88 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN INFEKSI CACING USUS DI SD NEGERI 58 MANADO

    Get PDF
    Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti banyak manusia di seluruh dunia. Sampai saat ini penyakit-penyakit cacing masih tetap merupakan suatu masalah karena kondisi sosial dan ekonomi di beberapa bagian dunia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Manado, jumlah kecacingan dari bulan Januari-Desember 2016 sebanyak 51 kasus dan kecacingan di Manado yang tertinggi berada di Tikala yaitu 15 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara faktor sosiodemografi dengan infeksi cacing usus di SD Negeri 58 Manado. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross sectional. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 41 siswa dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 58 Manado dan pemeriksaan tinja dilakukan di laboratorium Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi pada bulan Agustus-September 2017. Uji statistik yang akan digunakan untuk melihat hubungan variabel independent dengan dependent yaitu Fisher’s Exact dengan nilai signifikansi α = 5%, tingkat kepercayaan 95% . Hasil uji bivariat yang diperoleh jenis kelamin (p = 0,629) pendidikan ayah (p= 0,321) pendidikan ibu (p= 1) pekerjaan ayah (p= 1) dan pekerjaan ibu (p= 0, 068). Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, tidak terdapat hubungan antara pendidikan orang tua, dan tidak terdapat hubungan hubungan antara pekerjaan orang tua. Diharapkan kepada pihak Sekolah membuat sarana cuci tangan agar siswa dapat mempraktekkan cara cuci tangan yang baik dan benar.Kata kunci: Infeksi Cacing Usus, Sosiodemografi.ABSTRACTWorm infections are one of the most common diseases which spread and infect a lot of people around the world. Even until now, worm diseases still remain a problem because of social and economic conditions in some parts of the world. Based on the data from Manado Health Office, the total numbers of worm infections from January to December 2016 happen to be as many as 51 cases and the highest number of case happened in Manado, is found to be in Tikala, which is 15 cases. This study aims to determine whether there is a relationship between sociodemographic factors and intestinal worm infections in SD Negeri 58 Manado. This research uses analytic observational method with cross sectional design. The subjects in this study are 41 students while using total sampling technique. The data were collected by interviewing the subjects using questionnaires. This research was conducted in SD Negeri 58 Manado and stool examination was conducted at the laboratory Faculty of Public Health Sam Ratulangi University in August-September 2017. Statistical test that will be used to analyse the relationship of independent variables with dependent, is Fisher's Exact with the significance value of α = 5%, 95% confidence level. The result of bivariate test obtained by gender (p = 0,629) level education of the father (p = 0,321) level education of the mother (p = 1) the job of the father (p = 1) and the job of the mother (p = 0,068). There was no relationship between the genders, there was no relationship between the level educations of the parents, and there was no relationship between the jobs of the parents. It is encouraged that the school will provide handwashing facilities, so that students can practice a proper handwashing.Keywords: Intestinal Worm Infections, Sociodemographi

    KEBIASAAN MAKAN MAKANAN ETNIK MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Indonesia memiliki banyak suku etnis diantaranya adalah elnis Minahasa. dengan beragam adat istiadatnya termasuk kebiasaan makan. Elnis Minahasa mempunyai kebiasaan makan yang cukup unik dengan beragam makanan khas yang sebagian besar diduga mengandung asam lemak jenuh tinggi. Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah yang tinggi angka kematiannya akibat PJK. Dilakukan survey kebiasaan makan terhadap 528 etnis Minahasa di Kabupaten/Kota Provinsi Sulut. Jenis makanan yang sering dikonsumsi adalah 'babi garo rica ' (97%), ikan laut wokublanga (95%), tinorangsak (93%), babi kecap (91%), babi pular (79%), babi hulan (72%) RW(anjing) (70%)) sedangkan jenis sayuran seperli tinutuan (90%)

    HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KOTA MANADO

    Get PDF
    Pemberian ASI secara optimal sangat penting. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan salah satu penentu kesuksesan pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Manfaat IMD diantaranya adalah mengurangi resiko terjadinya kematian ibu, meningkatkan kemungkinan keberhasilan ASI eksklusif 6 bulan, mencegah kematian neonatal, dan meningkatkan kedekatan dan rasa kasih sayang antara ibu dan bayi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif di Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan teknik penentuan total sampling. Penelitian ini dilaksanakan di lima wilayah kerja Puskesmas yang ada di Kota Manado, yaitu wilayah kerja Puskesmas Tuminting, wilayah kerja Puskemas Paniki Bawah, wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru, wilayah kerja Puskesmas Kombos, dan wilayah kerja Puskesamas Bahu pada 193 ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan nilai α = 0,05. Diperoleh nilai p = 0,014, berarti nilai p lebih kecil dibandingkan nilai α. Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif di Kota Manado. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) harus dilaksanakan untuk keberhasilan pemberian ASI eksklusif demi kesehatan ibu dan bayi.Kata kunci: Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Pemberian ASI Eksklusif.ABSTRACTThe optimal breastfeeding is very important. Early initiation of breastfeeding is one of the determinant of successful exclusive breastfeeding for 6 months. The benefits of early initiation of breastfeeding are included by reducing the risk of maternal mortality, increasing the chance of 6 months success exclusive breastfeeding, prevent neonatal death, and increase the sense of closeness and affection between mother and the baby. The purpose of this study is to analyze the relationship of early initiation of breastfeeding with exclusive breastfeeding in Manado. This research is an analytic survey with the approach of cross-sectional study design and using total sampling technique. This research was conducted in 5 work areas of public health care center in Manado; they are Tuminting health care center, Paniki Bawah health care center, Ranotana Weru health care center, Kombos health care center, and Bahu health care center on mothers who have baby 0-12 months. Data analysis using Chi-Square test with α = 0,05. The result of statistical test p-value is 0,014, which means p-value is lower than α. So, it can be concluded that there is a relationship of early initiation of breastfeeding with exclusive breastfeeding in Manado. Early initiation of breastfeeding should be implemented for the successful of exclusive breastfeeding as well as for the sake of health to the mother and the baby.Keywords: Early Initiation of Breastfeeding, Exclusive Breastfeeding

    HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELING ATAS KOTA MANADO

    Get PDF
    Status gizi anak merupakan salah satu indikator yang berfungsi dalam mutu sumber daya manusia dimasa mendatang karena dampak yang ditimbulkan jika anak mengalami stunting, kondisi tersebut akan menghambat produktivitas anak dimasa depan yang berimbas pada perekonomian suatu negara. Perbaikan masalah gizi salah satunya dengan memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi pada balita usia 24-59 bulan. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Maret sampai dengan Juli 2023. Metode kuantitatif analitik digunakan sebagai metode penelitiannya dan menggunakan desain Cross Sectional Study. Populasi pada penelitian ini adalah balita yang berusia 24-59 bulan di Kelurahan Teling Atas Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas yang tercatat dalam pemantauan status gizi pada bulan Februari Tahun 2023 yaitu 346 orang dan sampel penelitian didapatkan dengan perhitungan menggunanakan rumus Lemeshow yaitu berjumlah 52 responden. Instrumennya menggunakan kuesioner dan datanya diolah menggunakan uji Fisher’s Exact pada SPSS. Hasil Penelitian melalui uji statistik menggunakan Fisher’s Exact untuk pemberian Asi Ekslusif dengan status gizi pada balita menunjukan nilai signifikasi (p)= 0,242 memiliki makna bahwasannya tidak terdapat hubungan signifikan antara pemberian Asi Eksklusif dengan status gizi pada balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado.

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA RATATOTOK TIMUR

    Get PDF
    ISPA merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Cakupan penemuan penderita Ispa khususnya pneumonia pada Bayi dan Balita di Provinsi Sulawesi Utara untuk tahun 2015 sebanyak 812 kasus dan untuk tahun 2016 sebanyak 635 kasus (3,04 %). Kabupaten Minahasa Tenggara juga target tertinggi 994 balita dengan jumlah penderita ISPA khususnya Pneumonia yang ditemukan sebanyak 107 kasus (Profil Kesehatan Sulawesi Utara 2016). Berdasarkan data dari Puskesmas Ratatotok terdapat 196 kasus ISPA pada balita sampai dari Januari-Agustus 2020. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA pada balita dan Untuk mengetahui kebiasaan merokok dengan kejadian penyakit ISPA pada balita. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 60 Balita, dengan sampel kasus 30 balita dan sampel kontrol 30 balita. Hasil Penelitian menunjukkan kepadatan hunian beresiko terhadap kejadian Ispa pada Balita dengan nilai p=0,002 dan Merokok tidak beresiko terhadap kejadian Ispa pada Balita dengan nilai p=0,161. Kesimpulannya Kepadatan Hunian beresiko terhadap kejadian Ispa pada Balita sedangkan Merokok tidak beresiko terhadap kejadian Ispa pada Balita.Saran, masyarakat diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya  masalah penyakit ISPA, faktor penyebab dan dampak yang dapat terjadi karena ISPA  Kata kunci : ISPA, Kepadatan Hunian, Merokok  ABSTRACTARI is the main cause of morbidity and mortality of infectious diseases in the world. Nearly four million people die from ARI each year, 98% of them are caused by lower respiratory tract infections. The coverage of detection of ARD patients, especially pneumonia in infants and toddlers in North Sulawesi Province for 2015 was 812 cases and for 2016 as many as 635 cases (3.04%). Southeast Minahasa Regency is also the highest target of 994 children under five with the number of ARI patients, especially pneumonia, which were found as many as 107 cases (Health Profile of North Sulawesi 2016). Based on data from Puskesmas Ratatotok, there were 196 cases of ARI in toddlers from January to August 2020. The purpose of this study was to determine the occupancy density with the incidence of ARI disease in children under five and to determine smoking habits with the incidence of ARI disease in toddlers. This type of research is a descriptive analytic study with a case control approach. The population and sample in this study were 60 toddlers, with a case sample of 30 under fives and a control sample of 30 under fives. The results showed that occupancy density was at risk for the incidence of ARD in underfives with p value = 0.002 and smoking was not at risk for the incidence of ARI in underfives with p value = 0.161. The conclusion is that the occupancy density is at risk for the incidence of ARD in toddlers while smoking is not at risk for the incidence of ARD in toddlers. Suggestions, the community is expected to increase knowledge about the importance of the problem of ARI disease, the causes and impacts that can occur due to ARI. Keywords : ARI, Occupancy density, Smoke

    Hubungan Antara Stress Kerja dan Perasaan Kelelahan Kerja dengan Produktifitas Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Talaud

    Get PDF
    Stres dan kelelahan yang berlangsung secara berkepanjangan akan mengganggu efektivitas kerja dan menurunkan produktivitas kerja. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada beberapa perawat di ruang rawat inap RSUD Talaud, terdapat keluhan stres dan kelelahan kerja pada perawat. Banyak pasien yang dirawat akibat pandemi menyebabkan beban kerja meningkat.Tuntutan pekerjaan yang banyak mempengaruhi produktivitas kerja perawat. Penelitianiini menggunakanimetode surveiianalitik denganirancanganistudiipotongilintang (cross sectional study). Populasi dari penelitian ini sebanyak 115 orang perawat. Jumlah sampel penelitian ditentukan menggunakan rumus slovin yaitu 53 orang perawat. Analisis hubungan menggunakan uji spearman rank.Hasil uji antara stress kerja dengan produktivitas kerja diketahui nilai p sebesar 0,039 dengan nilair sebesar -0,284. Hasil uji antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja diketahui nilai p sebesar 0,001 dengannilai r sebesar -0,431. Dengan demikian, terdapathubungan dengan kekuatan korelasi lemah antara stres kerja dengan produktivitas kerja pada perawat di RSUD Talaud yaitu semakin tinggi stres kerja maka semakin berkurang produktivitas kerja. Terdapat hubungan dengan kekuatan korelasi sedang antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerjapada perawat di RSUD Talaud yaitu semakin tinggi kelelahan kerja maka semakin brkurang produktivitas kerja.&nbsp

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN ANGGOTA KELUARGA TERHADAP PENULARAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIAN WERU KOTA BITUNG

    Get PDF
    Pengetahuan dan pemahaman yang kurang tentang pencegahan penularan TB paru menyebabkan ketidak mampuan anggota keluarga untuk melakukan perannya dalam merawat penderita yang akan menyebabkan timbulnya kecemasan kepada anggota keluarga lainnya. Timbulnya reaksi kecemasan pada keluarga yang merawat penderita tuberkulosis akan mengalami ketakutan keluarga dalam merawat penderita. Tujuan dalam penelitian ini ialah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan anggota keluarga terhadap penularan TB paru di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kota Bitung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian ini dilakukan di di Wilayah Kerja Puskesmas Girian Weru Kota pada bulan Mei - Noember tahun 2019. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengetahuan dengan kecemasan menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengetahuan dengan kecemasan anggota keluarga terhadap penularan TB paru di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kota Bitung. Kata Kunci: Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan, Pengetahuan, Kecemasan, Tuberkulosis ABSTRACTLack of knowledge and understanding of prevention of pulmonary TB transmission causes the inability of family members to perform their role in caring for sufferers which will cause anxiety to other family members. The emergence of anxiety reactions in families who care for tuberculosis sufferers will experience family fears in caring for sufferers. The aims of this study is to determine the factors associated with family members' anxiety about pulmonary TB transmission in the work area of Girian Weru Public Health Center in Bitung City. This research is a quantitative descriptive analytical study. This research was conducted in the Work Area of Girian Weru City Health Center in May – November 2019. To determine the correlation between knowledge, attitude and anxiety using the Spearman Rank test. Results of this study shows that there is a correlation between gender, age, education and knowledge with family members' anxiety about the transmission of pulmonary TB in the work area of the Girian Weru Public Health Center in Bitung City. Keywords: Gender, Age, Education, Knowledge, Anxiety, Tuberculosi

    Keluhan Muskuloskeletal pada Nelayan

    Get PDF
    Nelayan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berisiko mengalami penyakit akibat kerja dan/ atau kecelakaan kerja. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja yaitu adanya keluhan musculoskeletal/ musculoskeletal disorders (MSDs). Tujuan penelitian ini yaitu untuk menggambarkan keluhan muskuloskeletal pada nelayan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilaksanakan di Desa Kalasey 1 Kabupaten Miniahasa pada Agustus sampai Desember 2021. Sebanyak 36 nelayanan menjadiresponden dalam penelitian ini. Variabel yang diukur yaitu MSDs menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Data diperoleh melalui wawancara dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan usia paling banyak berumur 46-55 tahun (41,7%), berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak berpendidikan SD sederajat (52,8%), berdasarkan masa kerja paling banyak telah bekerja 10 tahun ke atas (77,8%) dan berdasarkan keluhan musculoskeletal (MSDs) paling banyak keluhan sangat tinggi (47,2%). Kesimpulan penelitian ini yaitu para nelayan banyak mengalami keluhan yang sangat tinggi sehingga diperlukan upaya koreksi oleh nelayan dan petugas kesehatan

    ANALISIS KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja bidan dalam melakukan pelayanan antenatal di Puskesmas Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif di tiga Puskesmas pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2016. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada 11 orang informan dan observasi kegiatan pelayanan antenatal pada 6 orang bidan Puskesmas. Selanjutnya data dianalisis melalui teknik analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan ketersediaan sumber daya dan organisasi cukup baik dalam menunjang pelayanan antenatal yang dilakukan oleh bidan. Berdasarkan proses pelayanan diantaranya pelaksanaan standar pelayanan bidan telah patuh dalam melakukan pelayanan antenatal. Berdasarkan berdasarkan cakupan indikator kinerja Cakupan K1 dan K4 mendapatkan hasil yang baik secara keseluruhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja bidan dalam melaksanakan Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kabupaten Minahasa Utara baik. Kata kunci: Kinerja, Bidan, Pelayanan Antenatal ABSTRACTAntenatal care is a health service by a health worker for the mother during her pregnancy, carried out in accordance with antenatal care standards specified in the Standard of Midwifery Service (SPK). The purpose of this research is to know the performance of midwife in doing antenatal service at Puskesmas Kabupaten Minahasa Utara. This research was conducted descriptively qualitative in three Puskesmas from May to June of 2016. Data was collected through in-depth interviews on 11 informants and observation of antenatal care activities at 6 midwives of Puskesmas. Further data is analyzed by content analysis technique. The results showed that based on the availability of resources and organization is good enough to support antenatal services performed by the midwife. Based on the service process such as the implementation of midwife service standard has been obedient in performing antenatal services. Based on coverage of performance indicators K1 and K4 coverage get good overall results. So it can be concluded that the performance of midwives in implementing Antenatal Services in Puskesmas Kabupaten Minahasa North good. Keywords: Performance, Midwife, Antenatal Service

    HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Kelompok balita merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah gizi, dan masalah gizi yang terjadi diusia balita dapat bersifat tidak dapat pulih. Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah faktor sosial ekonomi, dimana masyarakat dengan status sosial ekonomi yang rendah lebih cenderung mengalami masalah gizi kurang dibandingkan dengan golongan sosial ekonomi menengah keatas. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan rancangan cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan status gizi balita di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. Populasi penelitian ini adalah balita dengan usia 6-24 bulan, dan sampel dalam penelitian ini yaitu total sampling. Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s Exact pekerjaan ibu (BB/U nilai p = 0,204, PB/U nilai p = 1,000, BB/PB nilai p = 0,090), pendidikan ibu (BB/U niali p = 0,048, PB/U nilai p = 0,183, BB/PB 0,319), pendapatan keluarga (BB/U nilai p = 0,710, PB/U nilai p = 0,509, BB/PB nilai p = 0,645), jumlah anggota keluarga (BB/U nilai p = 0,669), PB/U nilai p = 0,432, BB/PB nilai p = 0,287). Pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga tidak berhubungan dengan status gizi balita berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan menurut umur (PB/U), dan berat badan menurut panjang badan (BB/PB). Terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U), akan tetapi tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur (PB/U) dan berat badan menurut panjang badan (BB/PB).Kata kunci: Pekerjaan Ibu, Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Jumlah Anggota Keluarga, Status Gizi BalitaABSTRACTToddlers are susceptible to nutritional problems and nutritional problems that occur in young children is unrecoverable. One of the factors that affected toddler nutrition status is socio-economic factor, where people with low socioeconomic status are more likely to experience less nutritional problem compared with middle and upper socioeconomic class. This research is an analytic survey with cross sectional design. The purpose of this study was to determine the relationship between socio economic status with toddlers nutrition status in Dimembe village, North Minahasa. The population of this study were children 6-24 months, and the samples in this study were using total sampling. Based on fisher’s exact statistical test, occupation of mother (BB / U value p = 0,204, PB / U value p = 1,000, BB / PB value p = 0,090), mother education (BB/U p-value = 0,048, PB/U = 0.183, BB/PB = 0.319), family income (BB/U p-value= 0.710, PB/U p-value= 0,509, BB/PB p-value = 0.645), numbers of family members (BB/U p-value= 0.669) PB/U p-value = 0.432, BB/PB p-value= 0.287). Maternal occupation, family income, and numbers of family member are not related to underweight childhood status based on weight-age anthropometry index (BB/U), body length by age (PB/U), and body weight by body length (BB/PB). There is a correlation between maternal education with weight according to age anthropometry index (BB/U), but there is no correlation between maternal education with nutritional status of toddlers based on anthropometric index of body length according to age (PB/U) and body weight according to body length (BB/PB).Keywords: Mother's Occupation, Mother's Education, Family Income, Numbers of Family Member, Nutritional Status of Toddler
    • …
    corecore