6 research outputs found

    Kajian Kesuburan Tanah Sawah Pada Sentra Pertanaman Padi di Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok

    Get PDF
    Kecamatan Gunung Talang merupakan salah satu pemasok beras utama di Sumatera Barat yang telah diolah secara intensif selama ± 100 tahun. Oleh karena itu, penelitian ini telah dilakukan untuk mengidentifikasi kesuburan tanah sawah berdasarkan perbedaan elevasi (ketinggian) pada sentra pertanaman padi di Kecamatan Gunung Talang. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni hingga September 2015 dengan metoda survey dan pengamatan dilapangan pada tiga lokasi, yaitu Sungai Janiah, Talang dan Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok, serta dilanjutkan dengan analisis tanah di laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Penentuan pengambilan sampel dilakukan berdasarkan sequen topografi yaitu elevasi 450 m; 600 m; 750 m; dan 900 m d.p.l pada kedalaman 0- 20 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesuburan tanah sawah di Kecamatan Gunung Talang adalah rendah, dengan faktor pembatas yaitu kejenuhan basa (KB) yang rendah. KB tanah sawah pada elevasi 450, 600, 750 dam 900 m d.p.l yaitu 11,49%, 9,58%; 7,69%; dan 12,66%, secara berturut-turut. Cadangan hara Nitrogen, Kalium, Magnesium, Sulfur dan Silika tanah sawah pada lokasi penelitian berada dalam jumlah banyak. Unsur ini tersedia dalam jumlah banyak dibanding kehilangannya akibat terangkut panen. Akan tetapi, unsur fosfor pada elevasi 450 m, 600 m d.p.l berada dalam jumlah rendah, yaitu 40,46 – 46,46 kg/ha. Untuk meningkatkan kesuburan tanah sawah ini sebaiknya petani memperhatikan pemberian pupuk buatan pabrik serta diimbangi dengan pemberian pupuk alam. Kata kunci : kesuburan tanah, tanah sawah, pad

    PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI CABAI TAHAN PENYAKIT KUNING KERITING DI NAGARI PANINGGAHAN KECAMATAN JUNJUNG SIRIH, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Kegiatan PKM (Program Kemitraan Masyarakat)  telah dilaksanakan dengan lancar di Kelompok Tani Malereng Indah dan Kelompok Tani Batu Tonggok yang terletak di jorong Gando.  Kelompok Tani sudah cukup lama membudidayakan tanaman cabai namun ditemukan banyak permasalah yang menyebabkan redahnya produktivitas tanaman cabai, diataranya : 1) Kurangnya pengetahuan tentang teknik budidaya cabai yang benar diantaranya  pengendalian penyakit  dan pemupukan. Penyakit yang sangat merugikan petani adalah penyakit kuning keriting yang menyebabkan turunnya produksi cabai secara signifikan. 2) Kurangnya pengetahuan tentang penerapan teknologi sederhana pada budidaya cabai, seperti pemanfaatan asam salisilat, penggunaan mulsa, pembuatan dan penggunaan pupuk organik cair, penggunaan Eco Enzym. 3) Kurangnya pengetahuan tentang manajemen usaha tani dan pemasaran. Kegiatan PKM dilaksanakan dengan metode sosialisasi dan pelatihan  serta pembinaan. Di kebun percontohan diterapkan aplikasi asam salisilat, pupuk organik cair, Eco Enzym, dan pemanfaatan mulsa organik dan mulsa plastik hitam perak.  Dari kegiatan yang dilakukan diperoleh peningkatan keterampilan petani dalam budidaya cabai dan di dalam manajemen usahatani cabai. Dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman cabai yang lebih baik, karena labih tahan terhadap penyakit kuning keriting.  Dari pengamatan di lokasi, diketahui bahwa tanaman yang telah terserang penyakit kuning keriting dapat kembali pulih dan tumbuh normal dengan penyemprotan asam salisilat. POC yang diberikan juga meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai. Secara umum kegiatan PKM memberikan pengaruh positif terhadap usahatani cabai petani mitra

    PEMANFAATAN LIMBAH URINE SAPI, SAMPAH ORGANIK DAN GULMA SEBAGAI PUPUK ORGANIK DAN PESTISIDA NABATI DI KELOMPOK TANI TERNAK SAPAKEK BASAMO

    Get PDF
    Kelompok tani ternak Sapakek Basamo merupakan kelompok tani ternak yang bergerak di peternakan dan budidaya tanaman pembibitan, dan sayuran. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra selama ini adalah budidaya tanaman masih menggunakan pupuk anorganik dan masih minim dalam penggunaan bahan organik untuk budidaya tanaman. Selanjutnya, urine sapi, sampah organik dan gulma yang tumbuh liar tidak termanfaatkan untuk diolah menjadi sumber energi alternatif pupuk organik. Solusi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah mitra ini adalah melakukan aplikasi pupuk organik cair dari gulma babadotan dan paitan diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair dan kompos. Tingginya ketersediaan urine sapi, sampah organik serta gulma babadotan dan paitan ini, maka kami dari tim pengabdian melakukan penerapan pupuk organik cair dari ketiga bahan utama ini sehingga dapat menurunkan pengunaan pupuk anorganik dalam meningkatkan kecukupan hara dan bahan organik pada tanaman sesuai dengan kebutuhan mitra. Dalam pelaksanaan pengabdian ini, kami menggunakan metode penyuluhan tentang pemanfaatan urine sapi, sampah organik dan gulma dan praktek pembuatan pupuk organik cair yang bersumber dari gulma babadotan langsung ke lokasi mitra. Kelompok tani akan dilatih dalam pembuatan pupuk organik cair dari gulma babadotan sebagai alternatif pupuk untuk peningkatan pertumbuhan tanaman pada tanaman pekarangan

    PENDAMPINGAN LPMN DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS BUZIONIK (KEBUN GIZI ORGANIK) DI NAGARI KOTO HILALANG

    Get PDF
    Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagari Koto Hilalang merupakan lembaga yang turut berkonstribusi dalam peningkatan efektivitas BuziOnik sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas gizi masyarakat. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra selama ini adalah masih minimnya kesadaran masyarakat tentang peran dan pentingnya BuziOnik dalam upaya peningkatan kestabilan gizi masyarakat. BuziOnik merupakan upaya pemanfaatan lahan pekarangan dalam rangka mengurangi pengeluaran harian rumah tangga dalam mencukupi kebutuhan pangan keluarga serta dapat meningkatkan income keluarga. Potensi lahan pekarangan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga. Solusi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah mitra ini adalah pengolahan lahan kosong menjadi BuziOnik (Kebun Gizi Organik) serta melakukan aplikasi pupuk organik dari gulma dan kotoran ternak yang terdapat pada Nagari Koto Hilalang yang diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair dan kompos. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja yang tergabung dalam Kelompok Keluarga Berencana untuk pemanfaatan pekarangan sebagai gerakan peningkatan usaha sampingan. Model kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pelatihan dan pendampingan kegiatan pengolahan lahan untuk BuziOnik (Kebun Gizi Organik) yang berorientasi organik. Hasil kegiatan ini memberikan dampak posistif terhadap perubahan perilaku masyarakat terutama dalam pemanfaataan gulma dan sampah rumah tangga (organik) sebagai pupuk organik. Lahan kosong disekitar rumah dan sepanjang kiri kanan jalan yang selama ini tidak dimanfaatkan, dapat dimanfaatkan sebagai kawasan yang menunjang ekonomi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk membeli kebutuhan sayuran

    EDUKASI PENTINGNYA TANAM YUNIK (SAYUR ORGANIK) DAN PENGGUNAAN PENA (PESTISIDA NABATI) BERSAMA KELOMPOK PKK NAGARI KOTO HILALANG

    Get PDF
    Kelompok PKK adalah suatu kelompok yang memberdayakan ibu-ibu dan ikut serta berpartisipasi dalam meningkatkan pembangunan suatu daerah terutama untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kesejahteraan keluarga dapat dicapai tidak hanya karena kebutuhan ekonominya dapat terpenuhi. Kesejahteraan keluarga juga dapat ditunjang dengan tercukupi kebutuhan gizi keluarga dan bebas bahan kimia. Kebutuhan gizi keluarga salah satunya dapat dipenuhi dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi sayuran yang bebas pestisida kimia.  Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra selama ini adalah informasi tentang mudahnya tanam YUNIK dan penggunaan PENA masih sangat minim. Kebanyakan masyarakat, berpikiran bahwa penerapan budidaya tanam YUNIK dan penggunaan PENA ini membutuhkan cost yang cukup tinggi. Tanam YUNIK dan penggunaan PENA merupakan suatu kegiatan menanam sayur yang memanfaatkan lahan pekarangan baik dengan menggunakan metode tanam vertikultur, atau tanam di polybag serta memanfaatkan kotoran hewan, sisa  tanaman atau gulma sebagai pupuk dan pestisida. Penanaman YUNIK dan penggunaan PENA ini juga berupaya dalam meningkatkan income keluarga dan kualitas sayur yang dikonsumsi oleh masyarakat, karena terbebas residu pestisida yang terdapat pada sayuran. Solusi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah mitra ini adalah melakukan edukasi tata cara pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati yang diolah dan dimanfaatkan dari  limbah sayuran dan ekstrak bandotan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan ibu-ibu PKK untuk pemanfaatan pekarangan sebagai gerakan meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan mengkonsumsi sayur organik yang bebas residu pestisida kimia. Model kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan sosialisasi penting penanaman sayur organik, pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati. Hasil kegiatan ini memberikan dampak positif terutama dalam peningkatan informasi dan pemahaman masyarakat tentang keuntungan penanaman sayur organik dan penggunaan pestisida nabati untuk kesehatan

    SINTESIS DAN KARAKTERISASI GEOPOLIMER DARI ABU VULKANIS DAN POTENSINYA SEBAGAI MEDIA TANAM

    Get PDF
    Abu vulkanis merupakan salah satu material padatan vulkanis yang melimpah pada kawasan gunung api. Abu vulkanis memiliki kandungan silika, alumina dan amorf yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar geopolimer. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik abu vulkanis Merapi dan Sinabung sebagai bahan dasar geopolimer dan mengidentifikasi karakteristik geopolimer dari perbandingan padatan-cairan dan perbedaan jenis, molaritas dari alkali aktivator. Sampel abu vulkanis Sinabung berasal dari erupsi tahun 2014 dan abu vulkanis Merapi erupsi tahun 2006 dan 2010. Penelitian ini menggunakan metoda eksperimen. Geopolimer dibuat dengan perbandingan padatan dan cairan yaitu, 70%:30% dan 65%:35% dan menggunakan dua larutan alkali (KOH dan NaOH) dengan molaritas 8 M, 9 M dan 10 M. Hasil penelitian menunjukkan total oksida SiO2 abu vulkanis Merapi lebih tinggi dibandingkan Sinabung (49,33%-59,65%), serta total oksida Al2O3 tergolong tinggi yaitu abu vulkanis Merapi (19,06%) dan Sinabung (15,93%). Abu vulkanis Merapi dan Sinabung memiliki mineral feldspar plagioklas, kristobalit, amphibol dan mineral amorf. pH abu vulkanis tergolong masam hingga agak masam. Nilai kation basa abu vulkanis tergolong sangat tinggi dengan urutan kation Mg>Ca>Na>K, akan tetapi nilai KTK tergolong sangat rendah. Kandungan P-potensial tergolong sangat tinggi (63,10-76,50 mg/kg), dibandingkan P-tersedia tergolong sangat rendah (1,35-3,53 mg/kg). Abu vulkanis dapat disintesis menjadi geopolimer dengan serapan FTIR abu vulkanis menurun dari 1026 cm-1 menjadi 962-982 cm-1 untuk Merapi dan Sinabung dari 993 cm-1 menjadi 931-976 cm-1. Geopolimer yang terbentuk sudah optimal dengan rasio SiO2/Al2O3 sekitar 3,82-4,17. Abu vulkanis Merapi dengan perbandingan 65%:35% NaOH 10 M menghasilkan geopolimer dengan porositas tertinggi sekitar 15,93% dan pH 7,75. Oleh karena itu, abu vulkanis dapat menyumbangkan unsur hara dan menjadi bahan dasar geopolimer. Porositas dan pH dari geopolimer menunjukan material ini berpotensi sebagai media tanam
    corecore