38 research outputs found

    VARIASI SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KAKAO DAN TEPUNG KULIT BIJI KAKAO PADA OLAHAN BROWNIES DITINJAU DARI SIFAT FISIK, DAYA TERIMA DAN KADAR LEMAK

    Get PDF
    Latar Belakang : Kakao merupakan tanaman yang dapat menghasilkan biji kakao yang mampu diolah menjadi bubuk untuk makanan maupun minuman. Biji kakao tersebut juga memiliki limbah yaitu kulit biji kakao yang tentunya memiliki kandungan gizi yang hampir sama dengan biji kakao. Kulit biji kakao berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai sumber lemak baik. Lemak pada kakao merupakan campuran trigliserida, yaitu senyawa gliserol dan tiga asam lemak. Lebih dari 70 % dari gliserida terdiri dari tiga senyawa tidak jenuh tunggal yaitu oleodipalmitin (POP), oleodistearin (SOS) dan oleopalmistearin (POS). Produk brownies dengan variasi substitusi tepung biji kakao dan tepung kulit biji kakao dengan harapan dapat menurunkan kandungan lemak dalam produk brownies . Tujuan Penelitian :Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui formula atau resep brownies kukus tepung biji kakao dan tepung kulit biji kakao yang terbaik berdasarkan sifat fisik, daya terima, dan kadar lemak. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah Eksperimental Murni dengan rancangan acak sederhana (RAS) dengan 4 perlakuan yaitu pencampuran tepung biji kakao dan tepung kulit biji kakao 0%, 25%:75%, 50%:50%, 75%:25%. Penelitian dilakukan di Laboraturium Jurusan Gizi Poltekkes Yogyakarta dan Laboraturium CV.Chem-Mix Pratama, Bantul, Yogyakarta khusus untuk uji kadar lemak. Hasil Penelitian : Sifat fisik brownies kukus memiliki warna coklat kehitaman, rasa khas brownies kukus, aroma khas brownies kukus dan tekstur empuk. Dari 4 perlakuan, perlakuan D dengan variasi 75%:25% adalah yang paling disukai oleh panelis. Dalam 100 gram brownies kukus yang mengandung lemak paling rendah adalah variasi campuran D yaitu 17,16%. Kesimpulan : Formulasi brownies kukus yang terbaik berdasarkan tingkat kesukaan kepada panelis adalah brownies kukus dengan variasi tepung biji kakao dan tepung kulit biji kakao 75%:25%. Kata kunci : kakao, tepung biji kakao, tepung kulit biji kakao, brownies kukus, lemak

    PENGARUH PEMBERIAN KONSELING DIET DASH (DIETARY APPROACH TO STOP HYPERTENSION) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI PESERTA PROLANIS DI PUSKESMAS SENTOLO I

    Get PDF
    Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Diet yang dikenal saat ini di negara maju bagi pasien-pasien hipertensi adalah diet DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension), yang merupakan diet sayuran serta buah yang banyak mengandung serat pangan (30 gram/hari). Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu (Quasy experiment) karena peneliti tidak mengacak subjek dan membentuk sebuah kelompok baru yang utuh untuk diberi perlakuan (treatment). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling sebanyak 15 orang. Data yang dikumpulkan meliputi tekanan darah awal, pre test, konseling diet DASH, pemantauan asupan diet DASH, post test dan tekananan darah akhir. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariate. Hasil penelitian ini diperoleh dari 15 responden mayoritas jenis kelamin perempuan. Tekanan darah awal dengan status hipertensi derajat I sebanyak 2 orang (13,3%) dan status hipertensi derajat II sebanyak 13 orang (86,7%). Terdapat perbedaan sistolik sebelum dan sesudah diberikan konseling diet DASH p = 0,0005 (p<0,05). Terdapat perbedaan tekanan diastolik sebelum dan sesudah diberikan konseling diet DASH p = 0,0104 (p<0,05). Ada pengaruh pemberian konseling diet DASH terhadap perubahan tekanan darah. Kata Kunci: Hipertensi, Konseling diet DASH, Perubahan Tekanan Dara

    HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN KARBOHIDRAT, SERAT DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Latar Belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan timbulnya hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin. Status gizi normal, asupan karbohidrat dan serat sesuai dengan kebutuhan penderita diabetes melitus dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah dalam batas normal.Aktivitas fisik dapat meningkatkan kontrol glukosa darah. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi, asupan karbohidrat, serat dan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah pada pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Metode:Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi padapenelitian ini adalahpenderita diabetes melitus tipe 2 pada pasien rawat jalan yang datang ke Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive samplingdengan jumlah sampel 43. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner, wawancara, serta pengukuran berat badan dengan menggunakanformulir recall 24 jam, kuesioner PAL aktivitas fisik, dan timbangan injak serta microtoise. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara status gizi dengan kadar glukosa darah puasa (p=0,394; r =2), ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan kadar glukosa darah puasa (p=0.05; r = 5,5), tidak ada hubungan antara asupan serat dengan kadar glukosa darah puasa (p = 0, 306; r = 6,9) dan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah (p = 0,672; r = 1,6) Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kadar glukosa darah puasa, ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan kadar glukosa darah puasa, tidak ada hubungan antara asupan serat dengan kadar glukosa darah puasa, dan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah Kata kunci: status gizi, asupan karbohidrat, serat, aktivitas fisik, diabetes melitus, kadar glukosa darah puas

    Modul Etika Penelitian

    Get PDF

    HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PESENAM AEROBIK WANITA

    Get PDF
    Latar Belakang: Tingginya kadar Trigliserida dalam darah merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner. Kurangnya aktifitas fisik , gaya hidup, asupan karbohidrat dan lemak yang berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Olahraga dapat memperbaiki profil lemak darah seperti menurunkan kadar total kolesterol dan trigliserida. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat dan lemak dengan kadar trigliserida pada pesenam aerobik wanita. Metode Penelitian: Jenis penelitian termasuk penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di Sanggar Senam Miracle pada tanggal 17-18 Februari 2017. Subyek penelitian adalah member senam yang hadir, bersedia menjadi responden dan berumur diatas 20 tahun. Subyek penelitian berjumlah 30 orang. Variabel penelitian adalah asupan karbohidrat, lemak dan kadar trigliserida. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan 53,3% responden memiliki asupan karbohidrat dan lemak tinggi. Responden yang mempunyai kadar trigliserida tinggi sebanyak 20%. Responden yang mempunyai asupan karbohidrat dan lemak tinggi dan kadar trigliserida tinggi sebesar 28% (4 orang) dan responden yang mempunyai asupan karbohidrat dan lemak cukup dan memliki kadar trigliserida tinggi sebesar 12.5% (2 orang). Hasil uji fisher’s exact test menunjukan bahwa nilai p yaitu 0,261 yang artinya hubungan antara asupan karbohidrat dan lemak terhadap kadar trigliserida tidak bermakna. Kesimpulan: Responden dengan asupan karbohidrat dan lemak lebih dari kebutuhan/tinggi sebanyak 53,3%. Kadar trigliserida tinggi sebanyak 20% responden. Tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dan lemak terhadap kadar trigliserida pada pesenam aerobik wanita. Kata Kunci: Asupan Karbohidrat, Lemak, Senam Aerobik, Trigliserid

    HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI ANGGOTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA

    Get PDF
    Background: Exercise is one of the physical activities done with the aim to achieve physical fitness. Fulfillment of energy intake, protein and nutritional status can improve one's physical fitness. Objective: To examine the relationship between the level of energy intake, protein and nutritional status with physical fitness of extracurricular sports members. Methods: This type of research is a quantitative observational study with cross-sectional design. This research was conducted in March 2018. The population of this research is the member of extracurricular sport of SMP Negeri 6 Yogyakarta. Determination of sample is random sampling with simple random sampling with total sample 37. Data collection through questionnaire filling, interview, nutritional status measurement and TKJI test using SQ-FFQ and TKJI form, bathroom scales and microtoise. Analysis technique using Spearman Rank. Result: The result showed that there was a correlation between energy intake level and physical fitness level (p = 0,003), there was no correlation between protein intake level and physical fitness level (p = 0,012) and there was relationship between nutritional status and physical fitness level (p = 0.008). Conclusion: There is a relationship between the level of energy intake with physical fitness level, there is no relationship between the level of protein intake with physical fitness levels and there is a relationship between nutritional status with the level of physical fitness. Keywords: Energy Intake, Protein Intake, Nutritional Status, Physical Fitness

    PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI NILAI GIZI PADA BUKU MENU TERHADAP PERSEPSI KONSUMEN DALAM PEMILIHAN MENU DI RUMAH MAKAN

    Get PDF
    Latar Belakang : Salah satu pesan gizi seimbang adalah perilaku membaca label gizi yang dapat mendukung pola hidup sehat dengan membantu konsumen menentukan pilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Pemberian label informasi nilai gizi pada produk makanan dan minuman yang disajikan di rumah makan masih jarang. Pada umumnya daftar menu makanan di rumah makan hanya terdiri atas daftar makanan dan harga makanan. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian informasi nilai gizi pada buku menu terhadap persepsi konsumen dalam pemilihan menu di Rumah Makan Kupat Tahu Magelang Pak Slamet Ragil Cabang 85. Metode Penelitian : Penelitian adalah cross sectional, dilaksanakan pada bulan Maret 2018. Subjek penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung di Rumah Makan Kupat Tahu Magelang Pak Slamet Ragil Cabang 85 berjumlah 80 konsumen. Analisis data menggunakan chi square. Hasil Penelitian : Hasil uji chi square diperoleh nilai p>0,005 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan persepsi konsumen yang membaca buku menu dan konsumen yang tidak membaca buku menu. Odds ratio konsumen yang membaca informasi nilai gizi pada buku menu adalah 3,35 yang berarti konsumen yang diberikan buku menu yang dilengkapi nilai gizi memiliki persepsi baik 3,35 lebih baik dalam memilih menu dibandingkan dengan konsumen yang tidak membaca buku menu. Kesimpulan : Tidak ada pengaruh pemberian informasi nilai gizi pada buku menu terhadap persepsi konsumen dalam pemilihan menu di rumah makan Kata Kunci : informasi nilai gizi, persepsi konsumen, pemilihan menu makana

    HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP MUTU MAKANAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP KABUPATEN KULON PROGO

    Get PDF
    Makanan merupakan komponen penting dalam rantai penyembuhan pasien.Upaya untuk menjamin keamanan makanan adalah dengan menerapkan jaminan mutu. Prinsip keamanan makanan meliputi Good Manufacturing Practices (GMP), hygiene dan sanitasi makanan serta penggunaan bahan tambahan makanan (Kemenkes, 2013). Penjamah makanan merupakan vector yang dapat mencemaripangan baik cemaran fisik, kimia maupun biologi. Perilaku penjamah makanan yang tidak baik dapat meningkatkan resiko terjadinya kontaminasi bakteri pada makanan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin melakukan penelitian hubungan pada karakteristik individu dengan perilaku hygiene sanitasi penjamah makanan terhadap mutu makananan di Puskesmas Rawat inap Kabupaten Kulon Progo. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dilaksanakan pada bulan April – Juli 2017 di Puskesmas Temon 1, Sentolo 1, Samigaluh 1, Galur 2 dan Girimulyo 2. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 11 orang. Penelitian dilakukan dengan cara observasi perilaku dan pengisian kuisioner karakteristik.Karakteristik penjamah makanan di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Kulon Progo adalah semua perempuan, berusia rata-rata 47 tahun, paling banyak berpendidikan tinggi (63,6%), dengan masa kerja rata-rata 18 tahun di ruang penyelenggaraan makanan dan sebagian besar penjamah makanan sudah pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan tentang higiene sanitasi makanan (63,6%). Sebagian besar tenaga penjamah makanan di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Kulon Progo berperilaku cukup (36%) dan baik (36%). Mutu makanan lauk hewani adalah aman dengan rata-rata angka kuman 420 koloni/gram sampel dan berada di bawah batas maksimal Standar Nasional Indonesia.Tidak ada hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku higiene sanitasi penjamah makanan terhadap mutu makanan di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Kulon Progo. Kata kunci : Perilaku, Higiene Sanitasi, Penjamah Makanan, Mutu Makanan,Puskesmas Rawat Ina

    PENGARUH MODIFIKASI RESEP LAUK NABATI TEMPE TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DAN SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RSUD WONOSARI

    Get PDF
    Latar Belakang:Terapi diet merupakan bagian dari perawatan penyakit yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh.Meskipun telah banyak rumah sakit menyajikan makanan yang memenuhi selera pasien, tetapi masih banyak makanan yang disajikan kurang memuaskan pasien sehingga terjadi sisa makanan. Berdasarkan studi pendahuluan, diketahui masih dijumpai sisa makanan yang tinggi pada lauk nabati tempe di RSUD Wonosari. Tujuan: tujuan penelitian ini untuk mengetahuipengaruh modifikasi resep lauk nabati tempe terhadap tingkat kesukaan dan sisa makanan pasien rawat inap kelas III RSUD Wonosari. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan rancangan the one shot case study terdiri dua tahap yaitu penelitian terhadap panelis dan dilanjutkan terhadap pasien. Subjek penelitian ini adalah pasien rawat inap kelas III RSUD Wonosari dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang dengan kriteria tertentu. Analisis data menggunakan chi square dan independent sample t-test. Hasil: Modifikasi resep dilakukan pada bahan, bumbu, serta cara pengolahan dengan food cost yang telah memenuhi standar harga lauk nabati RS. Diketahui pada gulai bola tempe, pasien menyatakan suka sebanyak 26 orang dengan sisa makanan sedikit sebesar 93,3%. Sedangkan pada botok tempe, pasien yang menyatakan suka sebanyak 18 orang dengan persentase sisa sedikit sebanyak 73,3%. Hasil uji chi square pada tingkat kesukaan pasien diperoleh nilai p<0,05 dan uji independent sample t-test diperoleh p<0,05. Hal ini dapat diartikan terdapat perbedaan tingkat kesukaan dan sisa makanan pasien. Kesimpulan: Ada pengaruh modifikasi resep lauk nabati tempe terhadap tingkat penerimaan berdasarkan penilaian tingkat kesukaan dan sisa makanan pasien. Kata Kunci: modifikasi resep, tingkat kesukaan, sisa makana
    corecore