3 research outputs found

    AKULTURASI BUDAYA PADA PERKEMBANGAN KRATON KASEPUHAN CIREBON

    Get PDF
    Cirebon merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki sejarah dan kebudayaan yang menarik untuk diamati. Banyak peninggalan-peninggalan dari masa lampau yang pada saat ini kemudian dijadikan benda cagar budaya. Diantara bangunan-bangunan peninggalan sejarah yang ada di Cirebon, Keraton merupakan bangunan yang dapat menggambarkan kebudayaan Indonesia. Kota Cirebon memiliki tiga keraton yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan. Masing-masing keraton tersebut memiliki sejarah yang saling terkait dan memiliki persamaan serta perbedaan fisik antara satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini Keraton Kasepuhan dijadikan sebagai studi kasus, dengan pertimbangan kraton Kasepuhan merupakan Keraton pertama yang berdiri di Cirebon, Keraton Kasepuhan terkait langsung dengan sejarah awal mulanya terbentuk kota Cirebon dan secara nonfisik Keraton Kasepuhan memiliki sejarah masuknya berbagai suku, agama dan budaya di Cirebon. Hal ini bisa dilihat pada perkembangan Keraton Kasepuhan yang berawal dari Padepokan Pakungwati sampai menjadi Keraton Kasepuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan adanya akulturasi berbagai budaya pada pekembangan keraton Kasepuhan. Penelitian ini menggunakan paradigma naturalistik dengan mengambil data dan menganalisa secara kualitatif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah ditemukannya akulturasi dari budaya Cina, Eropa, Jawa, Hindu dan Budha pada perkembangan fisik keraton Kasepuhan Cirebon tersebut

    AKULTURASI BUDAYA PADA PERKEMBANGAN KERATON KASEPUHAN CIREBON

    Get PDF
    Cirebon merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki sejarah dan kebudayaanyang menarik untuk diamati. Banyak peninggalan dari masa lampau yang pada saat inikemudian dijadikan benda cagar budaya. Diantara bangunan peninggalan sejarah yangada di Cirebon, Keraton merupakan bangunan yang dapat menggambarkan kebudayaanIndonesia. Kota Cirebon memiliki tiga keraton yaitu Keraton Kasepuhan, KeratonKanoman dan Keraton Kacirebonan. Masing-masing keraton tersebut memiliki sejarahyang saling terkait dan memiliki persamaan serta perbedaan fisik antara satu denganyang lainnya. Pada penelitian ini Keraton Kasepuhan dijadikan sebagai studi kasus,dengan pertimbangan Keraton Kasepuhan merupakan Keraton pertama yang berdiri diCirebon, Keraton Kasepuhan terkait langsung dengan sejarah awal mulanya terbentukkota Cirebon dan secara nonfisik Keraton Kasepuhan memiliki sejarah masuknyaberbagai suku, agama dan budaya di Cirebon. Hal ini bisa dilihat pada perkembanganKeraton Kasepuhan yang berawal dari Padepokan Pakungwati sampai menjadi KeratonKasepuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan adanya akulturasiberbagai budaya pada pekembangan keraton Kasepuhan. Penelitian ini menggunakanparadigma naturalistik dengan mengambil data dan menganalisis secara kualitatif.Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah ditemukannya akulturasi dari budayaCina, Eropa, Jawa, Hindu dan Budha pada perkembangan fisik keraton KasepuhanCirebon tersebut.AbstractCirebon is a small city in Indonesia which has an interesting history and culture. We canstill find many relics from the past and used as objects of cultural conservation. Amongthem is palace (“Keraton”). Cirebon city has three palaces namely Kasepuhan, Kanomanand Kacirebonan Palaces. How ever each palace has similarities history and physicalinter-related as well as differences between one another. In this study we choosedKasepuhan Palace as a case study, with consideration it is the first built in Cirebon.Keraton Kasepuhan directly related to the early history of the town. More ever,Kasepuhan Palace also has a history of inclusion of ethnicity, religion and culture inCirebon. It’s shown on the development of Keraton Kasepuhan. The development ofKasepuhan Keraton was initially as Pakungwati Padepokan and became KasepuhanPalace after some period of times. The objective of this research is to demonstrate theexistence of acculturation various cultures on Kasepuhan palace history. This study useda naturalistic paradigm to retrieve and analyze the data qualitatively. Result discoveredthe existence of acculturation of Chinese, Europe, Java, Hinduism and Buddhism cultureson the physical development of the palace of Cirebon Kasepuhan

    HUBUNGAN PEMBERIAN EARLY ENTERAL NUTRITION TERHADAP LAMA RAWAT INAP PASIEN INTENSIVE CARE UNIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG

    Get PDF
    Latar Belakang :Penyakit kritis biasanya dikaitkan dengan stress metabolic, disertai dengan komplikasi peningkatan infeksi, disfungsi multi organ, rawat inap yang berkepanjangan serta meningkatnya angka kematian. Pemberian early enteral nutrition pada pasien kritis terbukti dapat menurunkan angka mortalitas atau kematian, menurunkan angka infeksi, mengurangi lama rawat inap, serta mengurangi lama ketergantungan terhadap ventilator, dibandingkan dengan delayed enteral nutrition. Tujuan Penelitian :Mengetahuihubungan pemberian early enteral nutrition terhadap lama rawat inap pasien ICU. Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan penelitian observatif dengan desain penelitian kohort prospective study dengan control internal. Hasil pengujian terhadap karakteristik responden dianalisis secara deskriptif.Hasil pengujian karakteristik terhadap lama rawat inap dianalisis dengan uji Independent T-Testdan uji Anova, untuk mengetahui perbedaan.Hasil pengujian terhadap early enteral nutrition dan lama rawat inap dianalisis dengan uji Chi-Square, untuk mengetahui hubungan, dan uji Independen T-Test untuk mengetahui perbedaan. Hasil : Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pemberian early enteral nutrition terhadap lama rawat inap (sig=0.310). Responden dengan delayed enteral nutrition lebih dari hari 3 setelah masuk ICU, memiliki rawat inap yang lebih panjang (8.7 ± 1.2). Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara pemberian early enteral nutrition terhadap lama rawat inap pasien ICU. Kata Kunci : Early enteral nutrition, lama rawat inap, pasien Intensive Care Unit
    corecore