153 research outputs found

    Depletion of chondrocyte primary cilia reduces the compressive modulus of articular cartilage

    Get PDF
    Primary cilia are slender, microtubule based structures found in the majority of cell types with one cilium per cell. In articular cartilage, primary cilia are required for chondrocyte mechanotransduction and the development of healthy tissue. Loss of primary cilia in Col2aCre;ift88(fl/fl) transgenic mice results in up-regulation of osteoarthritic (OA) markers and development of OA like cartilage with greater thickness and reduced mechanical stiffness. However no previous studies have examined whether loss of primary cilia influences the intrinsic mechanical properties of articular cartilage matrix in the form of the modulus or just the structural properties of the tissue. The present study describes a modified analytical model to derive the viscoelastic moduli based on previous experimental indentation data. Results show that the increased thickness of the articular cartilage in the Col2aCre;ift88(fl/fl) transgenic mice is associated with a reduction in both the instantaneous and equilibrium moduli at indentation strains of greater than 20%. This reveals that the loss of primary cilia causes a significant reduction in the mechanical properties of cartilage particularly in the deeper zones and possibly the underlying bone. This is consistent with histological analysis and confirms the importance of primary cilia in the development of a mechanically functional articular cartilage

    PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KURIR NARKOTIKA DI TINGKAT PENYIDIKAN (STUDI DI KEPOLISIAN DAERAH BANTEN)

    Get PDF
    Anak yang menjadi kurir narkotika merupakan satu hal yang begitu memprihatinkan dimana anak tersebut telah berhadapan dengan hukum dan tergolong telah melakukan tindak pidana narkotika. Secara yuridis, anak yang melakukan penyalahgunaan narkotika dikualifikasi sebagai pelaku tindak pidana, tetapi secara konseptual oleh karena penyalahgunaan narkotika masuk kualifikasi sebagai Crime Without Victim yang berarti korban kejahatannya adalah pelaku sendiri, maka dalam hal terjadinya penyalahgunaan narkotika yang menjadi korban (kejahatan) itu adalah pelaku. Dengan demikian secara konseptual anak yang melakukan penyalahgunaan narkotika, selain kualifikasinya sebagai pelaku, ia juga adalah korban. Oleh karena itu dalam penyelesaian perkara tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anak pada tahap penyidikan perlu ditekankan adanya suatu kepastian hukum, dan perlakuan secara adil. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat yuridis normatif, dan penelitian ini bersifat deskriftif analisis. Teknik pengumpulan data akan dilakukan melalui library research dan field research, yang didapat melalui studi dokumen dan wawancara. Hasil penelitian berdasarkan pembahasan terhadap ketiga permasalahan dalam penelitian ini, yakni: Pengaturan hukum anak sebagai kurir narkotika menurut hukum pidana ialah pengenaan pasal terhadap anak sama dengan orang dewasa, yakni Pasal 114 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika hanya perbedaan terletak pada penerapan penjatuhan  sanksinya lebih rendah dari orang dewasa dimana harus berpedoman pada Pasal 81 Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, meliputi: Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada Anak paling lama 1/2 (satu perdua) dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa. Perlindungan hukum pidana terhadap anak yang dijadikan kurir narkotika ialah dengan menggunakan diversi melalui pendekatan keadilan restoratif. Hambatan dalam memberikan perlindungan hukum terhadap anak yang dijadikan kurir narkotika dapat dilihat melalui sistem hukum yang terdiri dari struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum serta melalui faktor penegakan hukum terdiri dari penegak hum, undang-undang, fasilitas atau sarana, masyarakat dan kebudayaan sedangkan upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan padaproses memberikan perlindungan hukum terhadap anak yang dijadikan kurir narkotika, yaitu Peningkatan pemahaman terhadap konsep diversi yang berkeadilan restoratif (untuk kepolisian, jaksa dan hakim), Peningkatan pendidikan (khusus untuk polisi), Harus melakukan perubahan (kepolisian) dan Pemberian pelatihan kepribadian (hakim, jaksa dan polisi)

    The Contribution of Public Health Center to Reducing Maternal Mortality

    Full text link
    Backgroud: The health problems can be described on the number of Maternal Mortality (MMR), the higher of MMR toindication of so many health problems. Maternal mortality is closely related to access of quality health care. Quality access willprovide opportunities for mothers to get prenatal care, aid delivery, and good treatment. Public health care is health facilitiesearly referral of maternal care in villages, and then Public health care will be referred to a PONEK hospital if necessary.Objective: To knows the difference that maternal health services are carried out in PONED and non PONED Public healthcenters. Methods: To combine datas of Village Potential 2011, Maternal Mortality Follow-Up Study of Population Census2012 and Research Health Facilities 2011 for analysis. Field confi rmation in two health centers and two hospitals in Bekasiand Bogor cities for cases maternal death of during pregnancy, during childbirth, miscarriage, and after birth (postnatal).Results: The hospitals can prevent maternal death during pregnancy or during childbirth. At public health care, the risk formaternal death during childbirth is higher than postnatal OR = 1.9 (CI: 1.22 to 3.0), maternal death during pregnancy andmiscarriage in PONED is higher than Non PONED but not signifi cant (p > 0.05). At public health care not PONED, birthattendants is a factor in the recommendation to referral (p < 0.05). Conclution: The hospital facilities are able to PONEKthe best services for mothers who need obstetric treatment. The midwives are important to reducing maternal mortality,they should be closer access to birth attendants and to perform appropriate referrals. Recommendation: The hospitalsare need to be reinforced services capable PONEK and within easy reach from public health centers

    Pengaruh Penyediaan Air Minum Terhadap Kejadian Karies Gigi Usia 12-65 Tahun Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dan Nusa Tenggara Barat (Analisis Lanjut Riskesdas 2007)

    Full text link
    Drinking water availability is a matter of vital importance in human life. Drinking water is water that fulfill required certain standards, for example the presence of fluoride element. The drinking water contain fluoride (F) in low concentration is needed for preventing disease dental carries disease. But if its concentration in the drinking water >1, 5 mg/l can cause 'fluorosis' in tooth, it can result in brown stains that is not easy to remove from the tooth. This study is a 'Riskesdas' data advanced analysis 2007. The analysis aim is to detect the influence of drinking water availability towards the dental carries cases. Bivariate analysis showed that drinking water availability to be an influential factor towards dental carries cases. Connection between the case levels situated in Belitung's and Bangka doesn't have any meaning. Protected drinking water source, distance, total water use, residence, and economy level can be contributing factors for increasing dental carries cases. To control the dental carries cases, it is necessary to improve drinking water service especially that of its physical quality standards

    Narasi Reverse bagi Kemajuan Seni Lukis

    Get PDF
    Seni lukis pernah menjadi medium bagi perkembangan dan kemajuan seni rupa. Namun setelah Narasi Besar ditinggalkan, praktek seni lukis tidak lagi berjalan berdasarkan narasi atau paradigma tertentu. Seni lukis sekarang berjalan tanpa paradigma tunggal, dilakukan dengan membangun narasi subject matter individual, dan menjadi salah satu faktor produksi dalam seni rupa kontemporer. Kemajuan sekarang ditemukan pada gerak maju proses kerja melukis atau produktifitas penciptaan lukisan (yang berhubungan dengan rekognisi dan demand terhadap praktek tersebut). Karya ini mempersoalkan 'kemajuan' yang terjadi pada praktek seni lukis sekarang, dengan 'membalik' kerja tiga orang pelukis yang berada di tengah mekanisme produksi-konsumsi seni rupa kontemporer: Radi Arwinda, R.E. Hartanto, dan J.A. Pramuhendra. Dengan persetujuan yang mereka berikan, kerja melukis mereka 'dibalik', dengan melabur lukisan mereka sampai kembali menjadi kanvas kosong. Narasi reverse hadir dalam video rekaman proses melabur yang diproyeksikan ke lukisan yang sudah menjadi kanvas kosong. Proses ini bisa dilihat sebagai perjalanan mencapai 'kanvas kosong' yang menggambarkan kepenuhan potensi dalam seni lukis, yang terbuka bagi kerja dan persepsi yang di-'proyeksi'-kan kepadanya.Kata kunci: kemajuan seni; kerja melukis; narasi; penciptaan seni; proyeksi; reverse.Reverse Narrative for the Advancement of ArtPainting was once become a medium for the development and advancement of the art world. However, after the Big Narrative being left, the practice of painting is no longer running by a particular narration or paradigm. Painting now practiced without any single paradigm, it is done by constructing a narrative of individual subject matter, and became one of the production factors in contemporary art. The progress is now found on forward movement of the painting working process or painting creation productivity (which is related to the recognition and demand for such practices). This work questioned the 'progress' that occurs in the practice of painting nowadays, by 'reversing' the work of three painters who were in the middle of the contemporary art production-consumption mechanism: Radi Arwinda, R.E. Hartanto, and J.A. Pramuhendra. With the approval from them, they gave their painting 'reversed', by whitewashing them to get back into a blank canvas. Reverse narrative present in the video that recorded the whitewashing process and then projected onto the painting that had become a blank canvas. This process can be seen as a way to achieving 'blank canvas' that illustrates the potential fullness in painting, which is open for labor and perception projected onto them.Keywords: progress in art; painting labor; narrative; art creation; projections; reverse

    Pemberian Dukungan Untuk Menyusui Asi Eksklusif Enam Bulan Di Puskesmas Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat Tahun 2011

    Full text link
    Latar Belakang : Air susu ibu sangat menguntungkan ditinjau dari berbagai segi, gizi, kesehatan, ekonomi maupun sosio-psikologis. Pemberian ASI eksklusif sampai usia bayi enam bulan di Indonesia masih rendah dan belum mencapai target cakupan. Tujuan : Mendapatkan angka proporsi pemberian ASI eksklusif enam bulan dan hubungannya dengan perilaku dalam menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok. Metode : Penelitian ini menggunakan disain crossectional dengan responden adalah ibu yang mempunyai bayi berumur enam bulan sampai dengan 12 bulan yaitu sebanyak 172 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 dengan menggunakan kuesioner tertutup. Hasil : Pemberian ASI eksklusif enam bulan di Kecamatan Kemiri Muka masih rendah yaitu hanya 25,6%. Hanya 45,9% sarana dan tenaga kesehatan melakukan dukungan dengan baik dalam pemberian ASI ekslusif enam bulan. Sebesar 52,3% responden menyatakan mendapat dukungan yang baik dari suami dan sebesar 63,4% mendapat dukungan yang baik dari keluarga (ibu dan ibu mertua). Ada 51,2% responden mempunyai keterpaparan informasi ASI eksklusif dengan baik. Faktor pendukung yang berhubungan bermakna adalah dukungan suami (p=0,001, OR=3,737), sarana dan tenaga kesehatan (p=0,000, OR=3,974) dan keluarga (ibu dan ibu mertua) (p=0,002, OR=4,111). Kesimpulan : Pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Kemiri Muka masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan. Fasilitas dan tenaga kesehatan di Kota Depok perlu pengawasan yang ketat dalam memberikan susu formula kepada bayi selama bayi berada di fasilitas atau tenaga kesehatan

    Aku, Saya dan Diriku

    Full text link
    Introversi artinya “bersifat suka memendam rasa dan pikiran sendiri dan tidak mengutarakannya kepada orang lain”. Dalam tekanan sosial, seorang introvert dapat melakukan represi emosi dan ekspresi yang berlebihan dan jika tidak disalurkan secara sehat, maka dapat terjadi kecenderungan penyakit mental yang dikenal sebagai depersonalisasi. Dengan menggunakan boneka sebagai media berekspresi dan objek simbol yang mewakili sosok ideal penulis, penulis membuat boneka-boneka sebagai manifestasi atas fantasi yang tercipta dari emosi dan perasaan yang tidak tersampaikan supaya tersalurkan dengan sehat.Kemudian manifestasi ini menggantikan penulis untuk berbicara melalui sebuah cinematic poem yang menampilkan perjalanan emosi yang dialami penulis sehingga penulis dapat mengutarakan apa yang sebenarnya dirasakannya. Karya ini menyampaikan pemikiran terpendam, keinginan, fantasi, identitas seniman dan menjadi komunikasi internal dalam diri seniman untuk tetap jujur pada diri sendiri

    Lain Dulu, Lain Sekarang

    Full text link
    Maskulinitas dan feminitas merupakan dua sifat yang berkebalikan. Dengan stereotipnya masing-masing, suatu kaum baik laki-laki maupun perempuan dapat digeneralisasi dalam berbagai kesempatan. Walaupun tidak selamanya buruk, adanya stereotip akan suatu gender kemudian banyak merugikan salah satu pihak, terutama para perempuan. Dengan label sebagai kaum yang rapuh dan tidak dapat memimpin, para perempuan tidak banyak mendapatkan kesempatan untuk dapat berkerja di sektor publik.Dalam karya tugas akhir ini penulis ingin menggambarkan sebuah kondisi dimana para perempuan diharuskan untuk dapat memiliki maskulinitas sesuai dengan nilai tradisi lama, namun juga masih tetap feminin untuk kemudian dianggap sebagai perempuan yang kompeten oleh masyarakat lewat pengolahan alat-alat pertukangan dengan material paperclay bonechina.Lewat pendekatan mengenai konsep gender, peralatan pertukangan, material bone China dan seniman-seniman referensi, dengan visual karya yang memimesis alat-alat pertukangan dengan material tersebut diharapkan dapat menggambarkan dominasi maskulin dalam masyarakat, dan bagaimana perempuan Indonesia kini harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya.// /
    corecore