9 research outputs found

    UKIRAN KERAWANG ACEH GAYO SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN MOTIF BATIK KHAS GAYO

    Get PDF
    ABSTRAK Industri batik mulai berkembang di Gayo, tetapi belum memiliki motif batik khas daerah. Oleh karena itu perlu diciptakan motif batik khas Gayo, dengan mengambil inspirasi dari ukiran yang terdapat pada rumah tradisional yang biasa disebut ukiran kerawang Gayo. Tujuan penciptaan seni ini adalah untuk menciptakan motif batik yang memiliki ciri khas Gayo. Metode yang digunakan yaitu eksplorasi ide, perancangan, dan perwujudan menjadi motif batik. Dalam kegiatan ini telah diciptakan enam motif batik khas Gayo yaitu: (1) Motif Ceplok Gayo; (2) Motif Gayo Tegak; (3) Motif Gayo Lurus; (4) Motif Parang Gayo; (5) Motif Gayo Lembut; dan (6) Motif Geometris Gayo. Hasil uji kesukaan terhadap motif kepada lima puluh responden menunjukkan bahwa Motif Ceplok Gayo paling banyak dipilih oleh responden yaitu sebesar 19%, sedangkan Motif Parang Gayo 18%, Motif Gayo Lembut 17%, Motif Geometris Gayo 17%, Motif Gayo Lurus 15% dan Motif Gayo Tegak 14%. Rata-rata motif yang dihasilkan mendapatkan apresiasi yang baik dari responden, sehingga semua motif layak diproduksi sebagai batik khas Gayo.Kata kunci: batik Gayo, Motif Ceplok Gayo, Motif Parang Gayo.ABSTRACTBatik industry began to develop in Gayo, but have not had a typical batik motif itself. Therefore, it is necessary to create batik motifs of Gayo, by taking inspiration from the carvings found in traditional houses commonly called kerawang Gayo. The purpose of this art is to create motifs those have a Gayo characteristic. The method used are the idea exploration, design, and motifs embodiment. In this activity has created six Gayo batik motifs, namely: (1) Motif Ceplok Gayo; (2) Motif Gayo Tegak; (3) Motif GayoLurus; (4) Motif Parang Gayo; (5) Motif Gayo Lembut; dan (6) Motif Geometris Gayo. The test results fondness of the motives to fifty respondents indicated that the Motif Ceplok Gayo most preferred by respondents ie 19%, while Motif Parang Gayo 18%, Motif Gayo Lembut 17%, Motif Geometris Gayo 17%, Motif Gayo Lurus 15% and Motif Gayo Tegak 14%. Average motifs generated to get a good appreciation of the respondents, so they all can be produced as batik Gayo.Keywords: batik Gayo, Motif Ceplok Gayo, Motif Parang Gayo

    MOTIF UKIR DALAM KREASI BATIK KHAS JEPARA

    Get PDF
    Kepandaian membatik di Jepara sudah ada sejak zaman R.A. Kartini (1879-1904), tetapi tidak berkembang sebagaimana industri kreatif lainnya seperti ukir kayu, perhiasan monel, ataupun tenun Troso. Dewasa ini kegiatan industri batik di Jepara mulai tumbuh dan berkembang kembali. IKM melakukan penciptaan motif khas daerah dengan mengambil inspirasi dari motif seni ukir kayu, namun hasilnya masih terlihat kaku atau kurang sesuai untuk motif hias pada kain sandang. Tujuan penciptaan seni ini adalah sebagi  ikhtiar sumbangsih untuk menghasilkan motif batik yang lebih serasi terinspirasi dan dikembangkan dari seni ukir kayu Jepara. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, perwujudan menjadi kain batik, dan penilaian estetika motif. Kegiatan ini menghasilkan 10 motif  yaitu Lung Merak, Lung Ngrembaka, Lung Cinta Jepara, Lung Wuni, Lung Gunung, Lung Lereng, Ceplok Semi, Ceplok Poleng, Ceplok Ukir, dan Ceplok Bal. Motif yang mendapat penilaian baik sekali (A) adalah motif Lung Merak, Ceplok Ukir, dan Ceplok Bal

    PENAMBAHAN NILAI GUNA PADA KREASI BARU PRODUK BONEKA BATIK KAYU KREBET BANTUL

    Get PDF
    Penciptaan produk baru merupakan aspek penting bagi IKM industri kreatif dalam menjalankan usahanya. Kebaruan desain menjadi salah satu daya tarik konsumen dalam membeli suatu produk. Salah satu cara memberi nilai kebaruan adalah dengan menambahkan nilai guna pada produk. Penambahan nilai guna pada produk batik kayu Krebet Bantul dapat menambah keunggulan produk yaitu selain indah juga mempunyai kegunaan tertentu secara fisik. Tujuan penelitian penciptaan seni ini adalah untuk menghasilkan produk baru dengan ide menambahkan nilai guna pada produk boneka batik kayu. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain, pembuatan kerajinan kayu, pembatikan pada bahan kayu, dan uji tahan luntur warnanya. Hasil penelitian ini berupa kreasi produk baru yang dikembangkan dari inspirasi boneka multifungsi. Uji tahan luntur penting dilakukan untuk memastikan warna pembentuk motif batik pada permukaan kayu tidak mudah luntur. Hal ini untuk menjamin kualitas produk dalam perdagangan. Skor nilai uji dengan penilaian angka 1 - 5. Nilai uji ketahanan luntur warna terhadap gosok kering dan basah 4- 5 (baik), uji ketahanan luntur warna terhadap cahaya terang hari 3- 4 (cukup baik), dan uji ketahanan luntur warna yang dilapisi cat bening 5 (sangat baik).</p

    PENAMBAHAN NILAI GUNA PADA KREASI BARU PRODUK BONEKA BATIK KAYU KREBET BANTUL

    Get PDF
    Penciptaan produk baru merupakan aspek penting bagi IKM industri kreatif dalam menjalankan usahanya. Kebaruan desain menjadi salah satu daya tarik konsumen dalam membeli suatu produk. Salah satu cara memberi nilai kebaruan adalah dengan menambahkan nilai guna pada produk. Penambahan nilai guna pada produk batik kayu Krebet Bantul dapat menambah keunggulan produk yaitu selain indah juga mempunyai kegunaan tertentu secara fisik. Tujuan penelitian penciptaan seni ini adalah untuk menghasilkan produk baru dengan ide menambahkan nilai guna pada produk boneka batik kayu. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain, pembuatan kerajinan kayu, pembatikan pada bahan kayu, dan uji tahan luntur warnanya. Hasil penelitian ini berupa kreasi produk baru yang dikembangkan dari inspirasi boneka multifungsi. Uji tahan luntur penting dilakukan untuk memastikan warna pembentuk motif batik pada permukaan kayu tidak mudah luntur. Hal ini untuk menjamin kualitas produk dalam perdagangan. Skor nilai uji dengan penilaian angka 1 - 5. Nilai uji ketahanan luntur warna terhadap gosok kering dan basah 4- 5 (baik), uji ketahanan luntur warna terhadap cahaya terang hari 3- 4 (cukup baik), dan uji ketahanan luntur warna yang dilapisi cat bening 5 (sangat baik)

    Pasuryaning Ati : Dalam Tekstil Laminasi

    No full text
    Topik penciptaan yang diangkat adalah ekspresi wajah perempuan. Ekspresi wajah sebagai pasuryaning ati, yaitu raut muka sebagai cerminan perasaan di hati atau pikiran. Pasuryaning ati dalam konteks kehidupan dewasa ini sangat penting karena dapat menjadi refleksi dalam pengendalian diri mengelola emosi. Pengelolaan rasa dan pikiran sangat diperlukan dalam menghadapi kehidupan modern yang semakin kompleks dengan permasalahan sosial. Proses penciptaan karya menggunakan metode eksplorasi dan eksperimen. Metode eksplorasi dilakukan untuk menggali sumber-sumber ide yang akan dianalisis menjadi konsep penciptaan. Metode eksperimen merupakan percobaan mengolah bahan baku penciptaan berupa lembaran kain dan juga kain perca limbah konveksi untuk dibuat menjadi bahan baru yaitu tekstil laminasi. Eksplorasi dan eksperimen dilakukan untuk menciptakan karya-karya baru yang kreatif dan inovatif yang orisinal

    PENGEMBANGAN MOTIF BATIK JEPARA BERBASIS BUDAYA LOKAL

    No full text
    Batik adalah salah satu kain berdekorasi indah kebanggaan Indonesia, yang pembuatannya menggunakan teknik rintang lilin panas dan proses pewarnaan tutup celup. Batik juga pernah berkembang di Jepara yang dipelopori oleh RA Kartini (1879-1904), namun meredup dan kurang berkembang.  Dewasa ini industri kecil batik berkembang kembali dengan cukup pesat di Jepara. Berbagai kreasi penciptaan motif batik khas Jepara bermunculan. Hal ini menarik untuk dilakukan pengkajian tentang kegiatan penciptaan motif batik khas Jepara yang kreatif dan produktif. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif. Data diperoleh observasi lapangan, buku, jurnal, dan media elektronik. Model pembinaan IKM yang ada di Jepara yaitu kreativitas mandiri, pelatihan batik, lomba desain batik, dan pendidikan formal batik.  Kegiatan yang paling menojol dan efektif adalah kreativitas mandiri dari IKM batik Jepara. Pengembangan motif batik Jepara semakin memperkaya beraneka produk industri kreatif dari Jepara

    DIVERSIFIKASI DESAIN PRODUK TENUN IKAT NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN PADUAN TEKNIK TENUN DAN TEKNIK BATIK

    No full text
    ABSTRAK Indonesia memiliki kekayaan berbagai jenis kain tradisional indah dan unik, salah satunya adalah kain tenun ikat. Tenun ikat memiliki pola-pola tertentu yang menghasilkan motif-motif khas untuk keperluan tradisional. Seiring dinamika perkembangan zaman dan selera fasyen yang berubah, maka perlu dilakukan pengembangan desain motif baru sesuai dengan tuntutan zaman. Penelitian dan penciptaan seni ini bertujuan melakukan diversifikasi produk baru dengan cara mengombinasikan teknik tenun ikat dan teknik batik dalam selembar kain. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data, perancangan desain tenun ikat kombinasi batik, pengikatan dan pencelupan warna, penenunan, dan pembatikan. Tematik motif  yang diangkat yaitu seni budaya Nusa Tenggara Timur. Produk baru paduan tenun + batik ini disingkat nuntik. Tenun + batik = nuntik.  Kegiatan ini menghasilkan tujuh motif  nuntik yaitu Motif Jago, Motif Gading, Motif Gajah, Motif Kapas, Motif Lontar, Motif Tumpal, dan Motif Perhiasan.Kata kunci: diversifikasi, desain, tenun ikat, batik, nuntik, Nusa Tenggara Timur  ABSTRACT Indonesia has a wealth of different types of beautifully decorated traditional fabrics admired by the world, one of which is ikat cloth. Traditional ikat motifs have certain patterns that produce distinctive motifs to meet various traditional activities or ceremonies. Along with the dynamics of the times and changing fashion tastes, it is necessary to develop a new motif design in accordance with the demands of the times. This art research and creation aims to improve aesthetic values or discover new aesthetics as a result of combining ikat weaving techniques and batik techniques in a piece of cloth. The method used is data collection, design design weaving bundle of batik combination, binding and dyeing, weaving, and batik. Thematic traditional motifs adopted are the arts of East Nusa Tenggara, because it is hoped that the technology and design of the motifs produced can be a diversification of new weaving products typical of East Nusa Tenggara. This new product of batik weaving / batik is shortened nuntik, tenun + batik = nuntik. This activity produced seven motive motions, namely Motif Jago, Motif Gading, Motif Gajah, Motif Kapas, Motif Lontar, Motif Tumpal, dan Motif Perhiasan.Keywords: Value increase, design, batik alloy weaving, nuntic, East Nusa Tenggar
    corecore