30 research outputs found

    Analisis Kuat Tekan dan Laju Infiltrasi pada Beton Porous K-200 dengan Tambahan Sika Fume

    Get PDF
     Beton porous memiliki pori-pori yang lebih banyak dari beton normal yang menyebabkan kuat tekannya lebih rendah. Perlu dilakukan penelitian untuk dapat meningkatkan kuat tekan beton porous. Penelitian dilakukan dengan cara menambahkan zat aditif yaitu sika fume pada campuran beton porous dengan presentase 0%, 3%, 5% dan 7% dari berat semen. Dilakukan dua pengujian yaitu pengujian kuat tekan dan pengujian laju infiltrasi. Bentuk benda uji yang digunakan adalah silinder dengan ukuran 15cm x 30cm dan plat dengan ukuran 50cm x 50cm x 5cm. Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat beton berumur 7, 14 dan 28 hari sedangkan pengujian laju infiltrasi dilakukan pada saat beton berumur 28 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemakaian 7% sika fume ke dalam campuran beton porous menghasilkan kuat tekan tertinggi dengan nilai kuat tekan sebesar 22,46 MPa. Sedangkan nilai maksimum dari pengujian laju infiltrasi ditunjukkan pada beton porous dengan pemakaian sika fume sebesar 3% dengan nilai laju infiltrasi sebesar 2550310,41 mm/jam. Dari hasil penelitian dapat diamati bahwa semakin banyak sika fume yang digunakan maka semakin tinggi nilai kuat tekan dan semakin kecil nilai laju infiltrasinya

    ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TIANG BOR (BORED PILE) MENGGUNAKAN PROGRAM ALLPILE 7.3B

    Get PDF
    Pekerjaan Pondasi adalah pekerjaan pertama yang akan dilaksanakan dalam suatu pekerjaan konstruksi. Pondasi menjadi komponen yang sangat penting karena menopang semua beban yang terjadi pada sebuah bangunan. Data hasil penyelidikan tanah sangat penting dalam perencanaan pondasi. Pada proyek pembangunan jalan bebas hambatan ini digunakan pondasi tiang (bored pile). Analisis daya dukung dan penurunan pondasi bored pile ini dilakukan pada Proyek Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Phase III Access I pada titik P.10 dan P.13. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan manual (Terzaghi dan Mayerhof) dan menggunakan program AllPile 7.3B. Perhitungan daya dukung pondasi tiang tunggal P.10 metode Terzaghi dan Mayerhof pada P.10 didapat Qall = 275,67 ton, pada P.13 dipadat Qall = 190,54 ton. Perhitungan pondasi kelompok tiang berdasarkan nilai efisiensi metode Converse-Labarre pada P.10 didapat Qpg = 1097,61 ton, pada P.13 didapat Qpg = 758,65 ton. Penurunan pondasi kelompok tiang pada P.10 Sg = 4,20 cm, pada P.13 Sg = 4,29 cm. Hasil perhitungan dari output AllPile 7.3B pada P.10 Qall = 745,36 kN, Qpg = 14755,62 kN, pada P.13 Qall = 3044,29 kN, Qpg = 12177,17 kN. Penurunan kelompok tiang P.10 =0,157 cm dan P.13 = 0,105 cm

    ANALISIS EFEKTIVITAS BETON BERTULANG BAMBU DENGAN STRAND BAMBOO WOVEN (SBW) PADA BANGUNAN AIR

    Get PDF
    Bambu dengan nama botani Dendrocalamus Asper di Indonesia dikenal dengan nama bambu petung. Bambu jenis ini mempunyai rumpun agak rapat, dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 2000 m diatas permukaan air laut. Pertumbuhan cukup baik khususnya untuk daerah yang tidak terlalu kering. Warna kulit batang hijau kekuning-kuningan, batang dapat mencapai panjang 10-14 m, panjang ruas berkisar antara 40-60 cm, diameter 6-15 cm, dan tebal dinding 10-15 mm. Mekanisme interaksi antara bambu dengan pasta semen tidak cukup. Bambu mudah menyerap dan melepaskan air pada saat mengering, sehingga terjadi perubahan dimensi bambu. Hal tersebut juga terjadi ketika bambu diselimuti oleh pasta semen. Salah satu masalah dalam implementasi bambu sebagai tulangan beton adalah batang atau bilah bambu dapat menyerap air hinggi 25% pada 24 jam pertama, sehingga para peneliti menyarankan menggunakan bambu yang sudah tua atau melapisi bilah bambu dengan vernis, cat atau cairan aspal untuk mengurangi penyerapan air oleh bilah bambu. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tipe anyaman empat sumbu kulit luar memperoleh kuat lentur tertinggi sebesar 1,73 MPa (umur 28 hari) pada kelompok penggunaan kulit luar bambu sebagai tulangan. Sedangkan tipe anyaman silang kulit dalam memperoleh kuat lentur tertinggi sebesar 3,27 MPa (umur 28 hari) pada kelompok penggunaan kulit dalam bambu sebagai tulangan. Secara umum kelompok penggunaan kulit dalam bambu sebagai tulangan lebih tinggi nilai kuat lenturnya dibandingkan penggunaan kulit luar bambu sebagai tulangan

    ANALISIS CURAH HUJAN EFEKTIF DAN CURAH HUJAN DENGAN BERBAGAI PERIODE ULANG UNTUK WILAYAH KOTA TASIKMALAYA DAN KABUPATEN GARUT

    Get PDF
    Curah hujan efektif merupakan besaran curah hujan yang langsung dapat dimanfaatkan tanaman pada masa pertumbuhannya. Besaran curah hujan efektif digunakan rumus Hazra, dimana hujan efektif dihitung berdasarkan urutan dari yang terkecil. Rerata curah hujan sepuluh tahun terakhir Kota Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Garut. Rerata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Agustus. Curah hujan efektif maksimum r 80 Kota Tasikmalaya (83,46 mm/bulan ) 89,7 % lebih besar dari curah hujan efektif maksimum r 80 Kabupaten Garut (44,00 mm/bulan). Curah hujan efektif maksimum r 50 Kota Tasikmalaya (152,75 mm/bulan) 98,25 % lebih besar dari curah hujan efektif maksimum r 50 Kabupaten Garut (77,05 mm/bulan).R ef padi Kota Tasikmalaya (58,42 mm/bulan) 89,67 % lebih besar daripada r ef padi Kabupaten Garut (30,80 mm/bulan). R ef palawija Kota Tasikmalaya (106,93 mm/bulan) 98,23 % lebih besar daripada r ef padi Kabupaten Garut (53,94 mm/bulan).Periode ulang curah hujan Kota Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan dengan periode ulang curah hujan Kabupaten Garut. Hasil penelitian curah hujan efektif padi dan palawija dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pola tanam untuk hasil maksimal.Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan data dari berbagai STA di Kabupaten Garut dan Kota Tasikmalaya untuk melihat pengaruh tofografi kedua wilayah terhadap curah hujan. Kata Kunci : Curah hujan efektif, r 80, r 50,  periode ulang

    HUBUNGAN ANTARA POLA CURAH HUJAN DENGAN KEJADIAN DBD DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2006 - 2015 (Kajian Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan)

    Get PDF
    Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit akut, bersifat endemik dan secara berkala dapat membawa Kejadian Luar Biasa (KLB). Pemanasan global dapat menyebabkan perubahan iklim, faktor perubahan iklim bisa menjadi salah satu faktor penyumbang penyebaran virus DBD secara luas. Beberapa faktor iklim yang mempengaruhi parasit dan vektor meliputi suhu, curah hujan, kelembaban, permukaan air, dan kecepatan angin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola curah hujan (curah hujan dan hujan) dengan kejadian DBD di Kota Tasikmalaya 2006 - 2015. Penelitian ini bersifat retrospektif dan merupakan penelitian deskriptif. Data curah hujan dan jumlah hari hujan diambil dari rata-rata 6 data stasiun curah hujan, yaitu Cigede, Cimulu, Singaparna, Padawaras, dan Karangnunggal. Data kejadian demam berdarah bulanan pada tahun 2006 - 2015 diambil dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.  Curah hujan harian dan jumlah hari hujan di Kota Tasikmalaya tahun 2006 – 2015 menunjukkan angka yang relatif stabil. Curah hujan harian di Kota Tasikmalaya pada tahun 2006 – 2015 berada pada rentang 5,28 – 12,04 mm, sedangkan jumlah hari hujan ada pada rentang 10,39 – 15,95 hari. Pada tahun 2006 – 2008 menunjukkan adanya penurunan kasus tetapi melonjak pada tahun 2009 dan kasus tertinggi pada kurun waktu tersebut terjadi pada tahun 2010 sebanyak 91,33 kasus. Kasus DBD pada tahun 2011 menurun drastris tetapi kembali naik sampai tahun 2013 dan menurun kembali sampai tahun 2015. Curah hujan dan jumlah hari pada setiap tahun kecuali pada tahun 2010 (sig. 0,05) mempengaruhi insiden DBD di Kota Tasikmalaya (sig. 0,05). Curah hujan harian dan jumlah hari hujan mempengaruhi insiden DBD di Kota Tasikmalaya selama 10 tahun terakhir (2006 – 2015)

    PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SERTA SANITASI BERWAWASAN LINGKUNGAN PARA SANTRI

    Get PDF
    Kabupaten Tasikmalaya dikenal dengan “Kota Santri” karena jumlah pesantren baik sebagai lembaga pendidikan non formal maupun formal cukup banyak, tersebar ke seluruh wilayah termasuk di Kecamatan Ciawi dan Pagerageung. Masalah kesehatan yang sering terjadi di pesantren adalah penyakit yang disebabkan oleh hyigienetas dan sanitasi lingkungan, seperti scabies, diare, dan ISPA. Rendahnya Prilaku Hidup Bersih dan Sehat para santri bisa disebabkan karena kurang pengetahuan tentang PHBS serta sarana dan prasarasa sanitasi yang buruk. Hasil analisis situasi di Pesantren Miftahul Huda 17 yang beralamat di Kecamatan Pagerageung dan Pesantren Darruzahra di Kecamatan Ciawi ditemukan prioritas masalah kesehatan disebabkan oleh masih rendahnya PHBS para santri dan sanitasi lingkungan pesantren yang kurang baik. Pengabdian Ipteks bagi Pesantren ini bertujuan untuk meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat para santri melalui pengelolaan sanitasi yang berwawasan lingkungan. Sasaran kegiatan Pengabdian IbP ini adalah seluruh santri yang mukim serta pengurus dan staff pengajar di Pesantren Miftahul Huda 17 dan Darruzahra sebanyak 199 orang. Kegiatan yang dilaksanakan berupa penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan penyuluhan serta pelatihan pengelolaan sanitasi berwawasan lingkungan (sanitary engennering)

    APLIKASI SANITASI BERWAWASAN LINGKUNGAN SEBAGAI RENEWABLE GROUNDWATER UNTUK MEMBENTUK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

    Get PDF
    Penduduk Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, buruh tani 2.260 orang dan tidak/belum bekerja 1.572 orang artinya 3.832 orang atau 73,81% penduduk Desa Sukamantri berpenghasilan di bawah UMK Kabupaten Tasikmalaya (Tahun 2016 Rp. 1.632.360). Kondisi ini berpengaruh pada pendidikan dan pengetahuan tentang sanitasi yang berwawasan lingkungan yang berujung pada rendahnya perilaku hidup dan sehat. Penggunaan jamban yang tidak sehat, septic tank yang dekat dengan sumur, kandang hewan di samping rumah merupakan perilaku yang jumpai pada masyarakat di Desa Sukamantri. Hasil analisis situasi di Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi ditemukan prioritas masalah adalah ketidaktahuan masyarakat tentang teknik sanitasi untuk renewable ground water dan rendahnya pengetahuan tentang PHBS. Pengabdian Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam melakukan pengelolaan sanitasi yang berwawasan lingkungan sebagai upaya meningkatkan renewable groundwater yang berdampak pada peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat. Sasaran kegiatan Pengabdian ITGbM ini adalah anggota lembaga dan aparat pemerintah desa, perwakilan dasawisma dan kader pos yandu yang berjumlah 67 orang. Kegiatan yang dilaksanakan berupa penyuluhan serta pelatihan pengelolaan sanitasi berwawasan lingkungan (sanitary engennering) dan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Target dan luaran pengabdian Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat ini adalah terkelola dan tersedianya air bersih dari renewable groundwater sebagai hasil pengelolaan sanitasi yang berwawasan lingkungan sehingga meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    Pengaruh Kapitalisasi Pasar Saham dan Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

    Get PDF
    This research aimed to analyze the impact of stock market capitalization and macroeconomic variables on Indonesia Composite Index (ICI) and formulate recommendations of strategies to enhance stock market capitalization. The analysis of macroeconomic data variables covered the inflation rate, oil price, gold price, and Hang Seng Index from 2008 to 2017. The model used in this research was Error Correction Model (ECM) and Analytical Hierarchy Process (AHP). The results showed that in general, all independent variables in the long run had a positively significant impact, except for inflation which had a negatively significant impact. In short run, stock market capitalization, inflation, world oil price, and HSI had a significant impact, while gold price had an insignificant impact. Stock market capitalization and HSI had a positive impact, while inflation and world oil price had a negative impact. Error Correction Term coefficient had an impact of -0.207329 with a negatively significant direction at the significance level of 5%. It showed that the adjustment mechanism process in the long run equilibrium lasted for 5 quarters. Stock market capitalization and HSI had a positive impact, while inflation and world oil price had a negative impact. Stock market capitalization, both in short and long run, had a positively significant and more dominant impact than that of macroeconomic variables. In consequence, a strategy to enhance stock market capitalization in IDX is required. Based on the results of AHP vertical analysis, factors that become a priority in the strategy is the policy (monetary and capital markets). The recommended alternative strategy encourages the increase in large cap stock investments.Keywords: capitalization, composit indexs, macroeconomic, ECM, AHPAbstrak: Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kapitalisasi pasar saham dan variabel makroekonomi terhadap IHSG dan kemudian merumuskan rekomendasi strategi meningkatkan kapitalisasi pasar saham. Data variabel makroekonomi yang dianalisis inflasi, harga minyak, harga emas dan indeks Hang Seng dari 2008 sampai 2017. Model penelitian menggunakan Error Correction Model (ECM) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum seluruh variabel independen dalam jangka panjang berpengaruh positif signifikan, hanya inflasi berpengaruh negatif signifikan. Pada jangka pendek, kapitalisasi pasar saham, inflasi, harga minya dunia dan HSI berepengaruh signifikan, Sedangkan harga emas tidak berpengaruh signifikan. Kapitalisasi pasar saham dan Indeks Hang Seng berpengaruh positif. Sedangkan inflasi dan harga minyak dunia berpengaruh negative. Koefisien Error Corection Term memiliki pengaruh sebesar – 0,207329 dengan arah negative signifikan pada taraf 5%, menunjukan bahwa proses penyesuaian (Adjusment Mechanism Prosses) pada keseimbangan jangka panjang berlangsung selama 5 triwulan. Kapitalisasi pasar saham dalam jangka pendek dan panjang berpengaruh positif signifikan dan dominan daripada pengaruh variabel makroekonomi. Untuk itu diperlukan strategi meningkatkan kapitalisasi pasar saham. Berdasarkan hasil analisis vertikal AHP, faktor yang menjadi prioritas dalam strategi adalah kebijakan (pasar modal dan moneter). Alternatif strategi yang direkomendasikan mendorong peningkatan investasi saham-saham berkapitalisasi besar. Kata kunci: kapitalisasi, IHSG, makroekonomi, ECM, AH

    Performa Sapi Simmental yang Diberi Imbuhan Selenium dan Zink dalam Pakan

    Get PDF
    Manajemen pakan pejantan sapi sangat penting di Balai Inseminasi Buatan (BIB). Beberapa mineral dilaporkan sangat penting dalam proses reproduksi pejantan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji performa sapi pejantan Simmental yang diberi imbuhan zink (Zn) dan Selenium (Se). Delapan belas ekor pejantan Simmental umur 7 tahun, milik BIB Lembang digunakan dalam penelitian ini. Pejantan dibagi tiga kelompok masing-masing 6 ekor. Kelompok I (R1) diberi pakan standar, kelompok II (R2) diberi pakan Standar dan imbuhan Zn dan Se minimal dan kelompok III (R3) diberi pakan Standar dan imbuhan Zn dan Se maksimal selama 60 hari. Parameter yang diukur adalah pertambahan berat badan harian (PBBH), pertumbuhan kuku dan libido. Data awal dan akhir penelitian dibandingkan dengan Student T test dan data disampaikan dalam rerata ±SEM. Hasil penelitian menunjukkan imbuhan Zn dan Se dapat mempertahankan berat badan sapi Simmental, dan tidak ada perbedaan PBBH antar pakan yang diberikan. Pertumbuhan kuku dan libido juga tidak dipengaruhi oleh mineral yang diberikan

    Analisis Kebutuhan Air Irigasi Berbasis Regulasi Jadwal Tanam Dan Reduksi Lahan Tanam Pada Daerah Irigasi Cimulu

    Get PDF
    Defisit air menjadi salah satu faktor yang mengurangi hasil produksi pertanian padi. Tercatat ada 306 ha areal kekeringan atau 19,63% dari total area yang dilayani yaitu 1546,2 ha. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan air irigasi untuk mendapatkan nilai kebutuhan air irigasi maksimum pada Daerah Irigasi Cimulu, mengetahui debit ketersediaan air yang ada pada Bendung Cimulu, jadwal tanam serta luas area optimum yang mampu dilayani Daerah Irigasi Cimulu. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan air irigasi antara lain penyiapan lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi dan rembesan, pergantian lapisan air dan curah hujan efektif. Perhitungan dilakukan dengan cara manual (konsep KP-01) dimulai dari awal bulan Oktober menggunakan pola tanam padi-padi-palawija dan dari pertengahan bulan Mei menggunakan pola tanam padi-padi-padi.Dari perhitungan didapat kebutuhan air maksimum sebesar 5,33 m3/det. Debit ketersediaan air yang ada pada Bendung Cimulu pada Jan-1 2,07 m3/det, Jan-2 2,09 m3/det, Feb-1 2,64 m3/det, Feb-2 2,56 m3/det, Mar-1 2,75 m3/det, Mar-2 2,53 m3/det, Apr-1 2,35 m3/det, Apr-2 2,21 m3/det, Mei-1 1,93 m3/det, Mei-2 1,90 m3/det, Jun-1 1,80 m3/det, Jun-2 1,83 m3/det, Jul-1 1,31 m3/det, Jul-2 1,56 m3/det, Agu-1 1,44 m3/det, Agu-2 1,22 m3/det, Sep-1 1,17 m3/det, Sep-2 1,17 m3/det, Okt-1 1,26 m3/det, Okt-2 1,31 m3/det, Nov-1 1,90 m3/det, Nov-2 2,81 m3/det, Des-1 2,13 m3/det, Des-2 2,39 m3/det. Jadwal tanam optimum adalah Okt-1 menggunakan pola tanam padi-padi-palawija dan Jun-2 menggunakan pola tanam padi-padi-padi. Luas area pesawahan optimum adalah 1546,2 ha.Kata kunci : kebutuhan air, ketersediaan air, jadwal tanam, reduksi laha
    corecore