15 research outputs found

    Analisis Persepsi Jasa Pelayanan Pendidikan dengan Menggunakan Model Kano dan IPA pada Perguruan Xyz

    Full text link
    Pihak manajemen sekolah XYZ selalu berusaha memenuhi kebutuhan murid dengan melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada siswa. Pada penelitian ini, tingkat kepuasan dan persepsi siswa diteliti guna mengetahui atribut pelayanan yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan oleh pihak manajemen sekolah dari 25 atribut pelayanan yang tersedia. Metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelayanan sekolah. Importance Performance Analysis menunjukkan delapan atribut yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi sehingga perlu diperhatikan oleh pihak manajemen sekolah. Metode KANO digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan dan ketidakpuasan dari masing-masing atribut. Matriks kepuasan dan ketidakpuasan pada metode KANO menunjukkan enam atribut dengan tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertinggi sehingga perlu menjadi perhatian pihak manajemen sekolah. Integrasi KANO dan IPA digunakan untuk menentukan atribut yang menjadi prioritas dalam perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen sekolah. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga atribut prioritas yaitu kemampuan guru merespon pertanyaan siswa, kemampuan guru memberikan pedoman hidup kepada siswa, dan kemampuan guru memberikan informasi tentang masa depan kepada siswa. Ketiga atribut yang menjadi prioritas perbaikan dapat ditingkatkan dengan memberikan pelatihan ataupun seminar mengenai pendidikan dan teknologi pendidikan kepada guru, melakukan pertukaran guru dari dalam sekolah dengan guru dari sekolah-sekolah lain dan memberikan kesempatan studi banding kepada guru untuk memperluas wawasan mereka

    Analisis Sistem Pengukuran Kinerja dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems pada PT. X

    Full text link
    PT. X selalu berusaha memenuhi kebutuhan stakeholder Perusahaan dengan melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja Perusahaan. Pada penelitian ini, kebutuhan stakeholder Perusahaan (Stakeholder Requirement) diteliti guna mengetahui key performance indicators (KPI) yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan oleh pihak Perusahaan. Pengukuran kinerja terbaik adalah dengan mempertimbangkan stakeholder Perusahaan dan mengidentifikasi kebutuhan stakeholder tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan stakeholder Perusahaan (Stakeholder Requirement) dan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja Perusahaan. Metode yang digunakan yaitu metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) yang dikombinasikan dengan metode Analytic Hierachy Process (AHP), Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System. Integrasi antara metode IPMS, AHP, OMAX dan Traffic Light System digunakan untuk menentukan KPI yang menjadi prioritas dalam perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak Perusahaan. Dari hasil penelitian, diperoleh 4-KPI tergolong merah yang memerlukan perbaikan dengan indikator yaitu pemanfaatan aset secara optimal, jumlah kerjasama yang sesuai dengan kontrak, jumlah kegiatan sosial Perusahaan dan jumlah kritik dan saran dari masyarakat. Usulan perbaikan yang diberikan yaitu Perusahaan harus menjalin keakraban dengan masyarakat seperti melakukan kegiatan penanaman pohon bersama dan mengadakan program kemitraan dengan UKM

    Perancangan Sistem Perawatan Mesin dengan Pendekatan Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) pada PT XXX

    Full text link
    PT XXX adalah Perusahaan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan pipa PVC. Permasalahan Perusahaan yang sering dialami adalah terjadi kerusakan mesin yang tiba-tiba dan tingginya waktu kerusakan mesin (downtime) ketika proses produksi berlangsung. Hal-hal tersebut mengakibatkan kelancaran proses produksi menjadi terganggu. Total downtime mesin extruder mencapai 2.202 jam pada tahun 2011 atau 10,332% yang mengakibatkan profit loss sebesar Rp 950.654.600 bagi Perusahaan. Metode perawatan yang selama ini berjalan di PT XXX kurang memperhatikan faktor keandalan/reliability mesin produksi dan lebih bersifat corrective maintenance. Penelitian ini dilakukan untuk merencanakan perawatan mesin-mesin produksi menggunakan metode Reliability Engineering dan MVSM (Maintenance Value Stream Mapping). Hasil perhitungan interval penggantian komponen dengan kriteria mean time to failure (MTTF) menunjukkan bahwa interval pergantian komponen dinamo, pulley, v-belt, tali poly, gearbox, screw press, bearing, poros, dan bushing adalah 156 hari, 140 hari, 145 hari, 156 hari, 109 hari, 89 hari, 133 hari, 160 hari, dan 91 hari. Metode perawatan Reliability Engineering dan MVSM yang diusulkan berpotensial memberikan dampak positif yaitu penurunan downtime komponen menjadi sebesar 58,3 jam/tahun, peningkatan rata-rata availability sebesar 5,3142% untuk masing-masing komponen, peningkatan maintenance efficiency sebesar 14,92%, dan peningkatan profit sebesar 856.698.320 /tahun atau sebesar 90,117

    Penentuan Rute Distribusi Barang yang Optimal dengan Menggunakan Algoritma Heuristik pada PT. Xyz

    Full text link
    PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusian produk minuman. PT. XYZ merupakan distributor tunggal untuk produk minuman didaerah Medan dan sekitarnya. PT. XYZ mendistribusikan produk kepada konsumen-konsumennya yang merupakan grosir-grosir dan supermarket-supermarket di kota Medan. Kemudian grosir dan supermarket tersebut memasarkan produk kepada konsumen akhir. Selama ini, PT. XYZ melakukan distribusi ke distributor tanpa memperhitungkan jarak tempuh dan utilitas kendaraan angkut. Proses distribusi dalam satu kali pengiriman produk hanya dilakukan kepada satu distributor. Untuk melakukan distribusi ke 24 distributor, Perusahaan memiliki 24 sub rute perjalanan. Dalam penelitian ini akan dilakukan penentuan rute distribusi. Metode penentuan rute distribusi adalah dengan menggunakan algoritma Heuristik. Melalui metode ini Perusahaan dapat menentukan rute yang optimal dengan mempertimbangkan jarak tempuh, waktu transportasi dan kapasitas kendaraan angkut yang digunakan. Hasil penelitian yang dilakukan pada proses pengiriman barang, terbentuk 5 sub rute yang baru. Perbaikan yang dilakukan berdampak pada pengurangan biaya distribusi sebesar 70,87%

    Perancangan Desain Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment

    Full text link
    Business competition demands a company to apply a strategic plan to meet the needs of consumers in the development of products to improved quality, performance, and a reduction in costs and time of production. PT XYZ is one of the manufacturing company that produce spring bed products, keep trying to meet consumer needs with a high quality product. Problems that occur on company is redesign component product spring bed that cause the longer production time and the higher of the unit cost product. The purpose of this research is to identify the causes of the occurance of a waste of time and cost in the process of making product with Quality Function Deployment(QFD) method. QFD used to identify consumer needs that connects between technical characteristics of the product. Technical characteristics of products that have the highest value shows that these technical characteristics are the focus of the problem faced by the company, while the attributes of consumer needs that has the highest value are things that should be fixed to address existing problems. The result showed that performance of the technical characteristics with the highest value is part family and similarity in the base of the structure of component with each value degrees interests about 20 %, while the ten attributes of consumers needs that gain the highest relative weight is variable type of mattress foam with the value of relative weight about 16,29

    Aplikasi Theory of Constraints (Toc) Dalam Upaya Untuk Mengoptimalkan Kapasitas Produksi Di PT. Xyz

    Full text link
    PT. XYZ adalah salah satu Perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi crumb rubber. Kendala yang dihadapi Perusahaan adalah banyaknya penumpukan (bottleneck) pada lantai produksi. Penumpukan tersebut mengakibatkan keterlambatan dalam proses produksi dan tidak terpenuhinya target produksi. Rata-rata realisasi target produksi per minggu dari PT XYZ hanya sebesar 85%. Penumpukan tersebut juga mengakibatkan Perusahaan mengalami kerugian throughput mencapai 210 juta rupiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeliminasi penumpukan pada stasiun kerja dengan menerapkan lima prinsip perbaikan berkelanjutan Theory of Constraints (TOC). Penelitian dimulai dengan menentukan waktu baku setiap stasiun kerja, peramalan jumlah permintaan produk, penyusunan Jadwal Induk Produksi (JIP), perhitungan Rough-Cut Capacity Report (RCCR), dan revisi JIP berdasarkan prinsip TOC. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kekurangan kapasitas yang terbesar terjadi pada bulan Agustus 2013 di stasiun kerja 2 dimana kapasitas yang dibutuhkan adalah sebesar 1.820 jam, sedangkan yang tersedia hanya sebesar 1.592 jam. Kekurangan kapasitas tersebut dapat diatasi melalui pengoptimalan JIP menggunakan linear programming. Hasil yang didapatkan setelah revisi JIP yaitu stasiun kerja 2 yang merupakan stasiun kerja bottleneck dapat dioptimalkan menjadi stasiun kerja non-bottleneck. Penumpukan pada stasiun kerja 2 juga dapat dieliminasi dan persentase penggunaan kapasitas pada stasiun kerja ini dapat mencapai 100%

    Rancangan Sistem Informasi Perawatan Mesin pada Pabrik Crumb Rubber PT. HB

    Full text link
    PT. HB bergerak di bidang proses pengolahan getah karet alami menjadi karet remah (crumb rubber). Salah satu masalah yang dihadapi PT. HB adalah kegiatan proses produksi yang terganggu akibat terjadinya kerusakan mesin. Perawatan mesin yang dilakukan secara korektif menimbulkan terhentinya kegiatan pada unit produksi yang terkait selama perbaikan. Oleh karena itu, sistem perawatan prediktip perlu dikembangkan dan diterapkan dengan didukung sistem informasi perawatan yang memadai. Sistem informasi perawatan prediktip perlu dikembangkan dengan membangun database untuk keperluan penyusunan jadwal perawatan. Sistem informasi yang diperlukan dibangun dengan menggunakan metode system development life cycle dan rekayasa ulang proses bisnis perawatan. Program komputer disusun untuk pengembangan sistem informasi dengan database khusus untuk melayani kebutuhan sistem perawatan preventip. Data yang tersimpan dalam database perawatan mencakup data mesin, data komponen, data realibility dan jadwal perawatan. Dari hasil pengujian program dan pengoperasian sistem informasi diperoleh bahwa sistem informasi yang dikembangkan berfungsi dengan baik dalam mendukung kegiatan perawatan preventip

    Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (Rough Cut Capacity Planning) Industri Pengolahan Peralatan Rumah Tangga di PT. X

    Full text link
    Suatu Perusahaan akan mampu memberikan nilai terbaik kepada pelanggannya apabila memiliki rencana produksi yang realistis yang berarti bahwa output produksi direncanakan berdasarkan sumber daya potensial, khususnya kapasitas produksi. Rencana produksi di PT. X disusun tanpa perencanaan kapasitas sehingga mengakibatkan jumlah produksi tidak tercapai sebesar 10% dari yang telah direncanakan pada tahun 2011. Oleh karena itu, integrasi antara rencana produksi dan rencana kapasitas perlu dilakukan agar diperoleh rencana produksi yang realistis. Metode yang digunakan adalah peramalan, Rough Cut Capacity Planning (RCCP) dan pemberian usulan alternatif keputusan. Hasil perkiraan jumlah permintaan tahun ke enam (November 2012-Oktober 2013) yang diperoleh melalui peramalan adalah 77.760 unit. Berdasarkan RCCP ditemukan bahwa terdapat kekurangan kapasitas sebesar 1,61 jam pada WC II, 182,14 jam pada WC III, dan 150,89 jam pada WC V. Kekurangan kapasitas pada WC II diatasi dengan merevisi persentase kerja operator 4 dari 45,16% menjadi 50%. Kekurangan kapasitas pada WC III diatasi dengan merevisi persentase kerja operator 5 dari 57,95% menjadi 80%. Usulan alternatif keputusan terhadap rencana produksi dan kapasitas produksi untuk mengatasi terjadinya kekurangan kapasitas pada WC V antara lain mengoreksi rencana produksi dengan melakukan penurunan jumlah produk sesuai dengan kapasitas tersedia, menyesuaikan jumlah unit produk antar periode, dan menambah jumlah mesin. Penurunan jumlah produksi berdasarkan alternatif I dan II adalah sebesar 3,93% dan 1,04%. Tambahan kapasitas yang diperoleh berdasarkan alternatif III adalah 50% dari kapasitas sebelumnya
    corecore