169 research outputs found

    Optimization of Cookies Formulation Based on Composite Flour of Sorghum (Sorghum bicolor L), Breadfruit (Artocarpus communis), and Peanut (Arachis hypogaea L.)

    Get PDF
    This study investigates the challenges associated with making cookies using wheat flour as the primary raw material. Due to the difficulty in cultivating wheat seeds in the region, alternative sources of flour, such as sorghum, breadfruit, and peanuts, need to be explored to diversify the food supply. Therefore, this study aims to assess the level of the desired characteristics achieved from the composite of sorghum, breadfruit, and peanut flour cookies using the Design-Expert program and the D-optimal Mixture method. To evaluate the responses, chemical, organoleptic, and physical properties are examined, including water content, protein content, fat content, carbohydrate content, color, aroma, texture, taste, and hardness. Furthermore, the optimal formula, generated by the program, contains 23.298% sorghum, 7.869% breadfruit, and 18.843% peanut flour, with an accuracy value of 0.653. The results show that the optimal formula for cookies based on the composite flour has the desired characteristics and complies with the SNI standards 2973-1992 and 2973-2011

    Analysis of Market-Based Approach on the Customer Value and Customer Satisfaction and Its Implication on Customer Loyalty of Organic Products in Indonesia

    Get PDF
    AbstractObjectives research to obtain empirical evidence and find phenomenon clarity about variable market-based to customer's value and also customer's satisfaction which influencing customer loyalities, and digging the product marketing problems organic products in Indonesia. Methods of data analysis used to test the hypothesis is path analysis. The proper methods to carry out descriptive and verification method through field data collection are descriptive survey and explanatory survey. The result of the review obtained from the research objectives above are expected to make an approach which is applicable in solving the problems faced by companies, especially the organic products companies, and other similar companies in general, especially those dealing with the market-based customer's value and satisfaction, also the customer's loyalty

    PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS LINDI TPA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG DAN KEDELAI PADA ULTISOL

    Get PDF
    PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS LINDI TPA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG DAN KEDELAI PADA ULTISOL Oleh : HASNELLY (1631612010) (Dibawah bimbingan: Dr. rer. nat. Ir. Syafrimen Yasin, MS, M.Sc., Dr. Ir. Agustian, dan Dr. Ir. Darmawan, M.Sc) Abstrak Lindi TPA merupakan cairan yang diperoleh dari proses perkolasi hujan melewati timbunan sampah. Lindi mengandung unsur hara baik makro maupun mikro yang bermanfaat bagi tanaman. Namun di dalam lindi juga terkandung logam berat yang berbahaya dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Maka untuk mengurangi reaksi logam berat dalam lindi, perlu ditambahkan amelioran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh cara terbaik dalam pengolahan lindi yang tersiakan dengan menggunakan biochar cangkang sawit dan mikroorganisme. Pengolahan ini dapat menghasilkan pupuk organik cair (POC) yang digunakan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan kedelai. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap. Tahap I, pemanfaatan biochar dan mikroorganisme untuk memperbaiki kualitas lindi TPA sehingga dapat digunakan sebagai POC. Tahap II, potensi POC berbahan dasar lindi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dan kedelai di rumah kaca. Tahap III, kombinasi POC dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dan kedelai yang ditanam secara tumpangsari pada Ultisol. Hasil penelitian tahap I diperoleh takaran biochar cangkang sawit terbaik 80 g/liter air terhadap penurunan kandungan logam berat dan kemampuan mikroorganisme Azotobacter, Azospirillum, dan Bacillus sp dapat bertahan hidup sampai hari ke 14 serta mikrooganisme Pseudomonas flourescens dapat hidup sampai hari ke 9 dalam lindi TPA. Hasil Tahap II didapatkan konsentrasi POC 4%, merupakan konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai dengan aplikasi POC terbaik melalui tanah, baik pada tanaman jagung maupun kedelai. Hasil penelitian tahap III diperoleh kombinasi POC dan pupuk NPK untuk tanaman jagung terbaik pada perlakuan D (4% POC + 3/5 NPK) sedangkan untuk tanaman kedelai perlakuan terbaik yaitu 4% POC + 2/5 NPK (C) dengan Nilai Kesetaraan Lahan (NKL) terbaik pada perlakuan C (4% POC + 2/5 NPK)

    OPTIMALISASI FORMULASI BIHUN ORGANIK BERBASIS TEPUNG BERAS MERAH PECAH KULIT, TEPUNG KACANG HIJAU, DAN PATI UMBI GARUT MENGGUNAKAN MIXTURE DESIGN

    Get PDF
    Produk pangan organik mulai diminati oleh masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan dan bahaya bahan kimia tambahan yang terdapat pada bahan pangan. Produk pangan yang dapat dikembangkan menjadi produk pangan organik salah satunya adalah adalah bihun. Tujuan penelitian ini untuk menentukan formulasi yang optimal pada pembuatan bihun organik berbasis tepung beras merah pecah kulit, tepung kacang hijau, dan pati umbi garut menggunakan program Design Expert metode Mixture D-optimal. Penelitian yang dilakukan meliputi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui kadar proksimat dan waktu gelatinisasi dari tepung beras merah pecah kulit, tepang kacang hijau, dan pati umbi garut. Penelitian utama yang bertujuan untuk memperoleh optimalisasi formula tepung beras merah pecah kulit, tepung kacang hijau, dan pati umbi garut menggunakan Design Expert metode Mixture Doptimal. Formulasi optimal bihun yang telah diprediksikan dengan menggunakan program Design Expert memiliki nilai desirability (ketepatan) 0,865 diperoleh kadar air 8,06%, kadar protein 5,61%, kadar abu 0,43%, cooking loss 10,38%, nilai rasa 3,63, aroma 3,20, warna 3,84, dan tekstur 4,00. Hasil analisis laboratorium formula optimal diperoleh kadar air 8,94%, kadar protein 4,96%, kadar abu 0,5%, cooking loss 10,60%, nilai rasa 4,33, aroma 4,00, warna 4,17, dan tekstur 3,90. Kata kunci : bihun, optimalisasi formulasi, mixture desig

    PENGARUH LAMA PENGUKUSAN DAN PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS (GULA MERAH DAN MADU) TERHADAP KARAKTERISTIK FLAKES BAR BERAS MERAH (Oryza nivara) ORGANIK

    Get PDF
    Saat ini semakin maraknya tren untuk mengkonsumsi makanan siap saji salah satu produk yang banyak dipilih adalah flakes. Pada penelitian ini flakes bar yang dihasilkan terbuat dari beras merah dilapisi dengan gula merah dan madu agar memiliki nilai fungsional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan lama pengukusan yang tepat dan perbandingan pelapis (gula merah dan madu) yang optimal untuk menghasilkan flakes bar. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan pola faktorial 3x3 dan ulangan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa fakor lama pengukusan (l) yang optimal untuk pembuatan flakes bar adalah 17 menit, 29 menit dan 45 menit serta faktor perbandingan pelapis (m) (gula merah : madu) yang optimal adalah (9:1), (1:1), dan (1:9). Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa lama pengukusan (l) berpengaruh nyata dalam hal atribut rasa, aroma, nilai kekerasan dan tidak berpengaruh nyata dalam hal atribut warna, gula total, kadar air. Perbandingan pelapis (m) berpengaruh nyata dalam hal atribut rasa, aroma, warna , gula total, kadar air, nilai kekerasan. Interaksi lama pengukusan dan perbandingan pelapis (lm) berpengaruh nyata dalam hal atribut rasa, aroma, warna, gula total, nilai kekerasan dan tidak berpengaruh nyata dalam hal kadar air. Perlakuan terbaik adalah perlakuan l1m1 lama pengukusan 17 menit dan perbandingan gula merah : madu (9:1) yang memperoleh hasil kadar air 8,087%, kadar abu 1,051%, kadar protein 3,916%, kadar lemak 1,708%, kadar gula total 35,310%, kadar karbohidrat total 83,909%, serat kasar 1,329%, dan aktivitas antioksidan 1893,75 ppm. Kata kunci : flakes bar, beras merah, gula merah, madu, Rancangan Acak Kelompok (RAK

    Qualitative and quantitative characteristics of SenSi-1 Agrinak chicken

    Get PDF
    One of local chicken breeds develop in Indonesian Research Institute for Animal Production (IRIAP) is local SenSi-1 Agrinak chicken. This new improved local-meat-type breed was released with Ministry Agriculture Decree Number 39/Kpts/PK.020/1/2017 on 20th January 2017. SenSi-1 Agrinak was originally selected from native Sentul chicken breed obtained from Ciamis district in West Java Province. Selection criteria were two feather colors of grey or black spotted white (pucak), which were applied to both males and females. Pea-comb type was also one criterion for males, applied at the age of 10 weeks. Live weight at the age of 10 weeks with the selection intensity of 25% was applied to each generation of males chicken. Selection proceeded for six generations. Selection program was carried out under standard feed formulae containing around 17% crude protein with 2850 kcal ME/ kg, and containing other nutrients following the ones recommended for modern chicken of White Leghorn. Observation was conducted on each of about 2000 young chickens of grey and of Pucak SenSi-1 Agrinak both males and females age of 10 and 84 weeks. Results showed that grey SenSi-1 Agrinak chicken in total population, had: i) Grey feather color distribution of 55.51% in males, and 60.77% in females; ii) Yellow shank color of 52.51% in males, and 33.33% in females; iii) Pea type comb of 90.98% in males, and 89.23% in females; iv). Ten weeks live weight of 886.38+142.93 g/bird in males, and 739.17+ 118.87 in females. Pucak SenSi-1 Agrinak chicken in total population, had: i) Pucak feather color of 75.65% in males, and 8330% in females; ii) Yellow shank color of 51.91% in males, and 36.59% in females; iii) Pea type comb of 91.55% in males, and 92.28% in females; iv) Ten weeks live weight of 908.76+ 130.98 g/bird in males, and 750.53+ 110.56 g/bird in females. Whilst for grey SenSi-1 Agrinak male chicken after selection had live weight at 10 weeks old of 1015+107 g/bird, and for Pucak SenSi-1 Agrinak male chicken was 1051+76 g/bird. This initial performance information for those two breeds of considerably improved local chicken can be used as the base of information for SenSi-1 Agrinak breed for male line of meat type of local chicken breeding

    APLIKASI PENGASAPAN DAN KONSENTRASI LARUTAN KAPUR TERHADAP BUMBUNG DAN IMPLIKASI PADA GULA AREN

    Get PDF
    Penelitian dilakukan untuk mengetahui korelasi lama pengasapan dan konsentrasi larutan kapur yang diterapkan pada bumbung terhadap karakteristik nira aren yang diaplikasikan pada pembuatan gula aren dan gula semut. Penelitian yang dilakukan terdiri atas dua tahap, pada tahap pertama yaitu penentuan lama pengasapan dan konsentrasi larutan kapur yang dapat mempertahankan karakteristik nira aren. Variasi lama pengasapan yang digunakan yaitu 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Variasi larutan kapur yang digunakan yaitu 10%, 15%, 20% dan 25%. Tahap kedua yaitu penerapan hasil penelitian tahap satu dengan membuat gula aren dan gula semut sesuai dengan nira aren yang telah mendapat perlakuan terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pengasapan dan konsentrasi larutan kapur memiliki korelasi kuat secara langsung terhadap respon kandungan total padatan terlarut dan memiliki korelasi sangat kuat secara langsung terhadap respon derajat keasaman pada nira aren. Perlakuan terpilih untuk penerapan pembuatan gula aren dan gula semut yaitu pengasapan selama 20 menit dan larutan kapur dengan konsentrasi 20%. Hasil terbaik pada penerapan pembuatan gula aren dan gula semut yaitu dengan perlakuan pengasapan. Hasil analisis gula aren dengan perlakuan pengasapan pada respon fisik kekerasan yaitu sebesar 1694,148 g/Force dan respon kimia kadar air, kadar abu dan kadar gula reduksi secara berturut-turut sebesar 6,686%, 1,983%, dan 0,109%. Hasil analisis gula semut dengan perlakuan pengasapan pada respon kimia kadar air, kadar abu, dan kadar gula reduksi secara berturut-turut sebesar 4,970%, 0,572%, dan 0,224%. Kata kunci : Gula aren, gula semut, larutan kapur, nira aren, pengasapan

    PENDUGAAN UMUR SIMPAN DODOL TOMAT (Lycopersicum pyriforme) MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) MODEL ARRHENIUS

    Get PDF
    The purpose of this research was to determine the shelf life of tomatoes dodol at different storage temperatures using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) method, Arrhenius models. The benefit of this research is to determine the approximate shelf life of tomatoes dodol products stored at different storage temperature. This research was devided into two steps, preliminary and primary reseach. The preliminary research conducted to determine the formulation to be used in the primary research comparing the moisture content and sucrose content of three formulations tomatoes dodol made with dodol quality requirements according to SNI 01-2986 2003. The method used in primary research were accelerated shelf life testing (ASLT) using Arrhenius equation with the parameter of free fatty acid, total mold, and organoleptic test. The result of the research based on free fatty acid content showed that tomatoes dodol predicted on store temperature 20⁰C have shelf life of product was 11,0909 days, on store temperature 25⁰C have shelf life of product was 18,0192 days, and store temperature 30⁰C have shelf life of product was 21,856 days. Based on total mold according to SNI 01-2986, tomatoes dodol that storage for 15 days in temperature 20⁰C still suitable for consumption, while tomatoes dodol that storage in temperature 25⁰C and 30⁰C was not suitable for consumption. Key words : tomatoes dodol, Arrhenius, shelf lif

    PERUBAHAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK PADA DARK CHOCOLATE DENGAN PENAMBAHAN FRUKTOSA DAN TEPUNG KEDELAI

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan fruktosa dan tepung kedelai terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik pada produk cokelat batang yang dihasilkan. Memberikan informasi mengenai penambahan fruktosa dan tepung kedelai yang optimum dalam pembuatan cokelat batang. Diharapkan dapat menambah wawasan yang luas dan memberikan informasi pengembangan teknologi pengolahan dalam pembuatan cokelat. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah pola faktorial (3x3) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali ulangan. Rancangan perlakuan yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu faktor penambahan konsentrasi fruktosa (F) yang terdiri dari 3 taraf yaitu f1 (konsentrasi fruktosa 10%), f2 (konsentrasi fruktosa 15%) dan f3 (konsentrasi fruktosa 20%) dan faktor penambahan konsentrasi tepung kedelai (T) yang terdiri dari 3 taraf yaitu t1 (konsentrasi tepung kedelai 2,5%), t2 (konsentrasi tepung kedelai 5%), dan t3 (konsentrasi tepung kedelai 7,5%). Sehingga diperoleh 27 satuan percobaan ulangan. Variabel respon organoleptik meliputi rasa aroma, dan tekstur. Analisis kimia yang dilakukan adalah kadar lemak, kadar protein dan kadar flavonoid serta Analisis fisik yang dilakukan adalah terhadap kekerasan Dark Chocolate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk Dark Chocolate yang terbaik adalah perlakuan f t (Konsentrasi fruktosa 20% dan konsentrasi tepung kedelai 3 1 2,5%) yang dilakukan berdasarkan respon panelis pada uji organoleptik dengan kadar lemak 49,40%, kadar protein 11,64%, kadar flavonoid 0,73% dan mempunyai nilai uji kekerasan pada 1,34 mm/dtk/100gr
    corecore