42 research outputs found

    laporan akhir-lembar pengesahan dan kartubimbinagn PKPA bis Apotik anggkatan III

    Get PDF

    Analisis α-Mangostin dalam Minuman Herbal Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri

    Get PDF
    Some herbal formulation containing α-mangostin as a marker compound in the pericarp of the mangosteen (Garcinia mangostana L.) are marketed now in Indonesia. The determination of the component of preparation both qualitatively and quantitatively is essential to ensure quality of the product. This research is aimed to develop a TLC (Thin Layer Chromatography)-densitometry method to analyze α-mangostin in the herbal drinks of mangosteen rind. The analysis was performed with TLC Scanner using Camag TLC Scanner 4 with Wincats software. Silica gel 60 F254 (Merck) plates (20x20 cm: 200 μm thickness) were used as stationary phase and mixture of chloroform and ethyl acetate (9:1,v/v) as a mobile phase. The developed chromatogram was scanned at 316 nm, the wavelength of maximum absorption for α-mangostin. At this condition, the Rf value of α-mangostin is 0.48. Regression analysis of the calibration data showed an excellent linear relationship between peak-area vs drug concentration. Linearity was found to be in the range of 50-400 µg/mL. The suitability of developed TLC densitometry method for estimation of α-mangostin was established by validating it as per the ICH guidelines. The limits of detection (LOD) and quantification (LOQ) for α-mangostin were found to be 54.38 μg/mL and 181.28 μg/mL. The developed method was found to be linear (r=0,99415), precise (RSD <1.28 % and < 2.39 % for intra-day and inter-day precision) and accurate (mean recovery of 90.04%). Results of the samples analysis showed that sample A does not contain α-mangostin, whereas sample B and C contain α-mangostin. The average concentrations obtained for samples B and C were 0.040% w/v and 0.118% w/v, respectively. The developed method has been successfully applied for the determination of α-mangostin in the herbal drinks of mangosteen rind.Beberapa formulasi herbal yang mengandung α-mangostin sebagai senyawa penanda pada kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) sekarang dipasarkan di Indonesia. Penentuan kadar senyawa penanda secara kualitatif dan kuantitatif penting untuk memastikan kualitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri untuk menganalisis α-mangostin pada minuman herbal kulit buah manggis. Analisis dilakukan dengan TLC Scanner menggunakan Camag TLC Scanner 4 dengan software Wincats. Pelat silika gel 60 F254 (Merck) (ketebalan 20x20 cm: 200 μm) digunakan sebagai fase diam dan kloroform-etil asetat (9:1,v/v) sebagai fase gerak. Kromatogram yang dikembangkan dipindai pada 316 nm yaitu panjang gelombang serapan maksimum untuk α-mangostin. Pada kondisi ini, nilai Rf adalah 0,48. Analisis regresi data kalibrasi menunjukkan hubungan linier antara luas area di bawah puncak vs konsentrasi. Linearitas ditemukan berada pada kisaran 50-400 μg/mL. Kesesuaian metode KLT densitometri yang dikembangkan untuk estimasi α-mangostin ditetapkan dengan memvalidasinya sesuai dengan pedoman ICH. Batas deteksi (LOD) dan kuantifikasi (LOQ) untuk α-mangostin ditemukan 54,38 μg/mL dan 181,28 μg/mL. Metode yang dikembangkan ditemukan linier (r = 0,99415), tepat (RSD <1,28% dan <2,39% untuk presisi intra hari dan antar hari), dan akurat (rata-rata perolehan kembali 90,04%). Hasil analisis sampel menunjukkan bahwa sampel B dan C mengandung α-mangostin, sedangkan sampel A tidak. Rata-rata kadar yang diperoleh untuk sampel B dan C masing-masing adalah 0,040% b/v dan 0,188% b/v. Metode yang dikembangkan telah berhasil diterapkan untuk penentuan α-mangostin dalam minuman herbal kulit manggis

    Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri dari Fraksi Etil Asetat Bakteri Bacillus sp.3 (A1) yang Bersimbiosis dengan Spon Laut Haliclona fascigera

    Get PDF
    Bacillus sp. 3 is one of symbiotic bacteria of marine sponge Haliclona fascigera obtained from Mandeh Island, Pesisir Selatan, West Sumatra that can produce antibacterial compounds. This study aims to isolate the antibacterial compounds produced by Bacillus sp.3 (A1). The methods that has been used were bacterial cultivation on Nutrient Broth medium using Shaker Incubator at 150 RPM at 37ºC for 48 hours and isolation of antibacterial compound. The isolation method of the compound was carried out by column chromatography method. The testing of antibacterial activity was done by using agar diffusion method. Characterization of isolated compounds were performed using UV and IR spectrophotometer. From this research, two compounds RJ1 and RJ2 were obtained. The compound RJ1 was yellow oily (2.8 mg). The compound RJ1 can inhibit Staphylococcus aureus ATCC 25923 at a 1% of Minimum Inhibition Concentration (KHM). RJ2 compound was yellow oily (3.1 mg). The RJ2 compound can inhibit Escherichia coli ATCC 25922 at a 1% of Minimum Inhibition Concentration (MIC).Bacillus sp. 3 (A1) merupakan salah satu isolat bakteri simbion spon laut Haliclona fascigera asal Pulau Mandeh, Pesisir Selatan, Sumatra Barat yang dapat memproduksi senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa aktif sebagai antibakteri yang dihasilkan oleh Bacillus sp.3 (A1). Metoda yang digunakan yaitu kultivasi bakteri pada media Nutrient Broth menggunakan Inkubator Shaker dengan kecepatan 150 RPM pada suhu 37ºC selama 48 jam dan isolasi senyawa antibakteri. Metode pemisahan senyawa dilakukan dengan metoda kromatografi kolom. Pengujian aktivitas antibakteri dlakukan dengan metoda difusi agar. Karakterisasi senyawa hasil isolasi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV dan spektrometer IR. Dari penelitian ini didapatkan dua senyawa RJ1 dan RJ2. Senyawa RJ1 berupa minyak berwarna kuning (2,8 mg). Senyawa RJ1 dapat menghambat bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada Konsentrasi Hambat Minimum 1%. Senyawa RJ2 berupa minyak berwarna kuning (3.1 mg). Senyawa RJ2 dapat menghambat bakteri uji Escherichia coli ATCC 25922 pada Konsentrasi Hambat Minimum 1%

    Production and Characterization of Microbial Polyesters Poly (3-Hydroxybutyrat) From Oleic Acid as Sole Carbon Source

    Get PDF
    Production and characterization of microbial polyesters poly(3-hydroxybutyrate), P(3HB) from oleic acid as sole carbon source by Erwinia sp. USMI-20 have been carried out. The polymer granules accumulated in the cells of Erwinia sp. USMI-20 upon cultivation were identified by transmission electron microscopy (TEM). P(3HB) was extracted and characterized by using 1H and 13C nuclear magnetic resonance (NMR). The thermal properties including melting temperature (Tm) and glass transition temperature (Tg) for the polymer were analyzed by differential scanning calorimetry (DSC). The weigh-average molecular weight (Mw), number-average molecular weight (Mn) and polydispersity index (Mw/Mn) were determined by gel permeation chromatography (GPC). It was found that Erwinia sp. USMI-20 could produced P(3HB) with a maximum polymer content 55 % of the dry cell weight, an amount of polymer 1.9 g/l, a dry cell weight 3.5 g/l, a maximum specific growth rate at 0.30 /h, a maximum polymer production rate at 0.03/h, and YP(3HB)/C 0.39 g/g , with the optimum fermentation time of 54 hours. The Tm and Tg of P(3HB) were 157 oC and 15 oC, respectively. The Mw was in the range of 500,000 to 820,000 Da, whereas the Mn was in the range of 235,000 to 340,000 Da with a Mw/Mn in the range of 2.1 to 2.5

    Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bakteri Endofit dan Identifikasi Bakteri yang Diisolasi dari Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)

    Get PDF
    Kulit Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) merupakan bagian tanaman yang banyak digunakan untuk pengobatan dengan berbagai aktivitas farmakologis. Namun masih sedikit diketahui kajian tentang bakteri endofit yang terkait dengan kulit buah tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri endofit dari kulit buah tanaman ini serta menguji aktivitas dalam mengambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Methicilin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Sebanyak enam Isolat bakteri berhasil diisolasi lalu difermentasi dalam media Nutrient Broth (NB).  Hasil fermentasi kemudian diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Ekstrak kental masing-masing isolat diujikan aktivitas antibakterinya menggunakan metode difusi Kirby-Bauer. Berdasarkan hasil pengukuran zona hambat menunjukkan bahwa ekstrak dari isolat 3 dan isolat 5 memiliki diameter hambat kuat >10 mm. Hasil identifikasi fitokimia secara kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak dari isolat 3 menujukkan adanya kandungan alkaloid dan flavonoid sedangkan isolat 5 teridentifikasi senyawa alkaloid, flavonoid dan polifenol. Hasil identifikasi penamaan bakteri endofit menunjukkan bahwa isolat 3 merupakan Bacillus velezensis strain JS25R dan isolat 5 merupakan Staphylococcus sp. Ekstrak dari bakteri endofit ini terbukti memiliki aktivitas terhadap bakteri patogen dan potensial untuk dilakukan isolasi dan pengembangan terhadap senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas tersebut.

    Inventarisasi Tumbuhan yang Digunakan untuk “Batangeh” di Sumatera Barat

    Get PDF
    Batangeh merupakan prosesi dengan menggunakan uap panas yang dilakukan di Sumatera Barat, biasanya menggunakan rempah, bunga, daun-daunan dan bagian tumbuhan yang mengandung minyak atsiri. Tujuan dilakukan batangeh umumnya untuk menyegarkan badan bagi ibu-ibu yang sudah melahirkan dan masyarakat yang pasca sakit menahun, selain itu juga digunakan dalam hal pengobatan penyakit tertentu. Untuk melestarikan tumbuhan yang biasa digunakan sebagai batangeh di Sumatera Barat maka dilakukan inventarisasi tumbuhan yang digunakan di lima kabupaten di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Tanah Datar, Solok, Pesisir Selatan, Agam dan 50 Kota. Wawancara dilakukan terhadap 29 orang informan yang berasal dari lima kabupaten yang ditentukan. Hasil wawancara diperoleh sebanyak 45 ramuan batangeh yang menggunakan 121 jenis bahan yang terdiri dari 104 tumbuhan dan sisanya dari bahan selain tumbuhan. Bagian tumbuhan yang digunakan berasal dari bagian akar, rizom, umbi, bunga, buah, korteks, batang, daun dan seluruh bagian tumbuhan

    Production and Characterization of Microbial Polyesters Poly (3-Hydroxybutyrat) From Oleic Acid as Sole Carbon Source

    Get PDF
    Production and characterization of microbial polyesters poly(3-hydroxybutyrate), P(3HB) from oleic acid as sole carbon source by Erwinia sp. USMI-20 have been carried out. The polymer granules accumulated in the cells of Erwinia sp. USMI-20 upon cultivation were identified by transmission electron microscopy (TEM). P(3HB) was extracted and characterized by using 1H and 13C nuclear magnetic resonance (NMR). The thermal properties including melting temperature (Tm) and glass transition temperature (Tg) for the polymer were analyzed by differential scanning calorimetry (DSC). The weigh-average molecular weight (Mw), number-average molecular weight (Mn) and polydispersity index (Mw/Mn) were determined by gel permeation chromatography (GPC). It was found that Erwinia sp. USMI-20 could produced P(3HB) with a maximum polymer content 55 % of the dry cell weight, an amount of polymer 1.9 g/l, a dry cell weight 3.5 g/l, a maximum specific growth rate at 0.30 /h, a maximum polymer production rate at 0.03/h, and YP(3HB)/C 0.39 g/g , with the optimum fermentation time of 54 hours. The Tm and Tg of P(3HB) were 157 oC and 15 oC, respectively. The Mw was in the range of 500,000 to 820,000 Da, whereas the Mn was in the range of 235,000 to 340,000 Da with a Mw/Mn in the range of 2.1 to 2.5

    Kajian Fitokimia Fraksi Etil Asetat dari Lichen Stereocaulon massartianum Hue. dan Uji Aktivitas Antibakteri dengan Metode KLT-Bioautografi

    Get PDF
    This research is a continuation study in the inventory of lichens of the genus Stereocaulon which is currently focused on the Stereocaulon massartianum Hue collected in the rocks of Diatas Lake, West Sumatera, Indonesia. Reports on phytochemical studies and pharmacological activities of this species are still limited, based on literature studies that have been carried out. This research was conducted to determine their secondary metabolites and potential antibacterial activity. The air-dried thallus of lichen S. massartianum was macerated successively using n-hexane, ethyl acetate and methanol solvents. The compounds were separated by chromatography and recrystallization methods, then analyzed by spectroscopy (UV-Vis, FTIR, 1H and 13C-NMR). Furthermore, the antibacterial activity assay was performed by agar diffusion method on ethyl acetate extract, and TLC-Bioautography for the isolated compound. Three compounds have been isolated from ethyl acetate extract, i.e. atranorin (1), stictic acid (2) and norstictic acid (3). The results of antibacterial assay from the extract showed antagonistic activity against pathogenic bacteria S. aureus, E. faecalis, E. coli, and P. aeruginosa at concentrations of 10 and 20%, while TLC-bioautography of compound 3 exhibited growth inhibition area in all test bacteria.Penelitian ini merupakan kegiatan lanjutan dalam inventori lichen/lumut kerak genus Stereocaulon dengan fokus pada Stereocaulon massartianum Hue yang dikoleksi di daerah bebatuan Danau Diatas, Sumatera Barat, Indonesia. Berdasarkan penelusuran literatur, kajian fitokimia, dan aktivitas farmakologis dari spesies ini masih sedikit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan potensi aktivitas antibakterinya. Thallus kering lichen S. massartianum dimaserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Kemudian pemisahan senyawa dengan metode kromatografi dan rekristalisasi. Senyawa-senyawa hasil isolasi dianalisis secara spektroskopi (UV-Vis, FTIR, 1H dan 13C-NMR). Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar terhadap ekstrak etil asetat, dan KLT-Bioautografi untuk senyawa hasil isolasi. Tiga senyawa berhasil diisolasi dari ekstrak etil asetat, yaitu atranorin (1), asam stiktat (2) dan asam norstiktat (3). Hasil uji antibakteri dari ekstrak tersebut menunjukkan aktivitas antagonis terhadap bakteri patogen S. aureus, E. faecalis, E. coli, dan P. aeruginosa pada konsentrasi 10 dan 20 %, dan KLT-bioautografi dari senyawa 3 memperlihatkan daerah hambat pertumbuhan pada semua bakteri uji
    corecore