5 research outputs found

    PEMBERDAYAAN PANTI ASUHAN AKHLAKUL KHARIMAH MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN POT DARI HANDUK BEKAS DAN POZZOLAN ALAM

    Get PDF
    Abstract. The Akhlakul Kharimah Orphanage is one of the orphanages in the city of Malang which has a large number of orphans and underprivileged children from Malang, Banyuwangi, Jember and other regions in Java. This activity is one way to empower orphanage children of Akhlakul Kharimah. Training activities to make pots from towels and pozzolan is one of the alternatives offered to empower the potential and increase the creativity of the orphanage children of Akhlakul Kharimah. This activity consists of two methods: counseling-demonstration and practice methods. Counseling and demonstration methods are carried out by explaining the development of creativity in utilizing used towels into pots and showing the stages of making pots from used towels and natural pozzolan. Whereas in the practice method, the orphanage children do the practice directly of making pots up to coloring. This activity received a positive response from the orphanage children as indicated by the participation of almost 90%. More than 85% of the pots produced have good characteristics. These pots were used for the cultivation of ornamental plants, vegetables (tomatoes and chilies) and fruits (strawberries).   Abstrak. Panti Asuhan Akhlakul Karimah Malang telah banyak menyantuni anak-anak yatim piatu maupun kurang mampu dari berbagai daerah di Malang Raya, Banyuwangi, Jember dan beberapa daerah di Pulau Jawa. Perlunya pemberdayaan anak-anak panti asuhan menuju kemandirian melalui wirausaha menjadi alasan terselenggaranya kegiatan pengabdian ini. Kegiatan pelatihan pembuatan pot dari handuk bekas dan pozzolan alam merupakan salah satu alternatif yang ditawarkan untuk memberdayakan potensi dan meningkatkan kreativitas anak-anak panti asuhan Akhlakul Kharimah. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode penyuluhan dan demonstrasi serta praktik. Metode penyuluhan dan demonstrasi dilakukan dengan menjelaskan secara singkat tentang pengembangan kreativitas dalam memanfaatkan handuk bekas menjadi pot, serta menunjukkan tahapan pembuatan pot dari handuk bekas dan pozzolan alam. Sedangkan pada metode praktik, anak-anak panti asuhan melakukan praktik membuat pot hingga pewarnaan secara langsung. Kegiatan ini memperoleh respon positif dari anak-anak panti asuhan yang ditunjukkan dengan tingkat partisipasi hampir mencapai 90%. Sebanyak lebih dari 85% pot yang dihasilkan dari penelitian ini memiliki karakteristik yang bagus. Pot tersebut selanjutnya dimanfaatkan untuk budidaya tanaman hias, sayur (tomat dan cabai) dan buah-buahan (strawberry).

    Preparation and Characterization of Interfacially Polymerized Polyamide Membrane for Dye Removal

    Get PDF
    Interfacial polymerization of polyamide was conducted using hydrophobic and hydrophilic membrane support. The effects of monomer concentration were investigated, and the resulting thin-film composite membranes were tested for their performance in dye removal using different flow configurations. The results showed that a dense polyamide layer was successfully formed on the hydrophilic support, while a polyamide layer with a very loose structure was formed on the hydrophobic support. The polyamide layer became smoother and more hydrophilic as the concentration of trimesoyl chloride was increased, leading to increased permeate flux and reduced dye rejection. The highest sunset yellow rejection of 45.7% with a permeate flux of 4.9 L/m2.h was obtained when the polyamide layer was formed from trimesoyl chloride concentration of 0.05 w/v% (a high amine to acid chloride monomer ratio of 20) and the filtration was in cross-flow configuration

    Sintesis Koagulan Tawas dari Limbah Kemasan Single-Use Sachet.

    No full text
    viii RINGKASAN Syanura Hyuga Pradhana dan Mutia Farida, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Juni 2021, Sintesis Koagulan Tawas dari Limbah Kemasan Single-Use Sachet. Limbah single-use sachet merupakan limbah plastik yang sulit diuraikan, selain tergolong limbah anorganik, single-use sachet memiliki lapisan film berupa aluminium (Al) yang bila dibiarkan dapat menyebabkan akumulasi dengan tanah dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Dari total limbah plastik di Indonesia, limbah single-use sachet menyumbang sekitar 16%, dan limbah jenis ini membutuhkan waktu penguraian paling lama dibandingkan limbah kemasan plastik jenis lainnya. Pemanfaatan limbah single-use sachet sejauh ini masih sebatas daur ulang untuk kerajinan tangan berupa dompet, tas, dan sebagainya. Padahal kandungan Al dalam kemasan tersebut masih dapat dimanfaatkan, oleh karena itu dilakukan terobosan untuk mengolah limbah single-use sachet dengan mengekstrak Al pada limbah tersebut dan mengubahnya menjadi produk tawas atau (KAl(SO4)2)∙12H2O. Produk berupa tawas dapat digunakan sebagai koagulan untuk mengendapkan partikel penyusun kekeruhan dalam air dengan proses penggumpalan dan partikel tersebut dapat dipisahkan dari air. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah single-use sachet sebagai bahan baku alternatif pembuatan tawas sebagai koagulan serta menguji efektivitasnya dalam penyisihan padatan terlarut total dan penurunan turbiditas. Sintesis tawas dari kemasan single-use sachet dilakukan dengan menggunakan KOH dan H2SO4. Konsentrasi KOH yang digunakan yaitu 40% (w/v), sedangkan konsentrasi H2SO4 bervariasi, yaitu 4M, 6M dan 8M .Tawas yang diperoleh dari konsentrasi H2SO4 terbaik akan dibandingkan dengan tawas komersial melalui proses penjernihan air sungai untuk menyisihkan padatan terlarut total atau total dissolved solid (TDS) dan turbiditas dengan proses koagulasi menggunakan jar-test. Penelitian ini memiliki enam tahapan proses yaitu: pengujian kandungan awal kemasan single- use sachet; persiapan bahan baku pembuatan tawas; pembuatan tawas; pengujian kualitas tawas; pengujian efektivitas tawas sebagai koagulan; dan tahapan terakhir adalah analisa parameter air sungai sebelum dan sesudah proses koagulasi. Analisis tawas dilakukan dengan SSA untuk mengetahui kandungan Al2O3 dalam tawas. Parameter air sungai yang dianalisa yaitu turbiditas (metode turbidimetri) dan padatan terlarut total (metode gravimetri). Konsentrasi H2SO4 berpengaruh terhadap tawas olahan dari limbah kemasan single-use sachet, dimana semakin tinggi konsentrasi yang digunakan semakin banyak yield yang dihasilkan. Yield tertinggi didapatkan pada konsentrasi larutan H2SO4 8M dengan yield rata-rata sebesar 46,09% dengan karakteristik tawas secara fisik berupa padatan berwarna putih, tidak berbau, berbentuk kristal granula (menyerupai serbuk), dan dapat larut dalam air, sedangkan karakteristik secara kimia terdapat komponen utama berupa Al2O3 sebesar 17.09%, dimana parameter tersebut telah memenuhi standart SNI. Sedangkan untuk % penurunan turbiditas yang paling baik didapatkan pada penggunaan tawas komersial 150 ppm dengan % penyisihan sebesar 98,49%, sedangkan untuk tawas olahan dengan H2SO4 8M didapatkan % penyisihan turbiditas sebesar 71,33%. Hal ini juga berlaku untuk % penyisihan TDS dimana pada tawas komersil dengan dosis 150 ppm, % penyisihannya sebesar 68,48% sedangkan untuk tawas olahan dengan H2SO4 8M % penyisihannya sebesar 57,58%

    Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Broiler sebagai Biosorben untuk Menurunkan Kadar Cr(VI) pada Limbah Cair Industri Elektroplating

    No full text
    Limbah Cr(VI) pada industri elektroplating dihasilkan dari proses pengendapan logam pelapis pada logam atau plastik secara elektrolitik. Kadar Cr(VI) pada industri elektroplating yakni pada rentang 0,0336 sampai 218,5 ppm telah melebihi batas maksimum baku mutu yang telah ditentukan oleh pemerintah, yakni 0,1 mg/L. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah adsorpsi. Salah satu adsorben alami (biosorben) yang dapat mengikat Cr(VI) adalah bulu ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi HCl (0, 1, dan 2 M) dalam memodifikasi biosorben bulu ayam broiler dan variasi konsentrasi awal Cr(VI) (15; 30; 50; 75; dan 100 ppm) terhadap persentase penurunan kadar Cr(VI) pada limbah cair elektroplating, serta menentukan kapasitas adsorpsi biosorben bulu ayam broiler. Biosorben bulu ayam broiler dimodifikasi menggunakan HCl 1 dan 2 M selama 24 jam pada suhu ruang. Proses adsorpsi dilakukan selama 90 menit dengan variasi biosorben bulu ayam broiler tanpa modifikasi, termodifikasi HCl 1M, dan termodifikasi HCl 2M, serta variasi konsentrasi awal Cr(VI) 15; 30; 50; 75; dan 100 ppm pada kondisi pH 4±0,5 dan suhu ruang. Hasil dari proses adsorpsi, kadar Cr(VI) diuji menggunakan Spektrofotometer UV- Vis. Biosorben bulu ayam broiler tanpa modifikasi, termodifikasi HCl 1M, dan termodifikasi HCl 2M dikarakterisasi menggunakan uji FT-IR. Kapasistas adsorpsi ditentukan menggunakan 2 model isoterm adsorpsi, yakni Langmuir dan Freundlich. Hasil karakterisasi FT-IR biosorben bulu ayam broiler menunjukkan bahwa modifikasi biosorben bulu ayam broiler meningkatkan nilai absorbansi dan konsentrasi pada setiap gugus fungsinya. Hasil dari proses adsorpsi dengan variasi biosorben bulu ayam broiler tanpa modifikasi, termodifikasi HCl 1 M, dan termodifikasi HCl 2 M menunjukkan bahwa persentase penurunan kadar Cr(VI) paling tinggi pada biosorben bulu ayam broiler termodifikasi HCl 1 M, yakni sebesar 61,998%. Hasil dari proses adsorpsi dengan variasi konsentrasi awal Cr(VI) menggunakan biosorben bulu ayam broiler termodifikasi HCl 1 M menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi awalnya, maka persentase penurunan kadar Cr(VI) semakin kecil, dimana persentase penurunan kadar Cr(VI) terbesar terjadi pada konsentrasi awal Cr(VI) 15 ppm, yakni sebesar 90,1639% dan terkecil pada konsentrasi awal Cr(VI) 100 ppm, yakni sebesar 38,0325%. Kapasitas adsorpsi biosorben bulu ayam broiler termodifikasi HCl 1 M sesuai dengan adsorpsi isoterm Langmuir dengan nilai sebesar 8,04868 mg/g dengan nilai R2 sebesar 0,9784
    corecore