8 research outputs found

    Masculinity in Indonesian Popular Culture in the Early Era of the New Order Regime

    Full text link
    This study aimed to identify the forms of masculinity in the Indonesian popular culture in the beginning of New Order regime. This study was based on the two novels: Cross Mama and Kekasih-Kekasih Gelap, written by Motinggo Busye. The analysis used new historicism theory proposed by Stephen Greenblatt. The analysis also considered various cultural contexts emerged in 1970s. The results show three shared trends in the novels. The first trend shows that the masculinity tends to be represented by both men worshiping patriarchal values such as the myth of woman's virginity and men perceiving woman as a sexual object. The second trend shows that masculinity is stereotyped based on masculinity, power, and male dominance. The third trend shows that masculinity relates to various products of mass culture at the time. This last trend shows that in that era,the ideal male figure is represented as the one who: (1) is sexually active with many women, (2) has a muscular body, (3) has a handsome look, and (4) has a financial capability. Besides the shared three trends, the result also shows that the texts in the novels do not only reflect the cultural situations in the 60's and 70's but also contribute in shaping the social values of the cultural situations

    Bahasa, Tubuh, Dan Paradigma Patriarki Dalam Humor Kontemporer Indonesia

    Get PDF
    This study aims to analyze the construction of women in Indonesia humors that appear through the application of whatsapp conversation. This analysis is based on the opinion of Crawford (2003) and Sen (2012) about gender relations, linguistics, and humors. The focus of the study is the use of indeksial meaning and polysemy in constructing a humorous story in women. After the analysis, it was found that humors developing in the application media of whatsapp conversation tended to perpetuate sexist patriarchal values such as portraying women as a highly compliant and passive. In terms of the structure, most of the humors used several techniques of misalignment to cause the value of humor in the reader's mind. Most of the female figures appeared to be in the private or domestic space. In addition, the data show that most of the humors used figurative polysemy, especially in describing sexual activities. In this case, the women were always associated with inanimate objects, such as in describing sexual activities or woman genitals. The indeksial meanings of the language used were always based on the paradigm and the interests of men that are in line with patriarchal values. This eventually led to symbolic violence on women

    Perbandingan Investasi Revitalisasi Bangunan Pasar Tradisional Di Kota Semarang

    Full text link
    Pasar tradisional Indonesia menurun, baik dari jumlahnya maupun orientasi masyarakat karena beberapa faktor, seperti kurangnya infrastruktur dan ketidaknyamanannya. Sehingga, pasar tradisional seharusnya mempunyai suatu daya saing dan daya tarik untuk mempertahankan keberadaannya dalam jangka panjang. Untuk merevitalisasi pasar tradisional diperlukan investasi yang relatif cukup besar. Pada tahun 2016, pemeritah kota Semarang menyiapkan investasi untuk revitalisasi pasar tradisional sekitar 61,2 milyar rupiah. Investasi revitalisasi bangunan pasar tradisional harus seharusnya dapat memberikan manfaat bagi para stakeholder. Penelitian dilakukan untuk membandingkan investasi revitalisasi beberapa bangunan pasar tradisional yang di Kota Semarang agar selanjutnya diperoleh acuan pola investasi revitalisasi pasar tradisional yang dapat dijadikan masukan terhadap pemerintah dalam melakukan revitalisasi. Data primer yang digunakan pada penelitian diperoleh dari wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap Dinas Pasar, pedagang, pembeli, dan kepala pasar. Data sekunder berupa DED dan RAB, data pedagang dan fasilitas pasar seperti kios dan los. Ada tiga pasar yang dijadikan objek penelitian yaitu Pasar Pedurungan, Peterongan dan Rasamala. Analisa investasi revitalisasi pasar tradisional ini dibagi menjadi aspek sosial, aspek teknis dan non teknis serta aspek ekonomi. Hasil analisis dari aspek sosial menunjukkan bahwa pemerintah telah dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan juga meningkatkan perekonomian. Secara umum, rencana revitalisasi ketiga pasar tersebut sudah dapat memenuhi standar teknis dan non teknis pasar tradisional. Hasil analisis dari aspek ekonomi yaitu selama 20 tahun umur ekonomis bangunan maka Pasar Rasamala dinilai paling layak. NPV Pasar Rasamala bernilai positif sebesar Rp12,801,195,084.82 dengan B/C Ratio yaitu 5,1 dan IRR 13,99%

    Pengaruh Pola Kebijakan Produktivitas Konstruksi Indonesia terhadap Daya Saing Infrastruktur

    Full text link
    Sektor konstruksi mempunyai peran penting dalam menggerakkan sektor riil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas serta daya saing konstruksi. Untuk itu diperlukan adanya kebijakan – kebijakan yang mengatur tentang hal – hal yang mempengaruhi produktivitas (5M) terutama pada bidang konstruksi sehingga terjadi peningkatan produktivitas yang secara tidak langsung akan meningkatkan daya saing infrastuktur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola kebijakan produktivitas konstruksi Indonesia terhadap daya saing infrastruktur berdasarkan data – data seperti UU Jasa Konstruksi, UU Ketenagakerjaan, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri ,Peraturan Daerah dan Standar Nasional Indonesia (SNI) beserta data – data sekunder seperti jumlah penduduk Indonesia, jumlah tenaga kerja konstruksi, jumlah tenaga kerja konstruksi ahli dan terampil, nilai konstruksi yang diselesaikan dan proyek strategis nasional yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk mengolah data – data tersebut dipakai metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan metode Crosstab. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebijakan – kebijakan yang dibuat pemerintah dalam hal produktivitas konstruksi secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya saing insfrastuktur seperti semakin meningkatnya nilai konstruksi yang diselesaikan, semakin banyaknya proyek stategis nasional yang rampung sesuai dengan tahun pengoperasian dan peningkatan tenaga kerja konstruksi yang bersertifikasi

    Standar Revitalisasi Pasa Tradisional Di Indonesia (Studi Kasus Pasar Tradisional Di Kota Semarang)

    Full text link
    Penurunan minat pengunjung terhadap pasar tradisional menjadi masalah yang harus dihadapi pasar tradisional saat ini. Bentuk upaya pemerintah untuk tetap mempertahankan eksistensi pasar tradisional yaitu dengan melakukan revitalisasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa perbandingan pasar tradisional zaman dahulu dan sekarang, dampak yang ditimbulkan oleh revitalisasi, standar penataan pasar tradisional, dan penerapan kebijakan di pasar tradisional. Obyek dari penelitian ini yaitu pasar Rasamala, Bulu, dan Peterongan Semarang dengan metode penelitian yaitu kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara kepada dinas pasar, pedagang, pengunjung, dan lurah pasar Rasamala, Bulu, dan Peterongan. Adapun Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara pasar tradisional zaman dahulu dan sekarang mulai dari segi jenis dagangan, peran pasar, bentuk interaksi, dan sistem rotasi pasar. Dampak yang ditimbulkan oleh revitalisasi yaitu dari segi bangunan menjadi lebih bagus, lebih bersih, tidak becek lagi jika hujan, tetapi dari segi pendapatan, tidak semua pasar mengalami peningkatan setelah direvitalisasi. Untuk standar penataan pasar tradisional yang direvitalisasi dari SNI Pasar Rakyat, masih ada beberapa hal yang harus diperbarui dan ditambahkan, karena masih belum sesuai jika diimplementasikan di lapangan dan masih ada beberapa standar yang belum disebutkan di dalam SNI tersebut, yaitu tentang standar lebar lorong di dalam pasar tradisional, tipikal dan jumlah lantai bangunan, penataan dan pengelolaan fasilitas, peningkatan aksesibilitas, penataan pedagang lesehan, dan sistem penarikan retribusi. Untuk itu pada penelitian ini diberikan rekomendasi teknis dan manajemen untuk standar dalam penataan dan pengelolaan pasar tradisional yang direvitalisasi

    Analisa Manajemen Risiko Tahap Konstruksi Pada Proyek Kereta Cepat Jakarta-bandung

    Full text link
    Risiko merupakan suatu ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dan umumnya memberikan dampak yang negatif sehingga perlu dilakukan pengolahan terhadap risiko tersebut agar kerugian yang bisa ditimbulkan oleh risiko tersebut dapat dihindari. Manajemen risiko merupakan suatu ilmu atau seni yang dilakukan terhadap risiko dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi, menganalisa, merespon, serta mengendalikan risiko-risiko yang ada. Penelitian ini dilakukan pada Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang pelaksanaanya dilakukan secara joint operation antara Indonesia dengan China. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian adalah identifikasi risiko, analisa kualitatif risiko, dan perencanaan respon risiko ekstrim oleh pakar. Segala penilaian yang dilakukan pada penelitian ini dilihat dari sudut pandang kontraktor. Terdapat 65 risiko teridentifikasi yang relevan pada tahap konstruksi proyek yang terklasifikasi ke dalam 7 kategori. Risiko tersebut kemudian disimulasikan untuk mendapatkan risiko ekstrim dengan penyebab, dampak serta rencana respon risiko yang akan dilakukan ketika risiko ektrim tersebut terjadi. Terdapat 8 risiko kelas ekstrim dan 57 risiko kelas tinggi. Tiga risiko ekstrim dengan nilai indeks risiko tertinggi, yaitu : kesulitan dalam pembebasan lahan baik milik pemerintah atau pun milik masyarakat, hujan yang berkepanjangan, dan terdapat banyak utilitas (listrik, air, gas) yang perlu dipindahkan
    corecore