266 research outputs found

    Condom Use and Consistency Among Teen Males

    Get PDF
    This Child Trends study finds that any type of formal sex education is linked with higher levels of condom use at teen males' first sexual experience. However, one in five teen males (ages 15-19) did not receive formal sex education about either abstinence or contraception before having sex for the first time. The study, published in the October 2008 issue of the Journal of Adolescent Health and summarized in this fact sheet, examines how multiple dimensions of teen males' lives are associated with condom use and consistency. Among the findings: --Having an older partner or a casual partner is linked to less condom use. Nearly one-fourth of teen males had an older recent partner and more than one-third were in a casual relationship with their first sexual partner. --Older teen males and those in longer relationships are less likely to use condoms. This was true even after controlling for whether their partner used a contraceptive method. --Positive attitudes about using condoms are linked to actual use. Teen males who disagree with the ideas that condoms reduce physical pleasure and that it would be embarrassing to discuss condom use with a new partner have higher levels of condom use and consistency. --Seven in ten teen males reported using a condom at their first and at their most recent sexual experience, but fewer reported using condoms consistently. Just one-half of sexually active teen males reported using a condom consistently with their most recent sexual partner

    KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN KELAS GASTROPODA DAN KELAS BIVALVIA DI EKOSISTEM MANGROVE GAMPONG IE MASEN KECAMATAN MUARA TIGA KABUPATEN PIDIE

    Get PDF
    Banda Ace

    PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ALAT MUSIK RECORDER PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI UNGGUL ALI HASJMY ACEH BESAR

    Get PDF

    OPTIMASI UNIT PENANGKAPAN BAGAN APUNG DI PERAIRAN KRUENG RAYA, ACEH BESAR

    Get PDF

    TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA JAHIT PAKAIAN DALAM HAL TERJADI WANPRESTASI (SUATU PENELITIAN PADA SUKA MAKMUE TAILOR KEC. SEUNAGAN KAB. NAGAN RAYA)

    Get PDF
    Pasal 1338 KUHPerdata menetapkan bahwasanya semua perjanjian yang di buat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Pelaku usaha jasa jahit pakaian dalam menjalankan usahanya melakukan kesepakatan dengan pelanggan yang kemudian menjadi suatu perjanjian bagi kedua belah pihak. Kesepakatan ini di lakukan dengan pengukuran, pemilihan model ataupun bentuk jahitan, pemilihan jenis bahan, pembayaran dan penentuan kapan pesanan konsumen di selesaikan. Namun dalam pelaksanaannya di Suka Makmue Tailor terdapat ketidak sesuaian sehingga perjanjian tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Penulisan skiripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk wanprestasi yang di lakukan oleh pelaku usaha jasa jahit pakaian, faktor-faktor yang menyebabkan pelaku usaha jasa jahit pakaian melakukan wanprestasi, serta penyelesaian sengketa wanprestasi yang di tempuh oleh para pihak dalam usaha jasa jahit pakaian. Perolehan data dalam skripsi ini di lakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan di lakukan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis, sedangkan penelitian lapangan dilakukan guna memperoleh data primer melalui wawancara dengan responden dan informan. Data yang di peroleh kemudian di analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga menghasilkan jawaban dari permasalahan yang dikaji. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya, terdapat beberapa bentuk wanprestasi, yaitu hasil jahitan tidak sesuai dengan yang di inginkan konsumen, tidak tepat waktu penyelesaian pesanan, dan juga tidak sesuainya ukuran sebagaimana yang di inginkan konsumen. Faktor penyebab terjadinya wanprestasi tersebut ialah seperti terjadi kerusakan pada mesin jahit, terjadinya pemadaman listrik bergilir oleh PLN, menurunnya kesehatan para pekerja, dan kesalahpahaman pekerja pada model dan ukuran pakaian sebagaimana yang telah diperjanjikan. Penyelesaian sengketa yang ditempuh para pihak ialah melalui jalur negosiasi atau perundingan. Disarankan kepada pihak pelaku usaha agar lebih teliti dalam melakukan pengukuran pesanan konsumen, menyediakan mesin genset dan menentukan kesepakatan kapan pesanan konsumen di selesaikan. Kepada pihak konsumen agar memberikan informasi yang jelas kepada pihak pelaku usaha dalam menentukan model jahitan yang diinginkan. Serta kepada para pihak agar menyelesaikan perselisihan dengan mengutamakan musyawarah.Kata Kunci : Usaha Jahit, Tanggung Jawab, dan Wanprestas

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN ELAK IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA TAHUN 2017

    Get PDF
    ABSTRAKPerencanaan tebal lapisan perkerasan jalan lentur di Indonesia menggunakan Metode Bina Marga. Perencanaan tebal perkerasan bergantung antara lain pada kemampuan daya dukung tanah dasar, material perkerasan, beban lalu lintas. beban lalu lintas erat berkaitan dengan lalu lintas harian rata-rata (LHR). Dalam perencanaan tebal perkerasan lentur Jalan Elak Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur, konsultan perencanaan CV. Zarindo Sructure menggunakan Metode Manual Perkerasan 2013 dengan nomor 02/M/BM/2013. Pada perencanaan ini dilakukan perhitungan tebal perkerasan lentur Jalan Elak Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur menggunakan Metode Manual Perkerasan 2017 Nomor 04/SE/Db/2017 . Hasil perencanaan konsultan CV. Zarindo Sructure, daya dukung tanah dasar (CBR) = 1,10% dengan menggunakan CBR minimum 2,5 % dan kategori perbaikan tanah berupa lapisan Geogrid, dan urugan pilihan, lapisan AC-WC dengan tebal 40 mm, lapisan AC-BC dengan tebal 60 mm, lapisan AC-Base dengan tebal 75 mm, lapisan fondasi kelas A dengan tebal 150 mm, lapisan fondasi kelas B dengan tebal pecah 200 mm, urugan pilihan 500 mm. Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan tebal perkerasan dengan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017, daya dukung tanah dasar (CBR) =1,35 %, meggunakan CBR minimum 2,5% dan kategori perbaikan tanah berupa lapisan Geogrid,urugan pilihan, lapisan AC-WC dengan tebal 40 mm, lapisan AC-BC dengan tebal 60 mm, lapisan AC-Base dengan tebal 210 mm, lapisan fondasi kelas A dengan tebal 300 mm, urugan pilihan 250 mm. Pada perencanaan ini terdapat perbedaan pada lapisan AC-Base, lapisan fondasi atas, Hal ini disebabkan pada Faktor pertumbuhan lalu lintas (i) dan hasil hitungan kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur rencana.Kata kunci : Perencanaan perkerasan lentur, Metode Bina Marga 2017

    Stepping Out With Carers: Evaluation Report

    Get PDF
    Commissioned by Sport England, the project aimed to evaluate the impact and reach of the Stepping Out with Carers walking scheme for people with disabilities and their Carers in Kent
    • …
    corecore