33 research outputs found

    Pemanfaatan tanaman obat keluarga untuk mencegah penyakit hipertensi dan diare

    Get PDF
    Pengetahuan mengenai pemanfaatan Toga dapat merubah persepsi masyarakat tentang pengendalian penyakit hipertensi dan diare. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait pemanfaatan tanaman obat keluarga dalam mengatasi/mencegah penyakit, selain itu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menggunakan dan membudidayakan obat herbal. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Watang Bengo, Kec. Cendrana Kab, Maros. Target dalam kegiatan ini ialah 10 Orang masyarakat di dusun watang bengo, desa limapoccoe, kecamatan cenrana, kabupaten maros. Indicator keberhasilan dalam kegiatan ini ialah 70% masyarakat di dusun watang bengo, meningkat pemahamannya terkait bagaimana cara memanfaatkan toga dalam mengatasi/mencegah penyakit. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner terkait dengan pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Hasil kegiatan menujukkan terdapat perbedaan pada pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dengan kategori pengetahuan yang baik setelah penyuluhan yaitu 83.3%. Diharapkan dengan adanya intervensi yang dilakukan, masyarakat dapat lebih antusias dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar, menerapkan perilku hidup bersih dan sehat, agar dapat berperilaku yang lebih baik dalam mencegah hipertensi dan diar

    STATUS KECACINGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH) DALAM PEMANTAUAN KEJADIAN ANEMIA PADA MURID SD INPRES BAKUNG SAMATA KABUPATEN GOWA TAHUN 2013

    Get PDF
    Kecacingan merupakan masalah yang sangat beresiko dan rentan dihadapi anak usia 5-14 tahun karena anak di usia tersebut belum bisa menjaga kebersihan dirinya sendiri.penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini untuk mengetahui status kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) dalam pemantauan kejadian anemia pada murid SD Inpres Bakung Samata Kabupat-en Gowa Tahun 2013.Hasil penelitian dalam pemantauan kejadian anemia menunjukkan tidak ada hub-ungan antara status Soil Transmitted Helminth dengan kejadian anemia pada murid SD Inpres Bakung Samata Gowa, yang berarti bahwa bukan hanya satu factor yang menyebab-kan terjadinya anemia namun banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya anemia. Yai-tu bukan hanya infeksi kecacingan yang menjadi satu-satunya penyebab anemia, namun ju-ga dapat disebabkan karena kurangnya asupan zat besi dalam tubuh, perdarahan karena penyakit tertentu, ataupun karena diare. Selain itu faktor sosial ekonomi keluarga juga mempunyai kontribusi besar menyebabkan anemia.Kata Kunci : Kecacingan Soil Transmitted Helminth, Pemantauan Anemia, Murid S

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hyperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di RSUD Syekh Yusuf Tahun 2019

    Get PDF
    Hyperemesis Gravidarum didefinisikan mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil dengan frekuensi >10 kali sehari, sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil dan jika tidak ditangani bahkan bisa menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester I dan II yang berkunjung di Poli KIA di RSUD Syekh Yusuf periode Januari-Februari tahun 2020. Jumlah sampel sebanyak 99 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data dinalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan, bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X2 65.663 dan p-value 0.000, terdapat hubungan antara sikap ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X2 67.210 dan p-value 0.000, terdapat hubungan antara dukungan suami ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X2 62.561 dan p-value 0.000, terdapat hubungan antara paritas ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X2 14.588 dan p-value 0.000 dan terdapat hubungan antara pola makan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X2 87.332 dan p-value 0.000

    Food intake, Anemia Status, and Learning Achievement at Female Students in Gowa Regency, Indonesia

    Get PDF
    The main cause is due to food intake that lacks nutrients that can increase blood Hb levels. Anemia in school children can cause fatigue, lethargy, sleepiness, decreased concentration in learning which results in decreased learning achievement. This study aims to determine the description of food intake, anemia status, and learning achievement in young women of SMP Negeri 1 Parangloe, Gowa in 2019. This type of research is a descriptive study with a sample of 97 people. To find out the food intake of students, the 24-hour recall method was used, while the Cyanmethemoglobin method was used to measure Hb levels, and to measure their learning achievement was done by recording the average results of report cards. The results showed that 30.9% of female students suffered from anemia, 43.3% of female students with less energy intake, 28.9% with less protein intake, 44.3% with less iron intake, 58.8% with vitamin A intake is lacking, 56.7% with less vitamin C intake, 45.4% with less zinc intake. Regarding learning achievement, there are 23.7% of adolescent students with poor learning achievement. Seeing that there are still students with low academic achievement in SMP Negeri 1 Parangloe Gowa, it is recommended for students in addition to improving their learning, also increasing the consumption of foods rich in iron, protein, vitamin C, vitamin A, and zinc to prevent anemia which affects the learning achievement.

    Immunization Status Related to Acute Respiratory Infections in Toddlers in Takallar District, Indonesia

    Get PDF
    Acute Respiratory Infection (ARI) is the main cause of mortality and morbidity in children, especially in children under five, so it is necessary to know the risk factors for children's health. This study aimed to determine the relationship between exclusive breastfeeding, immunization status, and mother's knowledge with the incidence of ARI in children aged 12-59 months. This research was a cross-sectional study located in Takalar Regency which is devoted to Pattallassang Village. This study focused on 82 toddlers/respondents in the research location. The sampling technique used was accidental sampling. A structured questionnaire was used to collect data. The frequency and proportion were calculated as the descriptive part of the analysis while the Qui/Fisher Exact test was performed as an inferential analysis using SPSS. This study showed that there was no significant relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of ARI under five with a value of p = 0.341, there was a relationship between immunization status and the incidence of ARI in infants with a value of p = 0.045, and there was no relationship between maternal knowledge and the incidence of ARI under five with p-value = 0.072. This study found that ARI was common in children under five in the study area. The results of the study indicate the need to increase maternal knowledge about risk factors for ARI, its signs, and symptoms, prevention, and treatment

    Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar Tahun 2014

    Get PDF
    Stunting merupakan masalah gizi kronis yang muncul sebagai akibat dari keadaan kurang gizi yang berlangsung cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi keluarga (pendidikan orang tua, pengetahuan gizi dan stunting pada ibu, pekerjaan ibu, pendapatan orang tua, dan jumlah anggota keluarga) dengan kejadian stunting anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar tahun 2014. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif melalui pendekatan analitik observasional dengan desain cross-sectional study. Jumlah sampel sebanyak 192 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proportional stratified random sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan sampel memiliki masalah stunting sebesar 54,7% (37,5% pendek dan 17,2% sangat pendek). Untuk status sosial ekonomi, terdapat sekitar 77,6% ayah yang berpendidikan kurang, sekitar 78,1% ibu yang berpendidikan kurang, sekitar 51% ibu yang berpengetahuan kurang, sekitar 20,8% ibu yang bekerja, sekitar 71,4% keluarga yang berpendapatan kurang dan terdapat sekitar 10,4% yang memiliki jumlah anggota keluarga besar.Berdasarkan hasil uji chi-square, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu (p=0,020) dan pengetahuan gizi & stunting pada ibu (p=0,000) dengan kejadian stunting anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Barombong. Dan tidak adanya hubungan antara pendidikan ayah (p=0,150), pekerjaan ibu (p=0,513), pendapatan orang tua (p=0,599), dan jumlah anggota keluarga (p=0,178) dengan kejadian stunting anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Barombong.Untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi stunting, diperlukan penanganan dimulai sejak dini, seperti perlunya pemantauan pertumbuhan balita dengan pengukuran tinggi badan secara berkala melalui posyandu, serta diperlukan penyuluhan kesehatan secara rutin dalam meningkatkan pengetahuan gizi bagi orang tua khususnya pengetahuan ibu sehingga pengetahuan meningkat demi mewujudkan keluarga yang sadar akan gizi.

    Gambaran Pengguna Narkoba Inhalasi (Ngelem) Pada Anak Jalanan Di Kota Makassar Tahun 2015

    Get PDF
    Perilaku menyimpang yang populer dikalangan anak jalanan adalah ngelem yang secara harfiah memang berarti menghirup lem. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran epidemiologi pengguna narkoba inhalasi (ngelem) pada anak jalanan di Kota Makassar. Penelitian ini tergolong kuantitatif dengan pendekatan Deskriptif Observasional dengan sampel sebanyak 43 responden yang dipilih secara Accidental sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan anak jalanan yang menggunakan narkoba inhalasi (ngelem) sebagian besar pada umur 15-18 tahun sebanyak 29 (67,4%) responden, dengan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki sebanyak 41 (95,3%) responden. serta pendidikan tertinggi yakni, SD sebanyak 21 (48,8%) responden. Status ekonomi orang tua responden cenderung rendah dimana pendidikan pada ayah yang tertinngi yakni SD sebanyak 15 (34,9%) responden begitu pula pada Ibu yakni SD sebanyak 19 (44,2%) responden. Sebagian besar Pekerjaan Ayah yaitu di bidang jasa sebanyak 18 (41,9%) responden sedangkan pada Ibu yaitu IRT sebanyak 34 79,1% responden serta seagian besar pendapatan orang tua kurang dari Rp 2.075.000 sebanyak 33 (76,7%) responden.Jenis lem yang tertinggi yang digunakan adalah lem fox sebanyak 39 (90,7%) responden sebagian besar mendapatkan lem dengan membeli sendiri sebanyak 17 (39,5%) responden dan sebagian besar menghirup lem karena diajak teman sebanyak 22 (51,2%) responden. Teknik menghirup lem yang tertinggi dengan menggunakan kantong plastik sebanya 33 (76,7%) responden dan sebagian besar menghirup lem dilakukan di emperan toko sebanyak 17 (39,5%) responden diatas pukul 22 Wita sebanyak 14 (32,6%) responden. Lama menggunakan lem sebagian besar 1-4 bulan sebanyak 19 (44,2%) responden. Dengan Menghabiskan lem sebagian besar 1-3 kaleng/hari sebanyak 22 (51,2%) responden dengan menghirup lem sebagian besar 4-6 kali/hari sebanyak 27 (62,8%) responden. Implikasi penelitian ini adalah dihimbau kepada Dinas sosial dan LSM yang terkait lainnya agar menggiatkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang bahaya penggunaan narkoba khususnya pada inhalasi (ngelem).Kata Kunci : Anak Jalanan, Narkoba inhalasi (Ngelem

    Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Manajemen Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Samaenre Kabupaten Sinjai Tahun 2014

    Get PDF
    Manajemen laktasi merupakan segala tatalaksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan menyusui sehingga bayi dapat disusui dengan baik dan benar khususnya pemberian ASI eksklusif. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang manajemen laktasi di wilayah kerja Puskesmas Samaenre Kabupaten Sinjai tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Samaenre pada tahun 2014. Data yang dikumpulkan sebanyak 101 melalui sampel yang terpilih dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu quota sampling  atau pengambilan sampel berdasarkan jatah dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Prosedur analisis data dimulai dengan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang digunakan melalui analisis SPSS 21 dengan uji Corrected Item Correlation untuk mengetahui validitas instrumen, sedangkan uji reliabilitas menggunakan nilai Croanbach’s Alpha.Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pengetahuan, sikap dan manajemen laktasi ibu di wilayah kerja Puskesmas Samaenre pada tahun 2014 sebagian besar masih berada pada kategori kurang baik yaitu  sebanyak 78 responden (77,2%) dan terdapat 23 responden (22,8%) berpengetahuan baik tentang manajemen laktasi. Disebabkan, karena kurangnya kesadaran atau kontrol dari lingkungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan serta kesadaran dari ibu itu sendiri.Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang manajemen laktasi, maka diperlukan adanya penyaluran informasi atau sosialisasi terkait masalah kesehatan khususnya tentang manajemen laktasi dari petugas kesehatan kepada masyarakat. Serta disarankan kepada masyarakat khususnya para ibu untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan banyak bertanya kepada yang lebih paham tentang kesehatan.

    Analisis Spasial Kejadian Tuberkulosis di Daerah Dataran Rendah Kabupaten Gowa

    Get PDF
    Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 terdapat 20.4 juta kasus baru tuberculosis di seluruh dunia, (World Health Organization, 2016). Lingkungan Fisik rumah yang tidak memenuhi syarat ,seperti suhu, kelembaban, kepadatan hunian, luas ventilasi, dan kondisi dinding dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit Tuberkulosis. Dalam Al-qur’an Surah Asy-syura (42:30), Allah SWT Berfirman yang terjemahnya bahwa apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri. Sehingga manusia harus selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah agar terhindar dari penyakit dan bisa tetap sehat.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian tuberculosis di daerah dataran rendah Kabupaten Gowa tahun 2017. Jenis penelitian yang di gunakan adalah Penelitian Kuantitatif dengan rancangan Observaisonal deskriptif dengan menggunakan pendekatan Sistem Infromasi Geografi (SIG), dengan jumlah populasi sebanyak 423 orang dan jumlah sampel sebanyak 99 orang. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan yaitu random sampel.Analisis data spasial menggunakan Quantum GIS dan untuk analisis deskriptif menggunakan SPSS 17.0.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan hunian dalam rumah kurang dari 9 m2/orang adalah 29,3%, Luas ventilasi kurang dari 10% luas lantai 21,2%, kondisi dinding yang tidak kedap air 32,3%, lantai yang tidak kedap air 19,2%, kelembaban ruangan dalam rumah ( 70%) hanya 1,0%, suhu udara dalam rumah (> 300C)  yaitu 100% tidak memenuhi syarat dan terdapat 12,1% rumah penderita yang menggunakan AC sedangkan untuk jarak rumah penderita yang dekat dari pelayanan kesehatan sebanyak 82 rumah (82.8%) dan sebanyak 17 rumah (17.2%) yang jarak rumahnya jauh dari pusat pelayanan kesehatan . Kata Kunci : Analisis Spasial, Tuberkulosis, Dataran rendah kondisi fisik lingkungan ruma

    Analisis Spasial Kejadian Tuberkulosis di Daerah Dataran Rendah Kabupaten Gowa

    Get PDF
    Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 terdapat 20.4 juta kasus baru tuberculosis di seluruh dunia, (World Health Organization, 2016). Lingkungan Fisik rumah yang tidak memenuhi syarat ,seperti suhu, kelembaban, kepadatan hunian, luas ventilasi, dan kondisi dinding dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit Tuberkulosis. Dalam Al-qur’an Surah Asy-syura (42:30), Allah SWT Berfirman yang terjemahnya bahwa apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri. Sehingga manusia harus selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah agar terhindar dari penyakit dan bisa tetap sehat.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian tuberculosis di daerah dataran rendah Kabupaten Gowa tahun 2017. Jenis penelitian yang di gunakan adalah Penelitian Kuantitatif dengan rancangan Observaisonal deskriptif dengan menggunakan pendekatan Sistem Infromasi Geografi (SIG), dengan jumlah populasi sebanyak 423 orang dan jumlah sampel sebanyak 99 orang. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan yaitu random sampel.Analisis data spasial menggunakan Quantum GIS dan untuk analisis deskriptif menggunakan SPSS 17.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan hunian dalam rumah kurang dari 9 m2/orang adalah 29,3%, Luas ventilasi kurang dari 10% luas lantai 21,2%, kondisi dinding yang tidak kedap air 32,3%, lantai yang tidak kedap air 19,2%, kelembaban ruangan dalam rumah ( 70%) hanya 1,0%, suhu udara dalam rumah (> 300C) yaitu 100% tidak memenuhi syarat dan terdapat 12,1% rumah penderita yang menggunakan AC sedangkan untuk jarak rumah penderita yang dekat dari pelayanan kesehatan sebanyak 82 rumah (82.8%) dan sebanyak 17 rumah (17.2%) yang jarak rumahnya jauh dari pusat pelayanan kesehatan
    corecore