17 research outputs found

    Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi serta Status Gizi Balita

    Get PDF
    The toddler age is an age that is vulnerable to experiencing nutritional problems. In toddlers, there are many nutritional problems in the form of malnutrition and even stunting. Factors causing nutritional problems in toddlers are caused by suboptimal nutritional intake. Optimal nutritional intake in toddlers is influenced by the level or low knowledge of mothers about nutrition. This study aims to analyze the relationship between the level of knowledge about nutrition of mothers of toddlers and the nutritional status of toddlers. The research method uses an analytical observational method with a cross sectional design. The respondents to this research were 61 mothers and their toddlers. Collecting data on the mother's level of knowledge used a 20-question questionnaire, measuring the nutritional status of toddlers using the TB/PB index. Data analysis was carried out using the chi-square test. The results of research statistical tests show that there is a significant relationship between the level of maternal knowledge about nutrition and the nutritional status of toddlers, obtained p value = 0.002 < 0.05

    Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah terhadap Penurunan Kadar Ldl (Low Density Lipoprotein) dan Kolesterol Total

    Get PDF
    Objective: The purpose of this research is analyzing the influence’s of guava juice intake for LDL’s levels and cholestrol’s total at the age of 40 – 70 years old.Method: Kind of this research is True Experimental researchs with Pre and Post Test Control Group designs. Populations in this research are 20 housewifes with hypercholesterolmia and separated into two groups, the first group is guava juice’s intervention group, and the second is control group with mineral water’s intervention.Results: The result in this research shows that guava juice’s has intake for LDL’s levels and cholestrol’s total at the age of 40 – 70 years old. The test that used for the research is Paired T Test. Cholesterol total levels for guava juice’s intervention has decreased significantly as much as 13,4 mg/dl (with p<0,05) and LDL’s levels has decreased significantly 14,4 mg/dl(with p<0,05). While for the control group cholesterol total levels has increased 6,8 mg/dl but it doen’t mean (with p>0,05) and LDL’s levels has increased too as much as 13,0 mg/dl but it didn’t mean (with p>0,05).Conclusion:Total cholesterol levels in distributioning guava juice  decrease significantly  13.4 mg / dl (p <0.05) and LDL levels decreased significantly 14.4 mg / dl (p <0.05). Whereas in the control group total cholesterol levels increased 6.8 mg / dl but were not significant (p> 0.05) and LDL levels increased 13.0 mg / dl but were not significant (p> 0.05)

    Intervensi Program Dapur Sehat Atasi Stunting pada Tingkat Pengetahuan Ibu serta Praktik Pemberian Makanan Tambahan Balita

    Get PDF
    Balita merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah gizi, salah satunya stunting. Stunting merupakankeadaan kekurangan gizi kronis yang dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan anak balita.Tingginya angka stunting di Nusa Tenggara Barat menjadi perhatian bersama pemerintah dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intervensi program dapur sehat atasi stunting terhadap tingkat pengetahuan ibu dan praktik pemberian makanan tambahan balita. Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental dengan pendekatan One group Pretest & Posttest. Populasi penelitian ini sebanyak 119 balita, dan responden sebanyak 61 responden. Analisis data menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian ini didapatkan p value (0.000 < 0.05) artinya ada pengaruh intervensi program dapur sehat atasi stunting terhadap tingkat pengetahuan ibu, hasil lainnya didaptkan p value (0.000 < 0.05) artinya ada pengaruh intervensi program terhadap praktik pemberian makanan tambahan balita stunting. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan ada pengaruh intervensi program dapur sehat atasi stunting terhadap pengetahuan ibu dan praktik pemberian makanan tambahan pada balita

    Pengaruh Frekuensi Penggorengan dan Penambahan Sari Mengkudu (Morindacitrifolia) terhadap Jumlah Asam Lemak Trans pada Minyak Jelantah

    Get PDF
    The development of various degenerative diseases is very rapid. Degenerative disease is a medical term to describe a disease that arises as a result of the deterioration of the function of the body's cells from a normal state that becomes worse or the level of cell activity in the body decreases.Degenerative disease was caused by over consuming high trans fatty acid that exist in fried foods with reused cooking oil. The cooking oil that used to fry food repeatedly contained high trans fatty acid. Noni fruits contained antioxidant which can prevent formation of trans fatty acid by obstructing oxidation reaction. . The objective of this research was to determine the effect of fried frequency and noni juice addition in the amount of trans fatty acid optimally. This research used Randomized Experimental Design Split Plot 4x5x2. Treatments applied were addition of noni juice in various volume (0 ml, 45 ml, 50 ml, 55 ml), and frying frequency of cooking oil (G1, G2, G3, G4, G5). The result of this research were frying frequency affect the increase of trans fatty acid (p=0.000) and the addition of noni juice affect the decrease of trans fatty acid (p=0.005) but interaction between frying frequency and addition of noni juice did not affect the amount of trans fatty acids (p=0.71).  Volume of noni juice which can reduced trans fatty acid optimally is 55 ml of noni juice in second frying. In conclusion, the amount of trans fatty acid affected by frying frequency and addition of noni juice

    Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak Usia 1-5 Tahun

    Get PDF
    Abstrak   HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI KELURAHAN CAKRANEGARA SELATAN   Aloysius Adhi Pratama   Latar belakang: Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan suatu periode yang menentukan kualitas anak di masa depan. Kualitas gizi yang baik merupakan faktor kunci dalam memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada masa anak-anak. Status gizi yang memadai memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan fisik, kognitif, dan emosional anak. Sebaliknya, kekurangan gizi atau malnutrisi dapat memiliki dampak negatif yang serius terhadap perkembangan anak. Metodologi: Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik dengan tipe korelasional dengan desain  cross sectional yang merupakan penelitian berorientasi pada waktu serta observasi pada kedua variabel. Sampel sebanyak 90 orang diperoleh dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan uji analisa chi-aquare. Hasil Penelitian: Responden yang memiliki status gizi kurang sebanyak 13 anak (14,4%), status gizi normal sebanyak 74 anak (82,2%), status gizi lebih sebanyak 3 anak (3,3%) dan yang memiliki perkembangan penyimpangan sebanyak 5 anak (5,6%), perkembangan meragukan sebanyak 17 anak (18,9), perkembangan sesuai sebanyak 68 anak (75,6%). Hasil penelitian menunjukkan p value < 0,05 sebesar 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi (BB/U) dengan perkembangan anak usia 1-5 tahun di Kelurahan Cakranegara. Kesimpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa status gizi memiliki hubungan dengan perkembangan anak.   Kata Kunci : Balita; Status Gizi; Perkembangan Anak     Abstract   RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND CHILD DEVELOPMENT AGES 1-5 YEARS IN SOUTH CAKRANEGARA SUB-DISTRICT.   Aloysius Adhi Pratama   Background: Growth and development in children represent a critical period that determines their future quality of life. Adequate nutritional quality is a key factor in ensuring optimal growth and development during childhood. Proper nutritional status provides a strong foundation for the physical, cognitive, and emotional development of children. Conversely, nutritional deficiencies or malnutrition can have serious negative impacts on child development. Methods: This research design employs an analytical research design with a correlational type and a cross-sectional design, which focuses on time-oriented and observational study of two variables. The sample consists of 90 individuals obtained using a simple random sampling technique. The study utilizes the chi-square analysis test. Results: Respondents who had malnutrition status were 13 children (14.4%), those with normal nutritional status were 74 children (82.2%), those with overnutrition were 3 children (3.3%), those with developmental deviations were 5 children (5.6%), those with questionable development were 17 children (18.9%), and those with appropriate development were 68 children (75.6%). The research results showed a p-value < 0.05 of 0.000, indicating a significant relationship between nutritional status (weight/age) and the development of children aged 1-5 years in Cakranegara Village. Conclusion: From the research results, it can be concluded that nutritional status is associated with child development.   Keywords : Toddlers; Nutritional Status; Child Development

    Asupan Sumber Zat Besi dan Konsumsi Tablet Tambah Darah serta Kadar Hemoglobin

    Get PDF
    Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, terutama pada negara berkembang. Menurut WHO 2015 dua miliar penduduk dunia mengidap anemia. Sekitar 50% kasus anemia diakibatkan karena kekurangan zat besi. Prevalensi anemia pada remaja putri di dunia berkisar 40-88%. Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 48,9% yang berarti 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan zat besi dan konsumsi tablet tambah darah terhadap kadar hemoglobin remaja putri anemia di SMAN 9 Mataram. Metode penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dilakukan dengan cara stratified random sampling. Sedangkan jumlah sampel penelitian didapatkan dengan menggunakan rumus slovin. Dari 118 siswi, didapat sebanyak 55 responden. Pengumpulan data meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, pengisian kuesioner, dan wawancara asupan zat besi menggunakan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire. Penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan zat besi (p= 0.000), dan konsumsi tablet tambah darah (p= 0.000) dengan kadar hemoglobin remaja putri anemia di SMAN 9 Mataram. Kesimpulan penelitian ini yaitu remaja putri kelas XI di SMAN 9 Mataram yang menderita anemia sebanyak 85.5% dengan asupan zat besi kurang sebanyak 69.1% dan konsumsi tablet tambah darah tidak pernah sama sekali sebanyak 41.6%

    Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Balita

    Get PDF
    The description of the nutritional status of children under five represents the degree of public health. Indonesia is experiencing multiple nutritional problems, namely the problem of undernutrition has not been completely resolved, the problem of overnutrition (obesity) appears. Nutritional status is influenced by unbalanced energy intake and infectious diseases. This is due to the level of education, knowledge, parenting patterns that are  inappropriate and bad environmental sanitation. The biggest problem faced by the community is the low level of knowledge and skills of mothers about nutrition. This study aims to determine the relationship between mother's level of knowledge about nutrition and the nutritional status of children under five in Lembah Sari Village, West Lombok. This type of research is an observational study with a cross sectional approach. The sample in this study were mothers who have toddlers (aged 6-60 months) and their babies, totaling 55 people. Sampling technique with cluster random sampling. The results obtained based on the chi square test showed that there was a significant relationship between the mother's level of knowledge about nutrition and the nutritional status of children under five in Lembah Sari Village, West Lombok Regency with a p-value of 0.015. The results of the analysis of the relationship between the level of knowledge related to nutrition and the nutritional status of children under five, that was found that 7 respondents with less knowledge had poor nutritional status (46.67%). Two respondents with good knowledge had poor nutritional status (5%), while 8 respondents with poor knowledge had good nutritional status (53.33%) and 38 respondents with good knowledge had good nutritional status (95%). Conclusion: there is a relationship between the mother's level of knowledge about nutrition and the nutritional status of children under five in Lembah Sari Village, West Lombok Regency. Suggestion: it is necessary to add other variables that can affect the level of knowledge of mothers and caregivers regarding the nutritional status of children under five years. &nbsp

    Hubungan Status Gizi dan Konsumsi Pangan Sumber Antioksidan dengan Tingkat Morbiditas Biomarker Covid-19

    Get PDF
    Abstrak Morbiditas atau kesakitan covid-19 merupakan tanda dan gejala yang terjadi jika seseorang terindikasi mengalami penularan coronavirus. Hal ini dikarenakan oleh sistem imunitas pada tubuh seseorang tersebut melemah. Sistem imun yang baik dapat menghalau berbagai virus yang masuk ke tubuh, salah satunya Coronavirus. Dalam bidang gizi, antioksidan dikenal sebagai zat gizi yang mampu meningkatkan dan memaksimalkan kinerja dari sistem imunitas tubuh. Selain itu, status gizi seseorang juga menentukan bagaimana sistem imun ini bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari status gizi dan konsumsi pangan terhadap biomarker Covid-19. Penelitian ini akan menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengambil data terkait konsumsi pangan sumber antioksidan, mengukur status gizi responden secara langsung dan mengaitkan hasilnya dengan morbiditas penanda covid 19. Hasil yang ditemukan adalah Terdapat pengaruh kedua faktor yaitu status gizi dan konsumsi pangan terhadap morbiditas penanda Covid 19. Faktor yang lebih berpengaruh terhadap penanda morbiditas Covid 19 adalah konsumsi pangan sumber antioksidan

    Analisis Kandungan Proksimat Dan Serat Pangan Tepung Daun Kelor dari Kabupaten Kupang Sebagai Pangan Fungsional

    Get PDF
    Kelor merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat sebagai bahan makanan dan obat – obatan. Kelor berkhasiat sebagai stimulan jantung dan perdaran darah, antitumor, antihipertensi, antihiperlipidemia, antioksidan, anti diabetik antibakteri, dan ant jamur. Komponen proksimat meliputi kadar air, kadar abu, karbohidrat, protein dan lemak. Serat pangan meliputi bagian bahan makanan yang tidak dapat di hidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Komponen proksimat dan serat pangan merupakan dasar dari pengembangan suatu pangan fungsional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar komponen proksimat dan serat pangan yang terdapat pada tepung daun kelor yang berasal dari kabupaten kupang-NTT. Metode pembuatan tepung daun kelor dengan cara daun kelor di blansing kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari lalu di blander dan di ayak. Analisis kandungan proksimat di lakukan di Laboratorium SIG, Bogor. Hasil analisis kandungan proksimat diperoleh hasil kadar air 6,96%, kadar abu 10,59%, kadar lemak 7,28%, kadar protein 27,27%, kadar karbohidrat 47,96%. Hasil analisis kandungan serat pangan diperoleh hasil 35,34%

    Penerapan Lima Pilar Strategi Penanganan Stunting Melalui Program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) Dengan Pemanfaatan Sumber Daya Pangan Lokal

    Get PDF
    Angka kejadian stunting di Kabupaten Lombok Tengah masih di atas batas yang ditetapkan WHO. Salah satu cara untuk mencegah stunting yaitu dengan memenuhi kebutuhan gizi balita, salah satunya melalui asupan protein. Keong sawah merupakan sumber pangan lokal tinggi protein yang mudah ditemui di Kabupaten Lombok Tengah, namun masyarakat belum memanfaatkannya dengan maksimal. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai stunting, meningkatkan keterampilan masyarakat dalam membuat olahan pangan berbahan dasar sumber pangan lokal yaitu nuget keong sawah, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara pengemasan produk. Kegiatan diadakan di Desa Jelantik dengan jumlah peserta 18 orang. Tingkat pengetahuan ibu mengenai stunting diukur menggunakan kuesioner pre test dan post test yang diuji menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai α = 0,05. Hasilnya yaitu 11 orang mengalami peningkatan pengetahuan. Hasil ini secara statistik memiliki nilai p = 0,005. Dengan kata lain, terjadi peningkatan pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan. Selama kegiatan berlangsung peserta terlihat sangat antusias yang ditandai dengan peserta dapat menjawab pertanyaan pemateri dengan baik dan adanya umpan balik berupa beberapa pertanyaan dari peserta. Pada sesi demo masak nuget keong sawah, peserta diminta untuk memberi penilaian mengenai warna, aroma, tekstur, dan rasa nuget keong sawah. Rata-rata masyarakat suka terhadap warna, tekstur, dan rasa nuget keong sawah, namun agak suka pada bagian rasa. Dari kegiatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan dan demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai stunting dan pengemasan produk, dan pemanfaatan sumber pangan lokal untuk mengatasi stunting
    corecore