32 research outputs found

    Implementation of Islamic Education Values in Community Medicine Tradition in Aikmel District

    Get PDF
    The purpose of this study is, first, to find out the various medical traditions of the people in Aikmel. Second, gain knowledge about implementing Islamic educational values in the tradition of community medicine in the Aikmel District. This research uses qualitative methods with a qualitative descriptive approach. The study was conducted on primary data sources: treatment actors and patients. Secondary data sources are books and reference books related to the value of Islamic education, the Sasak community's medical traditions, and the ruqyah's implementation. Observation, interviews, and documentation carry out data collection techniques. Data analysis techniques using descriptive analysis. The results showed that the medical tradition of the Aikmel people was still maintained. Medical traditions include the Belian Sasak tradition, prayer water, and ruqyah. Of the three medical traditions, it is inseparable from the values of Islamic education. The values of Islamic education contained in the medical traditions of the Aikmel community include the value of aqidah/faith, tawakkal, patience, effort, worship, and moral values in the Aikmel District area. There are no medical traditions that deviate from Islamic teachings

    PEREANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PLC MIKRO BERBASIS MIKROKONTROLER STM32F103RBT6

    Get PDF
    ABSTRAKSI: Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu piranti yang dibuat sebagai pengganti kumpulan relay-relay mekanik yang digunakan dalam sistem kontrol. PLC bekerja dengan cara membaca status (kondisi) yang dialami oleh inputnya, untuk kemudian digunakan dalam pengubahan status output-nya. Sedangkan bentuk dan jumlah pengubahan yang terjadi pada output PLC, tergantung pada program yang diberikan oleh user dalam bentuk diagram ladder yang disebut dengan ladder opcode. PLC yang dirancang pada tugas akhir ini dirancang berbasis mikrokontroler STM32F103RBT6, menggunakan bahasa C sebagai bahasa pemrograman sistem operasinya, dan menggunakan Visual Basic untuk perangkat lunaknya. Perangkat keras PLC sendiri dirancang memiliki input digital, output digital, dan input analog. Instruksi yang dapat dieksekusi oleh PLC ini meliputi instruksi kombinatorial, timer, counter, dan comparator. Dalam tugas akhir ini telah dirancang dan diimplementasikan sebuah PLC Mikro berbasis Mikrokontroler STM32F103RBT6 yang memiliki delapan input digital, delapan output digital, dua input analog, dua timer, satu counter, dan satu komparator. Selain itu PLC harus dapat berkomunkasi dengan perangkat lain (komputer) melalui RS232 secara sinkron. Komunikasi ini meliputi dowload dan upload. PLC yang dirancang pada tugas akhir ini memiliki port input waktu tunda rata-rata 51,1 ms, port output waktu tunda rata-rata 14,1 ms, respon kerja timer memiliki simpangan maksimum 9 ms untuk setpoint 1x100ms, dan waktu respon PLC 3,972 s.d. 4,903 ms (instruksi sederhana), 19,641 ms (instruksi timer), 21,88 ms (instruksi counter), dan 37,892 ms (instruksi komparator). PLC yang dirancang dan diimplementasikan dalam tugas akhir ini telah mendekati kecepatan respon dari PLC standar industri. Akan tetapi, perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut pada sistem operasi yang ditanam pada mikrokontroler STM32F103RBT6 agar kecepatan proses dapat lebih optimal.Kata Kunci : Programmable Logic Controller, Microcontroller, STM32F103RBT6ABSTRACT: Programmable Logic Controller (PLC) is a tool created as a replacement set of mechanical relays used in control systems. PLC works by reading the status (state) experienced by its inputs, for later use in changing the status of its output. While the form and amount of changes that occurred in the PLC output, depending on the pro-gram given by the user in the form of ladder diagrams with ladder opcode. PLC designed in this thesis are designed based on STM32F103RBT6 microcon¬troller, using the C language as an operating system programming lan¬guage , and using Visual Basic for its software. PLC hardware itself is designed to have digital inputs, digital outputsand analog inputs. The instructions can be executed by the PLC include combinatorial instruction, timer, coun¬ter, and comparator. In this thesis have been designed and implemented a micro PLC based on STM32F103RBT6 Microcontroller which has eight digital inputs, eight digital outputs, two analog inputs, two timers, one counter and one comparator. In addition the PLC must be able to communicate with other devices(computers) via the RS232 in an asynchronous mode. Selain itu PLC harus dapat berkomunkasi dengan perangkat lain (komputer) melalui RS232 secara sinkron. This communication includes the dowload and upload. PLC designed in this thesis has 6,3 ms input ports average time delay, 1,4 ms the output ports average time delay, the response timer has a maxi-mum deviation of 1,02 ms for 1x100ms setpoint, and 0,59 ms the response time of PLC (simple instructions), 2,45 ms (timer instruction ), 2,07 ms (counter instruction), and 3,87 ms (Comparator instructions). PLC designed and implemented in this thesis have been approaching the re-sponse speed of standard PLC industry . However, it should be further develop-ment on the operating system embedded on the STM32F103RBT6 microcontroller to optimized the speed process. Keyword: Programmable Logic Controller, Microcontroller STM32F103RBT

    Model Konstruksi Ruang Kecamatan Sekarbela Berdasarkan Interaksi Ruang Menggunakan Near Neighbourhood Analysis & Space Syntax

    Get PDF
    semakin meningkatnya kebutuhan ruang kekotaan mendorong perembetan sehingga mengakibatkan “desakan” pertumbuhan Kota Mataram, lahan-lahan yang ada di wilayah Kecamatan Sekarbela, berubah fungsi menjadi kawasan terbangun. Perubahan itu mengakibatkan susunan konstruksi ruang yang ada di Kecamatan Sekarbela, secara tidak langsung juga akan mengalami penyesuaian. Dalam kajian ini diharapkan dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh fenomena perubahan pemanfaatan ruang yang ada di Kecamatan Sekarbela, terhadap susunan konstruksi ruang yang ada, berdasarkan tingkat interaksi wilayah yang ada di Kecamataan Sekarbela. Metode dalam permodelan ini menggunakan pendekatan geografis dengan pendekatan menggunakan Analisis Tetangga Terdekat, dan akan dilakukan pengolahan dengan metode Space Syntax menggunakan program DepthMapX. Dari permodelan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan analisis analisis tetangga terdekat, pola persebaran kawasan permukiman menunjukkan pola persebaran mengelompok, menyebabkan layanan public tidak merata, tidak sesimbang dan tidak efektif. Nilai interaksi wilayah yang diperoleh juga menunjukkan dominasi nilai yang kecil. Sedangkan permodelan ruang, dengan pendekatan Space Syntax, menunjukkan bahwa konfigurasi antar ruang yang ada di kecamatan Sekarbela relatif lemah, sehingga perlu adanya integrasi secara lebih kuat antar pusat-pusat layanan yang sudah eksis atau dengan menetapkan pusat pelayanan baru

    Analisis Hubungan Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Komoditas Jagung dan Degradasi Lingkungan di Kabupaten Dompu

    Get PDF
    Perubahan Penggunaan lahan menjadi lahan pertanian jagung di Kabupaten Dompu semakin lama semakin meningkat. Lahan sawah dan perkebunan lainnya telah banyak dialihkan ke tanaman jagung. Hal ini sesuai degan program PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) yang sedang digalakkan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Program ini telah berhasil dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Dompu namun disisi lain dapat memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan hidup.Keterbatasan lahan membuat dilakukannya konversi lahan terhadap kawasan lindung yang berfungsi sebagai perlindungan bagi kawasan sekitarnya, hal ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang memicu terjadinya longsor dan banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan dan melihat hubungan perubahan penggunaan lahan terhadap degradasi lingkungan. Penelitian ini meggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis menggunakan teknik overlay dan mendeskripsikan hubungan perubahan lahan dan degradasi lingkungan. Penelitian ini menemukan bahwa telah terjadi perubahan penggunaan lahan menjadi tanaman jagung selama periode tahun 2012 sampai tahun 2017. Terdapat hubungan antara perubahan penggunaan lahan dan degradasi lingkungan dilihat melalui adanya peningkatan daerah rawan bencana longsor dan banjir di Kabupaten Dompu. Disarankan untuk tetap mempertahankan kawasan sesuai fungsinya berdasarkan karakteristik fisik lahan

    Identifikasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang melalui Instrumen Insentif dan Disinsentif pada Kawasan Pariwisata Pesisir di Pantai Amahami dan Ni'u

    Get PDF
    Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan pariwisata pesisir pantai Amahami dan Ni'u perlu dilakukan mengingat daerah tersebut merupakan salah satu kawasan strategis pariwisata dan kawasan strategis perekonomian yang adaS di Kota Bima, dengan dilakukannya suatu pengendalian diharapkan pemanfaatan ruang yang ada pada kawasan tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana pola ruang Rasanae Barat, salah satu instrumen yang tepat untuk digunakan selain peraturan zonasi adalah instrumen insentif dan disinsentif, dimana instrumen insentif diberikan kepada pemerintah ataupun masyarakat yang taat dan tertib terhadap tata ruang, sedangkan disinsentif diberikan kepada pemerintah ataupun masyarakat yang tidak tertib atau melanggar tata ruang

    Identifikasi Potensi Kawasan Desa Sokong Berdasarkan Karakteristik Fisik Dasar dan Fisik Binaan

    Get PDF
    Pertumbuhan penduduk berkorelasi cukup tinggi terhadap pemanfaatan lingkungan dan keberlanjutan hidup. Faktor kondisi fisik dasar dan kondisi fisik binaan menjadi hal yang selalu termanfaatkan akibat ekspansi manusia tehadap kebutuhan ruang. Desa Sokong termasuk dalam kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang termasuk dalam kawasan strategis pembanguan perkotaan Tanjung dengan fungsi zona kawasan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kawasan Desa Sokong berdasarkan karakteristik fisik dasar dan fisik binaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis kualitatif dan analisis spasial menggunakan pendekatan SIG (Sistem informasi Geografis). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa potensi kawasan Desa Sokong berdasarkan karakteristik fisik dasar yaitu: topografi yang tidak tinggi dan tidak rendah; lereng yang landai; tanah yang subur; dan lokasi yang strategis. Sedangkan potensi kawasan Desa Sokong berdasarkan karakteristik fisik binaan yaitu: sebagai kawasan pengembangan wilayah perkotaan; memiliki akses jalan utama dan jalan kolektor menuju permukiman bagian dalam; terdapat aktivitas perdagangan yang cukup tinggi; dan terdapat pelabuhan rakyat dan aktivitas nelayan di bagian pesisir.

    Analisis Hubungan Konfigurasi Ruang Terhadap Jenis Aktivitas Masyarakat Di Kelurahan Dasan Agung Kota Mataram Dengan Metode Space Syntax

    Get PDF
    Permukiman penduduk di Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram berkembang secara spontan dengan persebaran yang tidak terencana. Dengan keterbatasan lahan masyarakat Kelurahan Dasan Agung memanfaatkan gang atau jalan sebagai tempat beraktivitas sosial sekaligus aktivitas ekonomi sehingga konfigurasi sangat penting dalam pemerataan pergerakan atau aktivitas di kawasan tersebut karena, tanpa memahami konfigurasi kita tidak dapat memahami pergerakan pada suatu kawasan atau perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan konfigurasi ruang terhadap jenis aktivitas masyarakat di Kelurahan Dasan Agung. Metode penelitian menggunakan metode campuran, dimana metode kuantitatif (space syntax) dan metode kualitatif (behaviour mapping), sehingga data dari kedua metode akan disamakan, lalu dianalisis menggunakan korelasi spearman pada SPSS untuk melihat kekuatan hubungannya. Hasil penelitian menunjukan jenis aktivitas yang dominan di Kelurahan Dasan Agung adalah necessary activity dan social activity. Aktivitas tersebut cenderung dipengaruhi oleh waktu dan juga aktivitas ini dapat terjadi secara bersamaan. Semakin tigggi nilai connectivity, local integrity, dan global integrity pada suatu axial, keberagaman tata guna bangunan (building use) akan mempengaruhi intensitas aktivitas dengan beragam jenisnya sehingga menciptakan ruang sosial didalamnya. Maka dari itu, pertimbangan tersebut dapat menjadi referensi untuk perencanaan suatu kawasan yang efektif dan efisien.Abstract:  Dasan Agung Village, Mataram City, emerged spontaneously with an irregular arrangement of residential communities. Because the people of Dasan Agung Village have limited land, they use alleys or roads for social and economic activities. As a result, the configuration is critical in the distribution of movement or activity in the area because we cannot understand movement in an area or urban area without first understanding the configuration. This research aims to determine the relationship between spatial arrangement and community activity categories in Dasan Agung Village. The study employs mixed methods research, in which quantitative (space syntax) and qualitative (behavior mapping) methods are used to equate data from both methods, which is then examined using Spearman correlation on SPSS to determine the strength of the association. The results showed that the dominant types of activity in Dasan Agung Village were necessary activity and social activity. These activities are often influenced by time, and they can also occur at the same moment. The more the significance of connectedness, local integrity, and global integrity in an axis, the more the intensity of activities of many sorts to create social space will be affected by the diversity of building use. As a result, these factors can be used to plan an effective and efficient area

    SEBARAN POTENSI WISATA DESA PAKUAN KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

    Get PDF
    Abstrak: Desa Pakuan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Narmada, yang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan potensi pariwisata yang cukup besar. Potensi wisata yang dimiliki diantaranya berupa potensi wisata alam, potensi wisata budaya dan potensi wisata buatan. Potensi wisata ini tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Narmada yang dan memiliki potensi pengembangan pariwisata. Hal ini disebabkan oleh karena letak geografis yang sangat ideal sebagai daerah pengembangan pariwisata. Selain letak geografis, Desa Pakuan memiliki alam dan budaya yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai daya Tarik wisata. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran potensi wisata yang ada di Desa Pakuan. Sebaran Wisata ini dibagi kedalam wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis spasial meggunakan overlay peta. Eksplorasi obyek wisata di Desa Pakuan dilakukan dengan survey primer dan sekunder. Survey primer dilakukan mendokumentasikan obyek yang diamati, sedangkan survey sekunder dilakukan melalui interpretasi citra satelit untuk kemudian dilakukan pemetaan meggunakan aplikasi Arc. GIS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Desa Pakuan memiliki dua potensi wisata yaitu wisata alam di dusun Pesantek dan dusun Kumbi, potensi wisata budaya dan buatan terletak di seluruh Kawasan desa Pakuan.Abstract: Pakuan Village is one of the villages located in Narmada District, which is one of the Districts in West Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province, with considerable tourism potential. The tourism potential possessed includes the potential for natural tourism, the potential for cultural tourism and the potential for artificial tourism. This tourism potential is spread throughout the Narmada District area and has the potential for tourism development. This is due to the geographical location that is ideal as a tourism development area. In addition to geographical location, Pakuan Village has nature and culture that has great potential to be used as a tourist attraction. This study aims to map the distribution of tourism potential in Pakuan Village. The distribution of this tour is divided into natural tourism, cultural tourism and artificial tourism. This research uses qualitative descriptive method with spatial analysis approach using map overlay. Exploration of tourism objects in Pakuan Village is carried out by primary and secondary surveys. The primary survey is carried out documenting the observed object, while the secondary survey is carried out through interpretation of satellite imagery for then mapping using the Arc application. GIS. The results of this study show that Pakuan Village has two tourism potentials, namely natural tourism in Pesantek hamlet and Kumbi hamlet, cultural and artificial tourism potential located throughout the Pakuan village area

    BAHAYA PENGGUNAAN DRONE PADA AREA KKOP DI SEKITAR BANDARA

    Get PDF
    Abstrak: Selama beberapa tahun terakhir, drone telah menjadi sangat populer. Drone adalah pesawat udara kecil tanpa awak yang dinavigasi dan dikendalikan dari jarak jauh dengan frekwensi radio. Penggunaan pesawat tanpa awak (drone) kini banyak dilakukan masyarakat sipil untuk berbagai aktivitas salah satunya yang berada di wilayah Sumbawa Besar. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) khususnya yang berada di sekitar Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III – Sumbawa Besar, merupakan wilayah daratan dan/atau perairan serta ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan itu sendiri. Kawasan ini perlu diperhatikan untuk menjaga keselamatan operasional pesawat udara di sekitar bandar udara. Tujuan dari dilakukannya kegiatan ini adalah untuk memberikan sosialisasi pemahaman kepada seluruh masyarakat tentang bahaya dan risiko dari aktivitas yang dilakukan masyarakat seperti menerbangkan pesawat tanpa awak (drone), pada area operasi penerbangan sekitar bandara. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan sosialisasi dan simulasi yang terstruktur kepada peserta kegiatan yang terdiri dari masyarakat lokal, pemeritah dan penggiat hobi drone sebanyak 20 orang, dimana kegiatan tersebut diperoleh hasil sebanyak 90% berdasarkan hasil questioner dan angket yang diberikan pasca kegiatan sosialisasi, peserta menyepakati bahwa area-area sekitar bandara perlu diberikan penanda larangan dalam menerbangkan benda-benda udara tidak hanya drone tetapi juga benda terbang lainnya seperti layangan dan balon udara, karena sifatnya yang dapat mengganggu aktifitas penerbangan. Selain itu dan juga diinsiasi adanya regulasi daerah berupa Perbup yang mengatur secara mendetail kegiatan masyarakat di sekitar bandara.Abstract: Over the last few years, drones have become very popular. Drones are small, unmanned aircraft that are navigated and controlled remotely by radio frequency. The use of unmanned aerial vehicles (drones) is now widely practiced by civil society for various activities, one of which is in the Sumbawa Besar region. The Flight Operations Safety Area (KKOP), especially those around Sultan Muhammad Kaharuddin III Airport - Sumbawa Besar, is the land area and/or waters as well as the airspace around the airport which is used for flight operations activities in order to ensure flight safety itself. This area needs attention to maintain the safety of aircraft operations around the airport. The purpose of this activity is to provide socialization of understanding to the whole community about the dangers and risks of activities carried out by the community, such as flying unmanned aircraft (drones), in the flight operation area around the airport. The method of implementing the activity was carried out by means of socialization and structured simulation to activity participants consisting of 20 local communities, government and drone hobbyist activists, in which the activity obtained 90% results based on the results of the questionnaires and questionnaires given after the socialization activity, participants agreed that areas around the airport need to be marked prohibiting the flying of air objects not only drones but also other flying objects such as kites and hot air balloons, due to their nature which can disrupt flight activities. Apart from that, a local regulation was initiated in the form of a Perbup which regulates in detail the activities of the community around the airport

    PEMETAAN DELINEASI KAWASAN PERKOTAAN BERBASIS PARTISIPATIF

    Get PDF
    Abstrak: Perkembangan kota yang dinamis selalu mengalami perubahan yang terakumulasi menjadi perubahan yang akan memberikan dampak bagi wilayah di sekitarnya. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Bima, Wawo ditetapkan sebagai PKL (Pusat kegiatan Lokal). Akan tetapi, hingga saat ini, sebagai kawasan yang ditetapkan untuk fungsi pusat kegiatan lokal, Kecamatan Wawo belum memiliki kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah perkotaan kecamatan. Tujuan dari dilakukannya pengabdian ini adalah, bagaimana masyarakat dan pranata kelembagaan yang ada di Kecamatan Wawo, memiliki andil dalam menentukan, batasan wilayah perkotaan di kecamatannya, serta diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan dan perencanaan kawasan perkotaan di wilayahnya sendiri dimuali dengan kegiatan partisipatif pemetaan wilayah. Metode pengabdian yang dilakukan dengan pendekatan sosialisasi dan demonstrasi kegiatan terkait pemetaan partisipatif. Kegiatan dilakukan bersama dengan pemerintah wilayah Kecamatan Wawo, beserta seluruh perwakilan desa dilingkup kecamatan ini sebanyak 30 orang peserta, dan diakhir kegiatan dilakukan monitoring dan evaluasi dengan melakukan pengisian angkat pemahaman kepada peserta kegiatan. Dari kegiatan pengabdian yang dilakukan, dihasilkan kesepakatan bersama terkait penyepakatan batas wilayah perkotaan dan dituangkan dalam peta delineasi wilayah perkotaan Kecamatan Wawo.Abstract: The dynamic development of the city always experiences changes that accumulate into changes that will have an impact on the surrounding area. In the Bima Regency Spatial Plan, Wawo is designated as the Center for Local Activities. However, until now, as an area designated for the function of a local activity center, Wawo District does not yet have an area designated as a sub-district urban area. The purpose of this service is how the community and institutional institutions in Wawo District have a role in determining the boundaries of urban areas in their sub-districts and it is hoped that this activity can increase public understanding in the management and planning of urban areas in their own territory, starting with participatory regional mapping activities. The service method is carried out with a socialization approach and demonstration of activities related to participatory mapping. The activity was carried out together with the regional government of Wawo District, along with all village representatives in this sub-district as many as 30 participants, and at the end of the activity monitoring and evaluation were carried out by filling out understanding lifts to activity participants. From the service activities carried out, a mutual agreement was generated regarding the agreement on urban area boundaries and was stated in the delineation map of the urban area of Wawo District
    corecore