6 research outputs found

    HUBUNGAN KUALITAS HIDUP DENGAN TINGKAT DEPRESI DAN KECEMASAN PADA PASIEN INFERTIL

    Get PDF
    Latar Belakang: Infertilitas merupakan permasalahan yang cukup banyak dialami oleh pasangan suami-istri di Indonesia maupun di dunia. Infertilitas berhubungan dengan masalah kesehatan mental, diantaranya kecemasan dan depresi yang bisa berdampak pada tingkat kualitas hidup pasien infertil. Kondisi ini menyebabkan pasien infertil mendapatkan tekanan yang besar pada kehidupannya, terutama menyangkut kondisi biologis, psikologis, sosial, ekonomi, budaya, maupun hubungan dengan pasangannya. Penelitian mengenai hubungan kualitas hidup dengan tingkat depresi dan kecemasan pada pasien infertil dengan instrumen FertiQol belum pernah dilakukan di Indonesia sebelumnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan tingkat depresi dan kecemasan serta hubungan faktor demografi dengan tingkat depresi dan kecemasan pada pasien infertil. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Pasien mengisi kuesioner setelah mengisi informed consent dan mendengarkan penjelasan dari peneliti. Kualitas hidup diukur menggunakan FertiQol, sedangkan tingkat depresi dan kecemasan diukur menggunakan HADS. Sampel penelitian adalah 200 pasien infertil yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat kriteria eksklusi yang didapatkan melalui teknik purposive sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Spearman, Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, dan regresi linier berganda. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan tingkat depresi dan kecemasan pada seluruh domain FertiQol (p<0,001), serta didapatkan hubunganyang signifikan antara besar penghasilan dengan tingkat kecemasan (p=0,040). Kesimpulan: Kualitas hidup memengaruhi tingkat depresi dan kecemasan pada pasien infertil. Besarnya penghasilan juga memengaruhi tingkat kecemasan pasien infertil. Kata kunci: FertiQol, depresi, kecemasan, inferti

    PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

    Get PDF
    Latar belakang: Asap rokok merupakan senyawa radikal bebas yang dapat menyebabkan keadaan patologis pada tubuh, salah satunya dapat memberikan gangguan pada motilitas spermatozoa. Dark chocolate adalah salah satu makanan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, kandungan flavonoidnya yang berfungsi sebagai antioksidan mampu menurunkan jumlah rantai radikal bebas pada oksidasi lipid. Tujuan: Membuktikan pemberian dark chocolate dengan dosis bertingkat dapat mempengaruhi motilitas spermatozoa pada mencit balb/c jantan yang dipapar asap rokok. Metode: Penelitian ini menggunakan post test only control group design. Jumlah sampel sebanyak 40 mencit Balb/c jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok K(-) adalah kelompok tanpa perlakuan. Kelompok K(+) hanya diberi paparan asap rokok. Kelompok P1 dipapar asap rokok dan diberi dark chocolate dosis 0,05 gram/hari. Kelompok P2 dipapar asap rokok dan diberi dark chocolate dosis 0,1 gram/hari. Kelompok P3 dipapar asap rokok dan diberi dark chocolate dosis 0,2 gram/hari. Perlakuan selama 28 hari, pada hari ke-29 semua mencit diterminasi dan diperiksa motilitas spermatozoanya. Hasil: Rerata motilitas spermatozoa adalah: Kelompok K(-)=46; Kelompok K(+)=8; Kelompok P1=46; Kelompok P2=48; Kelompok P3=50. Uji Kruskal Wallis didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelima kelompok tersebut (p=0,012). Uji Mann Whitney didapatkan perbedaan bermakna antara K(-) dengan K(+), K(+) dengan P1, K(+) dengan P2, dan K(+) dengan P3. Kesimpulan: Pemberian dark chocolate menimbulkan pengaruh perbaikan motilitas spermatozoa pada mencit balb/c jantan yang dipapar asap rokok secara signifikan. Penggunaan dosis 0,05 gram/hari memberi hasil terbaik dalam meningkatkan dan memperbaiki motilitas spermatozoa. Kata Kunci: asap rokok, dark chocolate, motilitas spermatozo

    RELATIONSHIP BETWEEN DEPRESSION, ANXIETY, AND QUALITY OF LIFE AMONG WOMEN WITH INFERTILITY PROBLEM

    Get PDF
    Cases of infertility tend to increase every year. Prevalence of infertility in the world is 16%. The prevalence of depression and anxiety disorders in infertile women is 57% and 67.2% respectively. Depression affects 350 million people worldwide. Women are twice as likely to be depressed as men. Data from 44 countries showed an anxiety prevalence of 0.9% - 28.3%. The prevalence of infertility in married couples of reproductive ages in Indonesia is 12-15%. Women with infertility more often get stigma than men. Emotional impacts emerge in marriages that result in depression and anxiety that allegedly decreases quality of life. To analyze the relation of depression and anxiety to the quality of life of women with infertility. A cross sectional study of 213 respondents at a private clinic in Kota Semarang, Indonesia. The questionnaire used consisted of socio-demographic components, HADS Scale (to determine the degree of anxiety and depression) and FertiQol (to assess the quality of life of an individual with infertility) in Indonesian version.From 213 respondents, the average age was 31.8 years (min-max 21-47 years). mean duration of infertility is 4.9 years (minmax 1-17 years). Significant relations were found in total HADS with total FertiQoL (p = 0.001, cc = -428). HADS-D with total FertiQoL (p = 0.001, cc = -326). HADS-A with total FertiQoL (p = 0.001, cc = -434). There was a significant relation between total HADS, HADSD and HADS-A with emotional, mind / body, relational, social, environment, tolerability, total scaled core, total scaled treatment domain of FertiQoL. The higher the depression and/or the anxiety, the more it will decrease the quality of life of women with infertility. Keywords: depression, anxiety, quality of life, infertile women

    Relationship Between Depression, Anxiety, and Quality of Life Among Women with Infertility Problem

    Get PDF
    Cases of infertility tend to increase every year. Prevalence of infertility in the world is 16%. The prevalence of depression and anxiety disorders in infertile women is 57% and 67.2% respectively. Depression affects 350 million people worldwide. Women are twice as likely to be depressed as men. Data from 44 countries showed an anxiety prevalence of 0.9% - 28.3%. The prevalence of infertility in married couples of reproductive ages in Indonesia is 12-15%. Women with infertility more often get stigma than men. Emotional impacts emerge in marriages that result in depression and anxiety that allegedly decreases quality of life. To analyze the relation of depression and anxiety to the quality of life of women with infertility. A cross sectional study of 213 respondents at a private clinic in Kota Semarang, Indonesia. The questionnaire used consisted of socio-demographic components, HADS Scale (to determine the degree of anxiety and depression) and FertiQol (to assess the quality of life of an individual with infertility) in Indonesian version.From 213 respondents, the average age was 31.8 years (min-max 21-47 years). mean duration of infertility is 4.9 years (min- max 1-17 years). Significant relations were found in total HADS with total FertiQoL (p = 0.001, cc = -428). HADS-D with total FertiQoL (p = 0.001, cc = -326). HADS-A with total FertiQoL (p = 0.001, cc = -434). There was a significant relation between total HADS, HADS-D and HADS-A with emotional, mind / body, relational, social, environment, tolerability, total scaled core, total scaled treatment domain of FertiQoL. The higher the depression and/or the anxiety, the more it will decrease the quality of life of women with infertility. Keywords: depression, anxiety, quality of life, infertile women

    HUBUNGAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN DENSITAS MINERAL TULANG PADA WANITA MENOPAUSE DAN PASCA MENOPAUSE

    Get PDF
    Dengan pencapaian usia harapan hidup yang lebih tinggi, maka wanita dituntut untuk meminirnalkan akibat dari adanya penyakit degeneratif yang terjadi karena penurunan fungsi ovarium yang berdampak jangka panjang berupa osteoporosis. Bila hal ini terjadi maka membutuhkan biaya kuratif yang sangat besar. Dan beberapa penelitian diungkapkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi sebelum menopause akan menstabilkan atau bahkan meningkatkan massa tulang, dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan kontrasepsi tersebut Tujuan penelitian fin adalah untuk mengetahui densitas mineral tulang (DMT) pada wanita menopause dan pasca menopause dimana pada usia 40-50 tahun terpapar oleh kontrasepsi hormonal selama minimal 6 bulan. Penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bidan dan perawat pada masa menopause dan pasca menopause, dengan kriteria penerimaan sampel berbadan sehat, tidak ada gangguan aktivitas, dan bersedia menandatangani iqformed consent. Adapun syarat penolakan adalah adanya riwayat ooforektomi, pernah mendapat terapi hormonal, pengobatan steroid, anti konvulsan, anti koagulan, furosemid atau heparin, bam saja mengalami fraktur, perokok / peminum alkohol, menderita gangguan ginjal, penyakit hati, riwayat gastrektomi, sindroma rnalabsorpsi, hiperprolaktinemia, hiperparatiroid, penyakit Gushing, diabetes mellitus, tirotoksikosis dan hiperadrenalisme, defisiensi kalsium dan diet tinggi kafein, protein, clan serat. Subyek penelitian dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok I atau kelompok pembanding, kelompok II (kelompok dengan riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal progesteron selama > 6 bulan pada usia 40-50 tahun), dan kelompok III (kelompok dengan riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal estrogen dan progesteron selama > 6 bulan pada usia yang sama). Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa DMT pada kelompok III adalah 0,462 + 0,07 gr/cm2, pada kelompok II 0,398 + 0,11 gr/cm2, dan pada kelompok I 0,417 + 0,11 gr/cm2. Dad pemeriksaan ini dijumpai bahwa DMT kelompok III lebih baik daripada pada kelompok I dan II, namun belum menunjukkan signifikansi (p=0,064). Sedangkan rata-rata nilai T (dengan membandingkan unit simpang baku populasi dewasa muda) pada kelompok I adalah -1,47, pada kelompok II adalah -1,68, dan pada kelompok III adalah -1,08 dimana angka tersebut belum menunjukkan signifikansi (p=0,058). Pada penilaian QUI (kekerasan tulahg) diperoleh hasil 78,5 + 17,8 pada kelompok I, 74,9 + 17,7 pada kelompok II, dan 90,6 + 11,6 pada kelompok III, dan menurut uji statistik (Benferoni), terdapat perbedaan bermakna antara kelompok III dengan kelompok I dan II. Dapat disimpulkan bahwa adanya riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron akan berakibat positif dengan meningkatkan DMT, nilat T, dan QUI yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal, ataupun dengan riwayat pemakaian kontrasepsi yang mengandung progesteron saja

    PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE PADA JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

    Get PDF
    Background: Cigarette smoking contains free radical compound which could be associated with decreased amount of spermatozoa. Dark chocolate contains flavonoid as antioxidant which could reduce free radical chains damage effects Objective: To observe the effect of dark chocolate to the sperm count of male Balb/c mice with exposure of cigarette smoke. Method: This experimental research used the post test only control group design. The sample were 40 male Balb/c mice which is divided into 5 group. Group K(-) was given standard meals only. Group K(+) was exposed to cigarette smoke only. Group P1 was exposed to cigarette smoke and 0,05 gram of dark chocolate each day. Group P2 was exposed to cigarette smoke and 0,1 gram of dark chocolate each day. Group P3 was exposed to cigarette smoke and 0,2 gram of dark chocolate each day. This experiment lasted for 28 days. On the 29th day, every mice were terminated and the sperm count was examined. Results: Mean score of sperm count are: Group K(-)=22,9; Group K(+)=4; Group P1=11,5; Group P2=19,6; Group P3=20,6. There was significant difference in sperm count between groups that showed in Oneway ANOVA test and also significant differences between all group except K(-) and P2, K(-) and P3, P2 and P3 in Post Hoc test Conclusions: Dark chocolate with dose of 0,05 gram each day for 28 days gives significant effect in increasing sperm count of Balb/c mice which is exposed by cigarette smoke. Keywords: Cigarette smoke, dark chocolate, sperm coun
    corecore