1,645 research outputs found

    Graphie, phonie et encodage dialectal : le Cockney de Somerset Maugham dans Liza of Lambeth

    Get PDF
    L’objet de cet article est d’établir un lien entre l’écriture phonétique (pronunciation spelling) et encodage dialectal. On se rend compte en effet que l’on retrouve en littérature des fonctionnements déjà présents en langue. En se fondant sur Liza of Lambeth, il apparaît que trois manipulations grapho-phonologiques (ajout, effacement, substitution) seulement sont nécessaires pour encoder le dialecte Cockney.The purpose of this paper is to show the similarity between pronunciation spelling and dialect encoding. It appears that the grapho-phonological manipulations present in fictional texts also exist in the English language. In Somerset Maugham’s Liza of Lambeth, only three types of dialect encoding (grapheme insertion, suppression and substitution) are sufficient to encode the Cockney dialect

    Finite-time behavior of inner systems

    Get PDF
    In this paper, we investigate how nonminimum phase characteristics of a dynamical system affect its controllability and tracking properties. For the class of linear time-invariant dynamical systems, these characteristics are determined by transmission zeros of the inner factor of the system transfer function. The relation between nonminimum phase zeros and Hankel singular values of inner systems is studied and it is shown how the singular value structure of a suitably defined operator provides relevant insight about system invertibility and achievable tracking performance. The results are used to solve various tracking problems both on finite as well as on infinite time horizons. A typical receding horizon control scheme is considered and new conditions are derived to guarantee stabilizability of a receding horizon controller

    Une photographie du corps des professeurs des universités de sciences économiques en 2011

    Get PDF
    La section CNU 05 (sciences économiques) est importante en terme d'effectifs, mais en perte de vitesse par rapport aux disciplines voisines (droit et gestion). Le concours d'agrégation externe permet de recruter des professeurs plus jeunes que dans les disciplines soumises à la règle commune, mais cet avantage est compensé par une évolution de carrière plus lente. En terme de répartition par corps d'appartenance (PR ou MdC), de sexe, et de région géographique d'exercice, nous sommes plutôt dans la moyenne, mais avec un peu trop de professeurs hommes-parisiens. La construction du tableau de classement au 31 décembre 2011, met en lumière à la fois le très faible taux de femmes dans la classe exceptionnelle, et une sous représentation des collègues nés durant la décennie 1951-1960 (avec des répercussions à venir au moment de leur départ à la retraite). L'analyse conjointe de la répartition par ancienneté dans chaque grade et des candidatures à la promotion entre 2009 et 2011, montre qu'un certain nombre de collègues en seconde ou première classe ont abandonné toute idée d'avancement

    Quelques constats sur les prévisions conjoncturelles de la croissance française

    Get PDF
    We study the quality of the French growth forecasts from the first decade of the century. An optimism bias of the quarterly Consensus growth forecasts can be asserted right from a graphic analysis and its existence is confirmed by the calculation of the mean errors which are systematically negative. The Theil index reveals that Insee forecasts are superior to the Consensus ones. In addition, the Consensus forecasts are superior to a naïve forecast. Proper tests seem to confirm that an optimism bias exists ; this bias could arise from the combination of several forecasts. The study of the Consensus Economics fixed event forecasts regarding the next coming year requires a preliminary analysis due to missing data. We thus only retain the forecasts of nine institutions that we compare to those of the Government, the IMF, the OECD, and the European Commission. It appears that the forecasts are fairly close to the Consensus forecast and that the optimism bias is still observable. Finally, the disagreement between the forecasters increases towards a recession and, then, decreases.Nous étudions la qualité des prévisions de croissance pour la France réalisées durant la première décennie de ce siècle. Un biais d'optimisme des prévisions Consensus de la croissance trimestrielle apparaît dès l'examen graphique, et son existence est confirmée par le calcul des moyennes des erreurs de prévisions qui sont systématiquement négatives. L'indicateur de Theil montre que les prévisions de l'Insee dominent celles du Consensus qui obtiennent de meilleurs résultats qu'une prévision naïve (donnée par le dernier taux de croissance connu). Les tests semblent confirmer la présence d'un biais d'optimisme dans les prévisions trimestrielles, biais qui peut provenir dans le cas des prévisions Consensus de l'agrégation des prévisions collectées par le Consensus Economics. L'étude des prévisions de croissance pour l'année à venir faites par chaque organisme interrogé mensuellement par le Consensus Economics nécessite un traitement préalable à cause des données manquantes. Au final nous ne retenons que les prévisions de neuf institutions que nous comparons avec celles du gouvernement, du FMI, de l'OCDE, et de la Commission Européenne. Il apparait d'une part que les prévisions sont très proches de la prévision Consensus, et d'autre part que le biais d'optimisme reste présent. Enfin, le désaccord entre les institutions s'accroît à l'approche d'une phase de contraction et décroît après

    REDISAIN PASAR YAIK SEMARANG

    Get PDF
    Tahun 1973 sampai dengan tahun 1978, kota Semarang secara umum mengalami kemajuan yang cukup pesat. Pembangunan pusat perbelanjaan modern mulai merebak dimana-mana, demikian pula yang terjadi di kawasan perdagangan Johar (selanjutnya disebut ‘kawasan johar’) Bermunculannya fasilita perdagangan modern ternyata tidak menyurutkan kegiatan perdagangan tradisional di kawasan Johar. Kegiatan perdagangan yang berpusat pada pasar-pasar tradisional di kaasan ini, yaitu pasar johar dan pasar yaik, dan juga kumpulan pedagang kaki lima (PKL), merupakan daya tarik bagi masyakarat untuk berkunjung dan berbelaja. Kawasan Johar sebagai pusat perdagngan tradisional di telah berkembang sejak kota Semarang tempo dulu. Oleh karena itulah saat ini Kawasan Johar merupakan suatu kawasan yang sangat dikenal oleh masyarakat Kota Semarang. Hal ini merupakan potensi dan merupakan daya penarik pengunjung. Jika pada akhir-akhir ini muncul fasilitas perdagngan modern, keberadaannya malah makin menambah pilihan bagi pengunjung. Namun bila memperhatikan kondisi Kawasan Johar saat ini, kondisi yang kontras dengan potensi tersebut telah terjadi, dan ini memerlukan perhatian untuk segera dibenahi. Adalah kesan penampilan kumuh dan kurang teratur yang menjadi pasar-pasar tradisional di Indonesia. Walaupun dikatakan sebagai cirri, tetapi kondisi ini bukanlah sesuatu yang patut dipertahankan, mengingat zaman makin berubah dan ligkungan binaan yang baik dan nyaman sudah menjadi tuntutan manusia. Dengan memperhatikan salah satu bagian Kawasan Johar saat ini, yaitu pasar Yaik sebagai fasilitas perdagangan tradisional, maka penampilan kurang teratur tersebut agaknya telah mulai terlihat. Sebagai pasar tradisional di Kawasan Johar bentukan Pasar Yaik saat ini telah menyebabkan beberapa permasalahan kawasan. Permasalahan ini menjadi kompleks, karena pasar Yaik tepat berada pada tapak bekas Alun-alun Semarang, atau area pusat dan paling strategis di kawasan tersebut. Beberapa permasalahan tersebut dan implikasinya, diantaranya adalah : Permasalahan sirkulasi baik manusia dan kendaranaan, diantaranya karena kepadatan manusia yang menempati daerah ini, akibat pedagang-pedagang kaki lima yang umumnya berada disekita Pasar Yaik menempati jalur-jalur sirkulasi. Selain itu parkir liar dan tak teratur yang berada disekitar Pasar yaik, sering mengakibatkan kemacetan. Kurang tersedianya ruang-ruang publik yang representatif. Alun-alun sebagai ruang terbuka yang sebelumnya utuk mewadahi para PKL dan area sirkulasi manusi sekarang telah berubah menjadi bangunan pasar permanen, yaitu Pasar Yaik. Beberapa bagian bangunan yang telah rusak akibat kebakaran belum dibenahi dan menjadi ruang yang tak fungsional, serta rawan kejahatan. Kerusakan fungsi dan ketidak teraturan ini berpotensi menghasilkan kekumuhan yang agaknya mulai terlihat saat ini seperti umumnya pasar tradisional. Jadi dengan bentuk Pasar Yaik saat ini yang dikatakan, bahwa bntukannya kurang tanggap terhadap kondisi kawasan. Selain itu, keberadaan dan bentukan arsitektur pasar Yaik saat ini kurang merepresentasikan nilai arsitektural yang kontekstual dalam menanggapi keberadaan bangunan kuno cirri khas Kawasan Johar di sekitarnya. Memang apa yang terjadi di pasar ini terbentuk secara alami oleh pelaku-pelaku pasar. Namun kiranya kenyataan dalam berbelanja bagi engunjung akan menambah nilai dari fungsi-fungsi yang ada di Pasar Yaik pada khususnya dan kawasan Johar pada umumnya. Oleh karena itu maka untuk memperbaiki kualitas bentuk perdagangan tradisional yang ada di Pasar Yaik dan untuk mengantisipasi perkembangan kawasan, yang ada di masa depan makin modern maka perlu dilakukan perencanaan dan perancangan ulang atau redisain Pasar Yaik. 1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari laporan ini adalah sebagai landasan konseptual perencanaan dan perancangan ulang atau redesain Pasar Yaik untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman perancangan fisiknya. Sasarannya adalah merencanakan kembali Pasar Yaik sebagai wujud penigkatkan kualitas fungsi sarana yang dibutuhkan dalam suatu pusat perdagangan tradisional. 1.3 Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dalam laporan ini adalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan ulang atau redesain Pasar Yaik. Walaupun perencanaan akan difokuskan pada redesain Pasar Yaik, namun sebagai bagian dari kawasan Johar, maka respon timbale balik perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu bahasan tentang Kawasan Johar juga dimunculkan untuk membentuk perancangan yang kontekstual. Dalam laporan ini pembahasan ditekankan pada hal-hal yang berada dalam disiplin ilmu arsitektur untuk perencanaan dan perancangan ulang atau redesain Pasar Yaik, sedangkan hal-hal lain diluar disiplin arsitektur yang menentukan atau mendasari faktor-faktor perancangan akan dipertimbangkan, dibatasi, diasumsikan, atau tanpa pembahasan secara mendalam, dalam kerangka pengertian bahwa proyek dan pelaporan ini sebagai tugas terakhir. 1.4 Metode Pembahasan Pembahasan tentang Redisain Pasar Yaik ini, menggunakan metode deduktif, yaitu dengan mengumpulkan, mengidentifikasikan dan menganalisis data yang bersifat makro untuk kemudian menarik kesimpulan yang bersifat mikro. Data tersebut diperoleh dengan cara : Studi kepustakaan tentang pengetahuan umum yang cukup dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan merencanakan Pasar Yaik dan Kawasan Johar. Studi lapangan untuk mengetahui, mempelajari, dan menganalisis beberapa kondisi nyata. Adapun dalam menganalisis keseluruhan materi, agar dapat didapatkan hasil yang maksimal dan terarah dalam perencanaan dan perancangan nantinya, maka pembahasan akan mengacu pada alur pikir pembahasan sebagai berikut. 1.5 Sistematika Pembahasan Laporan ini disusun dalam kerangka/sistematika sebagai berikut : Bab pertama, berisi pendahuluan, yang mengemukakan latar belakang timbulnya permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode yang digunakan beserta langkah-langkah, serta sistematika pembahasan Redesain Pasar Yaik. Bab kedua berisi tinjauan kepustakaan, yaitu pembahasan beberapa materi yang di dapat dari telaah kepustakaan tentang hal-hal yang brkaitan dengan pengertian, perkembangan, perencanaan dan perancangan pasar, serta materi lainnya yang terkait dengan peancangan kota, dan tentang arsitektur post-modern. Bab ketiga, berisi tinjauan umum tentang kota Semarang. Bab keempat, tinjauan singkat tentang Kawasan Johar dan Pasar Yaik, sebgai bagian landasan pengetahuan dan data dalam perencanaan dan perancangan. Berdasarkan kenyataan bahwa keberadaan Pasar Yaik dalam lingkup Kawasan Johar, maka pembahasan terhadap Kawasan Johar juga dilakukan. Walaupun perancangan akan difokuskan pada Pasar Yaik, namun sebgai bagian dari lingkungan/ kawasan, maka respon timbale balik antara Pasar Yaik dengan Kawasan Johar juga mesti dipertimbangkan, tujuannya adalah untuk membentuk perancangan yang kontekstual. Bab kelima, analisis Kawasan Johar dan Pasar Yaik, yaitu mengulas tentang kondisi Kawasan Johar dan Pasar Yaik dan menarik kesimpulan sebagai suatu arah (pertimbangan) dalam perencanaan dan perancangan Pasar Yaik. Bab keenam, batasan dan anggapan, sebagai pembatasan dalam perencanaan mengingat bahwa proyek pelaporan ini menurunkan tugas akhir mahasiswa. Bab ketujuh, berisi pendekatan dalam penyusunan program perencanaan dan perancangan arsitektur, yang terdiri dari analisis aktivitas, analisis besaran ruang, persyaratan kelengkapan bangunan dan lain-lain. Bab kedelapan, landasan konseptual program perencanaan dan perancangan arsitektur, yang berisikan landasan konseptual dalam perancangan fisik pasar, program ruang dan penekanan disain

    La mise en œuvre des dispositions de la loi du 4 mai 2004 permettant aux entreprises de déroger aux accords de branche

    No full text
    Rapport pour la Direction des Relations du Travail, Ministère du TravailFrench government law of 2004 may 4th allows firm agreements derogation of branch collective agreement. Has such possibility been used by firms? Analysis focused on ten industries selected to watch derogation strategies. But it was impossible to observ real derogation cases.La disposition de la loi du 4 mai 2004 permettant aux entreprises de déroger aux accords de branche a été considérée comme une régression importante du droit du travail. L'étude des comportements effectifs des branches professionnelles, dont ce document est la synthèse, montre cependant que, loin d'avoir été le Cheval de Troie permettant la destruction des régulations traditionnelles, cette mesure a en fait été fort peu mise en pratique par les acteurs

    Social Dialogue and Deliberation: a New Dimension in European Industrial Relations

    No full text
    Social Dialogue is often conceived as a simple negotiation, in comparison to Civil Dialogue as a new form of deliberation engaged by the 'stakeholders' to the economic activities. This text explores the deliberative and reflexive dimension of the Social Dialogue at the level of the European Union, of the firm and of the territory. It leads to the conclusion that Social Dialogue is a door for a more reflexive dynamic of the economic activities, in comparison to the difficulties encountered by the identification of stable, general and legitimate groups in the civil society

    Coupling axonal mRNA transport and local translation to organelle maintenance and function

    Get PDF
    Neuronal homeostasis requires the transport of various organelles to distal compartments and defects in this process lead to neurological disorders. Although several mechanisms for the delivery of organelles to axons and dendrites have been elucidated, exactly how this process is orchestrated is not well-understood. In this review, we discuss the recent literature supporting a novel paradigm – the co-shuttling of mRNAs with different membrane-bound organelles. This model postulates that the tethering of ribonucleoprotein complexes to endolysosomes and mitochondria allows for the spatiotemporal coupling of organelle transport and the delivery of transcripts to axons. Subcellular translation of these “hitchhiking” transcripts may thus provide a proximal source of proteins required for the maintenance and function of organelles in axons

    Foreword

    Get PDF
    This collection of papers is the result of the first academic cooperation between the Poetics and Linguistics Association (PALA) and the Société de Stylistique Anglaise (SSA) that took place at the University of Lyon (Jean Moulin – Lyon 3) in September 2011. Surprisingly, these two associations had never collaborated despite common interests and aims. There are several historical reasons for that. French stylistics took the “pragmatic turn” much later than “Lancastrian Stylistics” and was mos..

    Transitivité et interlocution :deux modalités paradoxales de l’engagement dans When The Emperor Was Divine de Julie Otsuka

    Get PDF
    La fiction de Julie Otsuka relève de la littérature dite « engagée » dans la mesure où elle entend dénoncer la manière dont les Etats-Unis ont traité les nippo-américains depuis leur arrivée (The Buddha in the Attic) jusqu’à leur déportation pendant la seconde guerre mondiale (When the Emperor Was Divine). Dans ce roman, la dénonciation s’effectue par le truchement de deux modalités contraires. Cet article propose, à travers l’étude du premier et du dernier chapitre, de s’intéresser à la transitivité comme un moyen de dire « en-deçà » et à une forme complexe d’interlocution proche de l’explosion verbale. Loin d’être manichéenne, l’écriture de Julie Otsuka permet d’interroger la place des Japonais aux Etats-Unis de manière à la fois franche et nuancée.Julie Otsuka’s fiction clearly falls in the category of “literature engagée”’ in the sense that it denounces the way Japanese Americans were treated from the moment they arrived in the U.S. (The Buddha in the Attic) to their deportation during WWII (When the Emperor Was Divine). In this novel, Otsuka uses two different modalities to express her views. This article focuses on the first and the last chapter and studies “transitivity” as a minor mode of expression and a complex form of interlocution verging on verbal outburst. Otsuka’s writing, because it is both direct and nuanced sheds light on the place of Japanese Americans in the U.S. during the first half of the 20th century
    corecore