8 research outputs found
Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Sub Sektor Industri Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham. Sampel yang digunakan adalah Perusahaan sub sektor industri semen yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Variabel independen yang digunakan adalah ROA, ROE, NPM, EPS dan EVA dengan variabel dependennya adalah harga saham. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel yang meliputi data cross section dan time series. Hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa secara simultan variabel ROA, ROE, NPM, EPS dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadapa harga saham karena nilai p-value (0.000) < alpha (0.05). Sedangkan secara parsial variabel EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena nilai p-value pada EVA (0.0683) > alpha (0,05) dan variabel ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh secara parsial terhadap harga saham dengan nilai p-value berturut-turut sebesar (0.0002; 0.0013; 0.0008; 0.000). Hasil uji analisis koefisien determinasi adalah sebesar 95.51% hal ini bahwa variabel independen yang ada pada regresi ini mampu menjelaskan sebesar 95.51% dan sisanya 4.49% kemungkinan dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan ke dalam model ini
Estimasi Bullish dan Bearish dengan Model Perpindahan Markov dan Risiko Sistematis (Beta) dengan Model Penilaian Modal Sharpe dalam Investasi Saham di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2011 - 2016
Berbagai riset termasuk Panggabean (2010) dan Usman (2016) menunjukkan bahwa kecenderungan jangka panjang pasar modal Indonesia berada pada kecenderungan naik (uptrend), ditandai dengan periode bullish lebih banyak, dan durasi lebih panjang, daripada bearish. Perkembangan perkembangan itu dipicu oleh kenaikan tingkat imbalan, alih-alih suku bunga dan nilai tukar (Defrizal et al 2015). Namun riset-riset tersebut tidak mengidentifikasi eksistensi kondisi bullish dan bearish dan berdampak perbedaan risiko, terutama risiko sistematis atau risiko pasar, kecuali mengasumsikan saja keberadaannya. Penelitian ini bertujuan 1) mengidentifikasi segmentasi periode bullish dan bearish dengan menggunakan model perpindahan Markov (Markov Switching), dan mengukur risiko sistematis menggunakan model penilaian modal (capital assets pricing model, CAPM) dengan indikator beta Sharpe. Menggunakan data indeks harga saham gabungan (IHSG) serta data perdagangan bersumber dari TICMI (The Indonesia Capital Market Institute) periode 2011-2016 yang mencakup 560 emiten, diperoleh hasil bahwa dalam periode tersebut terdapat 10 segmen yang dapat diidentifikasi sebagai 5 periode bullish selama 30 pekan, dan 5 periode bearish selama 8 pekan. Temuan lain menunjukkan bahwa peluang perpindahan dari kondisi bullish ke bearish sebesar 3,33% dan dari kondisi bearish ke bullish sebesar 12,14%. Artinya terdapat sentimen positif bahwa pasar cenderung menjadi bullish daripada sebaliknya. Hasil identifikasi risiko sistematis menunjukkan, berbeda dengan konsep dasar CAPM, bahwa beta pada periode bullish dan bearish tidak sama. Temuan menarik lainnya, pada kedua kondisi tersebut terdapat beta negatif yang dapat memberikan tingat imbalan positif
Analisis Faktor-faktor Yang Memengaruhi Kelancaran Kredit Dan Penilaian Kesehatan Keuangan Pada Amartha Microfinance
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan kredit, faktor-faktor sumberdaya manusia (SDM) dan nasabah yang memengaruhi kelancaran kredit serta menganalisis tingkat kesehatan dan peramalan keuangan Amartha Microfinance. Metode analisis data penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara serta analisis faktor, analisis rasio, analisis tren dan peramalan. Hasil penelitian menunjukkan kunci utama pengelolaan penyaluran kredit adalah proses pembentukan kelompok yang dilakukan sendiri oleh anggota, sistem tanggung renteng selalu berjalan, disiplin kehadiran dan angsuran zero tollerant. Faktor SDM yang memengaruhi kelancaran kredit adalah aspek moral hazards dan morale hazards masing-masing sebesar 75,1%, sedangkan faktor anggota kelompok nasabah yang memengaruhi kelancaran kredit adalah aspek capital sebesar 64,3%, aspek capacity 52,2% dan aspek character 50,2%. Rasio likuiditas dan solvabilitas berada pada kondisi sehat, peramalan rasio likuiditas dan solvabilitas cenderung menurun
Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia
The company operational activities are performed with the purpose to maximize shareholder values; however, the company's activities have impacts on environment, social, economiy and community. In order to comply with the government regulation, companies must conduct Corporate Social Responsibility (CSR), because investors are more interested in companies which have a good image in the community. This leads to make consumer loyalty higher and subsequently increases the company's profitability and company's stock values. The purpose of this study was to analyze the influence of CSR disclosure on Corporate Financial Performance (CFP) and stock prices. This study used 20 samples of property companies in the Indonesia's Stock Exchange selected by purposive sampling. Data were processed and analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with software smartPLS. This research shows that valid indicators measure CSR at property sector include environment, human rights and society. A valid indicator measuring financial performance construct is only Market Value Added (MVA) and stock return is the valid indicator to measure stock price construct. The hypothesis test shows that CSR disclosure had significant effect on CFP, but the CSR disclosure had no significant effects on stock price, and CFP had no significant effects on stock prices
Analisis Diskriminan Sebagai Alat Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah, KBMT Wihdatul Ummah
Sebagai lembaga keuangan mikro syariah, yang kegiatannya melakukan pembiayaan, tidak dapat dipisahkan dari pembiayaan risiko. Risiko pembiayaan dinilai oleh rasio Non Performing Financing (NPF). Trend NPF di Koperasi Baitul Maal wa Tamwil (BMT)-Wihdatul Ummah cenderung menurun, namun menunjukkan perbaikan dalam peramalan 3 tahun berikutnya. Diperlukan evaluasi dalam menilai kelayakan debitur untuk risiko pembiayaan yang dapat dikendalikan. Mengevaluasi kelayakan debitur memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penilaian tingkat risiko pembiayaan melalui analisis diskriminan. Faktor-faktor ini adalah pendekatan variabel karakter dan persyaratan dari BMT