3 research outputs found

    Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula Indigeneous dan Pupuk Fosfor Anorganik dalam Upaya Peningkatan Serapan Fosfor dan Hasil Tanaman Jagung di Lahan Berkapur Pulau Timor

    Get PDF
    Kesuburan tanah yang rendah menjadi salah satu faktor pembatas rendahnya produksi jagung di Pulau Timor. Hal ini terutama terkait dengan ketersediaan unsur hara fosfor (P) yang rendah yang umumnya diatasi oleh petani melalui penggunaan pupuk P-anorganik. Namun demikian, kondisi tanah yang berkapur dapat menurunkan ketersediaan hara P bagi tanaman sehingga pupuk P-anorganik memiliki efisiensi yang rendah. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan dosis pupuk fosfor (P) anorganik dan inokulasi kelompok FMA yang memberikan pengaruh terbaik terhadap serapan hara P, pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian di Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang dan Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang. Penelitian ini dirancang dalam percobaan faktorial 2 faktor menggunakan rancangan lingkungan berupa rancangan petak terpisah (spit plot design) dengan 3 ulangan. Petak utama adalah inokulasi FMA (M) yang terdiri dari 3 taraf: tanpa inokulasi FMA (M0), inokulasi satu jenis spora FMA (M1), dan inokulasi spora FMA campuran (M2). Anak petak adalah dosis pupuk P (SP-36) (P) yang terdiri dari 4 taraf: 25% (P1), 50% (P2), 75% (P3), dan 100% (P4) dosis anjuran. Variabel yang diamati adalah kandungan hara P-jaringan tanaman, tinggi tanaman dan bobot 100 butir jagung pipilan kering. Hasil penelitian menunjukkan: (1) interaksi perlakuan inokulasi FMA dengan perlakuan dosis pupuk P-anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan; perlakuan tunggal inokulasi FMA berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan bobot 100 butir jagung pipilan kering namun tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan hara P jaringan tanaman; perlakuan tunggal dosis pupuk P-anorganik hanya berpengaruh nyata terhadap kandungan hara P-jaringan tanaman namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan bobot 100 butir jagung pipilan kering, (2) inokulasi FMA baik tipe spora tunggal maupun tipe spora campuran belum mampu meningkatkan kandungan hara P jaringan tanaman namun mampu meningkatkan tinggi tanaman dan bobot 100 butir jagung pipilan kering; tidak terdapat perbedaan nyata antara perlakuan inokulasi FMA tipe spora tunggal dengan perlakuan tipe spora campuran dalam meningkatkan tinggi tanaman dan bobot 100 butir jagung pipilan kering sehingga tidak didapatkan perlakuan inokulasi FMA terbaik dalam penelitian ini, dan (3) tidak didapatkan perlakuan dosis pupuk P-anorganik yang memberikan pengaruh terbaik dalam meningkatkan serapan hara P, pertumbuhan, dan hasil tanaman jagung pada penelitian ini berkaitan dengan efisiensi pemupukan P-anorganik yang rendah pada lahan berkapur

    Dual Inoculation of Rhizobium and Arbuscular Mycorrhizal Fungi Increases Soil-Total Nitrogen, Available Phosphorus, and Yield of Soybean in Vertisols

    Get PDF
    Soybean is a protein source food crop with high economic value. So far, national production has not been able to meet domestic demand resulting in continuing import of soybean. The use of rhizobium and arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) as biological fertilizers could be an alternative to increase soybean production. The research aimed to investigate the effect of dual inoculation of rhizobium and arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) on root nodules formation, AMF development, total-N and available P of Vertisols, and yield of soybean. This study was designed in a completely randomized design) with 4 treatments namely no inoculation (R0), rhizobium inoculation (R1), AMF inoculation (R2), and dual inoculation of rhizobium and AMF (R3), with four replications. The variables observed were the number of effective root nodules, AMF spore density, AMF colonization, soil total-N, available P, plant height, number of pods, and seed weight. The results showed that dual inoculation of rhizobium and AMF had a better effect on the number of effective root nodules, AMF spore density, AMF colonization, soil total- N, available P, plant height, number of pods, and seed weight compared to the single inoculation and un-inoculated treatment

    PENGOLAHAN LIMBAH MENJADI PEMBENAH TANAH DAN POT SERTA PESTISIDA ORGANIK DI BURAEN KUPANG

    Get PDF
    Jemaat Gereja Betesda Buraen sebagian besarnya adalah petani dan tergabung dalam 5 kelompok tani. Banyak permasalahan pertanian dan ekonomi yang dihadapi kelompok tani di jemaat ini diantaranya menurunnya kesuburan tanah, meningkatnya serangan hama dan patogen  tanaman sehingga menurunkan pendapatan petani. Oleh karena itu pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini, petani diberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah limbah yang ada di linkungannya menjadi produk yang dapat meningkatkan produksi pertanian sekaligus pendapatan keluarga.Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mendaur ulang limbah menjadi bahan yang lebih bernilai sekaligus mengurangi dampak negatif limbah bagi lingkungan.  Kegiatan yang disiapkan berupa pelatihan pengolahan  limbah sekam padi menjadi biochar (bahan pembenah tanah), pengolahan limbah tekstil khususnya handuk bekas menjadi wadah tanam yang bernilai ekonomis serta peningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang tersedia di sekitartempat tinggal untuk membuat pestisida organik. Kegiatan ini telah dilakukan selama 1 hari. Terdapat paling sedikit 15 petani mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. Antusiasme peserta cukup besar untuk mengetahui dan mengikuti kegiatan PKM. terbukti dengan keterlibatan secara aktif selama diskusi dan praktek. Hasil evaluasi menunjukan ada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani terhadap materi yang diberikan. Berdasarkan hasil  umpan balik peserta mengharapkan adanya kesinambungan kegiatan seperti ini sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dan juga  menghasilkan produk-produk lain yang dapat dijual untuk peningkatan pendapatan keluarga
    corecore