2 research outputs found

    TRADISI KAKANTOBHANO ISA PADA SUKU MUNA DESA LABAHA KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA

    Get PDF
    WA ODE ISRA JUNI (N1E115024): Tradisi Kakantobhano Isa Pada Suku Muna Desa Labaha Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Dibawah bimbingan Dr. Hj. Wa Kuasa Baka., M.Hum selaku pembimbing I dan ibu Sitti Hermina, SST.Par., M.Hum selaku pembimbing II Tradisi kakantobhano isa yaitu suatu proses penguburan ari-ari yang menggunakan cara tradisisonal dengan simbol makna tentang kehidupan  manusia. Tradisi kakantobhano isa ini hanya diketahui tahapan-tahapannya oleh lelaki yang sudah berkeluarga namun makna yang terkandung dalam teradisi tersebut kurang dipahami. Sedangkan ibu-ibu yang seusai melahirkan kurang memahami tentang pelaksanaan prosesi tradisi kakantobhano isa dan makna yang terdapat pada tradisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tahapan yang ada pada tradisi kakantobhano isa, untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam tradisi kakantobhano isa dan untuk mengetahui perubahan yang ada dalam tradisi kakantobhano isa.               Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Labaha Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. cara pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan ikut terlibat pada saat tahapan tradisi kakantobhano isa yaitu dengan membantu menyiapkan peralatan yang diperlukan sampai selesai, wawancara mendalalam dan dokumentasi. analisis data dilakukan secara deskripsi melalui tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di Kabupaten Muna Kecamatan Watopute Desa Labaha masih melaksankan tradisi kakantobhano isa yang dilakukan pada saat ibu yang melakukan persalinan. Makna yang terkandung dalam (1) Penguburan ditiang induk rumah yaitu agar tidak jauh dari adiknya, (2) Tidak boleh menoleh agar bayinya tidak juling, (3) Kararaino kantobhano isa dan kararino anahi yaitu agar dapat menemukan petunjuk arah sehingga ari-ari (isa) dapat menemukan jalan pulang dimanapun keberadaannya. Kemudian makna peralatan pada tradisi kakantobhano isa yang berupa (1) Roo libho yaitu sebagai air ketuban, (2) Kaghua maknanya sebagai rahim,  (3) Suna bermakna sebagai perut, (4) kantung plastik bermakna sebagai baju, (5) Bheta sebagai penghangat. Dilanjutkan dengan beberapa perubahan karena faktor eksternal dan internal

    POTENSI LIMBAH CAIR TAHU SEBAGAI SUMBER NITROGEN PADA PRODUKSI SELULOSA BAKTERI

    Get PDF
    Produksi selulosa bakteri (nata) pada umumnya menggunakan pupuk ZA (Amonium sulfat) atau urea sebagai sumber nitrogen. Penggunaan sumber nitrogen alami seperti limbah cair tahu dalam produksi selulosa bakteri, merupakan alternatif pengganti pupuk ZA yang  lebih aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi limbah cair tahu sebagai sumber nitrogen pada produksi selulosa bakteri. Produksi selulosa bakteri dilakukan menggunakan substrat air kelapa yang ditambahkan limbah cair tahu dengan perlakuan perbandingan antara air kelapa dan limbah cair tahu adalah 1 : 1; 1 : 3 dan 3: 1. Fermentasi selulosa bakteri dilakukan dengan metode statis (diam) selama 14 hari menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Parameter yang diukur meliputi ketebalan, rendemen, kadar serat kasar dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selulosa bakteri dapat diproduksi pada perlakuan  perbandingan air kelapa dan limbah cair tahu 1 :1 dan 3 : 1, namun perlakuan substrat dengan perbandingan air kelapa dan limbah cair tahu 1 : 3 tidak menghasilkan selulosa bakteri. Selulosa bakteri yang diproduksi menggunakan subtrat air kelapa dan limbah cair tahu sebagai sumber nitrogen dengan  perbandingan 1 : 1 memiliki ketebalan 15,03 mm, rendemen 13,25%, kadar serat 0,29% dan kadar air 86,76%, sedangkan selulosa bakteri dari substrat dengan perbandingan air kelapa  dan limbah cair tahu 3 : 1 memiliki ketebalan 16,69 mm, rendemen  12,89%, kadar serat 0,28%, dan kadar air 87,11%. Dengan demikian, limbah cair tahu berpotensi digunakan sebagai sumber nitrogen untuk memproduksi selulosa bakteri. Kata kunci :Selulosa bakteri, Limbah cair tahu, sumber nitrogen, nata
    corecore