5,107 research outputs found

    Determination of Optimal Number of Servers at Network Queuing Nodes to Reduce Waiting Time in a Tertiary Institution Clinic in Bida, Nigeria

    Get PDF
    In this paper, a network queuing model that determines optimal numbers of servers at the nodes of the school clinic network queuing system to  reduce waiting time of the patients has been presented. The relevant data was collected for a period four weeks, through direct observations and interviews. The number of arrivals and departures were also obtained. The total expected waiting time of the patient in the current system before modification was 50minutes with total number of 10 servers in all the nodes, while the total new expected waiting time of patient in the system after modification was reduced to 19 minutes with total number of 17 servers in all the nodes. The study has determined optimal number of servers at the nodes of the school clinic network system. Results from this study is an important information to the management of the school clinic for proper planning and better service delivery. Keywords: Network Queuing System, Nodes, Servers, School Clinic

    Dekomposisi Citra Gerakan Dalam Rekaman Cctv Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

    Full text link
    Pada makalah ini dipresentasikan hasil dekomposisi data citra gerakan dalam rekaman CCTV menggunakan transformasi wavelet diskrit. Citra gerakan pada rekaman CCTV diambil dengan menggunakan background substraction. Dekomposisi data citra ditujukan untuk mendapatkan jumlah data citra yang lebih sedikit tetapi tidak menghilangkan cirri atau karakter citra aslinya. Nilai data pada setiap pixel citra yang sebelumnya tersusun dua dimensi diubah menjadi deret nilai pixel satu dimensi. Penerapan transformasi wavelet diskrit dilakukan dengan teknik pemfilteran menggunakan impuls daubechies orde 4 (Db4) wavelet. Pemfilteran ini menghasilkan dekomposisi sebuah sinyal dengan pengurangan setengah data di setiap level dekomposisi. Dari pengujian yang dilakukan, pada dekomposisi level 1 pengurangan data sebesar 49,99% dengan Perubahan parameter rata-rata nilai pixel 1,19% dan Perubahan pola pixel 1,93%. Pada level 2, pengurangan jumlah data 24,99% rata-rata nilai pixel 1,62% dan Perubahan pola pixel 2,46%. Pada level 3 Perubahan jumlah data 12,48% dengan Perubahan rata-rata pixel 2,32% dan pola pixel 3,82%. Pada level 4 Perubahan jumlah data mencapai 6,22% dengan Perubahan rata-rata nilai pixel 2,31% dengan Perubahan pola 4,57% dari citra aslinya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa transformasi wavelet dapat digunakan untuk memperkecil jumlah data citra tanpa kehilangan cirri atau karakteristik aslinya

    Simulasi Komposit Isopoliester/Serat Kaca untuk Compressed Natural Gas (CNG) Tipe IV dengan Variasi Arah Serat terhadap Tekanan Internal

    Get PDF
    Komposit serat kaca/Isopoliester memiliki potensi untuk dibentuk menjadi tangki CNG tipe IV sebagai alternatif bahan yang mudah dibuat dan murah. Studi ini menggunakan simulasi numerik dengan metode elemen hingga untuk mengkaji kemampuan komposit dalam menerima beban tekanan internal. Faktor keamanan yang digunakan adalah 1,5 sehingga nilai tekanan internal yang diaplikasikan sebesar 30 Mpa. Jumlah lapisan laminat dan konfigurasi arah serat dipilih sebagai variabel bebas. Analisa numerik tangki CNG dilakukan dengan menggunakan program MSC Nastran. Distribusi pergeseran pada tangki menunjukkan konfigurasi sudut (0,90) memberikan hasil optimum untuk diaplikasikan. Jumlah lapisan minimum yang dibutuhkan pada komposit adalah 24 lapis laminat sesuai kriteria kegagalan Tsai-Hill. Namun demikian tebal yang cukup besar 15,3 mm menyebabkan, material komposit serat kaca/isopolester tidak disarankan sebagai alternatif bahan pembuatan tangki CNG tipe IV

    Konsep Ruang dalam Bahasa Sumbawa dan Kaitannya dengan Cara Pandang Penuturnya (Sebuah Tinjauan Linguistik Antropologis)

    Get PDF
    Sebagai salah satu kebudayaan nasional, bahasa Sumbawa memiliki nuansa tersendiri dalam memandang konsep nomina-ruang berdasarkan cara pandang penuturnya. Sehingga penutur Sumbawa mengklasifikasi nomina-ruang dengan berbagai leksikon, seperti ano siup, ano rawi, atas, bawa?, bao, atas, kiri, dan kanan. Melalui konsep itu, penutur setempat memiliki pola pikir yang sesuai dengan fenomena alam yang terdapat di komunitas Sumbawa, seperti terlihat pada konsep atas dan bawa’ yang syarat dengan fenomena alam sekitar, yaitu mengalirnya air dari atas ke bawa’ (dari selatan ke utara).            Kemampuan menguasai segala penjuru arah dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi keberadaan penduduk setempat. Hadirnya terminologi yang ada keterkaitan dengan dimensi ruang yang sangat komprehensif  dalam bahasa Sumbawa dan penggunaan nomina-ruang dalam mempersepsikan keberadaannya dalam dimensi ruang. Cara penuturnya mempersepsikan diri dalam dimensi ruang tersebut telah berimplikasi pada munculnya perilaku budaya, seperti adanya kerapan kerbau dan pacuan kuda yang berimplikasi adanya pengklasipikasian munculnya konsep ruang ano siup dan ano rawi. Demikian selanjutnya.            Ada hal yang menarik untuk direnungkan yaitu tentang konsep arah mata angin di Sumbawa dapat menjadi larangan dan anjuran kepada masyarakatnya, seperti larangan tidak boleh tidur menghadapkan kepala ke arah utara atau bawa’ karena ada kesamaan dengan orang yang mati dan anjuran membangun rumah agar dihadapkan ke arah timur atau ano siup dipersepsikan akan mendatangkan rezeki dan terbebasnya dari wabah penyakit

    Types of Indonesian Reduplication as the Translation Equivalence of English Lexicons

    Full text link
    This journal entitled Types of IndonesianReduplication as the Translation Equivalence of English Lexiconsinvestigates the types of Indonesian reduplications and how the English lexicons are translated in Indonesian reduplications. The data of the research is drawn from an English narrative textbook “The Magic” (Byrne, 2012) and its translation version in Indonesian “The Magic” (Purwoko, 2012).   This study reveals three types of reduplications with their own distinctive forms and varieties on meaning implications, namely: full reduplication, partial reduplication, and imitative reduplication. Full reduplication consists of four sub-categories, namely: reduplication of simple words, reduplication of complex words, reduplication of bases within a complex word, and reduplication without corresponding single bases.   The results of the research show that meaning is structured and therefore, it can be analyzed and represented into another language. English inflectional and derivational morphology can correspond productively to Indonesian reduplications. A menu of affixes of both English and Indonesian are the corresponding features of the morphological processes and the meaning components involvedin the translation equivalence analysis. The translation equivalence is then established by textual equivalence and formal correspondence or by contextual relations of the contextual meaning and relatable situational features of grammatical functions of the English lexicons into Indonesian reduplications

    Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk N, P, Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung (Solanum Melongena L.) [the Influence of Dose Combination Fertilizer N, P, and K on Growth and Yield of Eggplant Crops (Solanum Melongena L.)]

    Full text link
    Pemupukan berimbang merupakan syarat pokok keberhasilan dalam meningkatkan produktifitas tanaman terung. Salah satu upaya dengan mencari dosis yang tepat. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk N,P,K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung, dan untuk mendapatkan dosis pupuk NPK yang paling tepat dalam meningkatkan produktifitas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februri 2013 - Juli 2013 di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Buah, wera, subang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 11 perlakuan dan 3 ulangan yang terdiri dari. a. (Kontrol) 0 kg/ha b. ( 0 kg N/ha + 100 kg P2O5/ha + 75 kg K2O/ha) c. ( 100 kg N/ha + 100 kg P2O5/ha + 75 kg K2O/ha) d. ( 200 kg N/ha + 100 kg P2O5/ha + 75 kg K2O/ha) e. ( 300 kg N/ha + 100 kg P2O5/ha + 75kg K2O/ha) f. ( 100 kg N/ha + 0 kg P2O5/ha + 75 kg K2O/ha) g. ( 100 kg N/ha + 200 kg P2O5/ha + 75 kg K2O/ha) h. ( 100 kg N/ha + 300 kg P2O5/ha + 75 kg K2O/ha) i. ( 100 kg N/ha + 100 kg P2O5/ha + 0 kg K2O/ha) j. ( 100 kg N/ha + 100 kg P2O5/ha + 150 kg K2O/ha) k. ( 100 kg N/ha + 100 kg P2O5/ha + 225 kg K2O/ha). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemupukan NPK berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung, perlakuan dosis pupuk NPK sebanyak 200 kg n/ha, 100 kh P2O5/ha, 75 kg K2O/ha memberikan pengaruh paling baik terhadap semua parameter pengamatan.KeywordsTerung; Dosis; Kombinasi; NPK; Pupu

    Breast Milk from Tanzanian Women has Divergent Effects on Cell-Free and Cell-Associated HIV-1 Infection in Vitro.

    Get PDF
    Transmission of HIV-1 during breastfeeding is a significant source of new pediatric infections in sub-Saharan Africa. Breast milk from HIV-positive mothers contains both cell-free and cell-associated virus; however, the impact of breast milk on HIV-1 infectivity remains poorly understood. In the present study, breast milk was collected from HIV-positive and HIV-negative Tanzanian women attending antenatal clinics in Dar es Salaam. Milk was analyzed for activity in vitro against both cell-free and cell-associated HIV-1. Potent inhibition of cell-free R5 and X4 HIV-1 occurred in the presence of milk from all donors regardless of HIV-1 serostatus. Inhibition of cell-free HIV-1 infection positively correlated with milk levels of sialyl-Lewis(X) from HIV-positive donors. In contrast, milk from 8 of 16 subjects enhanced infection with cell-associated HIV-1 regardless of donor serostatus. Milk from two of these subjects contained high levels of multiple pro-inflammatory cytokines including TNFα, IL-1β, IL-6, IL-8, MIP-1α, MIP-1β, MCP-1 and IP-10, and enhanced cell-associated HIV-1 infection at dilutions as high as 1∶500. These findings indicate that breast milk contains innate factors with divergent activity against cell-free and cell-associated HIV-1 in vitro. Enhancement of cell-associated HIV-1 infection by breast milk may be associated with inflammatory conditions in the mother and may contribute to infant infection during breastfeeding

    Feed intake, growth performance and nutrient digestibility in growing Red Sokoto bucks fed supplements containing graded levels of Piliostigma reticulatum pods in semi-arid Nigeria

    Get PDF
    Twenty growing Red Sokoto bucks with average weight of 15.25+0.35kg were used to evaluate the effect of supplementing Piliostigma reticulatum pods (PRP) based diets on feed intake, growth performance and nutrients digestibility. The study was conducted at Teaching and Research Farm, Federal University Dutse. The bucks were randomly assigned to five dietary treatments in a completely randomized design (CRD) and were replicated four times each. The five diets were formulated with 0%, 7.5%, 15%, 22.5% and 30% inclusion levels of PRP for T1, T2, T3, T4 and T5 respectively. The diets were supplemented to the experiment bucks at 2% of their body weight for 84 days; crushed sorghum stalk was used as basal diet. The basal diet and water were provided ad libitum. Data were generated on feed intake, liveweight changes; feed conversion ratio and nutrients digestibility. The results obtained revealed significant differences (P<0.05) in treatments evaluated. Treatment with 0%, 7.5% and 15% PRP inclusion were statistically the same in terms of total feed intake, weight gain and feed conversion ratio compare to others. Daily intake of supplements increases with inclusion level up to T3 (7.5% PRP) and decline thereafter. Treatment with 7.5% PRP (T3) was superior (P<0.05) in digestibility of Ash (47.00%); OM (55.81%) and CP (70.49%) while treatment with 30% PRP inclusion leads in CF (45.33%), EE (34.37%) and NDF (40.53%). This study therefore recommends the inclusion of up to 7.5% of Piliostigma reticulatum pods as feedstuff in ration formulation to serve as supplements to avert dry season feed scarcity.Keywords: Bucks, Digestibility, weight gain, Piliostigma reticulatum Pod

    Pengendalian Kualitas Proses Produksi Tube Plastik di PT. X Menggunakan Peta Kendali P Multivariat

    Full text link
    Pengendalian kualitas proses produksi tube plastik di PT. X pada penelitian sebelumnya Rizka (2011) dilakukan dengan menggunakan peta kendali p. kelemahan dari penelitian Rizka (2011) yaitu tanpa mempertimbangkan jumlah jenis cacat. Penelitian ini mengamati 6 jenis cacat yaitu lubang mulut/orifice tidak tepat, shoulder jebol, orange peel, body bergelombang, potongan mencuat dan black spot yang mungkin timbul. Untuk mengatasi kelemahan sebelumnya, maka pada penelitian ini digunakan metode peta kendali p multivariat dengan data bulan Desember 2010 digunakan untuk fase I sedangkan data Januari 2011 digunakan untuk fase II. Peta kendali p multivariat pada fase I menggambarkan kondisi yang terkendali karena plot pengamatan menyebar secara random, tetapi batas kendali pada fase I tidak layak digunakan pada fase II karena mengalami pergeseran proses yaitu proporsi cacat semakin kecil sehingga dibuat peta kendali yang baru untuk fase II. Jenis cacat yang memiliki frekuensi terjadi lebih tinggi daripada jenis cacat yang lainnya adalah potongan mencuat dan black spot akibat dari pegawai yang lelah dan mengantuk sehingga terjadi kesalahan pengaturan pada mesin
    corecore