32 research outputs found

    Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Peserta Didik SMK Negeri di Kabupaten Kuningan

    Full text link
    This experimental researh was aimed at inverstigating the effect of applying Jigsaw cooperative learning model on students mathematical connection and communication abilities, as well as identiying students attitude toward Jigsaw Cooperative Learning model.. The population of this study was all students of SMK Negeri in Kuningan, while the sample was four classes of grade X of the Marketing Department at SMK Negeri 2 Kuningan. Data was collected through test on mathematical connection and communication ability, as well as attitude scale. Independent samples t-Test and One Way ANOVA with Scheffe Test were used to analyze the data. The results showed that: abilities improvement on mathematical connection and communication abilities ofstudents who attended instructions with Jigsaw Cooperative Learning Model were better than those attended direct instruction; in the group treated through Jigsaw Cooperative Learning Model, the improvement of mathematical connection and communication abilities of medium group were better than high and low groups; and students showed positive attitude toward Jigsaw Cooperative Learning Model

    UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK PRA SEKOLAH MELALUI MEDIA PLAYDOUGH DIKELOMPOK B KOBER MIFTAHUL FALAH

    Get PDF
    Creativity has a very important role in the lives of children. Through kerativitas, children can be creative in accordance with the talent or ability, the child can solve a problem and can improve the quality of life in the future. Therefore, stimulation is needed that can develop the creativity of children, one of them through mengguanaan media playdough. In early childhood creativity has not developed well, early childhood has not been smooth in expressing idea idea idea. The purpose of this assessment is to describe the level of early childhood creativity by applying playdough media, differences in early childhood creativity levels before and after applying media playdough. Methods used in this study are classroom action research methods (PTK). The subjects of this study were children aged 4-5 years kober miftahul falah which amounted to 14 children consisting of 9 women and 5 men. The results of this study indicate a positive impact in improving creativity of children by 25.83% based on evaluation results from cycle I and cycle II.Dengan, it can be concluded that the media playdough provide a significant influence. So that can be recommended for teachers to use media playdough can be used as an alternative to develop creativity in children effectively. For schools to be able to facilitate by providing other learning media that can enhance the creativity of young children

    PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA PADA MODEL PEMBELAJARAN EXPLORATION, COMMUNICATION, CLARIFICATION BERBASIS TEORI VALSINER UNTUK MENINGKATKAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) MATEMATIKA

    Get PDF
    Kemampuan berpikir matematis di Indonesia masih relatif rendah, siswa belum memiliki kemampuan menyelesaikan soal berbasis berpikir tingkat tinggi. Terdapat beberapa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar matematika yang dapat dikembangkan untuk menggali soal HOTS, namun soal-soal tersebut biasanya lebih banyak menguji aspek memori yang kurang melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pengembangan bahan ajar pada model pembelajaran ECC berbasis teori Valsiner untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skills, mengetahui kelayakan bahan ajar pada model pembelajaran ECC berbasis Teori Valsiner untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skills, serta mengetahui efektivitas bahan ajar pada model pembelajaran ECC berbasis teori Valsiner untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skills. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model Plomp. Teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket dan pemberian tes. Instrumen yang digunakan yaitu lembar kelayakan bahan ajar, angket respon peserta didik, dan soal tes. Sumber data dalam penelitian ini terdiri daru dua ahli materi dan peserta didik. Hasil dari penelitian ini yaitu bahan ajar pada materi bangun ruang sisi datar. Berdasarkan penilaian ahli materi bahwa produk termasuk dalam kategori sangat layak yaitu 92%. Hasil uji coba , peserta didik memberikan respon yang positif dan menilai bahwa produk 85,3% dengan kategori sangat praktis. Hasil analisis data hipotesis diperoleh hasil bahwa bahan ajar efektif untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran

    ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK BERDASARKAN TAKSONOMI STRUCTURE OF THE OBSERVED LEARNING OUTCOMES

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik berdasarkan taksonomi Structure of The Observed Learning Outcomes (SOLO), serta kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif  deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui tes dan wawancara dengan teknik think aloud. Instrumen penelitian berupa soal tes kemampuan pemecahan masalah matematik. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan purposive. Teknik analisis data meliputi tahap reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada langkah memahami, semua subjek dapat memahami masalah tetapi tidak tertulis secara lengkap dalam lembar jawaban. Pada langkah merencanakan strategi pemecahan masalah, S-1, S-2, S-3 dan S-4 dapat melakukannya dengan baik. S-1 dapat digolongkan ke dalam level unistructural. Pada langkah melaksanakan perhitungan S-2 melakukan perhitungan dengan konsep yang salah dan S-4 melakukan perhitungan dengan baik dan benar. S-2 dapat digolongkan ke dalam level multistructural. Sedangkan S-3 dapat digolongkan ke dalam level relational. Sedangkan pada langkah memeriksa kembali kebenaran hasil atau solusi S-4 sudah mampu memeriksa kembali hasil atau solusi yang diperoleh dilangkah sebelumnya, yaitu dengan cara atau konsep yang berbeda. S-4 dapat digolongkan ke dalam level extended abstrack. Kesulitan peserta didik pada level unistructural yaitu kesulitan konsep dan prinsip dan level multistructural dan relational mengalami kesulitan prinsip. Sedangkan level extended abstrack tidak mengalami kesulitan apapun

    KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA ANGKATAN 2015-2016

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa yang lebih baik antara yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learningdengan yang mengikuti    pembelajaran langsung, serta untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2015-2016. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kelas D sebagai kelas eksperimen dan E sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal tes kemampuan koneksi dan komunikasi matematik. Analisis data menggunakan uji perbedaan dua rata-rata untuk mengetahui peningkatan yang lebih baik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol serta ANOVA satu arah dengan uji Scheffe untuk mengetahui peningkatan yang lebih baik antara kelompok tinggi,  sedang dan rendah. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa yang  mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learninglebih baik dari mahasiswa yang mengikuti  pembelajaran langsung. Peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa kelompok sedang lebih baik dari kelompok tinggi dan rendah yang  mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning.Kata Kunci : Discovery Learning, Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matemati
    corecore