139 research outputs found

    Hubungan Aktivitas Siswa Dalam Mengerjakan Tugas Kelompok Dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas IV SD

    Full text link
    Penelitian ini dilatar belakangi oleh aktivitas siswa yang pasif dan sikap siswa kurang dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru. Tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dengan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan dengan materi pemerintahan pusat. Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Desain penelitian yang yang digunakan adalah pre test, treatment dan post test. Berdasarkan hasil an?â?ílisis bahwa terdapat hubungan signifikan sebesar thitung= 0,89 selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria pengujian dengan ?Ä?? sebesar 5% dan t table sebesar 0,304. Ternyata pada harga t hitung > t table yaitu 0,89 > 0,304 maka Ha diterima. Dengan persamaan N-gain sebesar 52 % menunjukkan kriteria sedang. Respon siswa terhadap pembelajaran diskusi kelompok sangat baik terbukti 90% siswa setuju dengan adanya aktivitas pada kegiatan diskusi kelompok

    Kampanye Online Anti Pornografi: “Pornografi” untuk Kalangan Anak Muda

    Full text link
    Nowadays, the internet technology is getting an opportunity to visit pornographic sites. Thus, more and more people have a dependency with a pornography site that is not easy to be released. Campaign against pornography "porNOgraphy" aims to raise awareness of young people to know the risks as well as providing a solution to escape from addiction to pornography. Both impact and solutions to the campaign message is packaged in audio-visual communication, so it is very persuasive in getting people to stay away from pornography and is expected to be easily understood by the public. Hope on the impact of this campaign is that people are interested in trying the suggestions in order to break away from addiction to pornography and form a strong intention and determination to be able to obtain a successful outcome

    A Gender-Responsive Approach: Social Innovation for the Sustainable Smart City in Indonesia and Beyond

    Get PDF
    The smart city has become one of the many ways to solve the problems of contemporary urban environments. The sustainable integration of technology, people and institutions is essential in urban planning. However, utilizing technology in city management with the Internet of Things (IoT) in smart cities will not be sustainable without ensuring that the community is prepared. The involvement of all societies and persons, as agents of implementation and technology users, requires a gender-responsive approach to social innovation in the urban management. With regard to this issue, the purpose of this paper is to describe the importance of the human aspect of technology orientation through a gender-responsive approach in social innovation for the sustainable smart city. The method used in this study is a combination of several data collection techniques, which are in the form of literature studies, online surveys, and structured interviews. The results show that in terms of planning and management of the city, it is necessary for all communities to achieve social justice by using gender responsive approaches. Social innovation done in smart cities requires an understanding of technology users through community empowerment, especially for women. Women and men should have equal rights and opportunities in the application of the technology. Therefore, various capacity building efforts for women must take place on multiple levels, with the integration and support from the collaboration of all stakeholders. This amounts to a paradigm shift in both the planning policies, regulation and management of smart cities. Cooperation among all parties is critical, whether in partnership or collaboration between government and private parties and other institutions that prioritize public services for the community. This study contributes a social learning framework in strengthening citizens’ preparedness to participate in future smart cities

    MAKNA SIMBOL TRADISI JHE҃҃҃҃҃҃҃҃҃NG MANTOH (Analisa Semiotika Charles Sanders Peirce

    Get PDF
    ABSTRACTThis article attempts to explain Charles Sanders Peirce's semiotic analysis of the Jheng mantoh tradition symbol in Madura. The aim of this research is to find out the meaning of the symbols that exist in the Jheng mantoh tradition in Madura which began to be abandoned by the urban Madura community. The jheng mantoh tradition is one of the traditions in Madura, especially the Bangkalan region in the form of a ceremony welcoming the arrival of a daughter-in-law to the bridegroom's family. The purpose of this mantoh jheng is to establish friendship as well as to introduce the bride as a new family member to her husband's extended family. The method in this study is a qualitative descriptive approach to the triadic meaning of Charles Sanders Peirce's semiotics. The results showed that the symbols in the Jheng mantoh tradition in Madura have meanings that are loaded with the noble values of the Madurese community. The stages of Jheng Mantoh tradition are three parts, namely Jheng Mantant pre activity, Jheng Mantoh activity, and post Jheng mantoh. Each stage has its own symbol and meaning. This great jhe҃ng tradition can be found several symbols during the course of this tradition, such as binoculars, sound systems, goat heads, milk fish, tettel, various market snacks, trays, spoons, rituals of tek-tek-tek and so on.Keywords: jheng mantoh, Madura, semiotic, charles Sanders Peirce ABSTRAKArtikel ini berusaha menjelaskan tentang analisa semiotika Charles Sanders Peirce pada simbol tradisi Jheng mantoh di Madura. Tujuannya adalah untuk mengetahui makna simbol-simbol yang ada pada tradisi Jheng mantoh di madura yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat Madura perkotaan. Tradisi jheng mantoh adalah salah satu tradisi di Madura, khususnya wilayah Bangkalan berupa upacara menyambut kedatangan menantu perempuan di keluarga mempelai laki-laki. Tujuan jheng mantoh ini adalah untuk menjalin silaturahmi sekaligus mengenalkan mempelai perempuan sebagai anggota keluarga baru kepada keluarga besar suaminya. Metode dalam penelitian ini adalah deskritif kualitatif dengan pendekatan segitiga makna semiotika charles Sanders Peirce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol-simbol dalam tradisi Jheng mantoh di Madura memiliki makna yang sarat dengan nilai-nilai luhur masyarakat Madura. Tahapan tradisi Jheng mantoh ada tiga bagian, yaitu pra kegiatan jheng mantoh, kegiatan jheng mantoh, dan pasca jheng mantoh. Masing-masing tahapan memiliki simbol dan makna tersendiri. Tradisi jhe҃ng mantoh ini dapat ditemui beberapa simbol selama berlangsungnya tradisi ini, seperti terop, sound system, kepala kambing, ikan bandeng, tettel, aneka jajanan pasar, talam, sendok, ritual tek-tek-tek dan sebagainya.Kata Kunci: jheng mantoh, Madura, semiotika Charles Sanders Peirce

    Identifikasi Kualitas Fisik Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Publik (Kasus : Bagian Wilayah Kota I, II, III Kota Semarang)

    Full text link
    Taman kota merupakan ruang terbuka hijau publik yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan kota karena mempunyai fungsi utama sebagai ekologi, estetika, sosial budaya dan ekonomi. Namun menurut Sasongko (2002), Kota Semarang mengalami Perubahan fungsi taman kota dimana dapat mempengaruhi kualitas fisiknya. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengukur kualitas fisik taman kota BWK I, II, III Kota Semarang, dan 2) menganalisis keterkaitan kualitas fisik taman kota dengan pemanfaatan taman kota oleh pengguna. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara semi terstruktur. Teknik pengambilan sampel secara accidental dan analisis data secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas fisik taman kota BWK I, II, III Kota Semarang tergolong belum maksimal. Terdapat enam taman kota dari delapan taman kota menunjukan kualias fisik tergolong rendah. Kualitas fisik tersebut disebabkan karena taman kota di BWK I, II, III Kota Semarang masih membutuhkan perbaikan/renovasi dan peningkatan perawatan taman kota. Sementara itu, kualitas fisik taman kota juga dapat berpengaruh terhadap pemanfaatannya oleh pengguna. Namun pengaruh yang ditunjukan di tiap taman kota berbeda-beda karena terkait dengan kondisi eksisting dan perawatan di tiap taman kota

    Identifikasi Kualitas Fisik Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Publik (Kasus : Bagian Wilayah Kota I, II, III Kota Semarang)

    Full text link
    Taman kota merupakan ruang terbuka hijau publik yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan kota karena mempunyai fungsi utama sebagai ekologi, estetika, sosial budaya dan ekonomi. Namun menurut Sasongko (2002), Kota Semarang mengalami Perubahan fungsi taman kota dimana dapat mempengaruhi kualitas fisiknya. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengukur kualitas fisik taman kota BWK I, II, III Kota Semarang, dan 2) menganalisis keterkaitan kualitas fisik taman kota dengan pemanfaatan taman kota oleh pengguna. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara semi terstruktur. Teknik pengambilan sampel secara accidental dan analisis data secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas fisik taman kota BWK I, II, III Kota Semarang tergolong belum maksimal. Terdapat enam taman kota dari delapan taman kota menunjukan kualias fisik tergolong rendah. Kualitas fisik tersebut disebabkan karena taman kota di BWK I, II, III Kota Semarang masih membutuhkan perbaikan/renovasi dan peningkatan perawatan taman kota. Sementara itu, kualitas fisik taman kota juga dapat berpengaruh terhadap pemanfaatannya oleh pengguna. Namun pengaruh yang ditunjukan di tiap taman kota berbeda-beda karena terkait dengan kondisi eksisting dan perawatan di tiap taman kota

    Transmisi Trans-ovari Virus Dengue Pada Nyamuk Aedes Aegypti Dan Aedes Albopictus Di Kabupaten Banjarnegara

    Full text link
    Transmisi trans-ovari virus Dengue merupakan fenomena etiologi penting yang bertanggung jawab atas pemeliharaan virus selama periode inter-epidemi penyakit. Distribusi dan musiman dari fenomena di daerah endemik penyakit dapat berkontribusi untuk menjelaskan munculnya demam berdarah dan pencegahan selanjutnya. Penelitian tentang distribusi wilayah penularan trans-ovari virus dengue pada Aedes aegypti dan Ae. albopictus telah dilakukan pada wilayah endemik DBD di Kabupaten Banjarnegara. Pengamatan dilakukan untuk menunjukkan peran spesies Aedes yang berbeda dalam transmisi dan retensi virus Dengue. Koleksi larva Aedes aegypti dan Ae. albopictus berasal dari air bersih pada kontainer di dalam dan luar rumah di lokasi penelitian. Dilaksanakan pada bulan Mei-September 2012. Lokasi untuk koleksi larva dipilih dari desa yang terdapat kasus DBD baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transmisi trans-ovari virus Dengue pada nyamuk terjadi pada 21 ekor nyamuk positif antigen Dengue dari 223 ekor nyamuk diperiksa. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa ada potensi nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus menularkan virus Dengue secara trans-ovari di Kabupaten Banjarnegara

    Pola Konsumsi Daging Sapi oleh Rumah Tangga di Bandar Lampung

    Full text link
    The study aimed to know the pattern of beef consumption, factors that affected the demand of beef, and the elasticity of the demand of beef. The research was conducted in the city of BandarLampung on purpose, based on the class of underprivilage households to privilage type III+, namely the upper class at Kemiling Permai Village of Kemiling Subdistrict, the middle class at Labuhan Ratu Village of Kedaton Subdistrict and the lower clas at Pesawahan Village of Southern Teluk Betung Subdistrict. The sample in the study was 54 house wives. The data was collected from October-November 2013. The data was analyzed by qualitative analysis, multiple linear regression and analysis of the elasticity of demand. The results showed as follows. The greatest amount of beef demand in the period of July–September 2013 was 0.5-3kg per 3 month, pieces of beef that was being the most widely consumed was chuck as much as 43.61kg per 3 month, frequency of beef consumption as much as 1-3 times in the period of July to September 2013, and a total of 76.64% of households chose the traditional market to buy beef. Factors affected on beef demand by households in the city of BandarLampung were chicken prices, level of education, income and place of purchase. The cross elasticity between broiler chicken and domestic chickens was positive, it meant that beef was substitution stuff; and income elasticity of the demand of beef worth positive; so that beef was normal stuff

    Analisis Penilaian Fasilitas Pedestrian di Kawasan Perkotaan (Kasus: Jalan Malioboro – Jalan Margo Mulyo, YOGYAKARTA)

    Full text link
    Keberagaman fungsi Kawasan Malioboro harus dapat memperhatikan semua aspek kepentingan, termasuk kepentingan pedestrian. Tingginya intensitas pedestrian yang berkunjung ke Kawasan Malioboro harus diimbangi dengan ketersediaan fasilitas pedestrian yang memadai dan mudah diakses. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengidentifikasi karakteristik pedestrian dan (2) Mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan fasilitas pedestrian di lokasi kajian. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yakni menganalisis karakteristik dan fasilitas pedestrian dengan mendeskripsikan data hasil observasi, kuesioner, dokumentasi, serta didukung dengan literatur dan dokumen resmi pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang pedestrian di lokasi kajian didominasi oleh penduduk non lokal Kota Yogyakarta yang berstatus sebagai mahasiswa dan memiliki aktivitas utama untuk belanja. Kunjungan pedestrian mencapai puncaknya saat weekend dan mayoritas menggunakan sepeda motor menuju kawasan ini. Kondisi fasilitas pedestrian di kedua ruas Jalan Malioboro hingga Jalan Margo Mulyo sebagian besar memenuhi standar dari segi desainnya, namun dari segi ketersediaan dan fungsinya belum memadai sehingga belum memenuhi kebutuhan pedestrian
    corecore