5 research outputs found

    Pendampingan Pemetaan Potensi Pengembangan Avitourism di Desa Wisata Sermo Kulon Progo

    Get PDF
    Pariwisata saat in menjadi salah satu sektor primadona yang diharapakan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan wilayah. Kebangkitan sektor pariwisata setelah pandemi memerlukan upaya-upaya baru agar kegiatan wisata memiliki ketangguhan dalam menghadapi segala situasi yang mungkin terjadi di masa yang akan dating. Desa Wisata Sermo Hargowilis yang terletak di Kapanewon Kokap merupakan salah satu desa wisata yang saat ini sedang berupaya mengembangkan alternative-alternatif wisata untuk menarik kehadiran wisatawan domestic maupun mancanegara. Desa wisata tersebut memiliki beragam atraksi wisata, salah satunya atraksi wisata alam yang terdapat di Kawasan Kalitaji, Dusun Soka. Lembah Kalitaji memiliki potensi wisata alam yang sangat baik, didukung oleh kekayaan biodiversitas yang memadai, salah satunya adalah potensi fauna berupa burung. Wisata minat khusus seperti kegiatan pengamatan burung telah berkembang di beberapa tempat, dengan melahirkan banyak komunitas pecinta burung, potensi wisata ini dikenal dengan sebutan Avitourism. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk mengembangkan avitourism sebagai salah satu alternatif atraksi wisata di Desa Wisata Sermo sekaligus menjadi upaya pemberdayaan ekonomi lokal. Metode yang digunakan adalah pendampingan dalam pemetaan potensi avitourism, melalui identifikasi jenis dan habitat burung, serta peningkatan kapasitas SDM dalam mengelola avitourism kedepan. Hal ini menjawab kebutuhan desa wisata untuk pemetaan potensi dan penguatan kapasitas sumberdaya manusia pariwisata melalui pelatihan dan pembekalan pengetahuan. Berdasarkan hasil observasi lapangan selanjutnya dilaksanakan pembekalan dan pelatihan tentang avitourism untuk warga masyarakat

    Penerapan Teknologi untuk Peningkatan Produktivitas dan Pemasaran Criping Pisang Kelompok Wanita Tani Soka Makmur

    Get PDF
    Usaha criping pisang Kelompok Wanita Tani (KWT) Soka Makmur mulai dijalankan pada tahun 2018. Tempat usaha criping pisang terletak di Dusun Kadisoka, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Pembuatan criping pisang rutin berproduksi setiap bulan. Namun sejak ada Pandemi Covid-19, produksi kripik pisang berhenti total selama hampir 4 bulan. Dengan berhentinya produksi, berarti pula penghasilan anggota KWT Soka Asri berkurang. Permasalahan pertama adalah keterbatasan pasar, karena selama ini criping pisang lebih banyak dipasarkan melalui grup whatsapp yang dimiliki oleh anggota, dan sebagian kecil dititipkan ke toko-toko oleh-oleh. Permasalahan kedua adalah proses produksi yang masih konvensional, sehingga hanya mampu menerima pesaranan dalam jumlah yang terbatas. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pelatihan pemasaran online dan penerapan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas pelaku usaha dan peningkatan kualitas produksi criping pisang. Setelah intervensi teknologi dalam kegiatan pengolahan criping pisang, ada peningkatan dalam kapasitas produksi berupa peningkatan frekuensi produksi. Semula, ibu-ibu anggota KWT Soka Makmur hanya mampu memproduksi criping satu kali dalam sebulan. Sekarang, kapasitas produksi meningkat menjadi hamper empat kali dalam satu bulan. Peningkatan pengetahuan melalui kegiatan pelatihan yang diikuti oleh anggota KWT Soka Makmur menghasilkan perluasan pasar. Pesanan criping pisang meningkat hingga 25% tiap kali produksi, sehingga tambahan penghasilan anggotanya juga meningkat

    Aksesbilitas Pusat-Pusat Kegiatan Di Yogyakarta Terhadap Bandara Adisujipto

    Get PDF
    Abstrak Bandara merupakan salah satu pintu masuk manusia sebagai pelaku kegiatan, serta barang dan jasa yang akan didistribusikan ke seluruh pusat-pusat kegiatan di suatu wilayah. Aksesibilitas antara pusat kegiatan dengan bandara merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung kelancaran aktivitas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aksesibilitsa pusat-pusat kegiatan di DIY terhadap Bandara Adisutjipto. Aksesibilitas adalah pencapaian dari pusat-pusat kegiatan terhadap Bandara Adisutjipto. Pusat kegiatan yang dipilih adalah pusat kegiatan wilayah (PKW) di DIY, yaitu sejumlah 13 (tigabelas) pusat kegiatan. Me ode yang digunakan dalam panellation ini adalah metode analysis qualitative. Aksesibilitas diukur menggunakan variabel mobilitas dan pencapaian  dengan menggunakan moda angkutan taksi online, berdasarkan pertimbangan bahwa taksi online adalah kendaraan yang paling banyak digunakan oleh penumpang bandara Adisujipto ke seluruh wilayah DIY. Variabel mobilitas meliputi 4 (empat) indikator, aitu ketersediaan, kecepatan, frekuensi, dan biaya. Variabel pencapaian memiliki dua indikator, yaitu jarak dan kepadatan bangunan. Metode analysis yang digunakan adalah analysis pengelompokan menggunakan alat analysis cluster. Aksesibilitas diklasifikan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pusat kegiatan yang memiliki aksesibilitas tinggi dan rendah. Hasil analysis menunjukkan bahwa dare 10 dari 13 pusat kegiatan masuk dalam kelompok dengan aksesibilitas tinggi, yaitu Sleman, Bantul, Mlati, Ngaglik, Kasihan, Sewon, Banguntapan, Godean, Piyungan, dan Prambanan. Pusat kegiatan dengan aksebilitas rendah Adalah Wates, Wonosari, dan Srandakan. Jarak dan biaya memiliki signifikani 0,000, yang berarti bahwa kedua indikator ini memberikan perbedaan yang nyata pada pengelompokan aksesibilitas   Kata Kunci:  Aksesibilitas, Bandara, Pusat kegiata

    Mesin Pemeras Rimpang dan Pemasaran Online untuk Usaha ā€œJamu Mbak Sriā€ Kadisoka, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Usaha jamu Mbak Sri adalah usaha yang didirikan oleh Bapak Sutadi pada tahun 2004. Lokasi usaha ini di Dusun Kadisoka, Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY. Pembuatan jamu dilakukan secara tradisional, dan pemasaran dilakukan dengan cara berjualan keliling di wilayah dekat tempat usaha. Moda transportasi yang digunakan adalah motor dan sepeda. Dalam sehari, pendapatan kotor dari penjualan jamu rata-rata Rp. 200.000,00 ā€“ Rp. 300.000,00. Usaha jamu ini memiliki 2 masalah utama. Permasalahan pertama adalah proses produksi manual sehingga higienitas produk tidak terkontrol dan produksi terbatas. Permasalahan kedua adalah pemasaran terbatas sistem penjualan masih konvensional. Solusi untuk mengatasi permasalahan yang diterapkan dalam usaha jamu Mbak Sri berupa pembuatan mesin pemeras rimpang untuk membantu proses produksi dan pemanfaatan platform penjualan online untuk memperluas pasar. Metode yang dilakukan adalah pembuatan alat, pelatihan dan pendampingan. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas produksi melalui pembuatan mesin pemeras rimpang jamu berkecepatan rendah dan pelatihan produksi jamu higienis. Kegiatan ke-2 adalah peningkatan kapasitas pemasaran melalui kegiatan pembuatan logo, pembaharuan kemasan jamu, perbaikan fasilitas penjualan keliling, dan metode penjualan online. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat peningkatan produksi hingga 33,3%, peningkatan pendapatan hingga 39% per bulan

    Pengembangan Experiental Tourism di Kalitaji Kapanewon Kokap Kulon Progo

    Get PDF
    Kegiatan pariwisata merupakan salah satu elemen penting dalam sektor perekonomian di Kabupaten Kulon Progo. Salah satu desa yang telah berkembang menjadi desa wisata adalah Desa Wisata Sermo Hargowilis yang terletak di Kapanewon Kokap. Desa wisata tersebut memiliki beragam atraksi wisata, salah satunya atraksi wisata alam yang terdapat di Kawasan Kalitaji, Dusun Soka. Kalitaji memiliki potensi wisata alam dan kuliner. Potensi wisata alam berupa kontur wilayah perbukitan hingga sungai, sedangkan potensi wisata kuliner berupa Kopi Kalitaji. Saat ini, atraksi wisata tersebut belum berkembang secara optiimal karena keterbatasan sumberdaya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk menghasilkan program pengembangan sumberdaya manusia yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Metode yang digunakan adalah pendampingan mind mapping untuk memilih program sesuai prioritas. Temuan dari kegiatan ini adalah kurangnya rasa percaya diri masyarakat untuk mengembangkan kegiatan wisata di lingkungan tempat tinggalnya. Implikasi kegiatan ini adalah tersusunnya program pengembangan sumberdaya manusia untuk pengembangan kegiatan pariwisata, yang dibagi menjadi knowledge enhancement dan skill competency upgrading. Prioritas kegiatan berdasarkan penilaian masyarakat adalah pendampingan pengetahuan potensi wisata di Kalitaji dan pelatihan kompetensi tour guide untuk para pemuda. Selain itu, dengan partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan pengabdian berdampak pada peningkatan kapasitas masyarakat untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan kegiatan pariwisata di Kalitaj
    corecore