Pengelolaan Kelas Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Barus Kabupaten Tapanuli Tengah

Pengelolaan kelas merupakan bagian dari manajemen pendidikan yang lebih khusus menekankan pada kemampuan atau kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif di kelas. Tentunya dengan memanfaatkan semua media pembelajaran yang ada mulai dari tata ruang, waktu yang diberikan, sumber belajar maupun terkait integritas guru dalam membangun interaksi dan kedisiplinan siswa di dalam kelas. Sehingga seluruh indikator yang ditetapkan guru dalam pembelajaran bisa tercapai. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana cara guru dalam mengelola kelas di Madrasah Tsanawiyah Negeri Barus Kabupaten Tapanuli Tengah. Dari sini akan ditemukan cara-cara guru di dalam kelas terkait penataan ruang, menetapakan waktu pembelajaran, menentukan sumber bahan ajar, menciptakan interaksi dengan siswa dan menciptakan kedisiplinan siswa di kelas. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (observasi) dan data yang digunakan terdiri dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk menemukan secara utuh cara apa saja yang telah dijalankan guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara pengelolaan kelas yang berjalan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Barus Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan suatu usaha kreatifitas guru dalam mengajar. Sedangkan pihak sekolah hanya menetapkan aturan yang sifatnya garis besar, dalam hal untuk pencapaian visi misi sekolah. Adapun cara guru tersebut meliputi: Pertama, penataan ruang kelas yang disesuaikan dengan materi, seperti diskusi kelompok dibentuk meja melingkar, sedangkan secara umum di kelas hanya membentuk meja berbanjar dari depan ke belakang. Kedua, guru menetapkan waktu pembelajaran yang rata-rata satu mata pelajaran 2 jam pelajaran atau 80 menit, meliputi pembukaan, penjelasan, tanya jawab, mengerjakan latihan dan sisa waktu untuk penutup. Ketiga, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran melalui rapat guru mata pelajaran membuat silabus, RPP dan sebagainya, maupun bahan-bahan lain yang mendukung pencapaian materi sebelum pembelajaran dimulai. Keempat, guru menciptakan interaksi yang lebih partisipatif dengan siswa dan Kelima, guru menciptakan kedisiplinan dengan memberikan hadiah dan hukuman yang sifatnya mendidik. Dan arah yang berjalan dari hasil observasi sudah cukup menunjang dalam pencapaian mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Barus karena tingkat kreatifitas guru cukup baik

Análisis de susceptibilidad de riesgo por deslizamiento de tierra mediante fotogrametría con drones, en la parroquia Belisario Quevedo, bosque antenas del Pichincha

La presente investigación se realizó para analizar la susceptibilidad de deslizamiento de tierra por las actividades antrópicas o naturales en Bosque Antenas del Pichincha del DMQ. En la actualidad los deslizamientos de tierra ocurren con mayor frecuencia ya sea por las condiciones climáticas como las precipitaciones continuas, o por eventos naturales como los sismos, generando preocupación e inseguridad a la población. Para realizar este estudio se utilizó un vehículo aéreo no tripulado que permitió obtener la información geográfica de las zonas de difícil acceso y recopilar los datos donde ya hay deslizamientos muy pequeños. Los vuelos se realizaron durante los meses octubre, noviembre y diciembre, con el objetivo de determinar la posible dirección y modificación de las coordenadas de ubicación del modelo desarrollado, en cada periodo se analizó 400 fotografías aproximadamente, además se utilizó un GPS diferencial de doble frecuencia para colocar los 7 puntos de control terrestre, cuyas coordenadas se obtuvo con el método estático GNSS. Para procesar las imágenes obtenidas se utilizó el software PIX4D, en cada periodo se recopilo la información de error medio cuadrático (RMS) y distancia de muestreo del suelo (GSD), como resultados del procesamiento se obtuvo Modelo digital de la superficie y ortomosaico. Los resultados obtenidos de primer periodo el RMS máximo = 0,0235m y GSD 0,0352m, para el periodo 3 se obtuvo RMS máximo de 0,0132 m y GSD de 0.0304 m. Para el modelo de ubicación y altura la comparación de movimientos entre el periodo T3 y T1, el valor de desplazamiento bidimensional fue de 1,7 m. y la variación de la altura de 1,031 m.The present investigation was conducted to analyze the susceptibility of landslides for the activities anthropogenic or natural in Pichincha Antennas Forest of the DMQ. In the actuality the landslides happen more frequently, either due to climatic conditions such as continuous rainfall, or due to natural events such as earthquakes generating concern for the population. To carry out this study used an unmanned aerial vehicle (UAV), was used to get geographic information on areas of difficult access and collect data where there are very small landslides. The flights were carried out during the months of October, November and December with the objective of determining the possible direction and modification of the location coordinates of the developed model. Approximately 400 photographs were analyzed in each period, in addition, a dual-frequency differential GPS was used to place the 7 ground control points, whose coordinates were obtained with the static GNSS method. To process the images obtained, the PIX4D software was used, in each period the information of root mean square error (RMS) and Ground Sampling Distance (GSD) was collected, as outputs of the processing, a digital model of the surface and orthomosaic was obtained for the location and height. The results obtained from the first period the maximum RMS = 0.0235m and GSD 0.0352m, for period 3 maximum RMS of 0.0132 m and GSD of 0.0304 m were obtained, the comparison of movements between the period T3 and T1, the value of two-dimensional displacement was 1.7 m and the variation of the heigtht of 1.031m

PERAN SISWA PADA PROGRAM ADIWIYATA DALAM MENGURANGI PEMANASAN GLOBAL DI SMA NEGERI 4 KABUPATEN LAHAT

Masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah peran siswa pada program adiwiyata dalam mengurangi pemanasan global di SMAN 4 Lahat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran siswa pada Program Adiwiyata dalam mengurangi pemanasan global di SMAN 4 Lahat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Siswa yang ingin di wawancara yaitu kelas XII, karena kelas XII sudah lebih memahami akan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Program Adiwiyata. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara dan teknik analisis data menggunakan reduksi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran siswa di SMA Negeri 4 Lahat tersebut cukup baik, hal itu terlihat dari seluruh siswa di Sekolah tersebut ikut berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan yang dilakukan setiap hari yaitu pagi hari

System Architecture for 3D Gravity Modelling

A flexible software architecture for gravity modelling is establishedand the advantage is discussed of having several alternative programs tohandle complex 3D models. The flexible architecture consists of four parts, implemented in a distributed computer environment:the three-dimensional model builders and visualizers (GOCADsoftware, version 7.0), the model representation translators (GOCADsoftware or GEOMOD sofware), the forward simulation algorithmsof gravimetric data (alpplying Talwani-Ewing and Goetze- Lahmeyermethods in the finite-element representation class), and the inversion(model updating) scheme manager based on the Cordell - Hendersoninversion procedure.A good software architecture should at least keep the model building and updating software separate from the forward simulation software. Inversion schemes can then be realized by communication between the two parts of software.Several synthetic cascs are shown to demonstrate the use and thecapability of the architecture and methods applied. The gravity fieldsof complex 3D models, i.e. overhanging and non-overhanging saltdomes, are simulated. The gravimetric anomalies for both cases havevery similar shapes. Gravity modelling can distinguish between these,because the existing mass differences result in anomaly differencesboth for surface profiles and X-sections. The capability of the inversionprocedure is also shown in the discussed synthetic case. The inversion manager is able to create the global structural forms representedas a horizon with constant density contrast (a two-layer model) from residual gravity anomalies.</div

Commonly Used Outcome Measurement Tools in Pediatric Physical Therapy Telerehabilitation in the Philippines: A Quantitative Cross-Sectional Descriptive Study

With the COVID-19 pandemic, the adoption of telerehabilitation has rapidly increased to improve access and minimize cross-infection risk to patients. Nevertheless, Filipino pediatric physical therapists (PTs) must ensure that they conduct evidence-based procedures for specific tests and measures to determine patient outcomes. This investigation reported the most common pediatric outcome measurement tools (OMTs) used in telerehabilitation by Filipino pediatric PTs treating 0 to 21-year-olds in the Philippines. Validation and pilot testing of an adapted questionnaire on OMT usage was undertaken before dissemination via email and social media. Pediatric PTs reported that the commonly used OMTs in telerehabilitation are Gross Motor Function Measure (GMFM) (100%)—including both versions of GMFM-88 and GMFM-66 followed by Pediatric Balance Scale (PBS) (30%). These findings support the use of feasible OMTs in pediatric telerehabilitation due to their applicability in the online setting

Drone-Borne Electromagnetic (DR-EM) Surveying in The Netherlands: Lab and Field Validation Results

In the past decade, drones have become available and affordable for civil applications, including mapping and monitoring the Earth with geophysical sensors. In 2017 and 2019, the feasibility of executing frequency domain electromagnetic (FDEM) surveys using an off-the-shelf drone was investigated at Deltares Institute. This paper reports firstly the preparatory tests executed to determine the optimal instrumental configuration, flight path, data processing and inversion schemes and secondly the three field validation tests executed to demonstrate the feasibility of the drone-borne electromagnetic survey in real-scale applications. At several test sites, the optimal configuration of the drone and electromagnetic instruments, such as the mounting device and distance of the electromagnetic (EM) sensor with respect to the drone, the flight altitude, the coil separation and frequency of the EM source, efficiency and safety, and the assemblage of instrument and drone data were investigated. This has resulted in a robust method to acquire accurate and repeatable in-phase, quadrature and apparent resistivity data, and a workflow for data correction, processing and inversion scheme was developed. During those tests, three EM instruments were tested. The drone-borne electromagnetic (DR-EM) system has the ability and efficacy to fly over inaccessible areas and surface water. Compared to helicopter-borne electromagnetic surveys, the spatial resolution is much higher, which allows very detailed 3D mapping of subsurface targets, and the survey costs are relatively low. Repeated drone-borne electromagnetic (DR-EM) surveys allow low-cost monitoring of local changes in water saturation and salinity