57 research outputs found
Conditions of Seagrass Ecosystems in Gili Sulat Waters, Sambelia District, East Lombok Regency in 2022
Seagrass has high productivity so it is said to be a complex shallow marine ecosystem. The role of seagrass ecosystems is very important, especially in terms of ecological and economic functions. The purpose of this research is to reveal the existing condition of the seagrass ecosystem. Data collection used the line transect method with a square measuring 1m x 1m. The sampling technique uses a systematic random sampling method. The results of the study obtained 4 species and 2 families, among others: Hyddrocharitaceae including Enhalus acoroides, and Thalassia hemprichii. The Potamogetonaceae family consists of Cymodocea rotundata, and Syringodium isoetifolium. Seagrass species that have a high enough influence on seagrass ecosystems in Gili Sulat waters are Thalassia hemprinchii, with an important value index (INP) of 184.74, a density value of 65.59% (rather dense status), a frequency of 48.21% (wide enough distribution), and 70.84% coverage (rich/healthy status)
The Structure of Mangrove Community in Regional Marine Conservation Area Gili Sulat West Nusa Tenggara
Mangrove is a type of plant that can survive on muddy substrates and at relatively high levels of water salinity. Information about the ecological value of mangrove is very important, in order to provide an overview of the current condition of mangrove. The purpose of this study is to determine the structure of mangrove community in regional marine conservation area Gili Sulat. This study used quadratic transect method measures are 10 m x 10 m (tree category), 5 m x 5 m (sapling category), 2 m x 2 m (seedling category). Based on the results this study obtained 8 true mangrove species and 2 association mangrove species in regional marine conservation area Gili Sulat. Mangrove species that have the highest frequency value is Rhizophora mucronata (0,57 ind/m²) while the lowest is Avicennia marina (0,03 ind/m²). The density for the tree level is in the rare category, while the sapling and seedling levels are in the very dense category. Bruguiera gymnorrhiza and Rhizophora mucronata species had the highest cover values in the tree and sapling category. The highest INP values in the category of tree, sapling, and seedling were 114,93% (Bruguiera gymnorrhiza), 82,32% (Rhizophora mucronata), and 69,87% (Rhizophora mucronata). Dominance index values are classified as low to moderate and the diversity index obtained is moderate
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SIKAP SISWA SMA NEGERI 2 GERUNG
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sikap siswa antara kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran kooperatif NHT dan model pembelajaran kooperatif STAD pada pembelajaran biologi sistem pencernaan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Gerung pada siswa kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Alam semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan Type Between Group Design dengan Posttest Only Design. Populasi penelitian berjumlah 44 siswa terdiri atas dua kelas, dimana keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Melalui teknik simple random sampling ditentukan dua kelas eksperimen. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu dengan menghitung rata-rata dari jawaban yang diberikan kemudian dinyatakan dalam bentuk angka persentase dari setiap pernyataan. Angka persentase yang menggambarkan sikap pada indikator: rasa ingintahu, tanggungjawab, dan disiplin diuji hipotesisnya menggunakan analisis uji-t dengan bantuan program SPSS versi 20 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar sikap yang signifikan antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT dan model pembelajaran kooperatif STAD dimana diperoleh nilai thitung ≤ ttabel (p>0.05) pada setiap indikator sikap. Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif NHT, STAD, hasil belajar sikap siswa. ABSTRACT: This study aims to determine differences of student’s attitude learning outcomes between groups of students who receive NHT cooperative learning model and STAD cooperative learning model treatment for biology digestive system learning. This research was conducted at SMAN 2 Gerung in class of XI. This study is a quasi-experimental research using Type Between Group Design with Posttest Only Design. The number of population was 44 students consit of two classes, and all member of population used to sample study. By using simple random sampling obtained two classes of experiments. Data were analyzed using descriptive statistical and than with count the average of data, obtained scaling data and than hypothesis was tested using t-test analysis with SPSS version 20 for Windows. The results showed there was no significant difference about attitude learning outcome between the group the of students using NHT cooperative learning model and group of students using STAD cooperative learning model in all indicators of attitude that gained tcount ≤ ttable (p> 0.05). Key words: NHT cooperative learning model, STAD, model, student’s attitude, learning outcome
MONITORING DAN EVALUASI PROSES PERKULIAHAN DI PROGRA STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS MATARAM PADA SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2013/2014
Abstrak: Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap proses perkuliahan di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unram sebagai usaha untuk meningkatkan mutu perkulihan di Prodi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptip, dengan populasi seluruh dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unram yang mengajar pada semester genap tahun 2013/2014 yang bejumlah 29 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel populasi. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen angket diberikan kepada dosen untuk melihat kesiapan mengajar serta keterlaksanaan perkuliahan dan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan tentang pelaksanaan proses perkuliahan. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, selanjutnya dideskripsikan. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa respon mahasiswa terhadap proses perkuliahan menunjukkan kualitas ketercapaian berkategori baik dan sangat baik 65,57%, cukup baik/sedang 27,05%, dan kurang 6,29%.Kata kunci: monitoring dan evaluasi, mutu perkuliahan, respon Abstract: The aim of this research are monitoring and evaluating the lecturing process in biologys department in teacher training and education faculty as the efforts to increase its quality. Methods used in this research is descriptive, with population of all lecturers in biologys department in faculty of teacher training and education of mataram University that teach in year of 2013/2014 in total of 29 lecturers. Samples of this research are getting by using questionnaire given to all 29 lecturers to see how ready are them to teach and lecturing implementation, as well to students to express how the learning process run. Data were analysed by qualitative and quantitative ways, then fully described. The results of this research revealed that the students responds toward teaching process are in good category and very good category 65,57%, good enough 27,05%, and poor 6,29%.Keywords: monitoring and evaluating, lecturing quality, respond
APLIKASI KONSEP KONSERVASI MANGROVE UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI PANTAI SELATAN LOMBOK TIMUR
Mangrove dikenal oleh masyarakat lokal sebagai tumbuhan bakau yang memiliki nilai strategis dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Konsep konservasi mangrove yang menitikberatkan hanya pada nilai ekologi cendrung kurang direspon oleh masyarakat lokal. Oleh karena itu dibutuhkan formulasi yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat lokal untuk aksi konservasi mangrove. Formulasi yang memiliki nilai strategis dalam rangka aksi konservasi mangrove adalah pengelolaan kawasan pantai yang memiliki ekosistem mangrove dengan mengoptimalkan kapasitas kelembagaan lokal. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan peranan dan mangrove bagi masyarakat. Tujuan jangka panjang adalah memberikan contoh untuk: (1) konservasi mangrove yang dapat menjadi model dalam kebijakan terpadu pengelolaan potensi mongrove untuk mencapai tujuan ekologi, ekonomi dan sosial masyarakat lokal dan (2) laboratorium alam yang representatif sebagai sumber belajar biologi. Target khusus penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat lokal, (2) dapat mengembangkan dan mempromosikan konsep ekowiasata mangrove sebagai sumber ekonomi masyarakat lokal yang berkelanjutan, (3) kapasitas kelembagaan masyarakat lokal menjadi inisiator dalam rehabilitasi habitat mangrove (4) ada regulasi ditingkat masyarakat lokal dalam perlindungan areal mangrove dari aktivitas masyarakat dan (5) Laboratorium alam untuk pembelajaran dan penelitian biologi. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah survey, observasi, wawancara, penyampaian materi, dan diskusi. Dilaksanakan secara bersamaan dengan kelompok konservasi mangrove untuk pengembangan ekowiasta dan laboratorium alam. Analisis yang digunakan adalah analisis diskriptif dan konten sesuai dengan tujuan. Berdasarkan kegiatan, survey, diskusi, dan tanya jawab dengan masyarakat, dapat disimpulkan bahwa: Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ekosistem mangrove perlu ada program tindak lanjut, dengan membangun kemitraan dengan masyarakat, pemerintah dan perguruan tinggi yang saling menguntungkan. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ekosistem mangrove, perlu digali potensinya, mencarikan solusinya, dikembangkan menjadi konsep ekowisata mangrove yang halal
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 2 GERUNG
This study aims to determine differences of knowledge biology student learning outcomes between groups of students who receive NHT cooperative learning model and STAD cooperative learning model treatment for digestive system. This research was conducted at SMAN 2 Gerung in class of XI. This study is a quasi-experimental research using modified of Type Between Group Design with Pre-posttest design. The number of population was 44 students that using simple random sampling in order to obtain two classes of experiments. Data were analyzed using inferential statistical analysis and hypothesis was tested using t-test analysis with SPSS version 20 for Windows. The results showed: First, there was no significant difference about knowledge learning outcome between the group the of students using NHT cooperative learning model and group of students using STAD cooperative learning model in the substance of Food, Food Healthy Menu, Structure and Function of Cells Network of Human Digestive System, Network Structure System of Ruminant Digestion, and Digestive Disorders Bioprocess Systems that gained tcount ≤ ttable (p> 0.05). Second, a group of students using STAD cooperative learning model has an average value of knowledge learning outcome that is significantly higher than the group of students that use NHT cooperative learning model for Body Mass Index (BMI) and Basal Metallic Rate (BMR) that gained value ttable < tcount (p ≤ 0.05).Keyword: NHT cooperative learning model, STAD cooperative learning model, student’s knowledge learning outcome of biolog
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 2 GERUNG
This study aims to determine differences of knowledge biology student learning outcomes between groups of students who receive NHT cooperative learning model and STAD cooperative learning model treatment for digestive system. This research was conducted at SMAN 2 Gerung in class of XI. This study is a quasi-experimental research using modified of Type Between Group Design with Pre-posttest design. The number of population was 44 students that using simple random sampling in order to obtain two classes of experiments. Data were analyzed using inferential statistical analysis and hypothesis was tested using t-test analysis with SPSS version 20 for Windows. The results showed: First, there was no significant difference about knowledge learning outcome between the group the of students using NHT cooperative learning model and group of students using STAD cooperative learning model in the substance of Food, Food Healthy Menu, Structure and Function of Cells Network of Human Digestive System, Network Structure System of Ruminant Digestion, and Digestive Disorders Bioprocess Systems that gained tcount ≤ ttable (p> 0.05). Second, a group of students using STAD cooperative learning model has an average value of knowledge learning outcome that is significantly higher than the group of students that use NHT cooperative learning model for Body Mass Index (BMI) and Basal Metallic Rate (BMR) that gained value ttable < tcount (p ≤ 0.05).Keyword: NHT cooperative learning model, STAD cooperative learning model, student’s knowledge learning outcome of biolog
PELATIHAN TEKNIK PEMBUATAN HERBARIUM KERING DAN IDENTIFIKASI TUMBUHAN BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMAN 4 MATARAM
Herbarium kering merupakan material tumbuhan yang telah diawetkan dengan cara dikeringkan atau disebut juga spesimen herbarium kering. Spesimen tersebut bermanfaat sebagai bahan penunjang belajar biologi. Pembelajaran berbasis lingkungan dengan pemanfaat media herbarium yang ditunjang dengan teknik identifikasi tumbuhan akan membuat pembelajaran biologi menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga cara pengenalan dan deskripsi tumbuhan yang selama ini dilakukan dengan cara menghafal dapat ditinggalkan. Oleh sebab itu teknik pembuatan herbarium kering dan identifikasi tumbuhan perlu disampaikan di sekolah. Kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 4 Mataram. Tujuan pengabdian adalah memberikan pelatihan pada siswa tentang teknik pembuatan herbarium kering yang mencakup kegiatan koleksi, pengeringan/pengepresan, pemberian sublimat, perekatan pada kertas herbarium dan pemberian label, dan selanjutnya latihan teknik melakukan identifikasi dalam penentuan nama jenis tumbuhan yang telah dikoleksi baik dalam bentuk herbarium kering (kajian taksonomi) dan voucher specimen (kajian ekologi) di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah pelatihan dan unjuk kerja dalam bentuk praktek. Hasil pengabdian menunjukkan: (1) Pelatihan praktek pembuatan herbariumm kering, pembuatan kunci identifikasi, dan identifikasi tumbuhan direspon dengan baik oleh siswa, dan dirasakan sebagai pengetahuan dan keterampilan sangat berharga dalam menunjang kegiatan pembelajaran pada materi keanekaragaman hayati berbasis lingkungan sekolah; (2) Minat dan motivasi yang tinggi dari siswa peserta pelatihan sangat menunjang transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan dari dosen kepada peserta pelatihan, sehingga materi pelatihan yang diberikan dapat terserap semua dan produk pembelajaran yang dihasilkan memenuhi kriteria ilmiah; (3) Produk pelatihan berupa herbarium kering, kunci identifikasi, dan daftar nama jenis tumbuhan yang telah teridentifikasi di lingkungan sekolah dapat dijadikan sebagai perangkat pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran keanekaragaman hayati dan ekologi di sekolah
Potensi Vegetasi dan Arthropoda di Kawasan Mangrove Gili Sulat Lombok Timur
ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di Gili Sulat pada pada posisi geogafis 8016' 46" - 8020' 44" LS dan 116041'06" - 116044'35" BT dengan tujuan untuk menganalisis potensi dan kekhasan vegetasi dan Artropoda pada komunitas mangrove di Gili Sulat Lombok Timur. Metode penelitian potensi kekhasan vegetasi dan fauna yang ada di Kawasan Mangrove Gili Sulat dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan langsung. Pengambilan data vegetasi dilakukan pada transek dengan metode kwadrat dalam 15 plot, sedangkan pengambilan data fauna dilakukan sebanyak enam kali denga menggunaka Pitfalltrap pada daerah 300 m2. Analisis kekhasan vegetasi dengan menghitung INP dan Indeks keanekaragaman. Sedangkan Artropoda dengan menghitung potensi dan indeks keanekaragaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 7 dari 11 spesies mangrove yang khas ditemukan di stasiun II Gili Sulat, sedangkan Arthropoda yang ditemukan berjumlah 18 spesies. Delapan spesies dengan frekuensi kehadiran 100% yaitu Ptenothrix fisecllat, Entomobrya cingula, Folsomia octoculata, Hypogastrura armata, Acheta sp., Anineus sp., Palaemonetes sp., Uca sp. Kesimpulan dari penelitian ini adalah vegetesai mangrove dan Artropoda mempunyai potensi ekologis, ekonomis, dan estetika yang bernilai tinggi.Kata kunci: Pemetaan, kekhasan, vegetasi, fauna, dan mangrove. ABSTRACTThis research was conducted in Gili Sulat on a geographical position 8016 '46' - 8020 '44 "latitude and 116041'06" - 116044'35 "BT for the purpose of analyzing the potential and peculiarities of vegetation and mangrove arthropod communities in East Lombok Gili Sulat. Methods of the research potential of the peculiarities of the vegetation and fauna that exist in the region Gili Sulat Mangrove conducted using direct observation. Data retrieval vegetation transect method performed on the square of the 15 plots, while the fauna data retrieval held six times menggunaka Pitfalltrap premises on the area of 300 m2. Analysis of vegetation by counting INP distinctiveness and diversity index. While arthropod to calculate the potential and diversity index. The results showed that there were 7 of 11 mangrove species are typically found in the station II Gili Sulat, while Arthropods found amounted to 18 species. Eight species with the frequency of attendance of 100%, ie Ptenothrix fisecllat, Entomobrya cingula, Folsomia octoculata, Hypogastrura armata, Acheta sp., Anineus sp., Palaemonetes sp., Uca sp. The conclusion of this study is vegetesai mangrove and arthropod has the potential ecological, economic, and aesthetic value.Keywords : Mapping, distinctiveness, vegetation, fauna, and mangrov
Kekhasan Morfologi Spesies Mangrove di Gili Sulat
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah menganalisis kekhasan morfologi spesies mangrove diGili Sulat. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey melaluipengamatan langsung secara in situ terhadap morfologi populasi-populasi dalam spesiesmangrove di lapangan. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatifkemudian deskripsikan untuk menggambarkan kekhasan morfologi spesies mangrove diGili Sulat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh spesies mangrove komponenmayor yang populasinya menunjukkan morfologi yang khas di Gili Sulat, yaitu Bruguieragymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Ceriopstagal, Sonneratia alba, dan Avicennia marina. Kekhasan morfologi spesies mangrovetersebut mencakup karakter tinggi pohon, warna dan diameter batang, struktur akar danjumlah bunga.Kata kunci: kekhasan, mangrove, morfologiABSTRACTThe aims of this reseach is to analyze specific morphology of species mangrove inGili Sulat. Data collected in this reseach is done by survey method through in situobservation to populations morphology of mangrove species in the field. Data is analyzedby qualitative and quantitative and then describing to explain specific morphology ofmangrove species in Gili sulat. The result show that there are seven major component ofmangrove species with specific population morphology in Gili sulat, namely Bruguieragymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Ceriopstagal, Sonneratia alba, and Avicennia marina, respectively. The specific morphologycharacter of these mangrove species are heigh of trees, colour and diameter of stem, rootstructure and number of flower.Key Words: specific, mangrove, morpholog
- …