22 research outputs found

    Kepemimpinan, Kompensasi, Motivasi Kerja, Dan Kinerja Guru SD Negeri

    Full text link
    Fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi deskripsi kinerja mengajar guru, Kompensasi guru, Motivasi Kerja Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, serta seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah secara langsung terhadap kinerja mengajar guru dan secara tidak langsung terhadap kinerja mengajar guru melalui kompensasi guru dan motivasi kerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngamprah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan angket sebagai alat pengumpulan data. Sampel penelitian yaitu berjumlah 221 guru SD. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa kinerja mengajar guru, kompensasi guru, motivasi kerja guru, dan kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori Tinggi. Kepemimpinan Kepala Sekolah memberikan pengaruh langsung terhadap Kinerja Mengajar Guru Sebesar 11,4 % dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru sebesar 57,9 %. Pengaruh tidak langsung melalui kompensasi guru sebesar 34,3 % dan melalui motivasi kerja guru sebesar 23,6 %. Sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.Focus problems in this research are how the description conditions of the teaching performance of teachers, compensation teachers, motivation work of teachers and the headmaster's leadership, and how big the directly influence of headmaster's leadership against teaching performance of teachers and indirectly of the teaching performance of teachers through compensation teachers and motivation work of teachers in public primary schools sub district Ngamprah. Methods that be used is the method descriptive with the quantitative approach with chief as a means of data collection. The sample namely were 221 teachers for Primary Public School. The results of the study described that teaching performance's teachers, compensation's teachers, motivation work's teachers, and headmaster's leadership be in the high categories. Headmaster's Leadership providing direct influence on teaching performance's teachers with 11.4 % and indirectly impact on teaching performance teachers of 57,9%. Indirect effect throught compensation teachers is 34,3 % and through motivation work of teachers is 23.6 % . While the rest influenced by other variables

    Reduksi Variabel -Variabel Gejala Penyakit Epilepsi dengan Algoritma Backpropagation

    Get PDF
    Pada tahun 2000, diperkirakan penyandang epilepsi di seluruh dunia berjumlah 50 juta orang, 37 juta orang di antaranya adalah epilepsi primer, dan 80% tinggal di negara berkembang. Penyakit epilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh gangguan fungsi otak yang bersifat sementara dan paroksismal, yang memberi manifestasi berupa gangguan, atau kehilangan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, psikologik, dan sistem otonom, serta bersifat episodik. Ada kendala yang harus dihadapi oleh masyarakat yaitu jumlah dokter spesialis yang tidak seimbang dengan penderita dan biaya yang relatif mahal untuk pemeriksaan penyakit epilepsi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah bagaimana mereduksi variable-variabel gejala penyakit epilepsi dengan menggunakan jaringan saraf tiruan yang dapat menghasilkan output yang maksimal. Sistem kerja dari diagnosa ini mengunakan metode backpropagatione yang merupakan salah satu metode atau model jaringan saraf tiruan. Pemilihan digunakannya metode ini karena proses pelatihan lebih cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi, dimana vektor masukan pada proses pelatihan menjadi vektor bobot. Metode yang digunakan adalah studi literatur. Tahap pengembangan aplikasi perangkat lunak meliputi tahap analisis sistem perancangan sistem, pemrograman dan pengujian sistem.Ketika dilakukan pengujian dengan mereduksi beberapa gejala, ternyata jaringan masih dapat mengenali penyakit dengan akurasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 92%, ketika gejala yang direduksi gejala G009,G016 dan G024

    Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Purse Seine Di Ppi Bulu Kabupaten Tuban Jawa Timur

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan nelayan juragan dan ABK purse seine di PPI Bulu Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat survei dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam yang dilengkapi daftar kuisioner dan juga observasi langsung di lapangan. Teknik analisis data menggunakan 12 indikator kemiskinan gabungan yang terdiri dari indikator kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik Pusat (2007), Badan Pusat Statistik Pusat 2006), indikator kemiskinan menurut Honable (1979) dalam Mc. Crackem (1988), indikator kemiskinan menurut Pridaningsih (2011), indikator kemiskinan menurut Safitri (2011), serta konsep Nilai Tukar Nelayan (NTN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan nelayan yang dianalisis menggunakan 12 indikator kemiskinan gabungan menunjukkan bahwa nelayan termasuk ke dalam kriteria tidak miskin atau tergolong sejahtera. Sedangkan hasil analisis tingkat kesejahteraan nelayan berdasarkan konsep Nilai Tukar Nelayan (NTN) secara simultan yaitu sebesar 1,22 (NTN > 1), yang menunjukkan bahwa nelayan termasuk dalam kriteria tidak miskin atau tergolong sejahtera. Analisis secara parsial, NTN juragan sebesar 1,20 (NTN > 1) dan NTN ABK sebesar 1,27 (NTN > 1) yang menunjukkan nelayan juragan dan ABK termasuk dalam kriteria tidak miskin

    Protein export through the bacterial Sec pathway

    No full text

    Characteristics and outcomes of an international cohort of 600 000 hospitalized patients with COVID-19

    No full text
    Background: We describe demographic features, treatments and clinical outcomes in the International Severe Acute Respiratory and emerging Infection Consortium (ISARIC) COVID-19 cohort, one of the world’s largest international, standardized data sets concerning hospitalized patients. Methods: The data set analysed includes COVID-19 patients hospitalized between January 2020 and January 2022 in 52 countries. We investigated how symptoms on admission, co-morbidities, risk factors and treatments varied by age, sex and other characteristics. We used Cox regression models to investigate associations between demographics, symptoms, co-morbidities and other factors with risk of death, admission to an intensive care unit (ICU) and invasive mechanical ventilation (IMV). Results: Data were available for 689 572 patients with laboratory-confirmed (91.1%) or clinically diagnosed (8.9%) SARS-CoV-2 infection from 52 countries. Age [adjusted hazard ratio per 10 years 1.49 (95% CI 1.48, 1.49)] and male sex [1.23 (1.21, 1.24)] were associated with a higher risk of death. Rates of admission to an ICU and use of IMV increased with age up to age 60 years then dropped. Symptoms, co-morbidities and treatments varied by age and had varied associations with clinical outcomes. The case-fatality ratio varied by country partly due to differences in the clinical characteristics of recruited patients and was on average 21.5%. Conclusions: Age was the strongest determinant of risk of death, with a ~30-fold difference between the oldest and youngest groups; each of the co-morbidities included was associated with up to an almost 2-fold increase in risk. Smoking and obesity were also associated with a higher risk of death. The size of our international database and the standardized data collection method make this study a comprehensive international description of COVID-19 clinical features. Our findings may inform strategies that involve prioritization of patients hospitalized with COVID-19 who have a higher risk of death

    The value of open-source clinical science in pandemic response: lessons from ISARIC

    No full text
    corecore