38 research outputs found

    MIKROENKAPSULASI MINYAK IKAN YANG MENGANDUNG ASAM LEMAK OMEGA-3 MENGGUNAKAN GUM ARAB SEBAGAI BAHAN PELAPIS

    Get PDF
    Minyak ikan yang mengandung asam lemak omega -3 sangat mudah mengalami oksidasi dengan adanya oksigen diudara dan sinar ultra violet. Mikroenkapsulasi merupakan salah satu cara untuk melindungi asam lemak dari terjadi oksidasi. Penelitian ini dilakukan untuk melindungi minyak ikan yang mengandung asam lemak omega-3 dengan enkapsulasi. Minyak ikan diekstraksi adri ikan make/lemuru (sardinella sp.) dan dicampur dengan bahan pengkapsul gum arab. Pencampuran dilakukan pada kondisi vakum   (50-70°C, 5-10 mmHg) dan dikeringkan menggunakan sprydrayer pada 185°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30% (b/b) penggunaan gumarab (fller) dan 50% (b/b) minyak ikan memberikan stabilitas emulsi mencapai 24 jam. Granule yang dihasilkan dapat dibuat menjadi tablet

    ASAM LEMAK OMEGA 3 DAN 6 SEBAGAI POTENSIAL INHIBITOR REAKSI FUSI VIRUS DENGUE

    Get PDF
    Protein envelope virus DENV berperan penting untuk interaksi dengan reseptor sel inang. Menghambat proses fusi protein envelope DENV akan menghambat proses pengikatan pada sel inang untuk perbanyakan virus DENV. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan antiviral baru yang dapat menginhibisi proses fusi protein envelope DENV melalui sisi pengikatan n-octyl-β-D-glucoside (β-OG) menggunakan asam lemak omega 3 dan 6. Proses inhibisi dilakukan menggunakan molekular docking dan uji toksisitas dilakukan untuk menguji keamanan antiviral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam lemak omega3/6 dapat dijadikan potensial inhibitor proses fusi protein envelope DENV.   Kuat  ikatan  (ΔGikatan) asam eikosapentaenoat  (EPA), asam arakidonat  (ARA), asam gamma linolenic (GLA), asam eikosatrienoat (ETA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) lebih besar dari senyawa pembanding n-octyl-β-D-glucoside (β-OG) dan A5 Kampmann. Uji toksisitas mengindikasikan bahwa asam lemak tersebut aman digunakan oleh manusia

    PENGARUH PENGGUNAAN PEREKAT SAGU DAN TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET DARI BIOMASSA LIMBAH PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH DI MALUKU

    Get PDF
    ABSTRAKBiomassa adalah materi biologis yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar, baik secara langsung maupun melalui proses yang dikenal sebagai konversi biomassa. Biomassa di Maluku yang dapat dikonversi menjadi sumber energi  panas alternatif adalah limbah daun penyulingan minyak kayu putih untuk mengatasi kebutuhan bahan bakar dipedesaan.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum perlakuan yang dicobakan dan karakteristik biobriket dari limbah penyulingan minyak kayu putih yang dibuat dengan perekat sagu dan tapioka. Desain experimen yang digunakan pada penelitian ini adalah completelly randomized design dengan perlakuan persentase penggunaan perekat tapioka dan sagu masing-masing 80 – 130% terhadap serbuk limbah penyulingan minyak kayu putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jumlah perekat sagu dan tapioka berpengaruh sangat signifikan terhadap kadar air, kadar abu, density dan zat yang hilang pada pemanasan . Hubungan antara penggunaan jumlah perekat sagu maupun tapioka pada pembuatan biobriket dengan berbagai variabel respon tersebut mengikuti pola linier dengan trend garis yang berbeda antar setiap variabel. Penggunaan perekat tapioka 130% terhadap serbuk limbah penyulingan minyak kayu putih menghasilkan briket dengan kerapatan dan zat yang hilang pada pemanasan  tertinggi  sedangkan kadar air dan kadar abu  terendah masing-masing 0,52  8,95%,  5,88% dan 6,82%. Rata-rata nilai kalor limbah penyulingan minyak kayu putih 4567,19 kal/g. Briket yang dibuat dengan perlakuan tersebut kadar air, zat yang hilang dan nilai kalor limbah daun sisa penyulingan minyak kayu putih  memenuhi standar karakteristik briket untuk rumah tangga

    KARAKTERISTIK MINYAK KAYU PUTIH PADA BERBAGAI LOKASI DI MALUKU

    Get PDF
    Minyak kayu putih  dihasilkan dari proses penyulingan daun kayu putih yang merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia.  Di Maluku  potensi terbesar terdapat pada Kabupaten Buru, kemudian diikuti  Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Tenggara Barat  dan  Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan karakteristik fisika kimia minyak kayu putih yang berasal dari berbagai desa pada empat Kabupaten penghasil minyak kayu putih di Maluku.   Data Penelitian di analisis menggunakan  completelly randomized design untuk megetahui pengaruh lokasi asal minyak kayu putih terhadap karakteristik fisika kimianya meliputi kadar sineol, bobot jenis (BJ), putaran optik, indeks bias dan kelarutan dalam alkohol menggunakan Standar Nasional Indonesia(SNI) No. 06-3954-2006  dan essential oil association of USA (EOA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi asal minyak kayu putih yang berbeda (desa/Kabupaten)  berpengaruh nyata terhadap  putaran optik dan indeks bias sedangkan terhadap sineol dan bobot jenis  berpengaruh tidak nyata. Dari 65 sampel minyak kayu putih yang diteliti terdapat 53 sampel atau 81,54%  dari berat jenis sampel yang memenuhi SNI   dan EOA. Kadar sineol dari keseluruhan Kabupaten penghasil minyak kayu putih di Maluku hanya 45% yang memenuhi SNI dan EOA. Indeks bias 94,9% dan putaran optik seluruhnya memenuhi  SNI dan OEA.  Kelarutan minyak kayu putih dalam etanol 80% pada empat Kabupaten di Maluku sebesar 85,51%

    KARAKTERISTIK OBAT NYAMUK BAKAR BERBAHAN BAKU INSEKTISIDA ALAMI DARI LIMBAH PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH

    Get PDF
    Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak dijumpai di daerah tropis dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa. Pemerintah membutuhkan partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian Demam Berdarah Dengue  melalui pemeriksaan jentik secara berkala dan berkesinambungan serta menggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Penggunaan insektisida nabati sebagai repelen menolak gigitan nyamuk penular penyakit.  banyak memberikan keuntungan diantaranya ramah lingkungan, tidak berdampak buruk pada kesehatan dan bahan bakunya mudah di dapat. Untuk itu dilakukan penelitian pemanfaatan limbah penyulingan minyak kayu putih di Maluku sebagai insektisida alami menolak gigitan nyamuk. Fokus Penelitian ini untuk mempelajari karakteristik fisik (lama bakar, berat per pasang, kadar air, keutuhan) anti nyamuk bakar yang dibuat dari serbuk limbah penyulingan minyak kayu putih dengan menggunakan factorial complete randomized design. Variabel respon sifat fisik diukur menggunakan SNI No 06-3566-1994. Hasil penelitian menunjukkan penambahan perekat organik dan suhu pengeringan produk berpengaruh signifikan sampai tidak signifikan terhadap variabel respon anti nyamuk bakar. Berat per pasang anti nyamuk pada berbagai perlakuan berkisar 25,23  – 31,54 gram, lama bakar 6,44 – 8,52 jam dan kadar air 4,43 – 9,77%

    ESTIMASI PRODUKSI MINYAK KAYU PUTIH PADA INDUSTRI KECIL PENYULINGAN DI MALUKU

    Get PDF
    Produksi minyak kayu putih pada sektor  industri kecil  turut mempengaruhi   pembangunan   di   Maluku   yang   akan memperkokoh  struktur  industri.  Penelitian  ini dilakukan untuk mengetahui  kemampuan  produksi  minyak  kayu putih di Maluku dengan menggunakan metode estimasi regresi dan nisbah. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling pada industri kecil penyulingan minyak kayu putih di empat kabupaten, satu kota dan  dua  puluh  desadi  Maluku.  Hasil  penelitian   menunjukkan   bahwa  dengan  menggunakan  metode  estimasi regresi kemampuan produksi minyak kayu putih di Maluku sebesar 251,71 - 260,79 liter/hari atau 226,59 - 234,35 kg/hari  dengan  tingkat  kepecayaan  95%,  sedangkan  dengan menggunakan metode  estimasi  nisbah  diperoleh kemampuan  produksi  minyak  kayu  putih  di  Maluku  sebesar  248,94  -  262,92  liter/hari  atau  224,05  -  236,63 kg/hari

    Karakterisasi Kolagen Gelembung Renang Tuna Sirip Kuning (Thunnus Albacares) Dari Perairan Maluku Menggunakan Ekstraksi Asam (Collagen Characterization From Swim Bladder of Yellowfin Tuna (Thunnus Albacares) From Maluku Using Acid Extraction)

    Full text link
    Gelembung renang merupakan bagian dari limbah hasil samping industri pengolahan ikan yang mengandung protein kolagen tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah pada gelembung renang adalah dengan mengolahnya menjadi ekstrak kolagen. Gelembung renang yang diteliti berasal dari ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) sebagai hasil tangkapan dominan di Maluku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ekstrak kolagen dari limbah gelembung renang ikan tuna sirip kuning yang meliputi proporsi, komposisi kimia, asam amino dan berat molekul. Gelembung renang diekstraksi menggunakan asam asetat 0,5 M dan 0,75 M. Limbah gelembung renang ikan tuna sirip kuning memiliki proporsi 0,35% dari seluruh bobot ikan dengan kandungan protein 20,27%. Proses ekstraksi asam menghasilkan kolagen yang teridentifikasi sebagai kolagen tipe I dengan berat molekul antara 130-145 kDa. Ekstraksi kolagen dari gelembung renang ikan tuna sirip kuning memberikan hasil terbaik pada ekstraksi menggunakan asam asetat 0,5 M dimana kandungan prolin 456,40 mg/g, glisin 1175,05 mg/g dan alanin 338,66 mg/g
    corecore