23 research outputs found

    Pemahaman terhadap Konsep Pahala dan Dosa Serta Hubungannya Dengan Etos Kerja Dosen dan Pegawai Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam IAIN Raden Fatah Palembang

    Get PDF
    Artikel ini membahas tentang konsep pahala dan dosa dalam ajaran Islam dan pengaruhnya terhadap etos kerja dosen dan staf Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, IAIN Raden Fatah Palembang. Pemahaman tentang pahala dan dosa, yang merupakan bagian dari doktrin etika dalam Islam ternyata memiliki peran dalam menentukan etos kerja. Kegiatan yang dianggap baik berdasarkan ajaran Islam pasti akan dihargai. Sebaliknya, mereka yang tidak menjalankan atau yang melanggar aturan akan mendapatkan dosa sebagai balasannya. Dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui survei, observasi, wawancara atau kuesioner, dalam artikel ini, diketahui bahwa pemahaman dosen dan staf tentang pahala dan dosa ternyata sangat berhubungan dengan etos kerja mereka sehari-hari. Semakin baik tingkat pemahaman dosen dan staf dengan konsep pahala dan dosa, semakin tinggi etos kerja mereka. Ini menyiratkan bahwa pemahaman seseorang tentang konsep pahala dan dosa itu dapat mendorong orang untuk bekerja lebih baik, lebih serius dan lebih berhati-hati. Atau dengan kata lain, secara teologis pemahaman ini dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari.This article discusses the concept of merit and sin in Islam and the influence by the work ethic of faculty and staff of the Faculty of Islamic Theology and Islamic Thought, Islamic State Institute Raden Fatah Palembang. Understanding of merit and sin, which is part of the doctrine of ethics in Islam to have a role in determining the work ethic. Activities that are considered good based on the teachings of Islam is believed to be rewarded. Vice versa, those who do not run or that violate the rules will get sin as a reward. By Idrus analysis using the method of data collection through the courts (survey, observation, interviews or questionnaires), in this article, Idrus found understanding of faculty and staff to the concept of merit and sin is very in touch with their work ethic in everyday tasks. Or the better the level of understanding of faculty and staff to the concept of merit and sin, the higher their work ethic. It implies that one's understanding of the concept of merit and sin it may encourage people to work better, more serious and more careful. Or in other words, the concept of theology is understood by a person that may have an impact on activity in daily life

    Pemikiran Sufistik Syaikh Umar Ibn Al-Fâridh dalam Dîwân Ibn Al-Fâridh

    Get PDF
    Makalah ini difokuskan pada upaya memahami tema-tema al-hubb al-ilâhi dalam pemikiran sufistik Syaikh Umar ibn al-Farîdh, salah seorang penyair mistik terbesar dalam sejarah mistisisme Islam. Syaikh Umar ibn al-Farîdh adalah seorang sufi penganut madzhab cinta, yang mahir menyusun syair-syair yang bertemakan cinta ilahi. Dengan keistimewaannya menggubah syair-syair cinta ketuhanan itu, ia kemudian dinobatkan sebagai Shulthân al-Âsyiqîn, sang pangeran cinta. Ibn al-Fârîdh mengekspresikan perasaan cintanya kepada Allah itu dalam sekumpulan syair yang diberi judul Dîwân ibn al-Fâridh. Ia telah memilih syair sebagai media untuk mengkomunikasikan pemikiran mistisnya, sehingga melalui media syair itu ajaran tasawufnya terlihat begitu estetis dalam suatu gaya yang tinggi di luar jangkauan akal murni. Kedalaman imajinasi dan penghayatan estetisnya yang begitu dalam membuat syair-syairnya terlihat sedemikian mistis, baik dalam kandungan isi maupun inspirasinya.The paper focused on efforts to understand the themes of al-hubb al-ilahi in Sufi thought of Shaykh Umar ibn al-Farîdh, one of the greatest mystical poets in the history of Islamic mysticism. Shaykh Umar ibn al-Farîdh was an adherent Sufi of love schools who was clever in composing poems with the theme of divine love. With his privileges in composing love poems divinity, he subsequently was named the Shulthân al-Âsyiqîn, the prince of love. Ibn al-Fârîdh expressed feelings of love to God in the collection of poems entitled Diwan ibn al-Fâridh. He had chosen poetry as a media to communicate ideas mystical, so that through the media of poetry the doctrine of his tasawuf looked so aesthetically in high style beyond the reach of pure reason. Depth of imagination and aesthetic appreciation that was so deep in making his poems looked so mystical, both in content and his inspiration

    Dampak Zikir Khafi Terhadap Ketenangan Jiwa pada Pengamal Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah

    Get PDF
    Peace of mind is a very universal expression of happiness experienced by people. Peace of mind has a very strong bond with dhikr, which is a verbal and spiritual worship activity that is expressed by saying certain sentences using the heart to mention Allah's name without an outward sound. The purpose of this study is to find out the method of practicing the Qadiriyah Naqsyabandiyahi Order and the impact of remembrance of kahfi on peace of mind for the practitioners of the Qadiriyah Naqsyabandiyah Order in Air Limau Village. This research method uses descriptive qualitative research methods, with data collection techniques, namely by observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the Qadiriyah Naqsyabandiyah Order is a combination of two orders, namely the Qadiriyah Tarekat and the Naqsyabandiyah Order. The Qadiriyah Naqsyabandiyah Order was founded by Sheikh Ahmad Khotib Syambas Ibn Abd.Ghaffar al-Sambasi al-Jawi (d.1878 AD) in 1857 AD. The procedure for the congregation is by coming to a murshid to take bai'at or making a promise to practice it. the teachings of the Qadiriyah Naqshbandiyah Order. The activities of the Qadiriyah Naqsyabandiyah Order by practicing the remembrance of Jahar, remembrance of khafi, khataman, manaqiban, riyadoh, and pilgrimages to the tomb of Mursyid. The visible impact when finished dhikr khafi is that it can cause a sense of energy in the soul, relieve stress, be solemn in worship, be passionate about worship, and always surrender to Allah for all trials or calamities and tests that come from Allah SWT.Ketenanagan jiwa ialah ekspresi kebahagian yang sangat universal dialami orang. Ketenangan jiwa mempunyai ikatan yang sangat kokoh dengan berzikir, ialah sesuatu aktifias ibadah verbal serta spiritual yang diekspresikan dengan mengucapkan kalimat tertentu dengan menggunakan hati untuk menyebut-nyebut asma Allah tanpa suara lahiriah. Tujuan penelitian ini mengetahui metode amalan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah serta damapak zikir kahfi terhadap ketenangan jiwa pada pengamal Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah di Desa Air Limau. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah merupakan gabungan dari dua tarekat yakni Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah. Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah didirikan oleh Syekh Ahmad Khotib Syambas Ibn Abd.Ghaffar al-Sambasi al-Jawi (w.1878 M.) pada tahun 1857 M. Tata cara bertarekat dengan cara datang ke seorang Mursyid untuk di bai’at atau mengucapkan janji untuk mengamalkan ajaran Tarekat Qadiriyah Naqsybandiyah. Aktifitas amalan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah dengan mengamalkan zikir Jahar, zikir khafi, khataman, manaqiban, riyadoh, dan ziarah ke makam Mursyid. Dampak yang terlihat ketika selesai berzikir khafi adalah dapat menimbulkan rasa ketenagan di dalam jiwa, menghilangkan stress, khusyuk beribadah, semangat beribadah, dan selalu berserah diri kepada Allah atas segala cobaan atapun musibah serta ujian yang datang dari Allah SWT

    Makna Tradisi Sesajen dalam Pembangunan Rumah Masyarakat Jawa:

    Get PDF
    The Meaning of the Tradition of Offerings in the Construction of Houses for the Javanese Community. A Case Study of Development in Srimulyo Village, Air Saleh District, Banyuasin Regency. This study aims to explain the process of implementing the offering tradition and reveal the meaning of offerings in the construction of Javanese community houses in Srimulyo village, Air Saleh sub-district, Banyuasin district. The method used is descriptive qualitative. Data collection techniques are observation, interviews, and documentation. The data analysis technique is to use structural analysis techniques. The results of the study showed that the types and forms of offerings used were fruits which meant that the results of human labor at work would be presented. And all these traditional offering activities are a manifestation of one's devotion and respect for God and every ritual has a meaning none other than asking for peace and serenity in life

    INTERNALISASI AMALAN-AMALAN TAREKAT NAQSYABANDIYAH DALAM MEMPERKUAT KEIMANAN (Studi Kasus di Desa Upang Ceria Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin)

    Get PDF
    The Tarekat in Upang Ceria Village has something interesting, namely from its inclusive nature, inclusiveness can be seen from the teachings and daily behavior of the followers of the Naqsyabandiyah Tarekat, many good changes have occurred after following this tarekat, both in the personal and social fields. The purpose of this study was to find out about how the community internalizes the practices of the Naqsyabandiyah Order in strengthening faith and to find out how the behavior of the followers of the Naqsyabandiyah Tarekat is. This research is a qualitative research in the form of field research. The data sources in this study are primary data from observations and interviews with followers of the Naqsyabandiyah Order, and secondary data includes documentation related to research. The data was collected by documenting the results of observations and interviews conducted in Upang Ceria Village as well as from various other references. The data analysis technique is carried out by data reduction, data presentation, and drawing conclusions about the results of the study. The results of the study were found in the internalization of the practices of the Naqsyabandiyah Order using two ways, namely individual guidance (Fardiyyah) which was done by means of allegiance, then self-accustoming , then do remembrance individually, and perform the practices of the Naqsyabandiyah Order. Furthermore, there is collective guidance, namely through tawajjuh and suluk activities. Based on the results of observations and interviews on the behavior of the followers of the Naqsyabandiyah Order in Upang Ceria Village, there have been many changes in lifestyle and behavior that have begun to gradually become better in order to get closer to Allah

    MAULID SIMTUD DUROR DI PONDOK PESANTREN AR RIYADH 13 ULU PALEMBANG

    Get PDF
    Penelitian ini membahas mengenai amalan bacaan Al-Quran yang lahir dari praktik-praktik komunal yang menunjukkan persepsi sosial masyarakat atau kelompok tertentu terhadap Al-Quran. Adapun rumusan masalahnya yaitu bagaimana makna shalawat dalam QS. Al-Ahzab ayat 56 dan bagaimana realisasi pembacaan maulid simtud duror dalam Qs. Al-Ahzab ayat 56 di Pondok Pesantren Ar Riyadh 13 Ulu Palembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru, santri serta masyarakat di lingkungan Pesantren Ar Riyadh Palembang terhadap QS. Al-Ahzab 56 serta untuk mengetahui bagaimana praktik pembacaan simtud duror  dengan QS. Al-Ahzab ayat 56 di lingkungan Pondok Pesantren Ar-Riyah 13 Ulu Palembang. Penelitian ini jenis penelitian lapangan (field research), menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data peniltian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu guru dan para santri di Pondok Pesantren Ar Riyadh 13 Ulu Palembang, sedangkan data sekunder yaitu masyarakat. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.  Penulis menggunakan metode living Qur’an, yaitu bagaimana al-Qur’an itu dipahami, dipraktekkan, dibaca dalam kehidupan. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya perintah shalawat dalam Al-Quran yaitu pada QS. Al-Ahzab ayat 56 yang menjelaskan bahwasannya Allah Swt memerintahkan hambanya agar senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Realisasi pembacaan maulid simtud duror dengan QS. Al-Ahzab ayat 56 di Pondok Pesantren Ar Riyadh 13 Ulu Palembang, merupakan paktek pembaacan yang dilaksanakan pada mingguan, bulanan, dan tahunan yang diliakukan secara berjamaah. Adapun fungsi pembacaannya terhadap kehidupan sehari-hari yaitu sebagai bukti rasa cinta terhadap Nabi Saw, mengharapkan keberkahan, memperoleh ilmu, tempat menjalin silaturahmi, saling tolong-menolong sesama manusia, dan juga mendapatkan rezeki

    Indonesia an official handbook 2002-2004

    No full text

    Indonesia an official handbook 2002

    No full text
    BaikDisertai C
    corecore