15 research outputs found

    PENGARUH DAMAR SEBAGAI PEREKAT PADA BIOBRIKET CANGKANG BIJI KARET

    Get PDF
    Propinsi Sumatera Selatan memiliki sumber daya perkebunan yang luas. Komoditi utama yang dominan salah satunya adalah karet. Pemanfaatan cangkang biji karet saat ini belum terlaksana dengan maksimal. Penggunaan energi fosil saat ini sangat pesat dan ketersediaannya semakin berkurang. Hal ini menjadikan biobriket menjadi salah satu energi alternatif masa depan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi yang sesuai dengan bahan baku yaitu cangkang biji karet dan perekat damar supaya didapatkan biobriket dengan kualitas yang optimal dengan melakukan analisa nilai kalor, kadar air lembab dan kandungan zat terbang. Hasil penelitian didapatkan rasio komposisi pencampuran masing-masing bahan baku mempengaruhi parameter yang dianalisa dimana nilai optimum untuk masing-masing parameter adalah Kalori 6813 kkal/kg, kadar air lembab 4,92% dan kandungan zat terbang 34,36%.Kata kunci : Bio Briket, Cangkang Biji Karet, Dama

    PEMANFAATAN HCl dan CaCl2 SEBAGAI ZAT AKTIVATOR DALAM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TAHU

    Get PDF
    The purpose of this research is to determine the effectiveness of activated carbon from bagasse with activator subtances HCl and CaCl2 in reducing the parameters of COD and TSS and increasing the DO and PH parameters in the tofu processing waste. The optimum conditions in reducing the COD and TSS parameters and increasing the DO and PH parameters in the tofu processing waste are 12 hours of circulation time with a fixed bed reactor. The results of the study with the use of 0.3 M HCl activator has a better ability than 0.2 M CaCl in reducing COD and TSS values and increasing DO and PH values.The results ofusing activator substances HCL 0.3 M has a better ability than 0.2 M CaCl in reducing COD and TSS values and increasing DO and PH values. The decrease in COD value from 123.7 mg / L to 41.6 mg / L or 66.37%, a decrease in TSS value from 335 mg / L to 103.8 mg / L or 69.1%, an increase in DO value from 1.86 mg / L to 7.6 mg / L or 75.52%, and the increase in pH value from 3.53 to 4.66

    Effect of Tomato Juice Volume on Coagulation Time and Latex Weight

    Get PDF
    Natural latex clumping takes longer than using chemicals. Another alternative is needed to coagulate the latex by adding acid from natural ingredients. Tomatoes (Lycopersicum esculentum Mill) have 29.32 mg of ascorbic acid and 0.54 g of citric acid every 100 grams, they have the potential to be used as a natural latex coagulator. The research method add tomato juice to fresh latex to break down the emulsion and form rubber lumps. After mixing, the weight of the latex is weighed. The constant variables are the latex volume of 10 ml, and the tomato juice volume of 5,10,20,30,40,50,60,70,80,90 and 100 ml respectively. The higher the volume of tomato juice, the faster it will clot. The best volume of tomato juice is 100 ml with a clumping time of 52 minutes. Increasing the volume of tomato juice increased the weight of latex to 13.1 grams and reduced the pH of latex to 4.9. Giving tomato juice every 5 ml accelerated clumping up to 360 minutes (6 hours) compared without tomato juice

    PEMANFAATAN KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU MERBAU DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AAS

    Get PDF
    Uji efektivitas dari karbon aktif dengan memanfataatkan limbah biomassa ini menggunakan perbandingan temperatur karbonisasi dan konsentrasi aktivator H2SO4. Dimana waktu pemanasan karbonisasi yaitu selama 1 jam sementara variasi temperatur karbonisasi adalah 200oC, 250oC, 300oC, 350oC dan 400oC dengan konsentasi aktivator 0.5M, 2,0M dan 3,0M. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya serap karbon aktif terhadap limbah sehingga dapat menurunkan kandungan logam dan menetralkan pH pada limbah AAS sesuai dengan data baku mutu Baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995.Karbon aktif yang dihasilkan pada limbah : pH awal 0,34 dan variabel yang mendekati pH dengan baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 yaitu 6,0-9,0, Fe awal 23,11 mg/L dan 350 – 400 oC dan konsentrasi 0,5M, 2,0M, 3,0 M dengan berkisar 9,45-5,46 mg/L, Fe limbah awal 23,11 mg/L dan pada baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 sebesar 10 mg/L

    PEMANFAATAN HCl dan CaCl2 SEBAGAI ZAT AKTIVATOR DALAM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TAHU

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kerja karbon aktif dari ampas tebu dengan zat aktivator HCl dan CaCl2 dalam mengurangi parameter COD dan TSS serta menaikkan parameter DO dan PH pada limbah hasil pengolahan tahu. Kondisi optimum dalam mengurangi parameter COD dan TSS serta menaikkan parameter DO dan PH pada limbah hasil pengolahan tahu adalah waktu sirkulasi 12 jam dengan alat fixed bed reaktor. Hasil penelitian dengan penggunaan zat aktivator HCl 0,3 M memiliki kemampuan lebih baik dari pada CaCl 0,2 M dalam menurunkan nilai COD dan TSS serta menaikan nilai DO dan PH. Penurunan nilai COD dari 123,7 mg/L menjadi  41,6 mg/L atau sebesar 66,37%, penurunan nilai TSS dari 335 mg/L menjadi 103,8 mg/L atau sebesar 69,1 %, kenaikan nilai DO dari 1,86 mg/L menjadi 7,6 mg/L atau sebesar 75,52 %, dan kenaikan nilai pH dari 3,53 menjadi 4,66

    PENGOLAHAN LEMAK SAPI MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KATALIS CALCIUM OXIDE

    Get PDF
    Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur optimum, dan waktu yang terbaik terhadap %yield dari pengolahan limbah lemak sapi menjadi bahan bakar cair biofuel dengan menggunakan katalis calcium oxide (CaO) dengan menggunakan proses catalytic cracking. Biofuel diproduksi menggunakan proses catalytic crakcing pada temperatur yang bervariasi mulai dari 300℃ - 320℃. Lemak sapi sebanyak 1500 kg direaksikan menggunakan bantuan katalis CaO untuk mempercepat reaksi. Variabel tidak tetap yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengaruh temperatur dan waktu terhadap produk biofuel yang dihasilkan. Katalis yang digunakan adalah CaO sebanyak 1% serta pada waktu 60 menit. Pada   temperatur   280   ˚C   % yield sebesar 4,8296 % dan pada temperatur 320 ˚C % yield terbesar yaitu 13,2621%

    PENGARUH KOMPOSISI BOTTOM ASH, SABUT KELAPA, DAN BATUBARA SUB-BITUMINUS SERTA PENGARUH WAKTU PENGERINGAN DALAM KUALITAS BRIKET

    Get PDF
    Limbah bottom ash yang masih memiliki nilai kalor yang cukup tinggi masih dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar dengan mencampurkan limbah sabut kelapa dan batubara sub bituminus yang memiliki nilai kalor lebih tinggi. Pencampuran tersebut dipadatkan sebagai briket. Pada penelitian ini, briket dibuat dengan perbandingan sabut kelapa, abu dasar, dan batubara sub bituminus = 0,5:1:1 disertai perekat kanji. Waktu pengeringan briket adalah lima jam dalam oven memmert dengan suhu 105°C. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, dan analisis kalori. Hasilnya adalah briket dengan kadar air 5,90%, kadar abu 7,94%, kadar zat terbang 44,17%, dan nilai kalor 5647 kal/g dengan acuan nilai SNI01-6235-200

    PENGARUH JUMLAH RAGI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU AMPAS TEBU

    Get PDF
    Kebutuhan energi yang mengalami peningkatan,sedangkan cadangan fosilterus mengalami penurunan seiring dengan penggunaannya. Tingginya penggunaan energi ini mendorong untuk dikembangkannya energi alternatif seperti pemanfaatan biomassa salah satunya yaitu bioetanol. Bahan baku dalam pembuatan bioetanol yaitu biomassa yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin salah satunya adalah ampas tebu. Ampas tebu merupakan limbah padatan dari pengolahan industri gula yang volumenya bisa mencapai 30-40 % dari tebu giling yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan aroma tidak sedap pada lingkungan jika tidak dimanfaatkan. Ampas tebu memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi untuk diolah menjadi energy alternative bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi bioetanol melalui proses fermentasi menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae dengan variasi  penambahan ragi sebanyak 1 gram % b/v, 3 gram % b/v, dan 5 gram % b/v dari masa awal ampas tebu dengan lama waktu fermentasi 5 hari, 6 hari, 7 hari, 8 hari, dan 9 hari. Hasil penelitian menunjukkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 4,9100% dihasilkan dari penambahan ragi 5 gram % b/v dengan lama waktu fermentasi 7 hari. Kata kunci : Bioetanol, Fermentasi ,Rag

    PENERAPAN TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT DI PANCA DESA AIR KUMBANG

    Get PDF
    In product-based community service activities carried out by the community service team of Chemical Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Tamansiswa Palembang University, clean water production equipment was produced using an integrated system of coagulation-flocculation, sedimentation and ultrafiltration in accordance with clean water quality standards in Panca Desa. Air Kumbang District, Banyuasin Regency. This activity includes peat water filtration which produces clean water that complies with clean water standards. The quality of clean water produced from peat water in Panca Desa has met the quality standards of clean water regulated in the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 32 Year 2017. Socialization has been carried out to provide knowledge about clean water and how to properly care for the tools that have been given, and will be carried out monitoring and evaluation on a regular basis so that this water purification tool can be used sustainably to meet the clean water needs of the Panca Desa community so that in the end it can improve the quality of life of the Panca Desa community.   Keywords:  clean water, coagulation-flocculation, sedimentation, utrafiltrationPada kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis produk yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Tamansiswa Palembang dihasilkan alat produksi air bersih menggunakan sistem terpadu koagulasi-flokulasi, sedimentasi dan ultrafiltrasi yang sesuai dengan baku mutu air bersih di Panca Desa Kecamatan Air Kumbang Kabupaten Banyuasin. Kegiatan ini meliputi penyaringan air gambut yang menghasilkan air bersih yang sesuai dengan standar baku mutunya. Kualitas air bersih yang dihasilkan dari air gambut di Panca Desa telah memenuhi baku mutu air bersih yang diatur pada Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017. Sosialisasi telah dilakukan untuk memberikan pengetahuan mengenai air bersih dan bagaimana cara merawat alat yang telah diberikan dengan benar, serta akan dilakukan monitoring dan evaluasi secra berkala agar alat penjernihan air ini dapat digunakan secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Panca Desa sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Panca Desa. &nbsp

    PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG BEKICOT (ACHATINA FULLICA) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA IKAN NILA SEGAR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk kitosan dengan memanfaatkan cangkang dari bekicot, mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap pembuatan kitosan dari pemanfaatan cangkang bekicot dan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pemberian kitosan (30%, 40%, 50%, 60% dan 70%) terhadap umur simpan ikan nila segar. Pada penelitian ini digunakan metode Kjeldahl. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kitosan dapat dimanfaatkan sebagai anti mikroba pada ikan segar, hasil produk kitosan yang didapat bergantung pada proses deasetilasi, kitosan dengan variasi konsentrasi NaOH yang tinggi (70%) pada proses deasetilasi diketahui lebih baik karena  ketika digunakan pada proses pengawetan  ikan nila didapati daya simpan maksimumnya yaitu 130 jam, dan kitosan dengan variasi konsentrasi NaOH yang semakin tinggi (70%) semakin baik untuk dijadikan pengawetan ikan ikan nila yaitu memiliki kadar protein 19.74%
    corecore