75 research outputs found
GAMBARAN GANGGUAN FUNGSI SEKSUAL PADA AKSEPTOR KB IMPLANT
Kontrasepsi implant merupakan salah satu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Salah satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang adalah menurunnya gairah seksual, yang dapat menurunkan kualitas hubungan seksual sehingga mengganggu keharmonisan keluarga. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran gangguan fungsi seksual pada akseptor KB implant. Desain penelitian yaitu deskriptif dengan pendekatan Cross-Sectional. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar pada Bulan Februari 2022. Populasi adalah seluruh akseptor KB Implant lebih dari 2 tahun yang berjumlah 35 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan Female Sexual Function Index Questionnaire (FSFI) untuk melihat gambaran gangguan fungsi seksual yang di ukur dalam satu kali waktu. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi. Berdasarkan analisis univariat diperoleh seluruh akseptor KB Implan mengalami gangguan fungsi seksual (100%) yang meliputi gangguan dorongan seksual (42,9%), gangguan bangkitan/Hasrat seksual (48,6%), gangguan lubrikasi (54,3%), gangguan orgasme (45,7%), gangguan kepuasan seksual (20%) dan nyeri seksual (54,3%).Tenaga kesehatan dan bidan perlu memberikan edukasi kepada calon akseptor KB implant tentang efek samping Kb implant bila digunakan jangka Panjang dan bagi akseptor Kb implant perlu adanya foreplay pada saat bersenggama untuk menurunkan resiko gangguan lubrikasi dan nyeri saat bersenggama
Menurunkan Tingkat Stres dan Penyakit Degeneratif dengan Pendekatan Focus Grup Discussion di PT Kayu Lapis Indonesia
Saat ini tren masalah kesehatan di dunia telah bergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya usia dan gaya hidup yang tidak sehat. Kecenderungan penyakit degeneratif meningkat dan mengancam sejak usia muda. Penyakit degeneratif yang sering terjadi adalah hipertensi, diabetes mellitus, obesitas yang dapat meyebabkan komplikasi mikrovasculer dan makrovaskler.Hipertensi dan diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sering terjadi, tidak hanya pada orang tua tetapi sekarang telah bergeser ke anak muda. Angka penderita hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% dimana pada laki-laki sebesar 52% dan perempuan sebesar 48%. Sedangkan diabetes mellitus di Indonesia tahun 2013 sebesar 6,9% dan 90% diantaranya adalah diabetes mellitus tipe II (DMT2). Munculnya penyakit degeneratif ini tidak terlepas dari perubahan gaya hidup modern dan tuntutan hidup yang menyebabkan stress psikologis meningkat. Stress meningkatkan kadar adrenalin yang akan menstimulasi syaraf simpatis dan meningkatnya curah jantung dan tekanan darah. Selain itu stres meningkatkan produksi kortisol yang mengakibatkan peningkatan glukosa darah dengan merangsang hati untuk melakukan glukoneogenesis dan menghambat kerja insulin. Rendahnya pengetahuan tentang penyakit menyebabkan seseorang enggan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala, sehingga meningkatkan angka kesakitan dan kematian.Pendidikan kesehatan tentang penyakit dirasa perlu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar upaya promotif dan preventif dapat ditingkatkan.Focus grup discussion merupakan metode yang tepat untuk menggiring seseorang membahas masalah secara terfokus
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan darah pada Remaja di SMK NU Ungaran
AbstrakLatar Belakang: Obesitas di Indonesia mengancam anak dan remaja, dimana obesitas sentral pada remaja umur ≥15 tahun meningkat dari 26,6% (2013) menjadi 31% (2018). Obesitas berdampak secara fisiologis dalam meningkatnya penyakit cardiovaskler seperti hipertensi. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat skrinning untuk pengukuran jumlah lemak pada anak dan remaja yang paling mudah, sederhana dan akurat dalam mendeteksi adanya gizi lebih pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT dengan kenaikan tekanan darah pada remaja di SMK NU Ungaran.Metode: Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan kasus control dengan perbandingan 1:1. Populasi seluruh remaja di SMK NU UNgaran sebanyak 327 siswa, pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Kelompok kasus adalah remaja dengan tekanan darah pre-hipertensi sebanyak 40 responden dan kelompok control remaja dengan tekanan darah normal sebanyak 40 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariate dengan Chi-Square.Hasil: Analisis univariat diperoleh 50% responden memiliki IMT normal, rerata TD systole vs diastole (116.51 mmHg vs 74.67 mmHg). Ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan tekanan darah pada remaja di SMK NU Ungaran (p<0.001, OR:5.571, CI 95%= 2.119 s/d 14.647).Kesimpulan: Remaja yang IMT berlebih akan meningkatkan resiko kenaikan tekanan darah sebesar 5.57 kali dibandingkan dengan remaja yang memiliki IMT normal. Perlu dilakukannya edukasi dan pemantauan status gizi pada remaja serta pengukuran tekanan darah secara berkala untuk mencegah terjadinya pre hipertensi pada usia remaja.Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh (IMT), Tekanan Dara
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep
Kontrasepsi hormonal menduduki peringkat pertama pada penggunaan kontrasepsi di Indonesia. Kandungan kontrasepsi hormonal terdiri dari hormon estrogen, progesteron memiliki efek negatif pada kehidupan seksual wanita. Puskesmas Lerep merupakan puskesmas dengan akseptor KB hormonal yang tinggi di Kab.Semarang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan disfungsi seksual di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep.Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan crossectional. Populasi adalah seluruh akseptor KB hormonal di Poli KIA-KB dan Praktek Mandiri Bidan (PMB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep yang meliputi kontrasepsi pil kombinasi, suntikan 1 bulan (kombinasi), suntikan 3 bulan, dan implant Tahun 2019. Sampel penelitian ini sebanyak 200 akseptor KB hormonal yang terbagi 4 kelompok yaitu 50 akseptor KB suntik 3 bulan, 50 akseptor KB implant, 50 akseptor KB pil dan 50 akseptor KB suntik 1 bulan dengan menggunakan purposive sampling. Alat yang digunakan dalam penilaian disfungsi seksual menggunakan Female Sexual Function Index (FSFI) dan untuk karakteristik responden menggunakan ceklist. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariate dengan Chi-Square.Analisis univariat didapatkan sebagian besar akseptor KB kombinasi (KB pil kombinasi) memiliki fungsi seksual yang normal sebesar 60%, akseptor KB suntik 1 bulan (kombinasi)mengalami disfungsi seksual sebesar 58%, akseptor KB DMPA (Depo Medroksi Progesterone Asetat) berupa suntik 3 bulan dan implant mengalami disfungsi seksual sebesar 62% dan 60%. Analisis bivariat tidak ada hubungan yang signifikans antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan disfungsi seksual di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep (p=0.101). Efek kontrasepsi hormonal terhadap fungsi seksual berbeda-beda sesuai dengan individu masing-masing. Perlunya peningkatan pengetahuan tentang efek samping kontrasepsi hormonal pada akseptor KB hormonal
Hubungan Kontrasepsi Hormonal terhadap Tekanan Darah di Puskesmas Leyangan Tahun 2018
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi. Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Perubahan tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan penggunaan jenis kontrasepsi hormonal suntik dengan tekanan darah. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik di Wilayah kerja Puskesmas Leyangan. Tehnik sampling dengan accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 akseptor KB suntik. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariate menggunakan chi square. Lebih dari sepertiga responden memiliki tekanan darah sistole tinggi (35.9%) dan tekanan diastole tinggi (27.2%), menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi (52.2%). Ada hubungan antara penggunaan jenis kontrasepsi suntik dengan tekanan darah sistole, namun tidak ada hubungan antara penggunaan jenis kontrasepsi suntik dengan tekanan darah diastole (p=0.037, p=0.165). Kontrasepsi hormonal suntik kombinasi tidak terlalu berpengaruh dalam tekanan darah, sehingga lebih aman digunakan untuk mencegah kehamilan
Hubungan Kontrasepsi Hormonal terhadap Tekanan Darah di Puskesmas Leyangan Tahun 2018
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi. Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Perubahan tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan penggunaan jenis kontrasepsi hormonal suntik dengan tekanan darah. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik di Wilayah kerja Puskesmas Leyangan. Tehnik sampling dengan accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 akseptor KB suntik. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariate menggunakan chi square. Lebih dari sepertiga responden memiliki tekanan darah sistole tinggi (35.9%) dan tekanan diastole tinggi (27.2%), menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi (52.2%). Ada hubungan antara penggunaan jenis kontrasepsi suntik dengan tekanan darah sistole, namun tidak ada hubungan antara penggunaan jenis kontrasepsi suntik dengan tekanan darah diastole (p=0.037, p=0.165). Kontrasepsi hormonal suntik kombinasi tidak terlalu berpengaruh dalam tekanan darah, sehingga lebih aman digunakan untuk mencegah kehamilan
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep
Kontrasepsi hormonal menduduki peringkat pertama pada penggunaan kontrasepsi di Indonesia. Kandungan kontrasepsi hormonal terdiri dari hormon estrogen, progesteron memiliki efek negatif pada kehidupan seksual wanita. Puskesmas Lerep merupakan puskesmas dengan akseptor KB hormonal yang tinggi di Kab.Semarang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan disfungsi seksual di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep.Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan crossectional. Populasi adalah seluruh akseptor KB hormonal di Poli KIA-KB dan Praktek Mandiri Bidan (PMB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep yang meliputi kontrasepsi pil kombinasi, suntikan 1 bulan (kombinasi), suntikan 3 bulan, dan implant Tahun 2019. Sampel penelitian ini sebanyak 200 akseptor KB hormonal yang terbagi 4 kelompok yaitu 50 akseptor KB suntik 3 bulan, 50 akseptor KB implant, 50 akseptor KB pil dan 50 akseptor KB suntik 1 bulan dengan menggunakan purposive sampling. Alat yang digunakan dalam penilaian disfungsi seksual menggunakan Female Sexual Function Index (FSFI) dan untuk karakteristik responden menggunakan ceklist. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariate dengan Chi-Square.Analisis univariat didapatkan sebagian besar akseptor KB kombinasi (KB pil kombinasi) memiliki fungsi seksual yang normal sebesar 60%, akseptor KB suntik 1 bulan (kombinasi)mengalami disfungsi seksual sebesar 58%, akseptor KB DMPA (Depo Medroksi Progesterone Asetat) berupa suntik 3 bulan dan implant mengalami disfungsi seksual sebesar 62% dan 60%. Analisis bivariat tidak ada hubungan yang signifikans antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan disfungsi seksual di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep (p=0.101). Efek kontrasepsi hormonal terhadap fungsi seksual berbeda-beda sesuai dengan individu masing-masing. Perlunya peningkatan pengetahuan tentang efek samping kontrasepsi hormonal pada akseptor KB hormonal
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH DI TK AL-HIKMAH KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Penggunaan gadget pada anak usia prasekolah di Indonesia tahun 2012
sebesar 38%, meningkat menjadi 72% pada tahun 2013 dan 80% pada tahun 2015.
Hal ini tentu berdampa buruk bagi perkembangan dan kesehatan anak. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Durasi Penggunaan Gadget
Terhadap Perkembangan Social Emosional Anak Prasekolah Di TK Al-Hikmah
Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian dilakukan dengan
metode Deskriptif korelasi dengan pendekatan crosectional pada tanggal 10
sampai 15 Januari 2022 di TK Al-Hikmah Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, populasi dalam penelitian ini 70 orang, dan sampel penelitian
sebanyak 70 orang, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Instrument penelitian untuk durasi penggunaan gadget menggunakan lembar
observasi dan perkembangan social emosional anak menggunakan STTPA. Data
di olah secara univariate untuk melihat distribusi frekuensi dan bivariate untuk
melihat hubungan antar sebuah variabel. Hasil univariat didapatkan 51,4%
responden memiliki durasi penggunaan gadget normal, dan 48,6% responden
memiliki perkembangan social emosional mulai betkembang. Hasil bivariate
didapatkan p value 0,000 artinya ada hubungan durasi penggunaan gadget dengan
perkembangan social emosional pada anak prasekolah Di TK Al-Hikmah Kuala
Tungkal Tahun 2021. Kesimpulan dari penelitian ini semakin tinggi penggunaan
gadget akan mempengaruhi perkembangan social emosional anak. Disarankan
pada orang tua harus memperhatikan durasi penggunaan gadget pada anak.
Kata Kunci : Durasi Penggunaan Gadget, Perkembangan Social Emosional
Ana
Menurunkan Tingkat Stres dan Penyakit Degeneratif dengan Pendekatan Focus Grup Discussion di PT Kayu Lapis Indonesia
Saat ini tren masalah kesehatan di dunia telah bergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya usia dan gaya hidup yang tidak sehat. Kecenderungan penyakit degeneratif meningkat dan mengancam sejak usia muda. Penyakit degeneratif yang sering terjadi adalah hipertensi, diabetes mellitus, obesitas yang dapat meyebabkan komplikasi mikrovasculer dan makrovaskler.Hipertensi dan diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sering terjadi, tidak hanya pada orang tua tetapi sekarang telah bergeser ke anak muda. Angka penderita hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% dimana pada laki-laki sebesar 52% dan perempuan sebesar 48%. Sedangkan diabetes mellitus di Indonesia tahun 2013 sebesar 6,9% dan 90% diantaranya adalah diabetes mellitus tipe II (DMT2). Munculnya penyakit degeneratif ini tidak terlepas dari perubahan gaya hidup modern dan tuntutan hidup yang menyebabkan stress psikologis meningkat. Stress meningkatkan kadar adrenalin yang akan menstimulasi syaraf simpatis dan meningkatnya curah jantung dan tekanan darah. Selain itu stres meningkatkan produksi kortisol yang mengakibatkan peningkatan glukosa darah dengan merangsang hati untuk melakukan glukoneogenesis dan menghambat kerja insulin. Rendahnya pengetahuan tentang penyakit menyebabkan seseorang enggan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala, sehingga meningkatkan angka kesakitan dan kematian.Pendidikan kesehatan tentang penyakit dirasa perlu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar upaya promotif dan preventif dapat ditingkatkan.Focus grup discussion merupakan metode yang tepat untuk menggiring seseorang membahas masalah secara terfokus
- …