6 research outputs found

    PERGESERAN NILAI PADA TRADISI PESTA SYUKUR LAUT DI PANTAI PAMAYANGSARI CIPATUJAH TASIKMALAYA

    Get PDF
    ABSTRAK Tradisi Pesta Syukur Laut merupakan kegiatan kebudayaan dalam masyarakat Pantai Pamayangsari Cipatujah. Kegiatan ini mengandung nilai-nilai, salah satunya nilai tradisi. Namun, seiring berjalannya waktu nilai tersebut tergeser oleh beberapa faktor di antaranya, perubahan sosial dalam masyarakat sehingga hal itu berpengaruh kepada perubahan bentuk ritual dan juga pandangan masyarakat. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini adalah untuk mengkaji faktor penyebab terjadinya pergeseran nilai pada tradisi Pesta Syukur Laut di Pantai Pamayangsari Cipatujah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomonologi yang mengacu pada hasil riset ke lapangan secara langsung. Teknik analisis data yang digunakan meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori perubahan sosial dan teori simbol. Hasil penelitian menunjukan bahwa Beberapa prosesi dalam kegiatan Pesta Syukur Laut seperti Larung Jempana dan Ruwatan Laut sengaja dihilangkan dan tidak dilakukan kembali karena dipandang tidak sesuai dengan syariat agama Islam. Pergeseran nilai yang terjadi pada Pesta Syukur Laut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya masuknya nilai- nilai agama Islam yang berpengaruh kepada kepercayaan masyarakat yang semakin memudar mengenai adanya mitos Nyi Roro Kidul yang selama ini menjadi objek utama digelarnya ritual. Perubahan tersebut menyebabkan kegiatan yang semula digelar dengan sakral kini menjadi kegiatan yang dijadikan hiburan semata.Kata Kunci: Pesta Syukur Laut, Pamayangsari, Pergeseran Nilai, Cipatujah ABSTRACT Pesta Syukur Laut Tradition is a public cultural of Pamayangsari’s Beach community. This event containing values and meaning. But, as time goes by these values are displaced by some factor like, social change. So, that thing causing ritual modification and public view. The background of this essay is to study te reason of shifting values in Pesta Syukur Laut in Pamayangsari’s beach Cipatujah Tasikmlaya. This research using qualitative researching method by phenomenologic approaching which referring to result of field research. The analyzing data technique we used like gathering data, reduction data, presentation data, and conclusion drawing. The theories we used in this research are sosial transformation and symbol theory. The research result is showing that some procession in Pesta Syukur Laut like Larung Jempana and Ruwatan Laut are removed and no longer done because those are against Islamic shari’a. The shifting values happened ini Pesta Syukur Laut are caused by the inclusion of Islamic values which causing effect in public believe which getting fading in Nyi Roro Kidul’s myth which previously become ritual’s object. Those changing make the event is become entertaining instead of sacred event.Keywords: Pesta Syukur Laut, Pamayangsari, Values Shifting, Cipatuja

    SENI BENJANG GULAT SEBAGAI SIMBOL IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT UJUNG BERUNG

    Get PDF
    ABSTRAK Artikel ini berisi hasil penelitian mengenai perkembangan Benjang dan struktur keseniannya, pemaknaan masyarakat Ujung Berung terhadap Benjang Gulat, serta analsis terhadap simbol identitas budaya masyarakat Ujung Berung yang terdapat dalam Benjang Gulat. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif melalui pengolahan data menggunakan teknik triangulasi. Analisis yang dilakukan menekankan identitas budaya sebagai konsep utama, serta teori interpretivisme simbolik sebagai pisau bedah dalam penelitian ini. Hasil penelitian ditinjau menggunakan sudut pandang etik dan emik, menemukan bahwa masyarakat Ujung Berung memaknai Benjang Gulat sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan mereka dan sudah menjadi ciri khas yang melekat dalam kebudayaan masyarakatnya, Benjang Gulat identik dengan masyarakat Ujung Berung, begitupun masyarakat Ujung Berung yang identik dengan keberadaan Benjang Gulat. Oleh karena itu, Benjang Gulat dimaknai sebagai simbol identitas budaya masyarakat Ujung Berung.Kata Kunci: Benjang Gulat, Ujung Berung, Identitas Budaya ABSTRACT This article is about the development of Benjang and a structure of Benjang, the interpretation of Ujung Berung community to Benjang Gulat, and the analysis of the cultural identity symbols of Ujung Berung attached to Benjang Gulat. This study is conducted by using qualitative descriptive method with tabulation of data by using tringulasi technique. The analysis focused on cultural identity as the main concept, with the symbolic interpretivism as a theoritical framework for this study. The results are analyzed in etic and emic perspective. The results are analyzed in etic and emic perspective. The results are, Benjang Gulat is the important symbol for Ujung Berung community, that has been identified in their cultural activities, so it can be concluded that Benjang Gulat means a cultural identity symbols of Ujung Berungcommunity.Keywords: Benjang Gulat, Ujung Berung, Cultural Identit

    Makna Simbol Terebang Shalawat Modifikasi Kelompok Pusaka Wargi di Dusun Rancakalong Desa/Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang makna simbol dalam Terebang Shalawat modifikasi kelompok Pusaka Wargi di Dusun Rancakalong, Desa Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Pembahasan dalam penelitian ini berfokus pada aspek simbol yang terdapat dalam prosesi pertunjukan, dan sesajen yang digunakan. Landasan teori yang digunakan adalah teori interpretatif simbolik Clifford Geertz. Makna simbol dalam penelitian ini menggunakan pendekatan emik dan etik. Adapun metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teknik pengambilan data melalui observasi, studi pustaka, dokumentasi, dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitianini mengemukakanbahwa secara emik, makna simbol pada prosesi pertunjukan merupakan simbol dari siklus kehidupan manusia. Penyatuan komponen-komponen dalam sesajen dipercaya dapat mendatangkan daya magis yang mampu membawa kebaikan dan kemaslahatan hidup masyarakat. Sedangkan secara etik, makna simbol dalam tradisi ini memiliki beberapa makna, yakni makna sinkretisme, edukasi, estetika,dan solidaritas.Kata Kunci: Terebang Shalawat Modifikasi, Pusaka Wargi, dan Dusun Rancakalong.ABSTRACT This study discusses the meaning of symbols in the modified Terebang Shalawat of the Pusaka Wargi group in Rancakalong Hamlet, Rancakalong Village, Rancakalong District, Sumedang Regency. The discussion in this study focuses on aspects of the symbols contained in the procession of the performance, and the offerings used. The theoretical basis used is Clifford Geertz's symbolic interpretive theory. The meaning of symbols in this study uses an emic and ethical approach. The research method in this study is a qualitative method, with data collection techniques through observation, literature study, documentation, and unstructured interviews. The results of this study suggest that emically, the meaning of the symbols in the performance procession is a symbol of the cycle of human life. The unification of the components in offerings is believed to bring magical power that is able to bring goodness and benefit to people's lives. While ethically, the meaning of symbols in this tradition has several meanings, namely the meaning of syncretism, education, aesthetics, and solidarity.Keywords: Modification of Terebang Shalawat, Pusaka Wargi, and Rancakalong Hamle

    FUNGSI TRADISI NGUMBAH PUSAKA PRABU GEUSAN ULUN SUMEDANG LARANG

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini berjudul Fungsi Tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun di Sumedang Larang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur dan fungsi pada Ritual Ngumbah Pusaka. Pembahasan dalam penelitian ini memiliki beberapa fungsi yang ada dalam tradisi Ngumbah Pusaka dibahas dengan menggunakan teori Struktur Fungsionalisme. Tradisi ini di lakukan pada setiap bulan Maulid Nabi Muhammad saw. Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengemukakan rumusan masalah mengenai struktur tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun dan fungsi tradisi Ngumbah Pusaka di Museum Prabu Geusan Ulun pada masyarakat Sumedang Larang.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini bertitik tolak dari rumusan masalah yaitu untuk menjelaskan bagaimana struktur tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun, untuk mengetahui dan mendeskripsikan fungsi tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun pada Masyarakat Sumedang Larang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu studi pustaka, observasi, wawancara dan analisis data. Berdasarkan Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa fungsi tradisi Ngumbah Pusaka di Museum Prabu Geusan Ulun merupakan ritual dengan struktur dan fungsi pertunjukan. Ada beberapa tahapan yaitu persiapan, kedua penyajian, dan tahap ketiga penutup. Fungsi tradisi Ngumbah Pusaka memiliki beberapa fungsi diantaranya fungsi-fungsi pada ritual Ngumbah Pusaka, fungsi ritual, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi sosial dan fungsi religius.Kata Kunci: Fungsi, Ngumbah Pusaka. ABSTRACTThe research entitled Fungsi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun Sumedang Larang was conducted with the aim of finding out the structure and function of the Ritual Ngumbah Pusaka. The discussion in this study covers with several functions that exist in the Ngumbah Pusaka tradition, discussed using the theory of Functional Structure. This tradition is carried out every month of the birth of the Prophet Muhammad saw. This research was conducted by presenting the formulation of the problem regarding the structure and function of the tradition of Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun in the Sumedang Larang community. The objectives to be achieved in this study start from the formulation of the problem, to explain how the structure of the Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun tradition and to know and describe the function of the Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun tradition in the Sumedang Larang Community. This research was conducted using qualitative methods with data collection techniques, namely literature study, observation, interviews and data analysis. The result of this studi in dicate that the function of the Ngumbah Pusaka tradition at the Museum Prabu Geusan Ulun is a ritual with the structure and function of the performance. There are several stages in this procession: the first stage is preparation, the second is presentation, and the third stage is closing. The Ngumbah Pusaka tradition has several functions: functions in the Ngumbah Pusaka ritual, ritual functions, entertainment functions, communication functions, sosial functions and religious functions.Keywords: Functions, heirloom cleanin

    Fungsi Tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun Sumedang Larang

    Full text link
    Penelitian ini berjudul Fungsi Tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun di Sumedang Larang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur dan fungsi pada Ritual Ngumbah Pusaka. Pembahasan dalam penelitian ini memiliki beberapa fungsi yang ada dalam tradisi Ngumbah Pusaka dibahas dengan menggunakan teori Struktur Fungsionalisme. Tradisi ini di lakukan pada setiap bulan Maulid Nabi Muhammad saw. Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengemukakan rumusan masalah mengenai struktur tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun dan fungsi tradisi Ngumbah Pusaka di Museum Prabu Geusan Ulun pada masyarakat Sumedang Larang.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini bertitik tolak dari rumusan masalah yaitu untuk menjelaskan bagaimana struktur tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun, untuk mengetahui dan mendeskripsikan fungsi tradisi Ngumbah Pusaka Prabu Geusan Ulun pada Masyarakat Sumedang Larang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu studi pustaka, observasi, wawancara dan analisis data. Berdasarkan Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa fungsi tradisi Ngumbah Pusaka di Museum Prabu Geusan Ulun merupakan ritual dengan struktur dan fungsi pertunjukan. Ada beberapa tahapan yaitu persiapan, kedua penyajian, dan tahap ketiga penutup. Fungsi tradisi Ngumbah Pusaka memiliki beberapa fungsi diantaranya fungsi-fungsi pada ritual Ngumbah Pusaka, fungsi ritual, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi sosial dan fungsi religius
    corecore