3 research outputs found

    JANMANTARA

    Get PDF
    Suatu pengalaman hidup baik atau buruk selalu kita ingat dan selalu kita jadikan sebuah pembelajaran, hal inilah yang mendorong penata untuk berkarya dan mewujudkan tari kreasi Janmãntara. Kata janmãntara itu sendiri barasal dari bahasa sensekerta yang dapat dibagi menjadi 2 (dua) suku kata yaitu Janma atau jatma yang berarti manusia dan Antara berarti kelahiran yang berbeda, jadi kata Janmãntara dapat diartikan manusia yang terlahir berbeda atau kelahiran yang lain (Mardiwarsito:1981:249), berbeda yang dimaksudkan disini adalah lahirnya seekor kodok yang hidup dan memiliki kelebihan melebihi kemampuan manusia. Dibalik karya seni ini menyiratkan suatu pesan, nilai moral, etika dan estetika yang mendalam. Selain itu secara kebetulan Janmãntara yang penata angkat memiliki kesamaan suku kata pada nama penata yaitu, antara. Pengalaman yang paling berkesan dalam hidup ini biasanya adalah pengalaman yang paling menyenangkan atau pengalaman yang paling menyakitkan, sama halnya dengan kisah Prabhu Jenggala, yang menceritakan tentang terlahirnya keturunan Jenggala ke dunia, sebagai godogan yang menyesali nasibnya, karena terlahir berupa binatang. Perasaan malu selalu menghantui hidupnya, secara diam-diam ia pergi ketengah hutan untuk bertapa meminta anugrah kepada Hyang Maha Kuasa. Setelah lama ia melakukan pertapaan, akhirnya muncul Dewa Siwa memberikannya anugrah yaitu merubah wujudnya menjadi manusia yang berwajah tampan, serta memberitahukan bahwa ia sebenarnya adalah keturunan Jenggala. Mengingat pengalaman hidupnya yang begitu tragis, Prabhu Jenggala selalu ingat akan jalan kehidupannya, dan selalu mengenang kebesaran Dewa Siwa yang memberikannya anugrah hingga saat ini Prabhu Jenggala dapat menjelma sebagai manusia yang tampan dan memiliki kekuasaan di kerajaan Jenggal

    ANALISIS PERBANDINGAN WASTE BESI TULANGAN METODE KONVENSIONAL DENGAN SOFTWARE CUTTING OPTIMAZATION PRO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waste level, waste cost dan metode menggunakan software cutting optimization pro apakah dapat meminimalisir waste besi tulangan secara optimal. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan observasi, sedangkan data skunder didapat dari proyek SDN 3 Peguyangan. Dari data tersebut kemudian pembuatan bar bending schedule untuk dihitung waste level dan waste cost. Panjang kebutuhan besi pada bar bending schedule diinput ke dalam software cutting optimization pro. Hasil analisis menunjukkan waste level besi polos á´“6 mm didapat waste sebesar 9.1%, besi polos á´“8 mm 5.7%, besi polos á´“10 mm 3.3%, besi ulir D13 2.3%, dan besi ulir D16 2.4%. Rata-rata waste yang ditimbulkan dari kelima jenis besi tersebut sebesar 4.5%. Waste cost besi polos á´“6 mm didapat cost sebesar Rp. 491,062,00: besi polos á´“8 mm Rp. 3,313,569,00; besi polos á´“10 mm Rp. 1,505,565,00; besi ulir D13 Rp. 519,652,00 dan besi ulir D16 Rp. 2,792,373,00. Total waste cost yang ditimbulkan dari kelima jenis besi tersebut sebesar Rp. 8,620,222,00. Dari analisis software cutting optimization pro besi polos á´“6 mm didapat waste sebesar 0%, besi polos á´“8 mm 0.3%, besi polos á´“10 mm 0.02%, besi ulir D13 2.1%, dan besi ulir D16 0.6%. Rata-rata waste yang ditimbulkan dari kelima jenis besi tersebut sebesar 0.5%. Hasil perbandingan dengan metode konvensional didapat software cutting optimization pro dapat meminimalisir waste secara optimal sebesar 4%

    LOKALITAS DALAM SENI GLOBAL II SEMINAR SENI NASIONAL TAHUN 2014

    No full text
    Perkembangan kesenian di zaman ini penuh dengan pencarian, penggalian ide-ide yang mengedepankan kreativitas dalam proses penciptaan seni, sehingga melahirkan karya- karya spektakuler yang bermutu tinggi. Di dalam ranah seni pertunjukan, para Etnomusikolog di masa ini berjuang mengangkat citra local ke ranah global dengan segala bentuk perkembangannya. Hal ini sangat berkaitan dengan topik seminar, yaitu keindahan musik kita yang terbalut oleh nilai estetika tinggi mampu bersaing dalam dunia global. Dan kenyataannya musik kita sudah mulai mengglobal. Di ranah visual art atau seni rupa dan desain dewasa ini terhembus wacana mengenai Global Art yang kembali mengambil dan meminjam ikon atau unsur lokal yang kemudian di visualkan secara kreatif dengan ide-ide ―gila‖, sehingga disetiap karya- karya yang diciptakan bernuansa lokal dengan penggayaan baru yang mampu eksis di dalam ranah seni rupa dunia. Hal ini dalam konsep postmodern disebut dengan pendekatan pastiche yaitu mengangkat dan meminjam kembali bentuk- bentuk teks atau bahasa estetik tradisi yang kemudian dikontruksi kembali dengan bahasa seni yang baru, kemudian menempatkannya ke dalam konteks semangat masa kini yang sering disebut dengan seni kontemporer tanpa meninggalkan dan merusak kesenian lokal
    corecore