19 research outputs found

    Analisis Kadar Akrilamida Dalam Sediaan Roti Kering Secara KCKT

    Get PDF
    Akrilamida merupakan zat yang berbahaya dan berpotensi menyebabkan kanker pada sekitar 2% kasus tiap tahun di dunia. Akrilamida biasanya ditemukan pada makanan yang diproses menggunakan suhu tinggi (di atas 150ºC), misalnya pada roti kering. Penetapan kandungan akrilamida dalam sediaan roti kering yang beredar di wilayah Jakarta Timur telah dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Preparasi sampel dilakukan dengan teknik ekstraksi menggunakan pelarut diklorometan dan etanol (1:15). Pengukuran kadar akrilamida dilakukan dengan kolom C18 (reverse phase) dengan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 210 nm dengan fase gerak asam fosfat 85% dalam asetonitril:air (5:95), laju alir 0.5 ml/menit. Hasil analisis menunjukkan waktu retensi yang dibutuhkan untuk mengelusi akrilamida adalah 7.1 menit, dengan koefisien variasi 0.67% dan presisi sebesar 0,38%, 0,74% dan 0,21% serta uji perolehan kembali 98,18%. Pembuatan kurva kalibrasi pada rentang konsentrasi 0,1-1,6 μg/ml menghasilkan koefisien linieritas 0.999982 dan batas deteksi 0.0126 μg/ml serta batas kuantitasi 0.0420 μg/ml. Kadar akrilamida untuk ketiga sampel produk roti kering yaitu 0.0541 ± 0.0270 (sampel 1); 0.0851 ± 0.0629 (sampel 2); and 0.3445 ± 0.2539 μg/g (sampel 3). Kadar akrilamida pada masing-masing sampel masih berada di bawah ambang batas standar yang dikeluarkan FDA

    Perbedaan Profil Protein Produk Olahan (Sosis) Daging Babi Dan Sapi Hasil Analisa SDS-PAGE

    Get PDF
    Meningkatnya kebutuhan konsumsi protein hewani, khususnya daging tidak luput dari beragammasalah, di antaranya kekhawatiran adanya kandungan babi sebagai bahan baku dalam produk olahan(sosis). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil protein daging sapi dan babi dalamkeadaan mentah dan produk olahan (sosis) berdasarkan karakteristik berat molekul (BM) sebagai dasaruntuk pengembangan metode analisa kehalalan pangan. Penelitian diawali dengan isolasi protein daridaging mentah (sapi dan babi) dan sosis (sapi dan babi) yang meliputi sosis komersil dan olahansendiri. Isolat protein yang dihasilkan dari masing-masing sampel dikarakterisasi dengan SodiumDodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE) 10%(v/v) untuk mengetahui BM(kDa) protein terlarut. Penghitungan BM dilakukan melalui regresi linear y =-0,9259x+2,2188 denganR2=0,9662, yang diperoleh dari protein standar sebagai marker. Hasil penelitian yang dilakukanmenunjukkan terdapat 3 pita spesifik pada sapi mentah yang tidak dimiliki babi mentah yaitu pada Rf0,29; 0,71; dan 0,88 dengan BM sekitar 89,2 kDa; 36,4 kDa dan 25,3 kDa. Selain itu pada sosis sapikomersil ditemukan pita tebal dengan BM sekitar 45,1 kDa dan pada sosis babi komersil ditemukanpita tebal dengan BM sekitar 69 kDa. Secara keseluruhan, pada sampel sosis, protein yang terkandungsulit untuk dikarakterisai dengan elektroforesis SDS-PAGE karena sebagian protein tersebut telahterdegradasi

    Uji Potensi Aktivitas Anti Kanker Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bslt)

    Full text link
    Has been done research to know anticancerpotencial activity from fragrant screw pine leaf extractapplies method Brine Shrimp Lethality Test ( BSLT).Extract is made by the way of macerate to apply threekinds of solvent, that is butanol, ethyl acetate, and etherpetroleum. Toxicity test is done by using prawn larvaArtemia salina Leach which age 48 hours. Toxic effecteach extract is identified with presentase death of prawnlarva applies probit analysis (LC50). Active extract thenis tested its the phytochemistry content and compoundbioa1(fi! suggested applies GC-MS. Result of his (itsshowing ethyl acetate extract to have the character oftoxic ( LC50 : 288,4 ppm). The toxic compounds whichpredietion.implied in ethyl acetate extract is terpenoidsand steroid

    Uji Toksisitas Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui toksisitas dari ekstrak daun pandan wangimenggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstrak dibuat dengan cara maserasimenggunakan tiga macam pelarut, yaitu butanol, etil asetat, dan petroleum eter. Uji toksisitasdilakukan dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach yang berumur 48 jam. Efektoksik masing-masing ekstrak diidentifikasi dengan presentase kematian larva udangmenggunakan analisis probit (LC50). Ekstrak aktif kemudian diuji kandungan fitokimianya dansenyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan GC-MS. Hasilnyamenunjukkan ekstrak etil asetat bersifat toksik (LC50 : 288,4 ppm). Senyawa yang terkandungdalam ekstrak etil asetat adalah senyawa terpenoid dan steroid

    Analisis Tingkat Kerusakan Lemak Nabati Dan Lemak Hewani Akibat Proses Pemanasan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas dan tingkat kerusakan lemak nabati dan lemakhewani akibat proses pemanasan pada suhu tinggi. Beberapa lemak nabati dan lemak hewani yangdijadikan sampel dalam penelitian ini meliputi minyak goreng curah, minyak goreng kemasan, minyakikan, margarine, lemak babi, lemak sapi, lemak ayam dan minyak zaitun. Masing-masing sampeldipanaskan pada suhu 110oC selama 30 menit, selanjutnya stabilitas dan tingkat kerusakannnyadianalisis dengan mengukur kadar radikal bebas melalui analisis malondialdehid dengan metodekolorimetri dan komposisi asam lemak jenuh (saturated fatty acid), asam lemak tak jenuh tunggal(mono unsaturated fatty acid) serta asam lemak tak jenuh ganda (poly unsaturated fatty acid) denganmenggunakan Gas Chromatography Mass Spectrofotometry (GCMS). Hasil penelitian menunjukkanbahwa kandungan radikal bebas sebagai parameter kerusakan lemak pada masing-masing sampelrelatif berbeda dimana pada minyak ikan dihasilkan radikal bebas sebesar 40 μmol/L, sedangkan padaminyak goreng curah sebesar 25 μmol/L, minyak goreng kemasan 20 μmol/L, margarine 16 μmol/L,minyak zaitun 30 μmol/L, lemak ayam 37 μmol/L, lemak sapi 18 μmol/L dan lemak babi 31 μmol/L.Hasil analisa GCMS menunjukkan bahwa kandungan asam lemak jenuh terbesar diperoleh padasampel lemak sapi (65.53%), sedangkan asam lemak tidak jenuh ganda terbesar diperoleh pada minyakikan sebesar 30.24%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kerusakan lemak pada masing-masingsampel sangat dipengaruhi oleh kandungan awal asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat padamasing-masing sampel seperti pada minyak ikan dimana komposisi asam lemak tidak jenuh gandarelatif lebih besar dibandingkan dengan yang lain

    Profil Protein Escherichia Coli Hasil Inaktivasi Iradiasi Gamma Sebagai Bahan Vaksin Mastitis

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil protein Escherichia coli hasil iradiasi gammasebagai bahan vaksin mastitis inaktif. Kultur sel (108 sel/ml) diinaktivasi dengan dosis radiasisebesar 600, 700, 800, 900 dan 1000 Gy. Kultur sel dianalisis kandungan protein intraselulardan ekstraselular dengan metode Lowry. Profil protein dianalisis dengan menggunakan SDSPAGEdengan konsentrasi gel 10% dan standar berat molekul kisaran 10 – 220 kDa. Hasilpercobaan menunjukkan bahwa tidak terjadi Perubahan kadar protein intraselular danekstraselular secara signifikan dengan semakin tingginya dosis iradiasi, demikian pula denganjumlah pita protein, tetapi intensitas setiap pita menunjukkan adanya perbedaan. Perbedaanintensitas protein tertinggi terjadi pada dosis 900 dan 1000 Gy. Hal ini menunjukkan bahwairadiasi gamma mampu menginaktivasi sel bakteri tetapi tidak merusak protein secara totalsebagai salah satu bahan antigen vaksin

    Sifat Fisiko Kimia Dan Aktivitas Antioksidan Minyak Kelapa Murni (Vco) Hasil Fermentasi Rhizopus Orizae

    Full text link
    Research on physicochemical properties and antioxidant activity of VCO obtained from Rhizopus orizaefermentation had been done. Antioxidant activity was determined by DPPH method. Production of VCO had been carried out from coconut sample obtained from Pandeglang region with fermentation by Rhizopusorizae in variation of inoculum asfollow 2%, 5%, 7%, 10% and 12 %. Physicochemical test consist of density, refractive index, water content, free fatty acid, iodine value, peroxide value while the composition of fatty acid determined by GCMS, The result showed that variation of inoculum had significantly 0,024 influenced the yielded of VCO producted. Based on this result, quality of VCO still in the range of CODEX Standard, 19-1991rev.2-1999. It was found that antioxidant activity of VCO only 6.3% at 1000 ppm. The composition offatty acid based in lauric acid content measured by GCMS showed a significant result (49.48%-50%) agreed with COD EX Standard
    corecore