10 research outputs found

    EVALUASI KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK KAWI JAYA BINTARO PADA MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Di akhir tahun 2019 seluruh dunia telah dihebohkan oleh wabah virus covid-19 (Coronavirus Disease). Covid-19 merupakan penyakit menular yang terjadi akibat infeksi oleh  virus yang baru ditemukan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas pelayanan di Apotek Kawi Jaya Bintaro pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode accidental sampling, Pengumpulan data melalui kuesioner, sampel yang di gunakan 388 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Apotek Kawi Jaya Bintaro yang bersedia mengikuti dan menjadi responden terbanyak adalah usia 26-36 tahun dengan persentase 45,1%, jenis kelamin (Perempuan) dengan persentase 73,2%, dengan tingkat Pendidikan (SMA/Sederajat) dengan persentase 44,3% dan bekerja sebagai Karyawan/Wiraswasta dengan persentase 39,5%. Hasil dari evaluasi yang di lakukan di peroleh sebanyak 77,4% dengan kategori Puas

    Formulasi Sediaan Minuman Serbuk Fungsional Kombinasi Biji Jagung (Zea mays L. ) dan Madu

    Get PDF
    Corn is a food ingredient that contains carotenoids that are very potential in preventing cancer, adding endurance, as antivirals, fungi, and parasites, carotenoids are also good for vision, growth and reproduction. The highest carotenoid compound in corn is lutein which has potential as an immunomodulator. Honey is also immunomodulatory by triggering macrophages to produce cytokines involved in killing bacteria and tissue repair. The combination of corn and honey in one drink will produce a health supplement preparation that contains antioxidants and immunomodulators that are good for health. The goal of this study was to get the best formula of instant granules physically. Instant granules are made from corn kernels that have been dried with a combination of honey which is processed by dry granulation with variations of corn kernels FI & FIV (15%), FII & FV (25%), FIII & FVI (35%), and FI & FIV honey (35%), FII & FV (25%), FIII & FVI (15%). Instant granules are conducted physical test evaluations including organoleptic tests, flow time, angle of repose, compressibility index, time of granules to dissolve, particle distribution, pH, viscosity of reconstituted and RDA test. The results showed that the granule flow time, angle of repose, compressibility index, time of granules to dissolve, granules particle distribution and viscosity of reconstituted overall physical testing showed no noticeable differences, except against the most preferred taste parameters FVI. So the best formulation has obtained is FVI and shows the result of the RDA test with total energy of 350 kcal/100 grams

    KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI UPTD PUSKESMAS SUKMAJAYA DEPOK

    Get PDF
    Kegiatan pelayanan Farmasi yang bagus adalah yang terlibat langsung dalam terapi obat, aman, efektif, dan tidak ada masalah dalam penggunaan obat, serta berkualitas jika disertai dengan keberadaan tenaga ahli Farmasi yang baik, pengelolaan perbekalan Farmasi yang memadai serta sesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas pelayanan Farmasi ditinjau dari aspek kepuasan masyarakat. Desain penelitian ini adalah kuantitatif, analisa data secara univariat. Populasi penelitian ini adalah 229 responden sama dengan sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisiones. Hasil penelitian ini adalah pengunjung Puskesmas terbanyak yaitu rentang usia 26-35 tahun dengan jenis kelamin wanita. Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada dimensi kehandalan berada pada kategori “cukup puas†(49,8%), pada dimensi ketanggapan berada pada kategori “cukup puas†(51,1%), pada dimensi jaminan dan empati berada pada kategori “cukup puas†(52,0%), dan pada dimensi bukti fisik berada pada kategori “cukup puas†(48,5). Hal ini dikarenakan petugas kefarmasian sudah bekerja dengan baik dan sesuai SOP, namun ada beberapa hal yang harus ditingkatkan lagi oleh manajemen Puskesmas seperti nenambah kursi dan memperluas ruang tunggu. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan pelayanan Farmasi di UPTD Puskesmas Sukmajaya Depok berada di level cukup puas

    PENANAMAN DAN PEMANFAATAN ALOE VERA MENJADI HANDSANITIZER BERSAMA RUMAH PANTI ASUHAN WISMA KARYA BAKTI

    Get PDF
    Aloe vera digunakan oleh semua negara di dunia sebagai obat dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Lidah buaya mengandung sekitar 75 kandungan aktif yang sudah teridentifikasi dan memiliki efek terapi. Kandungan polisakarida pada daun lidah buaya dihubungkan dengan aktivitas biologi lidah buaya, didukung efek sinergisme dari berbagai kandungan lain dalam tanaman. Daging buah lidah buaya telah digunakan secara luas pada produk komersial misalnya untuk produk makanan dan kosmetik. Tujuan  pengabdian masyarakat ini agar  masyarakat dapat mengetahui penanaman aloe vera dan pemanfaatan  alovera menjadi handsanitizer yang memiliki nilai jual. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Panti Asuhan Wisma Karya Bakti tersebut merupakan aset yang potensial dalam upaya mengembangkan usaha pemanfaatan Aloe vera. Selain itu, Panti Asuhan Wisma Karya Bakti masih memiliki lahan yang luas untuk dimanfaatkan sebagai area pertanian Aloe vera. Jika usaha pemanfaatan Aloe vera ini berhasil diterapkan maka para pengurus maupun anak asuh yang berada di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti akan merasakan manfaat yang besar dalam meningkatkan taraf perekonomian dan juga wawasan mengenai pertanian dan usaha mandiri. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan bahwa usaha pemanfaatan Aloe vera bisa membantu perekonomian warga sekitar dan membuka peluang untuk bekerjasama dengan pihak industri. Metode pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 8 tahapan pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat. Tim pelaksana kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah dosen dan mahasiswa STIKes Widya Dharma Husada Tangerang.Kata Kunci : Aloe vera, Penanaman. Pemanfaatan, Hand sanitize

    PENYULUHAN DAN PENGENALAN PROFESI APOTEKER KEPADA SISWA SEKOLAH DASAR DI MIN 2 TANGERANG SELATAN

    Get PDF
    Pembinaan dan pemberdayaan program pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan di usia sekolah terutama di level sekolah dasar sudah mulai berkembang, program pengenalan terhadap dunia kesehatan ini penting diberikan pada anak-anak sejak dini. Untuk mendukung hal tersebut maka perlu adanya apoteker cilik yang nantinya dapat menyempurnakan program Pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan di sekolah dasar. Kegiatan penyuluhan dan pengenalan apoteker ini merupakan kegiatan pengenalan profesi kefarmasian kepada anak-anak usia dini sehingga dapat mengenal dan menumbuhkan minat kepada profesi kefarmasian. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di MIN 2 Tangerang Selatan, pada hari Rabu tanggal 12 Februari 2020 yang dimulai pukul 07.00 sampai dengan 09.00 WIB. Tujuan dari kegiatan ini yaitu: 1) mengenalkan profesi Apoteker kepada siswa SD yang termasuk dalam anak usia dini sehingga mindset adanya profesi akan tertanam di benak siswa SD tersebut. 2) Pendidikan tentang obat kepada anak melalui Apoteker Cilik, hal ini dirasa sangat baik diterapkan untuk menjadi bekal pengetahuan, sesuai dengan tujuan pemerintah yakni Gema Cermat. Media yang digunakan adalah Laptop, LCD, banner, alat peraga seperti sample obat, serta pengeras suara. Rundown kegiatan diawali dengan tanya jawab seputar tenaga kesehatan yang satunya adalah profesi apoteker, dilanjutkan dengan pemberian materi tentang profesi apoteker dengan memberikan video seputar sosok dan tugas Apoteker. Sesi selanjutnya adalah pemberian materi tentang Apoteker cilik, materi ini disuguhkan dengan bernyanyi lagu yang judul “Apoteker Cilik”. Disesi akhir yakni setelah siswa mulai paham tentang peran Apoteker dan pentingnya peran Apocil, maka materi selanjutnya tentang bagaimana menggunakan obat dengan tepat melalui materi GEMA CERMAT, dalam materi ini ditekankan bagaimana siswa siswi harus tepat dalam menggunakan obat, materi ini disajikan dengan menyanyikan 5 jari O, di akhiri dengan tanya jawab seputar materi yang disambut antusias oleh siswa MIN 2

    PENERAPAN DAGUSIBU (DAPATKAN, GUNAKAN, SIMPAN DAN BUANG) OBAT YANG BENAR DI STIKES WIDYA DHARMA HUSADA DAN STIKES KHARISMA PERSADA TANGERANG

    Get PDF
    Latar belakang diadakannya penyuluhan “Dagusibu” ini adalah bahwa faktanya masih banyak orhang yang belum memahami betul tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan benar. Tujuan dilakukan kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pelajar dan mahasiswa mengenai cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan cara presentasi materi melalui media google meets. Materi yang disajikan yaitu bagaimana cara pmendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuat obat dengan benar. Setelah penyampaian materi dilanjutkan sesi tanya jawab dimana semua peserta diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi dan menceritakan pengalamannya dalam penggunaan obat serta dampak negatif jika penggunaan obat tidak tepat. Hasil yang didapatkan setelah pelaksanaan kegiatan ini yaitu pengetahuan dan pemahaman peserta meningkat tentang penggunaan obat dapat disosialisasikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, dengan adanya sosialisasi DAGUSIBU ini sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengetahui cara memperlakukan obat dengan benar

    Factor analysis of the exile of women giving birth in the Forest

    No full text
    Introduction: Many areas still choose childbirth helpers with non-health workers in Indonesia, such as child shamans, who often cause adverse effects for mothers and babies. This study aimed to identify factors associated with the seclusion of women giving birth in the Merauke District. Methods: This study used a cross-sectional research design, with 57 mothers with toddlers as a sample. The study was conducted for two weeks, from June 29 to July 12, 2021. Data collection used secondary data and primary data. The statistics test contingency correlation

    Analisa kelengkapan resep narkotika dan psikotropika di rumah sakit x kota Depok

    No full text
    The practice in prescribing and managing medicines: Narcotic and psychotropic drugsBackground: Using narcotic and psychotropic drugs in some hospitals now that have not implemented digital prescription. Nursing staff must be able to ensure that the prescription is legal and find some prescriptions written incomplete such as doctor name, date delivery without following the administrative standards and pharmaceutical requirements.Purpose: Analyze the feasibility of prescribing narcotics and psychotropics based on the completeness of administrative and pharmaceutical prescription requirements.Method: A Quantitative approach with descriptive analysis method. The recipes were analyzed based on; Administrative Completeness, Patient Administration, Pharmaceutical Completeness. A total of 750 narcotic prescriptions and 1378 psychotropic prescriptions were available at Puri Cinere Hospital from February to May 2020Results: Finding, 89.16% of narcotics prescriptions appropriate with the administrative requirements of the physician and 78.64% was appropriate with the administrative requirements of the patient and 99.76% was appropriate with the pharmaceutical requirements, while 89.18% of narcotics prescriptions were appropriate with the administrative and pharmaceutical requirements. As for psychotropic prescriptions, 90.70% of them were appropriate with the administrative requirements of the physician and 78.48% appropriate with the administrative requirements of the patient, 99.97% appropriate with the pharmaceutical requirements, while 89.78% of psychotropic prescriptions were appropriate with the administrative and pharmaceutical requirements.Conclusion: Approximately 100% of the prescriptions are in place where administrative requirements are appropriate. However, as far as pharmaceutical requirements are concerned, so many prescriptions still had no written a dosage in medicine.Keywords: The practice; Prescribing; Managing medicines;  Narcotic; Psychotropic drugsPendahuluan: Penggunaan obat narkotik dan psikotropika di beberapa rumah sakit saat ini belum menerapkan resep digital. Staf perawat harus dapat memastikan bahwa resep tersebut legal dan menemukan beberapa resep yang tertulis tidak lengkap seperti nama dokter, tanggal pengiriman tanpa mengikuti standar administrasi dan persyaratan kefarmasian.Tujuan: Menganalisis kelayakan peresepan narkotika dan psikotropika berdasarkan kelengkapan persyaratan administrasi dan resep farmasi.Metode: Penelitian kuantitatif dengan metode analisis deskriptif. Resep-resep tersebut dianalisis berdasarkan; kelengkapan administrasi, administrasi pasien, kelengkapan kefarmasian. Sebanyak 750 resep narkotika dan 1378 resep psikotropika tersedia di RS Puri Cinere mulai Februari hingga Mei 2020.Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah terdapat resep narkotika memenuhi 89,16 % persyaratan adminstratif dokter, 78,64% persyaratan administratif pasien dan 99,76% persyaratan farmasetik, secara keseluruhan memenuhi 89,16% memenuhi persyaratan administratif dan faramasetik dan untuk resep psikotropik memenuhi 90,70 % persyaratan adminstratif dokter, 78,48% persyaratan administratif pasien dan 99,97% persyaratan farmasetik, secara keseluruhan memenuhi 89,78% memenuhi persyaratan administratif dan farmasetik.Simpulan: berdasarkan kelengkapan administratif baik dari segi dokter maupun pasien baik untuk resep narkotik maupun psikotropik belum 100% lengkap. Berdasarkan kelengkapan farmasetik baik untuk resep narkotik dan psikotropik masih ada yang tidak menuliskan kekuatan obat / dosis obat

    Pola Pengadaan Obat di 4 Apotek Jaringan Wilayah Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan

    Get PDF
    Pharmacies are an inseparable part of the drug distribution chain until it reaches the patient. However, patients often hear complaints about the availability of drugs in pharmacies because sometimes there are drug shortage. The aim of this study was to identify the drug procurement pattern in four network pharmacies in the Bumi Serpong Damai (BSD) area in 2019. A retrospective study of four network pharmacies in the Bumi Serpong Peace (BSD) area of South Tangerang was carried out. A total of 8,959 samples were obtained by census from procurement documents of all drugs sold beginning in 2019. (A, B, C, and D pharmacies). The ABC and VEN methods were used in this study. The information gathered includes the name of the drug, the unit, the manufacturer's name, the creditor's name, and the amount and selling price. During 2019, four pharmacies had a total of 2,876 medicinal items of pharmacy A, 1,918 medicinal items of pharmacy B, 1,939 medicinal items of pharmacy C, and 2,226 medicinal items of pharmacy D, with a total drug expenditure of pharmacy A Rp.2,649,438;pharmacy B Rp.683,389,661; pharmacy C Rp. 881,540,329; and pharmacy D Rp. 1,245,520,143. Based on the findings of the study, it is possible to conclude that the four pharmacies have the most drugs in the essential category based on the VEN analysis. However, based on the Pareto ABC analysis, there are still many drugs in four network pharmacies in the BSD Region that fall into the Pareto C category, necessitating further investigation of the procurement
    corecore