31 research outputs found

    Analisis Tekstual Gending Kethuk 2 Kerep Minggah 4 Laras Slendro Pathet Sanga, Bagian II

    Get PDF
    Perangkat Gamelan Dalam menyajikan gending Gambir Sawit, menggunakan perangkat gamelan ageng. Dalam satu kesatuan perangkat gamelan ageng terdiri dari dua kelompok. Satu kelompok berlaras pelog dan satu lagi berlaras slendro. Setiap kelompok tadi dalam karawitan Jawa disebut dengan Pangkon. Jadi dalam menyajikan gending Gambir Sawit memakai gamelan ageng pangkon slendro lengkap. Adapun ricikan-nya adalah ; rebab plonthang, gender barung, gender penerus, bonang barung, bonang penerus, slenthem, demung, saron barung, saron penerus, gambang, clempung, siter, kenong, kempul, kethuk kempyang, engkuk (kemong dua pencon), sepasang kemanak, suling, gong suwukan, gong ageng, seperangkat kendang. Gending Gambir Sawit tidak hanya dimainkan dalam gemelan pangkon slendro pathet sanga, terkadang juga dimainkan dalam pangkon pelog pathet nem. Dimainkanya dalam pelog nem gending Gambir Sawit kurang memiliki gereget. Karena dalam pelog nem terkesan lebih girang dan riang. Hal ini tentu tidak sesuai dengan esensi gending yang diinginkan. Namun dalam slendro pathet sanga-lah kecocokan rasa didapat dengan nuansa hening, agung dan wingit

    Estetika Tabuh Lelambatan Gaya Tegaltamu (perspektif Hindu)

    Get PDF
    Tabuh lelambatan sebagai sebuah komposisi musik tradisional Bali, memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali. Terkadang dengan tabuh lelambatan mampu memberikan identitas grup gamelan atau masyarakat desa tertentu. Merujuk pendapat berbagai pakar, (Schapiro; Piliang, 2003; Sukerta, 2005) Gaya musik adalah cerminan identitas sebuah bentuk musik yang di dalamnya terdapat unsur-unsur fisik, teknik, kaidah-kaidah estetik, ekspresi yang memiliki karakter tertentu. Terdapat berbagai tingkatan gaya dalam karya seni ada diantaranya gaya individual (gaya seorang seniman), gaya regional (representatif dari satu daerah tertentu pada periode tertentu), gaya nasional dan gaya internasional (Piliang, 2003:177). Adanya tingkatan gaya tersebut terkait dengan pembahasan topik ini tentang gaya regional, yaitu bentuk style atau gaya musik yang muncul dan berkembang pada suatu wilayah. Di Bali terdapat berbagai macam gaya karawitan dimana masing-masing memiliki karakteristik serta identitas yang sangat kuat. Keberadaan gaya-gaya regional tersebut sangat eksis di masyarakat dimana di kalangan seniman khususnya dapat mengenali dengan mudah sebuah gaya musik dengan memperhatikan idiom-idiom dari masing-masing gaya tersebut. Aspek fisik dari sebuah instrumen, bentuk musik, pengolahan musikalitas serta ekspresi penyajiannya akan menjadi idiom yang mudah dikenal

    METODE UNTUK MENGOPTIMALKAN PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MAHASISWA JURUSAN KARAWITAN ISI DENPASAR MELALUI GONG KEBYAR

    Get PDF
    Abstrack Penelitian ini akan membahas tentang pentingnya pendidikan karakter bagi mahasiswa melalui metode pengajaran gamelan Gong Kebyar. Hasil dari penelitian ini akan menjadi bahan acuan khususnya bagi mahasiswa dan tenaga pengajar Institut Seni Indonesia Denpasar dalam proses pembelajaran gamelan Gong Kebyar, dan bagi siapa saja yang ingin belajar Gong Kebyar dimanapun proses pembelajaran itu dilakukan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pendidikan karakter bagi mahasiswa jurusan karawitan ISI denpasar akan dibahas dan dikaitkan dengan metode pengajaran gamelan Gong Kebyar. Selain itu, penelitian ini juga akan mengagali dampak dari penerapan metode pengajaran Gong Kebyar terhadap tingkat perkembangan karakter mahasiswa. Hal ini sangat signifikan mengingat pendidikan karakter merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan pembukaan UUD 1945 yang dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan saat ini, seperti begesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan mengoptimalkan pendidikan karakter bagi mahasiswa melalui penerapan metode pengajaran Gong Kebyar, mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action). Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan terutama dalam bidang psikologi, sehingga dapat membantu dalam meningkatkan kecerdasan anak didik khususnya dalam hal emotional intelligence. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran baik formal maupun informal, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat dicapai dengan gemilang. Keywords: Pendidikan karakter, Metode pengajaran, Gamelan Gong Kebya

    Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana “Lemayung”, Bagian II

    Get PDF
    4. Deskrepsi-Analisis Sebagai komposisi karawitan Bali, Tabuh Kreasi Lemayung tetap menggunakan tiga konsep dasar yaitu konsep Tri Angga[1] (kepala, badan, dan kaki) Kepala dalam hal ini karawitan Bali disamakan dengan kawitan dalam bentuk gineman[2]. Tabuh kreasi Lemayung ini menggunakan model gineman dengan motif kalimat-kalimat lagu pendek yang dibawakan oleh masing-masing kelompok tungguhan yakni gangsa, reyong, kendang secara bergantian. Disini pola tabuhan-nya sudah mulai keluar dari kebiasaan seperti terlihat pada pola kekendangan, pengrangrang trompong[3], dan gegenderan[4]. Yang dimaksudkan dengan keluar dari kebiasaan adalah, jalinan pola kekendangan-nya memakai hitungan ganjil, menggantung dan putus pada tengah-tengah hitungan. Pola kekendangan ini bagi pengendang yang mempunyai ketrampilan dan pengalaman terbatas akan terasa sangat sulit. Pengrangrang trompong memakai dua model patet dan di tengah-tengah permainan diselingi oleh permainan gangsa dan reyong yang permainan reyong-nya diluar kebiasaan yakni memainkan reyong secara berundag-undang atau model stratapikasi dari nada tinggi ke rendah bergulung gulung seperti ombak di pantai. Pada segmen kedua permainan gineman trompong berganti patet bernuansa slendro dan memasukan instrumen violin yang alunan melodinya terkesan sangat sedih dan menyayat hati. Melodi ini juga dirangkai dengan memadukan pukulan nyogcag oleh tungguhan kantil yang menggambarkan kesedihan masyrakat “cilik”. Pada pola gegenderan memakai kotekan tungguhan gangsa dengan pembagian lima hitung pada satu pukulan kajar yang bisanya atau lazimnya dalam satu ketukan, kotekan-nya dibagi menjadi empat sub divisi. Selain gangsa, reyong turut bermain dengan pola yang tidak lazim pula yaitu disamping memakai pola hitungan lima, reyong dibunyikan dengan memukul dan menutup secara bersamaan sehingga menghasilkan suara enek atau suara yang tidak los

    Gamelan Gong Kebyar di Banjar Tegaltamu

    Get PDF
    Saat ini gamelan Gong Kebyar menjadi salah satu jenis karawitan Bali yang paling popular. Di Bali sendiri hampir setiap desa memiliki gamelan Gong Kebyar. Gamelan ini memakai laras pelog lima nada. Kata kebyar dapat diasosiasikan dengan sesuatu yang datang atau meledak dengan tiba-tiba, seperti kembang api. Gamelan Gong Kebyar sangat mengutamakan dinamika, selain kekompakan suara, melodi dan tempo. Ketrampilan mengolah melodi dengan berbagai variasi permainan dinamika yang dinamis dan tempo yang diatur sedemikian rupa serta didukung oleh teknik permainan yang cukup tinggi merupakan ciri khas gamelan ini, yang membedakan gaya pemainan gamelan Gong Kebyar antara satu daerah dengan daerah lainnya. Menurut bentuknya gamelan Gong Kebyar didominasi oleh intrumen berbentuk bilah dan instrument berpencon, di samping instrument-instrumen lain yang mendukung dan melengkapi barungan gamelan ini

    Perspektif Musikalitas Tabuh Lelambatan Banjar Tegaltamu

    Get PDF
    Sebagai salah satu karya seni musik tradisional tabuh, Lelambatan tentu memiliki tiga aspek dasar estetika yaitu wujud, bobot, dan penampilan. Dari ketiga aspek tersebut dapat lihat bagaimana bentuk dan struktur sebuah komposisi tabuh lelambatan serta bagaimana suasana, ide atau gagasan yang terdapat dalam tabuh lelambatan tersebut. Secara umum tabuh lelambatan memiliki bentuk, struktur dan tata penyajian yang khas

    Bela Pralaya

    Get PDF
    Abstract Karawitan Bali merupakan produk budaya yang adiluhung. Karawitan ini tumbuh dan berkembang seirama dengan perjalanan peradaban manusia serta alam dimana manusia itu beriteraksi. Berbicara masalah karawitan yang lebih spesifik yaitu gamelan, yang merupakan karawitan instrumental, memeiliki instrumentasi, orkestrasi serta fungsi yang berbeda dalam aktivitas keagamaan, kesenian serta kegiatan sosial masyarakat Bali. Gamelan Bali terdiri dari berjenis-jenis barungan. Dari sekian banyak jenis ensamble yang ada, gamelan gong kebyar tergolong dalam kategori gamelan baru berlaras pelog lima nada. Mengingat fleksibelitas dan potensi gong kebyar, maka penata bermaksud menggunakan gong kebyar sebagai media ungkap untuk mengiringi tari kreasi berbentuk putra halus yang berjudul "Bela Pralaya"

    “GAMELAN TAJEN” Fenomena Sosial Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni

    Get PDF
    SINOPSIS Era tahun 1930-an pinda adalah masyarakat agraris komunal. Bale Banjar menjadi tempat interaksi masyarakat sehabis melaksanakan kegiatan sehari-hari. Gamelan dan ayam aduan adalah barang mainan para penduduknya seusai mengerjakan sawah. Para wanita juga tak mau kalah dalam berolah seni. Maka tembang-tembang macapat dilantumkan sembari melaksanaakan kegiatan mencari kayu bakar atau kembali dari sawah membantu para suami. Anak-anak juga tak mau ketinggalan dalam mengisi kehidupan. Gamelan yang dipampang di Bale Banjar, juga tak luput sebagai barang mainan. Interaksi bermain gamelan dan mabombong/melatih ayam aduan adalah pemandangan biasa dijumpai di Pinda. Pada suatu ketika, ketika hobi menghasilkan rupiah dan bahkan menghabiskan rupiah, praharapun terjadi. Pergeseran pola hidup dan bahkan pengikisan moral mewarnai kehidupan di Pinda. Gamelan yang sarat dengan nilai dan prestasi mulai terlupakan. Kegiatan menyabung ayam, dari sekedar hobi digarap dengan profesional untuk menghasilkan rupiah tanpa mempertimbangkan aspek hukum maupun agama. Ibu-ibu protes melihat kebiasaan para suami mereka yang sibuk mengurusiayamnya dan mengorbankan tanggung jawab sebagai kepala keluarga yang harus menafkahi anak dan istri. Maka sastra agama menjadi cermin dalam mengupas prahara ini. “Warisan maya” berupa prestasi Gong Kebyar adalah motivasi tersendiri dalam penggarapan komposisi yang terinspirasi dari nilai estetik tajen. Ekstra dan intra musikal mewarnai masing-masing komposisi yang disajikan. Secara umum komposisi ini mengeksplorasi konsep getaran atau vibrasi dari teknik ngembyung, dan teknik-teknik permainan dasar gamelan Bali. Desa Pekaraman sebagai wadah kegiatan sosial masyarakat menjadi sajian pertama yang menyajikan irama melodis dalam membentuk suasana pedesaan dengan tingkah polah para warganya. Sistem taruhan, suasana pertarungan ayam, fikiran dan teriakan para bebotoh dalam menyaksikan pertarungan ayam dan bubarnya tajen menjadi fokus dalam penggarapan komposisi kedua. Kekayaan ritma Gong Kebyar diekplorasi untuk memberikan identitas komposisi ini. Pembunuhan binatang untuk tujuan bersenang-senang, melanggar hukum dan ajaran agama, perputaran ekonomi mikro, berlindung di balik budaya, nilai solidaritas kepentingan, nilai kosmologi menjadikan tajen kontroversial. Komposisi yang ketiga ini menyajikan sistem getaran/vibrasi yang dihasilkan oleh perpaduan nada sebagai kata-kata kebenaran. Perdebatan kontroversi yang terjadi, diungkapkan dengan menyajikan teknik permain dasar yakni ngoret, ngerot, kotekan, yang direspon dengan ekplorasi bunyi dalam berbagai ritme. Kontroversial dengan berbagai pengungkapan masalahnya tetap berlangsung. Sebagai solusinya, renungan menjadi alternatif. Maka dilakukan ritual renungan dengan musik meditatif yang menghadirkan vibrasi bunyi gong dan nada-nada bilah dari nada tinggi ke nada rendah dalam empat oktaf Gong Kebyar. Rebab, suara bajra, dan kulkul memberikan nuansa estetik-religius

    Pembinaan Tabuh Kreasi di Sanggar GGK Br Tegal Buleleng

    Get PDF
    Pengabdian ini dilakukan di Sanggar Karawitan Gita Giri Kencana, Kelurahan Banjar Tegal. Salah satu sanggar yang ada di Buleleng yang memiliki misi untuk melestarikan keberadaan Gamelan Gong Pacek. Guna turut melestarikan tetabuhan gending klasik Buleleng, sanggar ini berupaya memainkan tetabuhan tersebut dalam setiap ajang pementasan. Namun guna memberikan motivasi kepada anggota sekaa, serta menambah perbendaharaan kasanah gending-gending , maka sekaa gong ini perlu mendapat pembinaan dari institusi yang berkompeten dibidang seni karawitan. Selain itu teknik dalam memainkan gamelan masih otodidak maka perlu diberikan pelatihan terkait teknik menabuh serta memberi nuansa baru dengan memberikan reportuire baru, tanpa harus meninggalkan gending klasik yang sudah ada. Dengan adaya pembina dan pelatih yang berpengalaman, para penabuh ini lebih termotivasi untuk tetap bertahan untuk melestarikan seni budaya yang telah diwarisi. Kata Kunci: Gong Pacek, Karawitan, Banjar Tegal, Bulelen

    Karya Karawitan Baru “Manikam Nusantara”

    Get PDF
    “Cintailah warisan, pelajari dan kembangkan yang baru”, merupakan kredo Vincent McDermoth yang dijadikan arah pola pikir penciptaan karya karawitan baru. Gamelan Semaradhana sebagai sebagai sebuah orkes tradisi karawitan Bali dengan spesifikasinya dipelajari dan dipahami secara seksama serta mendalam. Setelah dipahami maka dalam lingkup kreatif, penata memikirkan sebuah tawaran baru dengan menggarapnya dengan pikiran dan arah baru pula. Keaneka-ragaman musik Nusantara terbentang dari timur (Papua) hingga barat (Aceh) memberikan inspirasi dan menggugah daya kreatif penata untuk menciptakan sebuah karya musik baru yang bertemakan keanekaragaman budaya nusantara dan diberi judul Manikam Nusantara. Gagasan dan konsep Manikam Nusantarayaitu merangkum keragaman melodi dan ritme, dipilih untuk kemudian dijadikan landasan dalam kekaryaan karawitan Bali dalam media gamelan Semara Dhana, dengan bernafaskan melodi nusantara dari bentang timur hinga barat. Tujuan dari penciptaan ini dapat dilihat dalam dua perspektif yaitu intra musikal dan ekstra musikal serta mengasah daya kreatif penata untuk selalu menghasilkan karya- karya yang progresif, sedangkan manfaatnya adalah sebagai diplomasi budaya dikarenakan penciptaan seni karawitan Bali bersumber dari keaneka ragaman musik nusantara. Metode penciptaan atau langkah-langkah dalam penciptaan karya musik Manikam Nusantara ini menggunakan metode penciptaan seni yang digunakan oleh dua (2) composer local yaitu Pande Made Sukerta terdiri dari ; Menyusun Gagasan Isi, Menyusun Ide Garapan dan Menentukan Garapan, dan I Wayan Beratha terdiri dari ; Nguping, Menahin, Ngalusin dan Ngungkab Rasa. Komposisi Manikam Nusantara ini diwujudkan dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti konsep estetis, kontinuitas dalam perubahan, sikap kreatif, kiat-kiat artistik dan konsep keseimbangan. Dengan penerapan aspek-aspek tersebut, sehingga menghasilkan komposisi musik baru yang berbobot. Luaran dari hasil penciptaan ini nantinya dideseminasikan dalam pergelaran dan diunggah dalam jurnal terakreditasi. Kata kunci: karawitan, semara dhana, manikam nusantar
    corecore