33 research outputs found

    Are There Any Benefits of "Art Therapy" of Armed Conflict and Tsunami Victim Children in Aceh

    Get PDF
    Aceh is a province at the Indonesian region whereit historical span had never topped of the armed conflict, either vertically or horizontally, that have made the people suffered inwardly and autwardly, especially children, as long as the armed conflict taken place in which they fell fear, worry, anxiety, stress which bring about trauma, and if not taken seriously the possibility of these chilrden will experience Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Based on DSM - IV criteria (2004)stated that posttraumatic Stess Disorder that the develepment of characteristic symptoms following exposure to an extreme traumatic stressor involving direct personal experience of an event that causes actual or threatened death or serious injury, or other threat to one's physical integrity of another person;or learning about unexpected death or violence, serious harm, or threat to the physical integrity; or experienced by a family member or other close associate (Criterion A1). Judging from these criteria, it can be said the people of Aceh has experienced hard times for long time such us (1) from 1946, Aceh has been stuck in a social revolution at the expense 1,500 people; (2) In The years 1953 to 1964 have been victim again as many as 4000 people in event of the "War Cumbok" DI/TII (Darul Islam);(3) In 1998 Aceh back into armed conflict between the Free Aceh movement (GAM) and the Indonesian Armed Forces, the expense of the people as may as 3500 people, (Komnas HAM); (4)On Desember 26, 2004, Aceh was hit by Earthquake and Tsunami disaster and has sacrificed its people as well as 283 100 people dead, 14,000 missing people, and homeless 1.1269 million people ( Source US Geological Survey Victim). All these events have left a deep wound for families left behind, the closest-people and also for the people of Aceh itself, so s lot of people especially the children after the incident on her experience things like: great fear when they heard the thump, Sebak anxious without a clear, easily ignited emotions, easily suspicious of people, trenble when you see people with military dress, and frequent nigtmares and others. Based on the symptoms that arise after the armed conflict, thje earthquake and tsunami, they in indicated trauma. Briere (1995) claimed ti know someone PTSD, it can be measured by three indicator, namely: Intrusive experiences (IE). Defensive Avoidance (DA), Dissociation (DIS). The results showed that adolescents Aceh still Senior Secondary School (SLTA) to experience high trauma, and even existing PTSD (Kusmawati, H Year 2013)3. For handling this trauma, "Art Therapy" is the right appoach, especially painting, because this benefical for children haeling trauma, especially children Aceh

    Penilaian Sejawat Sebidang atau Peer Review Karya Ilmiah: Jurnal Internasional Bereputasi "Recovery of Women's Trauma Though Islamic Spiritual Approaches in Pattani"

    Get PDF
    Keywords: Trauma, Spiritual, Science, Conflic

    Opportunities and Challenges of Women Legislative Candidates on Elections in Banda Aceh

    Get PDF
    This research is focused on the public space in the field of politics that explains how women candidates legislative from political parties and local political parties national participate in contestation with the men in the legislative election in 2019 the level of the city Banda Aceh

    Impact of Resilience and Coping Strategy on Post-Traumatic Symptoms Among Muslim University Students

    Get PDF
    This study examined the association between resilience and coping strategies on post-traumatic stress symptoms in Muslim university students. The study used a cross-sectional design and gathered data from 1157 participants using four questionnaires. The results showed that higher levels of resilience were related to higher coping strategies and lessened post-traumatic stress symptoms. In comparison, higher levels of coping strategies were correlated with lower levels of post-traumatic stress symptoms. In addition, the regression analysis revealed that resilience and coping strategies were significant predictors of post-traumatic stress symptoms, with resilience predicting lower levels of post-traumatic stress symptoms and coping strategies predicting higher levels. These findings suggest that interventions focusing on improving resilience and coping strategies may help reduce post-traumatic stress symptoms among Muslim university students. However, further research is needed to confirm these findings and examine this association's underlying mechanisms

    INTEGRITAS INTELECTUAL, EMOTIONAL, AND SPIRITUAL QUOTIENT DALAM PEMBENTUKAN NAFSUL MUTHMĀINNAH UNTUK MEWUJUDKAN KOMUNIKASI QUR`ANI

    Get PDF
    A spiritual servant of Allah will become quiet souls by integrating SQ in his Nafs as the existence of divine light that is embedded in his Soft Heart, this will be realized by the existence of IQ awareness, while EQ awareness is a link between IQ and SQ. This study uses a qualitative method approach, with discourse analysis techniques and text interpretation. This method analyzes the process of a meaning contained behind the information contained in the Koran. The verses that explain the existence of IESQ in Nafs are found in [QS. Al-Qiyamah: 2], [QS. Al-Fajr: 27-28], [QS. ar-Ra'd:28], [QS. al-Jatsiyah: 5] and [HR. Muslim]. while the verses explaining the integration of the IESQ through the Quranic Communication Psychology process are contained in [QS. An-Nisa: 9], [QS. Al-Ahzab: 32], [QS. An-Nisa: 63], [QS. Al Isra': 23], [QS. Thaha: 43-44] and [QS. Al Isra': 28]. The results of the analysis of these verses are that Nafs is a container for sharing information and knowledge that has the characteristics of Resentment, Despicable and Peaceful. 'Aqal is the potential of the soul that has the ability to process information so that it becomes knowledge. While the process of delivering messages or information by applying the principles of Quranic Communication Psycholog

    KESIAPAN FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY UNTUK MENGEMBANGKAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAMI (Studi Pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Nanggroe Aceh Darussalam

    Get PDF
    Kusmawati Hatta, (2002) Kesiapan Fakultas Dakwah IAIN Ar-Ramry Untuk Mengembangkan Bimbingan dan Penyuluhan Islami (Studi Pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh), Bandung: PPS Universitas Pendidikan Indonesia Penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk menelaah kesiapan Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry untuk mengembangkan Bimbingan dan Penyuluhan Islami pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Sedangkan secara khusus dmiaksudkan untuk mendapatkan data empirik tentang unsur pimpinan, staf akadem.k, dosen laboran dan pustakawan tentang: (1) visi, misi, tujuan dan sasaran Jurusan BPI, (2) kuakf.kas. dosen yang mengajar pada Jurusan BPI, dan (3) rancangan, isi dan implementas> kunkulum pada Jurusan BPI yang diformulasikan dalam lima bab, yaitu : Pertama, pendahuluan; bens, latarbelakang, fakus masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional tentang visi, misi, tujuan sasaran, kurikulum, sumber daya manusia, dan asumsi penelitian Kedua, Kajian konseptual tentang Kesiapan Dalam Mengembangkan Bimbingan dan Penyuluhan Islami; berisi tentang: (1) makna Kesiapan dalam Mengembangkan Program Studi pada Perguruan Tinggi, (2) pengertian kesiapan visi, m.si, tujuan dan sasaran Jurusan BPI, (3) makna kesiapan sumber daya manusia; dan kompetensi, tingkat pendidikan (4) makna kesiapan kurikulum; tentang rancangan, isi, dan implementasi, (5) hasil-hasil penelitian yang terkait. Ketiga, metode penelitian; menggunakan pendekatan deskriptif analitis, dengan teknik wawancara, diskusi, dan studi dokumentasusumber data: (1) unsur pimpinan (Dekan, PD-1. PD-2, PD-3. Ketua Jurusan.dan Sekretaris Jurusan) (2 dosen (3) pustakawan, laboran, (4) dokumentasi. Keempat, (1) deskr.psi data hasil penelitian tentang: kesiapan visi, misi, tujuan dan sasaran jurusan BPI ba.k menyangkut tentang dokumen rumusan, pemahaman. dan maupun peran unsur terkait; deskr.psi data tentang sumber dava manusia dari kompetensi dan tingkat pendid.kan; deskr.ps. kurikulum menyanakut tentang rancangan, isi dan implementasi. (2) pembahasan data has.l penelitian vang dilihat dari kelayakan persyaratan dari PP 60 tahun 1999, tentang pedoman pendinan perguruan tinuei. dan juiza analisis SWOT dari BAN PT. Kelima:(\) kesimpulan: dan has.l penelitian bahwa. dari ketiga aspek pcrtanyaan penelitian yang diajukan kepada 1-akultas Dakwah IAIN Ar-Raniry. dalam rangka mengembangkan bimbingan dan penyuluhan Islami pada Jurusan BPI. sclama ini belum siap. tetapi untuk akan daiang sudah ada rumusan visi, misi tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran walaupun masi'h dalam bentuk draft, (2).implikasi penelitian ini secara teorit.s mendukung pendapat peneliti sebelumnya walaupun lokasi dan tempat penelitian berbeda, tetapi secara praktis implikasinya fakultas dapat melihat kembali kekuatan, peluamg, kendala, bahkan ancaman dalam rangka mengembangkan bimbingan dan penyuluhan Islam, agar dapat menjamin mutu Jurusan, dan implikasi untuk peneliti lain, diharapkan dapat mengkaji komponen lain, karena dalam penelitian ini hanya mengkaji tiga aspek saja, (3) rekomondasi; diharapkan kepada pihak lembaga fakultas dakwah agar mengkaji ulang draft rumusan visi, misi tujuan dan sasaran jurusan BPI, agar dapat mempersiapkan sumber daya manusia dan kurikulum yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dalam bimbingan dan penyuluhan Islami yang akan dikembangkan. Untuk itu penelitian ini merekomendasikan visi, misi, tujuan dan sasaran Jurusan BPI, sekaWgus plan ofactionnya. Pendidikan Tinggi (IAIN A-Raniry) terutama kehendak jurusan, sehingga selalu teijadi perubahan pada setiap tahunnya. Sedangkan untuk yang akan datang, Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry, telah mempersiapkan suatu rumusan tentang visi, misi, tujuan dan sasaran jurusan BPI untuk masa depan, dalam rangka mewujudtkan keinginan bersama, agar dapat mengembangkan program bimbingan dan penyuluhan Islami pada jurusan BPI, dengan melihat sumberdaya yang akan selesai dan yang akan diperjuangkan dalam rangka menyahuti visi, misi, tujuan dan sasaran Jurusan yang telah dirumuskan bersama. Dalam hal ini, pihak sivitas akademika sangat optimis, bahwa cita-cita ini akan berhasil. Prediksi keberhasilan ini didasarkan atas dukungan Lembaga Sendiri (IAIN Ar-Raniry), Pemerintah Daerah, Lembaga-lembaga pemerintah lainnya yang sudah melakukan penanda tanganan naskah kerja sama. Dalam penelitian ini, direkomendasikan visi, dan misi untuk jurusan BPI, 10 sampai 15 tahun kedepan merupakan: (1) jurusan yang mampu menghasilkan da'i dan konselor yang profesional dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Islami, (2) jurusan yang memperlihatkan suasana akademik yang berkualitas yang ditandai dengan kecukupan sarana dan prasarana dalam pembelajaran, (3) jurusan yang mengarahkan kinerja yang profesional dalam segala bidang, sehingga akan menciptakan masyarakat, baik dilingkungan akademik, maupun dalam masyarakat luas. Sedanghkan misinya, merupakan: (1) jurusan yang melaksanakan visi fakultas, dan visi jurusan, yaitu berdakwah, dan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan Islami dalamtatanan profesional, (2) melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan, dan (3) menjaga kemitraan, agar tetap baik dan berkelanjutan. Berdasarkan visi, misi di atas, maka dapat dirumuskan tujuan jurusan BPI, yaitu: (1) mendidik mahasiswa agar memiliki sejumlah kompetensi yang diperlukan dalam pelaksanaan dakwah dan konselor dalam bimbingan dan penyuluhan Islami, dalam waktu yang telah ditentukan (delapan semester), (2) menciptakan sumber daya yang berkualitas dalam bidang akademik danprofesional, (3) melahirkan kader-kader dakwah dan konselor yang mampu bersaing dalam dunia pendidikan dan teknologi. Sedangkan sasarannya adalah: (1) mahasiswa jurusan BPI, (2) semua mahasiswa fakultas dakwah, (3) rumah sakit jiwa, RSU, dan lembaga permasyarakatan, (4) semua masyarakat. Untuk mewujudkan visi, misi, dan sasaran jurusan BPI, agar mencapai mutu/ berkualitas, maka fakultas perlu melakukan penilaian diri dengan 15 komponen analisis SWOT, yaitu : (1) visi, misi, tujuan dan sasaran, (2) tata pamong (governance), (3) Pengololaan lembaga (institutional management), (4) mahasiswa dan layanan bimbingan, (5) sumber daya manusia, (6) keuangan, (7) infra struktur, (8) kurikulum (rancangan, isi, dan implementasi), (9) suasana akademik, (10) pembelajaran, (11)penelitian dan publikasi, (12) pengabdian kepada masyarakat, (13) sistem peningkatan dan pengendalian mutu, (14) sistem informasi, (15) keberlanjutan (sustainbility)

    PERAN ORANGTUA DALAM PROSES PEMULIHAN TRAUMA ANAK

    Get PDF
    Tulisan ini merupakan hasil kajian pasca tsunami yang berisi tentang panduan orang tua untuk menolong anak-anak melalui proses pemulihan trauma di rumah. Orang tua memainkan peran penting dalam proses pemulihan trauma. Antara elemen penting adalah dukungan sosial orangtua.Antara elemen dukungan social tersebut adalah dukungan informasi, dukungan emosional, dukungan instrumental dan dukungan hubungan.Pengalaman penulis menangani manajemen trauma bersama klien di Kota Banda Aceh dan Aceh Besardi Propinsi Aceh telah diaplikasikan dalam penulisan ini

    Media dan Ilmu Komunikasi untuk Pengurangan Resiko Bencana yang Efektif dan Berkelanjutan

    Get PDF
    Hasil Penelitian terkait konflik yang berkepanjangan terjadi di dalam masyarakat dan peristiwa tsunami di Aceh telah berdampak trauma yang sangat signifikan kepada kalangan remaja Sekolah Menengah Atas, itu artinya bencana besar bagi masyarakat Aceh, karena sebagai penerus bangsa mereka seharusnya lebih kuat fisik maupun mental, akan tetapi apabila mereka trauma maka akan sangat sulit untuk membenahi dan menyerahkan tanggung jawab bangsa dan Negara. Oleh karena itu untuk pengurangan resiko bencana yang lebih besar kepada rakyat Aceh, maka perlu adantya media dan ilmu komunikasi yang efektif dan berkelanjutan untuk penanganan dan pemulihan trauma. Media dan ilmu komunikasi yang berkelanjutan tersebut hanya ada dalam penanganan psokososial yaitu dengan layanan bimbingan dan konseling trauma. Shapio (1999) menyatakan trauma merupakan pengalaman hidup yang mengganggu keseimbangan biokimia dari system pengolahan informasi psikologi otak. Keseimbangan ini menghalang pemrosesan informasi untuk meneruskan proses tersebut dalam mencapai suatu adaptif, sehingga persepsi, emosi, keyakinan dan makna yang diproses tersebut dalam dari pengalaman tersebut “terkunci” dalam system saraf. Cavanagh dalam Mental Health Channel (2004) menyatakan tentang pengertian trauma adalah suatu peristiwa yang luar biasa menimbulkan luka dan perasaan sakit, tetapi juga sering diartikan sebagai suatu lika atau perasaan sakit berat akibat sesuatu kejadian luar biasa yang menimpa seseorang langsung atau tidak langsung, baik luka fisik maupun luka psikis atau setiap orang, sehingga pengaruh dari peristiwa tersebut terhadap perilaku juga berbeda antara seseorang dengan orang lain, anatara satu wilayah dengan wilayah yang lain, antara satu bangsa dengan bangsa yang lain.karena trauma tersebut merupakan luka yang dialami oleh seseorang, akibat dampak suatu peristiwa yang tidak disangka dan sangat menakutkan, seperti ancaman pembunuhan, kemalangan, bencana alam, perang, dan kejadian-kejadian yang dapat membuat korban merasa ketakutan, kebimbangan yang melampau, tertekan dan murung. Peristiwa tersebut dapat menimpa siapa saja di dalam dunia ini, baik yang berumur nol tahun sampai dengan warga manula, apabila tidak dikawal dengan baik dan benar dapat menyebabkan gaguan fisk dan juga psikis, dan gangguan ini bila tidak disembuhkan akan menjadi bencana besar bagi masyarakat Aceh. Oleh karena itu adanya wadah dan pelayanan bimbingan dan konseling trauma yang berkelanjutan di Aceh, merupakan tuntutan yang sangat mendesak pada saat ini, karena dengan komunikasi inilah trauma yang masih dirasakan pasca konflik dan tsunami dapat diatasi sesuai dengan pola hidup dan budaya yang dibangun dalam setiap wilayah. Layanan Nimbingan dan Konseling trauma yang dimaksud adalah melalui pendekatan WERJEM Fasilitator Model. WERJEM adalah singkatan dari Wacth ( Menonton) Exploration (Penerokaan), Reflection (Pemikiran), Justification( Justifikasi), Education( Pendidikan), dan Motivation ( Motivasi). Pendekatan MERJEM fasilitator moel adalah pendekatan yang akan dilakukan di dalam kaonseling untuk memulihkan klien trauma dengan cara mengubah pola cipong yang dimiliki klien dengan pola coping baru

    Trauma Among Juvenile Victims of Armed Conflict and Tsunami Aceh

    Get PDF
    Study of trauma among juveline victims of armed conflict ant tsunami conducted due to some assumptions that Aceh was in a prolonged armed conflict and was destroyed by a huge earthquake and tsunami. This study applies Manual Trauma Symptom Inventory (TSI) by Brier (1995) using purposive sampling method. A total of 1185 adolescent victims of armed conflict anda tsunami have been slected to be the subject of this study. The objetictives of thid study are to determine the effect of trauma, level and sources of trauma. Findings shows that juvenile in Aceh has a significant effect of trauma due to armed conflict and tsunami with medium level of trauma. Results source of trauma shows that armed conflict gave more traumatic experience compare to tsunami
    corecore