurut Yusak Paul Kasse (2014) total keseluruhan lahan kritis di kota Manado sendiri berjumlah 9821,51 Ha yang tersebar di 9 kecamatan. Bagaimana dengan tahun 2021? Untuk itu, maka perlu diidentifikasi persebaran serta melakukan pemetaan kembali lahan kritis yang ada di Kota Manado dan membandingkan perubahan lahan kritis tahun 2014 dan 2021. Adapun metode penelitian yang di pakai pada penelitian ini ialah dengan menggunakan analisis spasial dengan pendekatan kuantitatif berjenjang tertimbang dengan 3 tahapan yaitu overlay data spasial, editing data atribut dan analisis tabular. Hasil dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebaran lahan kritis dan membandingkan perubahan lahan kritis di Kota Manado tahun 2014 dan 2021. Secara keseluruhan, sebaran lahan kritis yang ada di Kota Manado tahun 2021 tersebar di 10 kecamatan yaitu: Kecamatan Malalayang seluas 1263.27 hektar, Sario seluas 17.4 hektar, Wanea seluas 616.91 hektar, Wenang seluas 90.1 hektar, Tikala seluas 427.68 hektar, Paal Dua seluas 563.72 hektar, Singkil seluas 289.31 hektar, Mapanget seluas 4158.08 hektar, Tuminting seluas 245.52 hektar, Bunaken seluas 1733.62 hektar. Besaran luas lahan kritis teridentifikasi telah terjadinya perubahan luasan lahan kritis yang ada di Kota Manado dalam hal ini Kawasan Luar Hutan yang berada di Kecamatan Malalayang, Sario, Wanea, Wenang, Tikala, Paal Dua, Singkil, Mapanget, Tuminting serta Bunaken yakni dari 9821.51 ha di tahun 2014 menjadi 9405.6 ha di tahun 2021. Kata kunci: Lahan Kritis; Kawasan Luar Hutan; Perubahan Luas; Kota Manado. Abstract Critical land is a land condition that develops when land capability is incompatible with land use, which causes physical, chemical, or biological degradation of land (Arsyad, 1989). According to Yusak Paul Kasse (2014), the total amount of critical land in Manado city is 9821.51 hectares spread across 9 sub-districts. What about in 2021? For this reason, it is necessary to identify the distribution and remapping of critical land in Manado City and compare the changes in critical land in 2014 and 2021. The method used in this research is to use spatial analysis with a weighted tiered quantitative approach with 3 stages, including spatial data overlay, attribute data editing and tabular analysis. The results of this research are to determine the distribution of critical land and compare changes in critical land in Manado City in 2014 and 2021. Overall, the distribution of critical land in Manado City in 2021 is spread across 10 sub-districts, namely: Malalayang sub-district covering 1263.27 hectares, Sario covering 17.4 hectares, Wanea covering 616.91 hectares, Wenang covering 90.1 hectares, Tikala covering 427.68 hectares, Paal Dua covering 563.72 hectares, Singkil covering 289.31 hectares, Mapanget covering 4158.08 hectares, Tuminting covering 245.52 hectares, Bunaken covering 1733.62 hectares. The size of the critical land area identified has changed the existing critical land in Manado City. In this regard, the Outer Forest Area in Malalayang, Sario, Wanea, Wenang, Tikala, Paal Dua, Singkil, Mapanget, Tuminting and Bunaken sub-districts, namely from 9821.51 ha in 2014 to 9405.6 ha in 2021. Keyword: Critical Land; Outer Forest Area; Area Change; Manado Cit
    corecore